Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

BBLR (BERAT BAYI LAHIR RENDAH) DI RUANG PERINATOLOGI


RSUD WONOSARI

DISUSUN OLEH :
INDRIANI PUSPITA SARI
PB.180.1030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH KLATEN

2018
A. PENGERTIAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya kurang dari 2500 gram (Prawirohardjo, 2010).
BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gastasi berat lahir yaitu bayi yang di timbang dalam 1 jam
setelah bayi lahir (Hanifah, 2010).
1. Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
a. Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan
Masa gestasi  37 minggu (259 hari) dan berat badan sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang
bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
b. Dismaturitas/Bayi Kecil Masa Kehamilan
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi itu, bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya tersebut (KMK).
Berat badan kurang dari seharusnya yaitu dibawah persentil ke-10
(kurva pertumbuhan intra uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2
Standar Deviasi (SD) (kurva pertumbuhan intra uterin Usher dan Mc.
Lean).
2. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir
rendah dibedakan dalam:
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500-2499 gram.
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir< 1500 gram.
c. Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir< 1000 gram.
3. Berdasarkanberatbadanmenurutusiakehamilandapatdigolongkan:
c. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah
persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin.
d. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB
diantara persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.
e. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas
persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan janin.
B. ETIOLOGI
1. Prematur murni dapat disebabkan oleh:
a. Faktor Ibu
1). Umur ( 20 tahun).
2). Paritas.
3). Ras.
4). Infertilitas.
5). Riwayat kehamilan tak baik, Jarak kelahiran terlalu dekat.
6). Rahim abnormal.
7). BBLR pada anak sebelumnya.
8). Malnutrisi sebelum hamil (pertambahan berat badan kurang selama
hamil).
9). Penyakit akut dankronik.
10). Kebiasaan tidak baik (pengobatan selama hamil, merokok, alkohol,
radiasi).
11). Keadaan penyebab insufisiensi plasenta (penyakit jantung, ginjal,
paru, hipertensi, DM, preeklamsi).
12). Keadaan sosial ekonomi (status gizi dan pengawasan ANC yang
kurang baik).
b. Faktor Placenta
1) Penyakit vaskuler. 3) Malformasi
2) Kehamilan ganda. 4) Tumor
c. Faktor Janin
1) Kelainan kromosom, malformasi.
2) Infeksi bawaan yang didapat dalam kandungan (misal; TORCH).
3) Kehamilan ganda.
2. Dismaturitas
Penyebab dismaturitas ialah setiap keadaan yang mengganggu
pertukaranzat antara ibu dan janin.
C. MANIFESTASI KLINIS
Secara umum gambaran klinis pada bayi berat badan lahir rendah
sebagai berikut:
1. Berat badan lahir  2500 gram, panjang badan  45 Cm, lingkar dada  30
Cm, lingkar kepala  33 Cm.
2. Masa gestasi  37 minggu.
3. Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi;
kepala relatif lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, banyak lanugo,
lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutu
lebar, genetalia immatur, otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi,
sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
4. Lebih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum
teratur dan sering terjadi apnea, refleks menghisap, menelan, dan batuk
belum sempurna.
Gangguan yang mungkin terjadi pada bayi BBLR antara lain:
1. Pusat pengaturan suhu tubuh yang belum matur.
2. Sistem immunologi belum berkembang dengan baik sehingga rentan
infeksi.
3. Sistem saraf pusat belum matur menyebabkan perdarahan periventrikuler.
4. Sistem pernafasan belum matur terutama paru-paru menyebabkan mudah
terkena penyakit membran hyalin.
5. Immaturitas hepar sehingga metabolisme bilirubin terganggu (hiper
bilirubinemia).

D. PATHWAY
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologi
a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan
kurang bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam.
b. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu
dimulai pada umur 2 hari.
2. Laboratorium
a. Darah rutin
b. Gula darah (8–12 jam post natal).
c. Analisa gas darah
d. Elektrolit darah (k/p)
e. Tes kocok/shake test
Interpretasi:
1) (+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk
cincin artinya surfaktan terdapat dalam paru dengan jumlah
cukup.
2) (-) : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan.
3) Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.

