Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengenal
Penyakit Endokarditis” tepat pada waktunya. Makalah ini kami ajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Jantung adalah sebuah organ (selain otak) yang sangat penting bagi
makhluk hidup terutama bagi manusia dan hewan. Endokarditis adalah penyakit
infeksi pada katup atau lapisan jantung yang pertama kali ditemukan oleh Rivera
tahun 1946. Penyakit ini jarang terjadi namun kondisi ini cukup
mengkhawatirkan karena merusak atau menghancurkan katup jantung, sehingga
muncul komplikasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa seperti stroke, gagal
jantung kongestif dan kerusakan organ yang multipel.
1. Ibu Yuni Ertinawati, M.Pd., selaku dosen mata kuliah yang telah
membantu penulis selama menyusun makalah ini.
2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
Sejalan dengan latar belakang di atas, penulis menyusun rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa itu endokarditis?
2. Apa saja penyebab endokarditis?
3. Bagaimana anatomi endokarditis?
4. Apa saja tanda dan gejala endokarditis?
5. Bagaimana prosedur pengobatan endokarditis?
6. Bagaimana pencegahan penyakit endokarditis?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas makalah ini disusun dengan tujuan:
1. mengetahui penyakit endokaditis dan macam macamnya
2. mengetahui penyebab endokarditis
3. mengetahui anatomi tubuh yang terkena penyakit endokarditis
4. mengetahui tanda dan gejala endokarditis
5. mengetahui prosedur pengobatan endokarditis
1
6. mengetahui pencegahan penyakit endokarditis
D. kegunaan makalah.
Penulis berharap semoga dengan disusunnya makalah ini penulis dan
pembaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penyakit
Endokarditis baik secara teoritis maupun praktis.
E. Prosedur makalah
Makalah ini disusun menggunakan metode studi pustaka.Penulis
mengambil referensi dengan membaca dari berbagai buku sumber dan internet
yang relevan sesuai dengan tema makalah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
B. Pembahasan
1. Pengertian Endokarditis
Endokarditis adalah infeksi permukaan endokardial yang biasanya
meliputi dinding ventrikel, katup-katup jantung, dinding arteri besar,
septum, yang ditandai dengan mudah terjadinya aggregasi dari trombin
dan platelet yang disebut vegetasi.(Melorose, Perroy, & Careas, 2015)
Endokarditis infektif (EI) adalah infeksi mikroba pada permukaan
endotel jantung. Infeksi biasanya paling banyak mengenai katup jantung,
3
namaun dapat juga terjadi pada lokasi defek septal, atau korda tendinea
atau endokardium mural. Gejalanya bisa berupa demam dan mengigil,
lesu, kehilangan nafsu makan, detak jantung lambat atau cepat,
peningkatan pernapasan dan batuk terus menerus.
Endokarditis pertama kali ditemukan oleh Rivera tahun 1946.
Endokarditis adalah infeksi permukaan endokardial yang biasanya
meliputi dinding ventrikel, katup-katup jantung, dinding arteri besar,
septum, yang ditandai dengan mudah terjadinya aggregasi dari trombin
dan platelet yang disebut vegetasi, ini berisi makro organisme.
Vegetasi tersebut dapat terjadi didaerah endokardial yang manapun,
juga didaerah arteri besar. Beberapa sebutan untuk endokarditis yaitu:
4
klinik secara dini dari endokarditis,maupun komplikasi neurologisnya
dengan harapan angka kematiannya dapat ditekan.
