Anda di halaman 1dari 26

Anemia Defisiensi Fe

Caroline Safracia 1606891412


Kevin Tanuputra 1606880762
Jessica Jane Judono 1606923824
Regina Sharon Wibowo 1606879994
Theodora Rachel 1606879760
Theresia Thiofani 1606896142
Valenshya Alfa 1606880005
Definisi
• Anemia defisiensi Fe terjadi ketika simpanan zat
besi dalam tubuh turun terlalu rendah untuk
mendukung produksi sel darah merah normal.

• WHO mendefinisikan anemia sebagai :


• Hb kurang dari 13 g / dL (<130 g / L; <8.07 mmol / L)
pada pria

• Hb kurang dari 12 g / dL (<120 g / L; <7.45 mmol / L)


pada perempuan.

Hempel EV, Bollard ER. The Evidence-Based Evaluation of Iron Deficiency Anemia. Med Clin North Am. 2016 Sep. 100 (5):1065-75.
Dipiro, Joseph T, et al. (2008). Pharmacotherapy A Apthophysiologic Approach 7th Ed. McGraw Hill Companies
Abbas, A. K., Aster, J. C., Kumar, V., & Robbins, S. L. (2013). Robbins basic pathology (Ninth edition.). Philadelphia, PA: Elsevier Saunders.
Mekanisme absorbsi besi

Abbas, A. K., Aster, J. C., Kumar, V., & Robbins, S. L. (2013). Robbins basic pathology (Ninth edition.). Philadelphia, PA: Elsevier Saunders.
Patofisiologi ADI
• Anemia defisiensi Besi merupakan anemia akibat
kekurangan zat besi yang dibutuhkan untuk
sintesis hemoglobin

• Anemia defisiensi besi (IDA) dapat disebabkan oleh


asupan makanan yang tidak memadai,
penyerapan gastrointestinal (GI) yang tidak
memadai, peningkatan permintaan zat besi
(misalnya, kehamilan), kehilangan darah, dan
penyakit kronis

Dipiro, Joseph T, et al. (2008). Pharmacotherapy A Apthophysiologic Approach 7th Ed. McGraw Hill Companies
Bendich, A. (2012). Iron Physiology and Pathophysiology in Humans. (G. J. Anderson & G. D. McLaren, Eds.). Humana Press.
Etiologi
● Asupan zat besi yang tidak mencukupi
● Gangguan dengan penyerapan zat besi: achlorhydria (41%), gastric
surgery (10%), celiac disease (6%), and pica
● Kehilangan darah: pendarahan gastrointestinal, hemorrhoids (16%),
konsumsi salisilat (10%), peptic ulcer (8%), hiatal hernia (7%),
diverticulosis (4%), neoplasm (2%), ulcerative colitis (1%),
hookworm, alergi susu pada bayi, Meckel diverticulum,
schistosomiasis, trichuriasis, menorrhagia (29%), hemoglobinuria,,
idiopathic pulmonary hemosiderosis, Goodpasture syndrome,
hereditary hemorrhagic telangiectasia (1%), angiodysplasia, gagal
ginjal kronik
Andrews, NC. Iron deficiency and related disorders. In: Lee GR, Foerster J, Lukens J, et al., eds. Wintrobe's clinical hematology. Baltimore, MD: Lippincott, Williams & Wilkins; 1999:979-1010.
Pasricha SR, Drakesmith H, Black J, et al. Control of iron deficiency anemia in low- and middle-income countries. Blood. 2013;121:2607-2617.
https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/iron-
deficiency-anemia