F. KOMPLIKASI
Bayi prematur dengan organ tubuh belum sempurna dan suplai nutrisi dan
oksigen tidak adekuat sehingga mengakibatkan bayi mengalami :
1. Hipotermi
Suhu pada bayi kurang dari 35 0 C kedua kaki dan tangan teraba dingin
maka bayi sudah mengalami hipotermi.
2. Asfiksia
Keadaan dimana bayi baru laihir tidak langsung bernapas secara sepontan
dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelumnya akan
mengalami asfiksia pada saat lahir. Masalah ini erat hubungannya dengan
gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, masalah yang
mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan
penyebab faktor ibu (pre-eklamsia, infeksi, kahamilan lebih dari 42
minggu)
3. Infeksi
Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme keseluruh tubuh melalui
aliran darah. Bayi baru lahir dengan resiko tinggi terinfeksi bila
ditemukan:
a. Riwayat Kehamilan
- Infeksi pada ibu selama kehamilan, antara lain TORCH
- Ibu menderita eklamsia
- Ibu dengan DM
- Ibu mempunyai penyakit bawaan (jantung, asma, paru-paru)
b. Riwayat Kelahiran
- Persalinan lama
- Persalinan dengan tindakan (vacum, SC)
- Ketuban hijau kental
c. Riwayat Bayi Baru lahir
- Trauma lahir
- Lahir kurang bulan
- Bayi kurang mendapat cairan/kalori
Tanda bayi terkena infeksi:
a. Panas, sesak nafas, mengantuk
b. Merintih, menangis lemah
c. Susah minum
d. Konterela cembung
4. Hipoglikemia
Terjadi terutama bila pemberian minum terlambat. Hipoglikemia ini
disebabkan oleh berkurangnya adanya gliikogen hati dan meningkatnya
metabolisme bayi.
5. Ikterus
Adanya perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuning-
kuningan sebagian besar 80% akibat penumpukan bilirubin yang
merupakan hasil dari pemecahan sel darah merah lainnya karena ketidak
cocokan golongan darah ibu dan bayi, peningkatan kadarnya bilirubin
dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau ada gangguan
dalam pengeluarannya. Banyak bayi yang mengalami ikterus dalam
minggu pertama kehidupannya terutama BBLR kurang dari 2500 gram
atau umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Meskipun demikian
sebagian besar kasus ikterus tidak membahayakan dan memerlukan
pengobatan jika ikterus terjadi pada hari ke 3 sampai kurang dari 14 hari.
6. Aspirasi mekonium
Sindrom aspirasi mekonium terjadi jika janin menghisap mekonium yang
bercampur dengan cairan ketuban baik ketika bayi bayi masih berada
didalam rahim maupun sesaat setelah bayi dilahirkan. Mekonium adalah
tinja janin yang pertama merupakan bahan yang kental dan lengket dan
berwarna hitam kehijauan. Mulai bayi prematur yang memiliki sedikit
cairan ketuban sindrom ini sangat parah. Mekonium yang terhirup lebih
kental sehingga penyembatan saluran udara lebih berat. (Prawirohardjo,
2010)

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Setelah bayi lahir dilakukan:
1. Tindakan Umum
a. Membersihkan jalan nafas.
b. Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya.
c. Perawatan tali pusat dan mata.
2. Tindakan Khusus
a. Suhu tubuh dijaga pada 36,5-37,5 oC pengukuran aksila, pada bayi
baru lahir dengan umu rkehamilan 35 minggu perlu perhatian ketat,
bayi dengan BBL 2000 garm dirawat dalam incubator atau dengan
bokskaca menggunakan lampu.
b. Awasi frekwensi pernafasan pada 24 jam pertama untuk mengetahui
sindroma aspirasi mekonium.
c. Setiap jam hitung frekwensi pernafasan, bila 60x/mnt lakukanfoto
thorax.
d. Berikan oksigen sesuai dengan masalah pernafasan yang didapat.
e. Pantau sirkulasi dengan ketat (denyut jantung, perfusidarah, tekanan
darah).
f. Awasi keseimbangan cairan.
g. Pemberian cairan dan nutrisi bila tidak ada masalah pernafasan dan
keadaan umum baik:
1) Berikan makanan dini early feeding untuk menghindari terjadi nya
hipoglikemia.
2) Periksa kadar gula darah 8–12 jam post natal.
3) Periksa reflex hisap dan menelan.
4) Motivasi pemberian ASI.
5) Pemberian nutrisi intra vena jika ada indikasi, nutrient yang dapat
diberikan meliputi; karbohidrat, lemak, asam amino, vitamin, dan
mineral.
6) Berikan multivitamin jika minum enteral bias diberikan secara
kontinyu.
h. Tindakan pencegahan infeksi:
1) Cara kerjaaseptik, cuci tangan sebelum dan sesudah memegang
bayi.
2) Mencegah terlalu banyak bayi dalam saturuangan.
3) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ketempat bayi
dirawat.
4) Pemberian antibiotic sesuai dengan polakuan.
5) Membatasi tindakan seminimal mungkin.
H. PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN
1. Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya
merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang
aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari
responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang
badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala
dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
2. Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan
asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko
terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi
hipertermi bila suhu tubuh < 37 C. Sedangkan suhu normal tubuh
antara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit
respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post
asfiksia berat pernafasan belum teratur.
3. Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada
bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
4. Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom,
ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya
peningkatan tekanan intrakranial.
5. Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleks
terhadap cahaya.
6. Hidung
terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
7. Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
8. Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
9. Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
10. Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara
wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per
menit.
11. Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae
pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti
adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma,
bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi,
sering terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna.
12. Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda
– tanda infeksi pada tali pusat.
13. Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak
muara uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat
labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan,
kadang perdarahan.
14. Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta
warna dari faeses.
15. Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah
tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan
serta jumlahnya.
16. Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking
lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan
susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang.
17. Tanda Fisiologis
a. Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun lapar
bayi tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan lebih malas.
b. Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi, penyebabnya
adalah: pusat pengatur panas belum berfungsi dengan sempurna,
kurangnya lemak pada jaringan subcutan akibatnya mempercepat
terjadinya perubahan suhu dan kurangnya mobilisasi sehingga
produksi panas berkurang.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas organ pernapasan
2. Hipotermi berhubungan dengan imaturitas kontrol dan pengatur suhu
tubuh dan berkurang nya lemak sub cutan di dalam tubuh.
3. Resiko infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan
mencerna nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta

Hanifah, 2010. Perawatan Pediatic. Jakarta : TUSCA

Hidayat, Alimul A. 2010. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Penerbit Salemba


Medica : Jakarta.

NANDA. 2015. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia

Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Sitohang, Nur Asnah. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Berat Badan Lahir
Rendah. USU Repository

Wonosari, 16 Januari 2019

Mahasiswa

(Indriani Puspita Sari)

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai