Oleh :
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2011
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang karena nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini, dan tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah “Rokok : Antara Moral dan Profit” ini.
Makalah ini disusun agar pembaca mendapatkan informasi mengenai dilema keberadaan
pabrik rokok di Indonesia yang kami sajikan dari berbagai sumber. Makalah ini dibuat dengan
penuh rintangan, namun karena usaha yang tinggi akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.
Makalah ini memuat tentang permasalahan hingga solusi dari keberadaan pabrik rokok di
Indonesia dan kami sengaja mengangkat judul ini karena menarik perhatian kami untuk dikaji
lebih jauh. Selain itu, pembaca juga dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dengan membaca
makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kami, Ibu Helmiyati yang telah
memberikan kami tugas pembuatan makalah ini sehingga kami dapat lebih mengembangkan
informasi yang kami miliki dan melatih kemampuan menulis kami.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan di dalam pembuatan makalah ini. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat penulisan.........................................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................................................3
BAB II Pembahasan
2.1 Filsafat dan Manfaatnya................................................................................................4
2.2 Logika dan Sesat Pikir..................................................................................................4
2.3 Etika..............................................................................................................................5
2.3.1 Kebebasan...........................................................................................................5
2.3.2 Tanggung Jawab..................................................................................................6
2.3.3 Hati Nurani......................................................................................................... 7
2.4 Karakter........................................................................................................................ 8
2.4.1 Kebijaksanaan dan Pengetahuan........................................................................ 8
2.4.2 Kemanusiaan...................................................................................................... 9
2.4.3 Kesatriaan........................................................................................................... 9
2.4.4 Pengendalian Diri............................................................................................... 9
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II Pembahasan
2.1 Filsafat dan Manfaatnya
2.2 Logika dan Sesat Pikir
2.3 Etika
2.4 Karakter
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1 Filsafat dan Manfaatnya
Filsafat mengajak orang bersikap arif bijaksana serta berwawasan luas menghadapi dan
memecahkan masalah yang dihadapi manusia. Jadi dalam masalah rokok ini kita harus melihat
dari kedua sisi.
Sisi pertama adalah orang yang menghisap rokok bisa dibilang pemakai atau penghirup
rokok mungkin dari sisi ini bisa dibilang merugikan perokok karena racun yang dihasilkan rokok
dihisap juga oleh si pemakai dan hanya menguntungkan produsen rokok. Sisi kedua atau bisa
dibilang sisi yang paling krusial, karena disinilah Negara kita mendapatkan keuntungan.
Produsen rokok cukup memberikan andil besar dalam memberikan atau menyumbangkan
anggaran pendapatan belanja Negara, kemudian alasan dari produsen rokok, para produsen rokok
ini juga membuat lapangan kerja untuk orang-orang yang cukup banyak, contohnya para petani
tembakau dan kuli-kuli panggul tembakau. Sedikit bergeser kearah pabrik rokok, mereka banyak
sekali memperkerjakan buruh-buruh rokok.
Bayangkan saja jika benar-benar anda ingin menutup pabrik rokok berarti anda sudah
mematikan Negara kita dari segi finansial dan juga memberikan beban kepada Negara kita
dengan memperbanyak jumlah pengangguran yang ada di Negara ini. Begitu banyak
pertimbangan yang membuat sampai selama ini pabrik rokok masih tetap berdiri, meskipun
mendapatkan banyak kecaman dari berbagai pihak terkait masalah kesehatan.
2.3 Etika
2.3.1 Kebebasan
Mendengar kata kebebasan, yang pertama dipikirkan ialah bahwa orang lain tidak
memaksa kita untuk melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kehendak kita, dan kita dapat
menentukan tindakan sendiri. Hanya karena mempunyai kebebasan kemampuan itulah, maka
kebebasan yang diterima dari masyarakat sangat kita hargai. Kebebasan dibagi atas kebebasan
sosial, yaitu kebebasan yang kita terima dari orang lain, dan kebebasan eksistensial, yitua
kebebasan dalam arti kemampuan kita untuk menentukan tindakan kita sendiri.
Kebebasan eksistensial meliputi kebebasan jasmani dan rohani. Kebebasan bagi manusia
berarti bahwa ia dapat menentukan apa yang mau dilakukannya secara fisik. Ia dapat
menggerakkan anggota tubuhnya sesuai dengan kehendaknya, tentunya dalam batas-batas
kodratnya sebagai manusia, misalnya tidak bisa terbang seperti burung, atau menarik bajak
seperti kerbau. Keterbatasan manusia itu jangan dianggap sebagai pengekangan kebebasan
manusia, melainkan merupakan wujud khas kebebasan kita sebagai manusia.
Yang dapat mengekang kebebasan kita ialah paksaan. Paksaan berarti bahwa orang lain
memakai kekuatan fisik yang lebih besar daripada kekuatan kita untuk menaklukkan kita. Kita
dicegah dari berbuat apa yang kita kehendaki, misalnya apabila tangan kita diborgol, atau dibawa
ke tempat lain yang tidak kita kehendaki. Adanya paksaan juga menunjukkan bahwa kebebasan
5
fisik kita bukan sekedar kemampuan jasmani saja, melainkan berakar dalam kehendak kita. Yang
membedakan manusia dengan binatang ialah bahwa binatang bergerak menuruti dorongan
instinknya, sedangkan manusia bergerak sesuai dengan apa yang dikehendaki dalam pikirannya.
