Anda di halaman 1dari 6

Notulensi Ilmu Kesehatan Anak

Bimbingan Kepaniteraan IKA RSUD Koja


Group UKRIDA IKA
Periode 13 September – 16 Oktober 2021

HARI : Selasa
TANGGAL : 05 Oktober 2021
ACARA : Bimbingan CBD Anemia Defisiensi Besi
PEMBIMBING : dr. Ivan R. Widjaja, Sp.A, (K)

Pada hari Selasa, tanggal 05 Oktober 2021 pukul 07:30 WIB, pertemuan kali ini dibimbing
oleh dr. Ivan R.Widjaja, Sp.A, (K) Pada pertemuan ini membahas CBD dengan topik
Anemia Defisiensi Besi
yang disampaikan oleh Darwin Manuel S.Ked (112019161)

(RINGKASAN KEGIATAN)
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang disebabkan oleh anemia yang disebabkan
oleh kekurangan zat besi yang dibutuhkan dalam sintesis hemoglobin. Beberapa literatur
mendefinisikan anemia defisiensi zat besi sebagai defisiensi nutrisi dan memberikan dampak
sistemik yang tidak hanya pada sistem hematologi, tetapi juga sistem lain termasuk sistem
imun dengan pengaruh yang bervariasi, mulai dari gangguan imunitas yang diperantarai sel,
fungsi fagosit, komplemen, imunoglobulin, dan sitokin.
Anemia Defisiensi Besi dapat menyerang kelompok usia manapun, namun sebagian besar
banyak dialami anak-anak. Anak dengan anemia defisiensi besi akan rentan terinfeksi dan
memperburuk morbiditas dan mortalitasnya

1
Insidensi defisiensi besi terkait dengan aspek mendasar dari metabolisme besi dan nutrisi.
Tubuh dari neonatus cukup bulan mengandung 0.5 gr besi, pada tubuh dewasa terkandung 5
gr besi. Perubahan kuantitas besi dari lahir ke dewasa berarti bahwa sekitar 0.8 mg besi harus
diabsorbsi tiap harinya selama 15 tahun kehidupan seorang anak.
Anemia defisiensi besi ditinjau berdasarkan empat penyebab utama yaitu, kurangnya intake
makanan yang mengandung zat besi, kurangnya absorbsi besi, meningkatnya kebutuhan akan
zat besi, dan meningkatnya kehilangan zat besi yang dikeluarkan setiap harinya
Ketidakcukupan hemoglobin dalam sel darah merah normal akan memaksa sumsum tulang
untuk menghasilkan eritrosit yang berukuran kecil karena ketidak cukupan hemoglobin yang
disebut hipokrom. Sel darah merah hipokrom ini tidak cukup kuat untuk membawa oksigen
yang cukup ke jaringan sehingga terjadi hipoksia, dan kejadian ini akan mengirimkan sinyal
kepada sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah lagi, namun sumsum tulang
hanya mampu memproduksi sel darah merah yang belum komplit sehingga hasil akhirnya
akan memperlihatkan adanya poikilositosis dan anisositosis.

Pengobatan anemia defisiensi besi terdiri atas terapi zat besi oral: pada bayi dan anak teapi
besi elemental diberikan dibagi dengan dosis 3-6 mg/kgBB/hari diberikan dalam dua dosis.
Terapi zat besi dapat diberikan selama 1 sampai 3 bulan dengan lama maksimal 5 bulan.
Setelah 6 bulan pengobatan dievaluasi kembali pemeriksaan kadar Hb untuk memantau

2
keberhasilan terapi. Transfusi darah diberikan jika gejala anemia disertai dengan risiko
terjadinya gagal jantung yaitu pada kadar Hb 5-8 g/dL. Komponen darah yang diberikan
berupa suspensi eritrosit (Packed Red Cell (PRC)) diberikan secara serial dengan tetesan
lambat. Secara umum transfusi PRC hampir selalu diindikasikan pada kadar Hb <7,0 g/dL,
terutama pada keadaan anemia akut

Pertanyaan

1. salah satu manifestasi klinis ADB adalah PICA, mengapa hal tersebut dapat terjadi?
(Stevani Rumetna 112019120)