Faktor Resiko
❖ Jenis kelamin: Wanita usia 14-50 lebih mungkin terkena
anemia karena kurang zat besi akibat menstruasi dan saat
hamil, setelah melahirkan, dan saat menyusui.
❖ Gaya hidup: vegetarian dan vegan, orang yang sering donasi
darah, atlet lebih beresiko kekurangan zat besi.
❖ Genetik: orang-orang yang terkena penyakit Von Willebrand
lebih beresiko kekurangan zat besi.
❖ Usia. Bayi dan anak-anak lebih mungkin terkena anemia jika
mereka tidak mendapatkan cukup zat besi dari susu. Remaja
mungkin terkena anemia jika tubuh mereka tidak menyediakan
zat besi untuk pertumbuhan.
❖ Lingkungan yang tidak sehat: anak-anak yang darahnya
mengandung timbal. Timbal menganggu kemampuan tubuh
membuat hemoglobin.
DiPiro, J. (2009). Pharmacotherapy (7th ed). New York: McGraw-Hill.

Gejala Khas
● Nyeri glosal
● Lidah halus
● Aliran saliva berkurang
● Pica (makan kompulsif dari makanan bukan
makanan)
● Pagofagia (makan es yang kompulsif)
Pemeriksaan Laboratorium

Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J. 2012. Basic & Clinical Pharmacology,
12th Ed. New York: McGraw-Hill.
DiPiro, J. (2014). Pharmacotherapy (9th ed). New York: McGraw-Hill.
Terapi Farmakologi anemia defisiensi Fe
Oral iron therapy :
menggunakan tablet garam
fe
Masalah yang sering terjadi
adalah intoleransi Fe oral
Rekomendasi konsumsi Fe
pada pasien anemia
defisiensi Fe adalah sekitar
200mg
Efek samping : warna feses
gelap

Katzung, B. G., Masters, S. B., & Trevor, A. J. (2012). Basic & Clinical Pharmacology 12th edition.
Parenteral iron therapy
Apabila terjadi malabsorbsi Fe atau intoleran pada terapi Fe oral maka dilakukan terapi parenteral
Pada injeksi fe dekstran harus berhati-hati pada risiko anaphylaxis

Wells, B. G., DiPiro, J. T., Schwinghammer, T. L., & DiPiro, C. V. (2015). Pharmacotherapy Handbook 9th edition.
Tatalaksana terapi untuk orang dewasa

Tatalaksana terapi untuk geriatri


• Pengobatan serupa dengan pasien yang lebih muda tetapi terapi besi dosis
rendah (15 mg zat besi per hari)
• Lini pertama: peroral ferrous sulfate atau ferrous gluconate dengan
monitoring CBC per tiga bulan
• Waktu terapi oral lebih lama sehingga perlu penggantian dengan terapi IV
• Uji hepcidin dapat membantu dalam pemilihan terapi yang sesuai (oral / IV)
Pediatri Ibu Hamil
• pemberian tablet besi (oral) secara rutin
Pencegahan primer sebanyak 90 tablet karena kehilangan zat besi
total terkait dengan kehamilan dan menyusui
• suplemen preparat besi selain pemberian
ASI dan tidak memberikan susu sapi pada
adalah sekitar 1000 mg.
umur 1 thn • Dikonsumsi 1 jam sebelum makan. Namun,
nutrisi yang baik seringkali menimbulkan toksisitas GI, sehingga
• Mengkonsumsi sayuran dan buah mentah,
sebaiknya dikonsumsi bersama makanan. Tidak
dicuci (mangga, nanas, dan jeruk) boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat lain
membantu tubuh menyerap zat besi atau antacid, teh atau kopi.
Terapi zat besi oral • Zat besi wajib untuk perkembangan janin
• Absorpsi efektif bila diberikan bersama normal. Penting untuk mencegah defisiensi
asam askorbat atau asam suksinat, jika besi pada janin dengan mencegah defisiensi
diberikan setelah makan atau sewaktu besi pada wanita hamil
makan, absorpsi berkurang hingga 40-50%