2. Penyebab Endokarditis
Terjadinya endokarditis karena menempelnya mikro organisme dari
sirkulasi darah pada permukaan endokardial, kemudian mengadakan
multiplikasi, terutama pada katup-katup yang telah cacad. Penempelan
bakteri-bakteri tersebut akan membentuk koloni, dimana nutrisinya
diambil dari darah. Adanya koloni bakteri tersebut memudahkan
terjadinya thrombosis, kejadian tersebut dipermudah oleh thromboplastin,
yang ditimbulkan oleh lekosit yang bereaksi dengan fibrin. Jaringan fibrin
yang baru akan menyelimuti koloni-koloni bakteri dan menyebabkan
vegetasi bertambah. Daerah endokardium yang sering terkena yaitu katup
mitral, aorta. Vregetasi juga terjadi pada tempat-tempat yang mengalami
jet lessions, sehingga endothelnya menajdi kasar dan terjadi fibrosis, selain
itu terjadi juga turbulensi yang akan mengenai endothelium. Bentuk
vegetasi dapat kecil sampai besar, berwarna putih sampai coklat, koloni
dari mikroorganisme tercampur dengan platelet fibrin dimana
disekelilingnya akan terjadi reaksi radang. Bila keadaan berlanjut akan
terjadi absces yang akan mengenai otot jantung yang berdekatan, dan
secara hematogen akan menyebar ke seluruh otot jantung. Bila absces
mengenai sistim konduksi akan menyebabkan arithmia dengan segala
manifestasi kliniknya. Jaringan yang rusak tersebut akan membentuk luka
5
dan histiocyt akan terkumpul pada dasar vegetasi. Sementara itu
endothelium mulai menutupi permukaan dari sisi peripher, proses ini akan
berhasil bila mendapat terapi secara baik. Makrophage akan memakan
bakteri, kemudian fibroblast akan terbentuk diikuti pembentukan jaringan
ikat kolagen.
Pada jaringan baru akan terbentuk jaringan parut atau kadang-
kadang terjadi ruptur dari chordae tendinen, oto papillaris, septum
ventrikel. Sehingga pada katup menimbulkan bentuk katup yang abnormal,
dan berpengaruh terahdap fungsinya. Permukaan maupun bentuk katup
yang abnormal/cacad ini akan memudahkan terjadinya infeksi ulang.
Vegetasi tersebut dapat terlepas dan menimbulkan emboli diberbagai
organ.
Pasen dengan endokarditis biasanya mempunyai titer antibodi
terhadap mikroorganisme penyebab, hal tersebut akan membentuk
immune complexes, yang menyebabkan gromerulonephritis, arthritis, dan
berbagai macam manifestasi kelainan mucocutaneus, juga vasculitis.
3. Anatomi Fisiologi
Jantung terletak dirongga toraks sekitar garis tengah antara sternum
disebelah anterior dan vertebra disebelah posterior. Jantung memiliki
pangkal lebar disebelah atas dan meruncing membentuk ujung yang
disebut apeks didasar. Sewaktu jantung berdenyut (kontraksi) secara kuat,
apeks membentur bagian dalam dinding dada disisi kiri. Kenyataan bahwa
jantung terletak antara dua struktur tulang, sternum dan vertebra
digunakan sebagai bagian dari resusitasi jantung paru pada tindakan
penyelamatan.Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, yaitu atria
(atrium, tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan
memindahkannya ke ventrikel yang memompa darah dari jantung
keseluruh tubuh. Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke
atria adalah vena (V.kava), dan pembuluh yang mengangkut dari menjauhi
ventrikel menuju jaringan adalah arteri (Aorta abdominalis). Kedua belah
6
jantung dipisahkan oleh septum, otot kontinyu yang mencegah
pencampuran darah dari kedua sisi jantung.Adanya empat katup jantung
memastikan darah mengalir satu arah. Empat katup jantung terdiri dari
katup atrioventrikuler (AV) kanan dan kiri. Katup AV kanan disebut juga
katup trikuspid karena terdiri dari tiga buah katup dan katup AV kiri terdiri
dari dua buah katup disebut juga katup bikuspid atau katup mitral. Dua
katup lainnya, katup aorta dan katup pulmonalis, keduanya dikenal dengan
katup semilunaris karena terdiri dari tiga daun katup yang masing-masing
mirip separuh bulan. Tepi-tepi daun katup AV diikat oleh tali fibrosa yang
disebut korda tendinae. Tali-tali ini melekat ke otot papilaris . Letak katup
trikuspid letaknya setinggi ICS IV parasternal kiri, katup bikuspid/ mitral
letaknya setinggi ICS V medioklavikularis kiri, katup aorta letaknya
setinggi ICS II parasternal kanan dan katup pulmonal letaknya ICS II
parasternal kiri.
a. Ukuran dan bentuk
Jantung adalah organ berongga berbentuk kerucut tumpul yang
memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian
tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis
midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang
lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya .
b. Pelapis
Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat
membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah
besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum dan pleura yang
membungkus paru-paru. Di dalam perikardium terdapat dua lapisan
yakni lapisan fibrosa luar dan lapisan serosa dalam.
Rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral
dan parietal (Ethel, 2003: 228-229).
7
1) Epikardium luar tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang
berada di atas jaringan ikat.
2) Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang
berkontraksi utnuk memompa darah. Kontraksi miokardium
menekan darah keluar ruang menuju arteri besar
3) Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotellial yang
melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan
jantung (Ethel, 2003: 229).
4. Gejala Penyakit Endokarditis
Gejala endokarditis bakteri akut (ABE) terjadi dalam beberapa
minggu infeksi. Gejala subakut endokarditis bakteri (SBE) dapat
mengambil beberapa minggu atau bulan untuk berkembang. Beberapa
gejala umum dari endokarditis dapat mencakup:
1. Demam dan menggigil
2. Kelesuan
3. Kehilangan selera makan
4. Sakit secara umum seluruh tubuh
5. Irama jantung abnormal seperti detak jantung lambat atau takikardia
(denyut jantung cepat)
6. Jantung murmur
7. Peningkatan pernapasan
8. Batuk terus-menerus.
9. Pola penyakit endocarditis
Biasanya, infeksi di tempat lain dalam tubuh menyebabkan bakteri
beredar dalam darah (bakteremia). Bakteri yang menyebabkan kebanyakan
kasus endokarditis milik keluarga Staphylococcus, seperti Staphylococcus
aureus dan ‘Staph emas’, bentuk resistan terhadap obat dari
Staphylococcus aureus.
Bakteri menginfeksi daerah yang sudah rusak atau jantung
berpenyakit. Perangkat palsu (seperti katup jantung buatan) mungkin
rentan terhadap infeksi karena system kekebalan tubuh tidak mengenali
8
perangkat ini sebagai bagian dari tubuh dan mungkin tidak melindungi
mereka dengan baik. Infeksi menyebabkan peradangan dan pembekuan
darah, sedangkan proses penyembuhan alami tubuh menyebabkan jaringan
parut. Endocardium atau katup jantung yang terluka rentan terhadap
infeksi di masa depan.
1. Komplikasi endokarditis
2. Endokarditis dapat menyebabkan komplikasi termasuk:
3. Mengurangi fungsi katup jantung
4. Menyebarkan infeksi ke area lain dari jantung
5. Menyebarkan infeksi ke area lain dari tubuh seperti otak
9
2) Apakah klien pernah mengalami perubahan etabolisme akibat
penuaan.
3) Apakah klien pernah mendapat prosedur diagnostik invasit
secara intravena.
4) Apakah klien mendapat pengobatan yang bersifat
imunosupresif.
5) Apakah klien pernah mendapat pengobatan antibiotik jangka
panjang.
e. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian riwayat penyakit dahulu (RPD) yang mendukung
adalah denan mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita
infeksi tenggorokan, infeksi sinus akut, riwayat minum obat, dan
adanya efek samping yang terjadi dimasa lalu. Juga harus menanyakan
adanya alergi obat dan tanyakan reaksi alergi dengan efek samping
obat.
f. Riwayat keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh
keluarga, serta bila ada anggota keluarga yng meninggal, maka
penyebab kematiannya juga ditanyakan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan terdiri ata pengkajian B1-B6
1) B1 (breathing)
Apabila gangguan sudah mengenai katup jantun, biasanya
klien terlihat sesak dan frekuensi napas melebihi normal. Sesak
napas ini terjadi akibat pengerahan tenaga dan kenaikan
tekanan akhir diastolik pada ventrikel kiri yang meningkatkan
tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjai karena terdapat
kegagalan penigkatan curah darah ventrikel kiri pada waktu
melakukan kegiatan fisik. Bila suda parah, dispnea kardiak
dapat timbul pada waktu beristirahat. Klien biasanya
didapatkan batuk.