Dengan kata lain, kebebasan jasmani bersumber pada kebebasan rohani. Kebebasan
rohani adalah kemampuan kita untuk menentukan sendiri apa yang kita pikirkan, untuk
menghendaki sesuatu, untuk bertindak secara terencana. Kebebasan rohani bersumber pada akal
budi kita. Karena akal budi itu, maka pikiran kita melampaui keterbatasan fisik kita. Dalam roh
kita bebas mengembara, sehingga manusia dapat selalu memasang tujuan-tujuan baru, mencari
jalan-jalan baru, dan mempersoalkan hal yang lama secara kritis. Kebebasan rohani manusia
adalah seluas jangkauan pikiran dan imajinasi manusia.
6
Sama halnya dengan kebebasan sosial, kebebasan eksistensial juga perlu dipergunakan
secara bertanggungjawab. Tetapi kalau istilah itu dipakai untuk mencegah kita dari memutuskan
sendiri, apa yang akan kita lakukan, kita justru tidak diberi kesempatan untuk menunjukkan
apakah kita dapat bertanggung jawab atau tidak.
Sebagai contoh dapat diambil dari orang tua yang memberikan kebebasan bergaul dengan
semua teman kelas kepada anaknya pada ulang tahun ke-17; tetapi waktu mereka mendengar
bahwa anaknya ingin jalan-jalan dengan seseorang teman yang tidak dikehendaki, ia tidak
diizinkan dengan alasan bahwa pergaulan itu tidak bertanggung jawab dan kebebasannya selalu
harus yang bertanggung jawab.
7
selama ini permasalahan rokok dilihat dari sudut pandang ekonomi, maka banyaknya korban
jiwa akibat rokok akan terabaikan.
Bisikan hati nurani merupakan panggilan murni dari hati manusia. Hati nurani yang
penuh akan nilai-nilai kebenaran dan moral yang telah ditanamkan sejak manusia lahir, akan
memberontak melihat banyaknya jiwa meninggal. Bisikan hati nurani manusia akan
menggerakkan manusia untuk bertindak sebagaimana yang seharusnya.
Permasalahan rokok di Indonesia akan dapat terselesaikan jika pemerintah mau melihat
dengan menyertakan sudut pandang hati nurani. Agar tidak ada lagi sikap hanya mementingkan
pemasukan Negara tanpa memperdulikan korban jiwa yang menderita penyakit dan meninggal
akibat merokok.
2.4 Karakter
Terkait permasalahan pabrik rokok yang ada di Indonesia maka terdapat beberapa
karakter yang menjadi kelemahan bagi pihak produsen, konsumen dan pemerintah. Karakter
yang dimaksud adalah kebijaksanaan dan pengetahuan, kemanusiaan, kesatriaan, dan
pengendalian diri.
2.4.2 Kemanusiaan
Produsen maupun pemerintah sepantasnya memiliki kepedulian bagi masyarakat yang
merokok karena setiap tahunnya 400.000 jiwa meninggal akibat rokok. Meskipun rokok
memberikan devisa yang besar bagi negara tetapi dampak yang dirasakan masyarakat juga besar
sehingga pemerintah harus memiliki rasa kepedulian yang besar. Masyarakatpun harus memiliki
kecerdasan sosial untuk mengetahui fakta mengenai rokok.
2.4.3 Kesatriaan
8
Pemerintah dan masyarakat harus teguh dan keras hati. Hal ini berkaitan dengan
penegakan hukum mengenai pelarangan merokok di tempat umum. Pemerintah harus bersikap
tegas terhadap hukum ini dan masyarakat mematuhi peraturan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberadaan pabrik rokok di Indonesia menjadikan hal yang sangat pelik. Disaat rokok
dianggap sebagai sarana perusak kesehatan setiap manusia, di sisi lain rokok juga memiliki
beberapa manfaat yang diberikan terhadap pemasukan kas Negara dari segi divisa dan cukai.
Selama ini rokok menjadi salah satu penyumbang cukai Negara terbesar setelah minyak bumi
9
dan hasil tambang lain. Dari sudut pandang petani, komoditi tembakau menjadi surge ekspor
bagi mereka. Tembakau hasil Indonesia merupakan salah satu tebakau terbaik di pasar tembakai
dunia, Bremen. Masalah tentang keberdaan pabrik rokok di Indonesia ini masih harus dikaji
lebih mendalam lagi karena masih memiliki banyak polemik
3.2 Saran
Masalah ini perlu lebih dibicarakan lagi agar tercipta suatu penyelesaian yang sangat baik
bagi kedua belah pihak. Lapangan kerja baru harus disiapkan terlebih dahulu sebagai ganti kalau
pabrik rokok harus benar-benar ditutup. Ini merupakan tugas kita sebagai generasi muda untuk
bisa bekerja sama dengan pemerintah guna mencari titik temu dari semua masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/14/1436365/Wah....Pabrik.Rokok.di.Indone
sia.Terbanyak.di.Dunia
http://poemhanina.blogspot.com/2012/02/rokok-di-indonesia.html
http://jalansutera.com/2007/05/31/surga-rokok-bernama-indonesia-itu/index.html
10