Terapi zat besi IM / IV


• Jika tidak bisa peroral atau respon
pengobatan oral tidak berjalan baik
Transfusi darah
• Untuk gejala anemia + risiko terjadinya
gagal jantung (kadar Hb 5-8g/dL)
• Komponen darah yang diberikan berupa
suspensi eritrosit (PRC) diberikan secara
serial dengan tetesan lambat
Anemia Defisiensi Vitamin B12
dan Asam Folat
Caroline Safracia 1606891412
Kevin Tanuputra 1606880762
Jessica Jane Judono 1606923824
Regina Sharon Wibowo 1606879994
Theodora Rachel 1606879760
Theresia Thiofani 1606896142
Valenshya Alfa 1606880005
Definisi
• Anemia megaloblastik disebabkan oleh gangguan sintesis
DNA, biasanya karena kekurangan vitamin B12 atau asam
folat.
• Gangguan sintesis DNA menyebabkan maturasi nuklir
abnormal. Hal ini menyebabkan pematangan eritrosit
dan anemia yang tidak efektif.
• Sel yang terkena terutama adalah sel yang pertukarannya
(turn over) cepat, termasuk sel prekursor hematopoetik
dan sel epitel gastro-intestinal.
• Prekursor sel darah merah menunjukkan pematangan
megaloblastik, di mana sel-sel membesar tetapi
sitoplasma menjadi matang sementara nukleus
tertinggal.
• Besarnya anemia bervariasi tetapi mungkin parah.
Eritrosit bersifat makrositik dan bisa berbentuk oval
(makrosit oval).
• Anisopoikilocytosis biasanya menonjol, kadang-kadang
dengan sel air mata. Neutrofil yang bersirkulasi sering
menunjukkan hipersegmentasi nuklir (> 5 lobus)
Hubungan asam folat dengan vitamin B12
Penyerapan vitamin B12, asam folat dan zat
besi
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia megaloblastik reversibel,
demielinasi sistem saraf pusat, atau keduanya
• Gastritis autoimun (anemia pernisiosa) adalah penyebab paling umum terjadinya
defisiensi vitamin B12 parah
• Masalah metodologis dapat mempengaruhi sensitivitas dan spesifitas
pengukuran kadar vitamin B12
• Pengukuran kadar asam metilmalonik, homosistein, atau keduanya digunakan
untuk mengkonfirmasi kondisi defisiensi vitamin B12 pada pasien yang tak
terobati
• Untuk pasien dengan anemia pernisiosa atau malabsorpsi, diindikasikan untuk
menjalani terapi vitamin B12 seumur hidup
• Pemberian vitamin B12 oral dosis tinggi (1000-2000 mg perhari) sama efektifnya
dengan injeksi intramuskular bulanan dalam mengoreksi abnormalitas darah dan
sistem saraf.
Etiologi
● Asupan folat/ vitamin b12 yang tidak mencukupi
● Maladsorpsi → region dari distal ileum rusak (tempat penyerapan faktor
intrinsik kompleks vit b12
● Pernicious anemia, gastrectomy sebagian atau total dan kondisi yang
mempengaruhi distal ileum (sindrom amladsorpsi, IBD, bowel resection)
● Obat: methotrexate, trimethoprim, pirimetamin → inhibisi enzim
dihidrofolat reduktase → defisiensi kofaktor folat
● Kekurangan atau ketidakmampuan membuat faktor intrinsik
Faktor Resiko
● Wanita hamil dan pasien dengan anemia hemolitik memiliki kadar folat
yang dibutuhkan lebih tinggi → defisiensi asam folat
● Pasien yang memerlukan dialisis renal → folat dapat terekskresi dari
plasma saat prosedur dialisis
● Alkohol
● Penyakit liver
● Orang yang menjalani proses penghilangan lambung dan usus
● Penyakit autoimmune seperti diabetes tipe 1
● Chron’s disease
● HIV
● Usia lanjut
DiPiro, J. (2009). Pharmacotherapy (7th ed). New York: McGraw-Hill.

Gejala Khas
1. Pucat
2. Ikterus
3. Atrofi mukosa lambung.
4. Kelainan neuropsikiatri/ neurologic syndrome (dimulai dari mati rasa,
parestesia, iritabilitas → vit b12
5. Anemia megaloblastik yang terasosiasi dengan mild/ moderate
leukopenia/ trombositopenia/ keduanya, sumsum tulang belakang
dengan akumulasi eritroid megaloblastik
6. Progesi dari penyakit neurologik → vit b12
Pemeriksaan Laboratorium

Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J. 2012. Basic & Clinical Pharmacology,
DiPiro, J. (2014). Pharmacotherapy (9th ed). New York: McGraw-Hill. 12th Ed. New York: McGraw-Hill.
Terapi anemia defisiensi Vitamin B12
• Makan makanan yang tinggi vitamin B12
• Vitamin B12 oral/parenteral
Oral : 1-2 mg
Injeksi : 1,000 mcg sianokobalamin/hari selama
1 minggu sampai manifestasi klinik tidak ada.
Bisa digunakan mingguan selama 1 bulan, dan
bulanan untuk maintenance setelahnya. Terapi
parenteral disarankan untuk pasien yang
menunjukkan gejala neurologis karena
dibutuhkan rapid-acting therapy.
Nasal : seminggu sekali, hindari pada pasien dengan penyakt nasal atau menerima obat
lain secara intranasal. Pasien tidak boleh menggunakan spray 1 jam sebelum atau sesudah
mengonsumsi makanan/minuman panas
-Kontraindikasi : pasien yang tidak dapat mengonsumsi obat oral, diare, dan muntah.
-Konversi kobalamin dari parenteral ke oral : 1 mg kobalamin oral perhari dapat dimulai
pada tanggal injeksi berikutnya
Terapi anemia • Konsumsi makanan tinggi folat
defisiensi Asam Folat • Asam folat eksogen untuk menginduksi remisi
hematologic dan menghilangkan gejala
Defisiensi normal : 1 mg sehari (oral)
Defisiensi karena malabsorpsi : 1-5 mg/hari
(oral)
Asam folat parenteral tersedia, tetapi jarang
dibutuhkan
Asam folat sintetis hampir diabsorpsi sempurna
di GIT dan dikonversi menjadi tetrahidrofolat
tanpa kobalamin. Terapi harus dilanjutkan
selama kurang lebih 4 bulan jika penyebab
defisiensi dasar dapat diidentifikasi dan
dikoreksi untuk memungkinkan pembersihan
semua sel darah merah yang kekurangan folat
dari sirkulasi.
Belum ada adverse effect dilaporkan pada
penggunaan asam folat. Tidak toksik pada dosis
tinggi
Dewasa Pediatri
Anemia defisiensi cobalamin (Vitamin B12)
• Anemia defisiensi folat (Vitamin B9) • Kekurangan diet ringat dapat diobati dengan vitamin B12
oral
• Pada konsumsi bersamaan dengan
multivitamin dengan dosis asam folat Anemia defisiensi folat (Vitamin B9)
yang tinggi dikhawatirkan • Bilas mulut setelah pemberian sirup Asam folat oral , untuk
mencegah perubahan warna gigi
meningkatkan toksisitas vit A.
• Anemia defisiensi cobalamin (Vitamin
B12)
Geriatri
• Sama dengan terapi pada orang dewasa :
• Vegetarian harus mendapatkan vit B12 intramuskular sebesar 1.000 μg, kemudian mingguan
dari suplemen atau konsumsi produk selama satu bulan dan kemudian bulanan setelahnya.
sereal yang diperkaya vit B12 untuk Selain itu, terapi oral (cyanocobalamin, 1 hingga 2 mg
mencegah defisiensi vit B12. per hari) untuk mengobati defisiensi vitamin B12
• Kekurangan folat harus ditangani dengan asam folat, 1
• Tingginya insiden defisiensi vitamin mg per hari.
B12 pada pasien yang menjalani • Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin b12,
operasi bypass lambung, dianjurkan seperti telur, sereal, susu, daging sapi dan ayam, serta
suplementasi profilaksis harian makanan yang kaya akan vitamin b9, seperti sayuran