10
2) B2 (bleeding)
a) Inspeksi
Inspeksi adanya parut. Keluhan lokasi nyeri di
daerah subternal atau nyeri diatas perikardium.
Penyebaran dapat meluas ke dada, terjadi nyeri, serta
ketidak mampuan bahu dan tangan.
b) Palpasi
Denyut nadi perifer melemah, panas tinggi (38,9-
40), an menggigil.
c) Auskultasi
Tekanan darah biasanya menuurun akibat
penurunan volume sekuncup. Gejala sistemik yang terjadi
sesuai virulensi organisme yang enyerang. Bila ditemukan
murmur pada seorang yang menderita infeksi sistemik,
maka harus dicurigai adanya infeksi endokarditis.
Perkembangan murmur yang progresif sesuai
perkembangan waktu dapat terjadi dan menu jukkan
adanya kerusakan katup akibat vegetasi atau perforasi
katup atau chordae tendineae.Pembesaran jantung atau
adanya bukti gagal jantung kongesif juga bisa terjadi.
d) Perkusi
Pada batas jantung terjadi pergeseran untuk kasus
lanjut pembesaran jantung.
3) B3 (brain)
Kesadaran biasanya CM, sakit tenggorokan, dan kemerahan
pada tenggorokan disertai eksudat(awitannya mendadak) serta
nyeri sendi dan punggung. Sinusitis akut dan otitis media akut
terjadi mungkin karena streftococus. Manifestasi sistem syaraf
pusat mencakup sakit kepala, iskemia serebral transein atau
11
sementara, dan stroke yang mungkin diakibatkan oleh emboli
pada arteri sereblar.
4) B4 (bladder)
Pengukuran volume keluaran urin yang berhubungan
dengan adanya penurunan suplai darah ke ginjal yang
merupakan manifestasi dan penurunan perfusi perifer.
5) B5 (Bowel)
Klien biasanya didapatkan mual dan muntah, tidak nafsu
makan, dan berat badan turun. Pembesaran dan nyeritekan pada
kelenjar limpe, nyeri abdomen (lebih sering pada anak).
6) B6 (bone)
Aktivitas, gejala : kelelahan, kelemahan, tidak dapat
tidur, pola hidup menetap, dan jadwal olahraga tidak
teratur. Tanda: takikardia, dispnea pada istirahat/aktivitas.
Hiegene : kesulitan melakukan tugas perawatan diri.
h. Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan terdiri ata tes laboratorium,
ekokardiografi, dan penegakan diagnosis.
1) Laboratorum
Leukosit dengan jenis neurofil, anemia monokrom
normositer, LED meningkat, imunoglobulin serum meningkat, uji
fiksasi antigama globulin positif, total hemolitik komplemen
dankomplemen C3 dalam serum menurun, serta kadar bilirium
sedikit meningkat. Pada pemeriksaan umum urin, dtemukan
adanya proteurinia secara mikroskopik. Hal yang penting adalah
biakan mikroorganisme dari darah. Biakan darah diambil tiap hari
berturut-turut 2-5 harisebanyak 10 ml, kemudian dibiakkan dalam
waktu agak lama, sekitar 1-3 minggu. Untuk mencari
mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat, biakkan
bakteri harus ditempatkan dalam media yang sesuai. Biarkan
darahdiambil sebelum pemberian antibiotik. Sehingga pada hasil
12
biakan akan didapatkan antibiotik yang sensitif atau resisten
terhadap antibiotik yang diuji.
2) Ekohardiografi
Ekokardiografi bermanfaat untuk mengetahu hal-hal dibawah ini.
a) Melihat vegetasi pada katup aorta, terutama vegetasi yang
besar ( >5 mm)
b) Melihat dilatasi/hipertropfi atrium dan ventrikel yang
progresif.
c) Mencari penyait yang menjadi psediposisi endokarditis
(prolaps mitral, fibrosis, dan klasifikasi katup mitral).
d) Penutupan katup mitral yang lebih dini menunjukkan
adanya destruksi katup aorta dan merupakan indikasi untuk
melakukan pergantian katup.
3) Penegakan diagnosis
Diagnosis endokardotis infeksi dapat ditegakkan dengan
sempurna bila ditemukan kelainan katup, kelainan jantung bawaan
dengan murmur, fenomena emboli, demam, dan pembiakkan darah
yang positif. Diagnosis dapat ditegakkan bila memenuhi kriteria
diatas. Endokarditis pasca bedah dapat diduga bila terjadi panas,
leukositosis, dan anemia sesudah operasi kardiovaskular atau
operasi pemasangan katup jantung prostetik.
4) Kultur darah
Tes yang menilai untuk menentukan jenis spesifik bakteri
dalam aliran darah
5) Hitung darah lengkap CBC
Sebuah pengukuran dengan ukuran, jumlah, dan
kematangan sel darah yang berbeda dalam volume tertentu dari
darah.
i. Pengkajian penatalaksanaan medis.
Pengkajian penatalaksanaaan medis yang dilakukan berupa
pengobatan dan pencegahan.
13
j. Pengobatan
Obat yang dibrikan adalah obat yang sensitif terhadap
mikroorganisme yang dibiakkan pada uji resistensi. Bila penyebabnya
streptokokus viridan yang sensitif terhadap penisilin G, maka
diberikan dosis 2,4-6 juta unit perhari selama empat minggu, parental
untuk dua minggu, kemudian dapat diberikan parental /per oral
penicilin V karena efek sinegis dengan streptomididn, dapat
ditambah0,5 gram tia 12 jam untuk dua minggu.
Kuman streptokokus fekalis (posy-operasi obgin) relatif resisten
terhadap penisilin, sering terjadi kekambuhan dan resiko emboli besar.
Oleh karena itu digunakan penisilin bersama denga gentamisin yang
merupakan obat pilihan. Dengan dosis penisilin G 12-24 juta unit/hari,
dan gentamisin 3-5 mg/kgBB dibagi dalam 2-3 dosis. Ampisilin dapat
diguanakan untuk mengganti penisilin G dengan dosis 6-12 gr/hari.
Lama pengobatan empat minggu dan dianjurkan sampai enam minggu.
Bila kuman resisten dapat digunakan sefaotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau
nafsilin 1,5 gr tiap empat jam atau oksilin 12 gr/ hari atau vankomisin
0,5 gr/ 6 jam, serta eritromisin 0,5 gr/ 8 jam dengan lama pemberian
obat adalah empat minggu.
Untuk kuman gram negatif diberiakn obat golongan aminoglikosid
gentamisin 5-7 mg/kg BB per hari, gentamisin sering dikombinasikan
dengan sefalotin, sefazolia 2-4 gr/hari, ampisilin, dan karbenisilin.
Untuk penyebab jamur, digunakan amfoterisin BB 0,5-1,2 mg/kg B
perhari (IV) dan flusitosin 150 mg/kg BB per hari per oral dapat
digunakan tunggal atau kombinasi.
Infeksi yang terjadi di katup protsetik tidak dapat diatasi oleh obat
biasa, biasanya memerlukan tindakan bedah. Selain pengobatan
dengan antibiotik, penting sekali mengobati penyakit lain yang
menyertai seperti gagal jantung. Oleh karena itu, diperlukan
keseimbangan elektrolit dan intake yang cukup.
6. Pencegahan
14
Faktor predisposisi sebaiknya diobati, seperti: gigi yang rusak,
karies, selulitis, dan abses, menjaga kebersihan mulut yang sangat baik
merupakan langkah penting dalam mencegah bakteri endokarditis,
kunjungan rutin ke dokter gigi untuk membersihkan gigi dan cek up, lalu
menyikat gigi dan flosing.
15
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya,penulis dapat mengemukakan
simpulan sebagai berikut :
B. Saran
1. Penulis menyarankan kepada pembaca untuk menjauhi faktor resiko
penyakit Endokarditis dan menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
16
DAFTAR PUSTAKA
Melorose, J., Perroy, R., & Careas, S. (2015). Gejala Neurologis Endokarditis
Bakterial. Statewide Agricultural Land Use Baseline 2015, 1, 1–7.
http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
17