Jawaban: Pica adalah perilaku seseorang yang mengonsumsi sesuatu yang bukan
makanan dan dapat menyebabkan efek medis yang serius. Perilaku ini lebih banyak
terjadi pada anak-anak, meskipun demikian, pica berbeda dengan kebiasaan anak
batita yang sering kali memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya karena rasa
penasaran. Pica pada orang dewasa tidak menandakan gangguan psikologis. Pica bisa
saja merupakan manifestasi dari sebuah kondisi medis, yang paling sering adalah
anemia defisiensi besi. Selain itu, pica juga dapat dipicu oleh tubuh kekurangan
nutrisi tertentu yang lain, seperti zinc ataupun keinginan seseorang untuk merasakan
tekstur tertentu di dalam mulutnya.

2. adakah hubungan atau kejadian antara hipotensi dan anemia, seperti erat kaitannya kurang
darah dan darah rendah? (Deshielanny Narayanan 112020027)

Jawab: Kurang darah atau anemia, merupakan kondisi yang terjadi karena tubuh
kekurangan hemoglobin. Sedangkan darah rendah alias hipotensi, adalah masalah
yang terjadi karena tekanan darah di dalam arteri di bawah batas normal.
namun masih ada kaitan antara anemia dengan hipotensi seperti intake nutrisi atau
makanan yang berkurang, Kekurangan vitamin B12, folat, dan zat besi membuat
tubuh tidak cukup memproduksi sel darah merah (anemia), menyebabkan tekanan
darah rendah (hipotensi).

3. ada pemberian albendazole pada regimen tatalaksana, apa indikasi pemberian albendazole
ini? (Della Nabila 112019248)

Obat anti cacing diberikan sebagai pencegahan infeksi yang diatur dalam PMK atau
profilaksis infeksi seperti Albendazol dengan dosis 200 mg atau ½ tablet tunggal tiap

3
6 bulan, sifat albendazol berspektrum luas yang bekerja menghambat pembentukan
energi.

4. menurut presentan, perlu atau tidaknya pemeriksaan feses dalam hal diagnostik pada kasus
ini? (Jevon Javier 112019196)

Jawaban: pemeriksaan feses dalam hal diagnostik perlu dipertimbangkan untuk


kepentingan diagnostik, tujuannya adalah untuk melihat ada tidaknya infeksi pada GI
tract atau perdarahan yang mungkin menjadi etiologi dan penyebab terjadinya anemia.

5. kapan waktu yang tepat untuk memberikan preparat besi pada anak dengan anemia
defisiensi besi dan adakah efek sampingnya? (Kresensiana Erniwati 112019152)

pada kasus ini tidak diberikannya preparat besi karena pertimbangan zat besi
diperoleh dari intake makanan yang kaya akan zat besi seperti daging merah yang
kaya akan besi heme.
dan juga pada kasus ini anak sudah mendapatkan transfusi PRC untuk mengkoreksi
anemia, sehingga otomatis zat besi juga kemungkinan sudah tercukupi, lakukan
maintain dan edukasi mengenai kebutuhan nutrisi anak.
preparat besi jika dibutuhkan, dapat diberikan secara oral dengan dosis 3-6 mg besi-
elemental/kgBB/hari untuk mendapatkan respon pengobatan yang maksimal.
pilihannya ada 3 besi (ferro sulfat besi elemental 20%, ferro fumarat 33%, dan ferro
glukonat 12%). side effect dari pemberian besi adalah mual, kram, sakit perut,
konstipasi, atau gangguan saluran cerna, anjuran pemberian preparat zat besi
sebenarnya adalah saat lambung kosong, namun karena efek sampingnya dapat
diberikan saat makan atau setelah makan walaupun absrobsinya hanya 4-50%.

4
Foto Kegiatan :

5
Absensi
NO NAMA NPM TANDA TANGAN

1 Thya Fitriani 112019017

2 Deshielanny A/P R. Narayanan 112020027

3 Muhammad Imran Amin Bin MD Jelani 112020026

4 Jevon Javier 112019196

5 Syela Akasian 112019263

6 Kresensiana Erniwati 112019152

7 Della Nabila 112019248

8 Stevani Sarah Priskila Rumaretna 112019120

9 Jane Josephine Chandra 112019134

10 Prahasta Listianing Renny 112019112

11 Darwin Manuel 112019161

Pembimbing,

( )

Anda mungkin juga menyukai