dengan 1 mg. hijau, kacang, roti, dan nasi
Ibu hamil
• Pengobatan Anemia defisiensi cobalamin (vit.
B12)
• Sama seperti pada orang dewasa melalui oral
atau parenteral
• Pengobatan Anemia defisiensi folat (vitamin B9)
• WHO merekomendasikan suplemen folat untuk
wanita hamil 400 ug per hari dari awal kehamilan
hingga 3 bulan pascapersalinan
• Dosis suplementasi yang lebih tinggi, 5 mg per
hari, direkomendasikan pada wanita yang
memiliki peningkatan permintaan folat
(kehamilan ganda, gangguan hemolitik,
gangguan metabolisme folat) dan pada wanita
yang berisiko lebih tinggi terhadap NTD (neural
tube defects) (riwayat pribadi atau keluarga NTD,
diabetes pregestasional, epilepsi pada valproate
atau carbamazepine).
Daftar Pustaka
• Abdulsalam M, Daniel A. 2002. Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Sari Pediatri
• Bross, M. H., Soch, K., Knuppel, T. S. (2010). Anemia in Older Persons. American Family Physician, 82(5): 480-487.
• Burke, dkk. (2014). Identification, Prevention and Treatment of Iron Deficiency during the First 1000 Days. Nutrients 2014, 6, 4093-4114;
doi:10.3390/nu6104093.
• Rubin, E., dan Strayer, D.S. 2015. Rubin’s Pathology: Clinicopathologic Foundation of Medicine, 7th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
• Frontiers in Pharmacology. (2014). “Iron Deficiency in The Eldery Population, Revicite in Hepicidin Era”. Diperoleh dari https://doi:10.3389/fphar.2014.00083
• Mayo Clinic Staff. (2016). Vitamin Deficiency Anemia. Diperoleh dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vitamin-deficiency-anemia/symptoms-
causes/syc-20355025
• Ministry of Health (GNDP) Ghana. (2010). Standars tratment guidelines 6th Ed. Diperleh dari
http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s18015en/s18015en.pdf
• NHS. (2014). Regional template / guideline for the management of anaemia in pregnancy and postnatally. Diperoleh dari file:///C:/Users/User/Downloads/rtc-
sw_2014_10_P_anaemia_in_pregnancy_guideline%20(1).pdf
• Pasricha, S., dkk. (2010). Diagnosis and management of iron deficiency anaemia: a clinical update. MJA. Volume 193, no. 9. Diperoleh dari
https://www.mja.com.au/system/files/issues/193_09_011110/pas10224_fm.pdf
• Smith J, Coman D. (2014). Vitamin B12 Deficiency: an Update for the General Paediatrician. Pediat Therapeut 4: 188. doi:10.4172/2161-0665.1000188.
Diperoleh dari https://www.omicsonline.org/open-access/vitamin-b-deficiency-an-update-for-the-general-paediatrician-2161-0665-4-188.pdf
• Unicef. (2017). Standard treatment manual for children 4th Ed. Diperoleh dari https://www.unicef.org/pacificislands/Pikinini_STM_A5.pdf
• Gupta A., & Gadupudi, A. (2018). Iron deficiency anemia in pregnancy: developed versus developing countries. European Medical Journal. Diperoleh dari
https://www.emjreviews.com/hematology/article/iron-deficiency-anaemia-in-pregnancy-developed-versus-developing-countries/
• https://www.bsg.org.uk/resource/guidelines-for-the-management-of-iron-deficiency-anaemia.html diakses 11 Maret 2019
• https://www2.gov.bc.ca/gov/content/health/practitioner-professional-resources/bc-guidelines/iron-deficiency diakses 11 Maret 2019
• https://www.emjreviews.com/hematology/article/iron-deficiency-anaemia-in-pregnancy-developed-versus-developing-countries/

Anda mungkin juga menyukai