Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

A. Definisi

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau

terus-menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah termasuk gangguan isi

pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada di dalam isi pikirannya.

Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik

sering ditemukan pada penderita skizofrenia.


Waham adalah suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal) tapi

diyakini keberadaannya (Dadang Hawari, 1999). Waham / delusi merupakan

keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut :


1. Tidak realistis
2. Tidak logis
3. Menetap
4. Egoistik
5. Diyakini keberadaannya oleh penderita
6. Tidak dapat dikoreksi
7. Dihayati oleh penderitamya sebagai hal yang nyata
8. Penderita hidup dalam wahamnya itu.

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas

yang salah.keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar

belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan

perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tiodak ada kasih sayang,

pertengkaran orang tua dan aniaya (Budi, 1999).

B. Tanda dan gejala


1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakini (tentang agama, kebesaran,

kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi sesuai

kenyataan)

2. Klien tanpak tidak mempunyai orang lain

3. Curiga

4. Bermusuhan

5. Merusak (diri, orang lain dan lingkungan)

6. Takut, sangat waspada

7. Tidak dapat menilai realitas

8. Ekspresi wajah tegang

9. Mudah tersinggung (Aziz, dkk, 2003)

C. Klasifikasi

1. Waham agama, yaitu keyakinan klien terhadap sesuatu agama berlebihan

2. Waham kebesaran, yaitu keyakinan klien yang secara berlebihan tentang

dirinya atau kekuasaannya

3. Waham somatik, yaitu keyakinan klien bahasa tubuh / bagian tubuh

terganggu / terserang penyakit atau didalam tubuhnya ada binatang

4. Waham curiga, yaitu keyakinan klien bawha seseorang/kelompok tertentu

yang berusaha merugikan / mencederai dirinya

5. Waham nihilistik, yaitu keyakinan klien bahwa dirinya sudah meninggal

6. Waham sisip pikir, yaitu keyakinanklien bahwa orang lain mengetahui apa

yang dipikirkannya meskipun dia tidak mengungkapkan pikirannya itu


7. Waham kontrol pikir, yaitu keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol

oleh kekuatan luar biasa (Depkes, 2000)

D. Rentang respon

CONTINUM F NEUROBIOLOGICALRESPONSES

Logicalthought Occasionaldistored Troughdisorder/delission

· Accurate perception · Illusions · Hallucination


· Emotions consistent · Emotional overreaction · Inability to experience
· With experience or underreaction emotion
· Appropriate behaviours · Odd or unusual · Disorganized behavior
· Social relatdness behaviour · Social isolator
· With drawl

E. Faktor Predisposisi
1. Biologis
Abnormalitas otak dapat menyebabkan respon neuroboilogis yang

maladaptive. Misalnya adanya lesi pada area frontal, temporal, dan limbic

yang paling berhubunganb dengan munculnya perilaku psikotik

2. Psikologis

Selama lebih dari 20 tahun schizofrenia diyakini sebagai penyakit disebabkan

sebagian oleh keluarga dan sebagian lagi oleh karakyer individu itu sendiri.

3. Sosial budaya

Bebrapa ahli menyimpulkan bahwa kemiskinan, ketidakharmonisan, sosial

dan budaya menyebabkan schizofrenia.


F. Faktor Presipitasi
Faktor sosial budaya : teori ini menyatakan bahwa stress lingkungan

dapat menyebabkan terjadinya respon neurobiologist yang maladaptive,

misalnya lingkungan yang penuh dengan kritik (rasa bermusuhan), kehilangan

kemandirian dalam kehidupan/kehilangan harga diri, kerusakan dalam

hubungan interpersonal, kesepian, tekanan dalam pekerjaan dan kemiskinan

(Depkes, 2000).

G. Mekanisme Koping

1. Regresi, merupakan upaya kliuen untuk menanggulangi ansietas

2. Proyeksi, sebagai upaya menjelaskan keracunan persepsi

3. Menarik diri

H. Masalah Keperwatan dan Data Fokus Pengkajian

Data mayor Data minor


Merasa curiga Merasa orang lain menjauh
Merasa cemburu Merasa tidak ada yang mau
Merasa diancam
Merasa sebagai orang hebat mengerti
Merasa memiliki kekuatan luar Marah-marah karena alasan sepele
Menyendiri
biasa
Marah-marah tanpa sebab
Menyendiri
Inkoheren
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir : waham

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Paien mampu : Setelah ...x pertemuan, pasien SP 1

Berorientasi kepada dapat memenuhi Identifikasi kebutuhan

realitas secara kebutuhannya pasien


Bicara konteks realita
bertahap
Mampu berinteraksi (tidak mendukung atau

dengan orang lain dan membantah waham pasien)


Latih pasien untuk
lingkungan
Menggunakan obat memenuhi kebutuhannya

dengan prinsip 6 benar “dasar”


Masukan dalam jadwal

harian pasien
Setelah ...x pertemuan, pasien SP 2

mampu : Evaluasi kegiatan yang

Menyebutkan kegiatan lalu (SP 1)


Identifikasi potensi /
yang sudah dilakukan
Mampu menyebuitkan serta kemampuan yang dimiliki
Pilih dan latih potensi /
memilik kemampuan yang
kemampuan yang dimilki
dimiliki Masukan dalam jadwal

kegiatan pasien
Setelah ...x pertemuan, pasien SP 3

mampu : Evaluasi kegiatan yang

Menyebutkan kegiatan lalu (SP 1 dan 2)


Pilih kemampuan yang
yang sudah dilakukan dan
dapat dilakukan
mampu memilih kemampuan Pilih dan latih potensi

lain yang dimiliki kemampuan lain yang

dimiliki
Masukan dalam jadwal

kegiatan pasien
Keluarga mampu : Setelah ...x pertemuan SP 1

Mengidentifikasi keluarga mampu Identifikasi masalah

waham pasien mengidentifikasi masalah dan keluarga dalam merawat


Memfasilitasi pasien
menjelaskan cara merawat pasien
untuk memenuhi Jelaskan proses terjadinya
pasien
kebutuhannya waham
Mempertahankan Jelaskan tentang cara

program pengobatan merawat pasien waham


Latih (stimulasi) cara
pasien secara optimal
merawat
RTL keluarga / jadwal

merawat pasien
Setelah ...x pertemuan SP 2

keluarga mampu : Evaluasi kegiatan yang

Menyebutkan kegiatan lalu (SP 1)


Latih keluarga cara
yang sesuai dilakukan
Mampu memperagakan merawat pasien (langsung

cara merawat pasien ke pasien)


RTL keluarga
Setelah ...x pertemuan SP 3

keluarga mampu Evaluasi kemampuan

mengidentifikasi masalah dan keluarga


Evaluasi kemampuan
cara merawat pasien
pasien
RTL keluarga :
Ø Follow Up
Ø Rujukan

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor

Fitria, Nita. 2009. Aplikasi Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba

Medika

Direktorat kesehatan jiwa, Ditjen. 2000., Teori Dan Tindakan Keperawatan Jiwa.

Jakarta : Yankes RI keperawatan jiwa


Keliat, B.A. 1999. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC

Maramis, F, W. 1998. Catatan Ilmu kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga

University Press

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa Terjemahan Dari

Pocket Guide To Psychyatric Nursing, oleh Achir Yani S. Hamid. 3rd Ed. Jakarta :

EGC

Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Ed : 1. Bandung :

RSJP.

Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawtan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai