Anda di halaman 1dari 6

Notulensi Bimbingan Referat

Bimbingan Kepaniteraan IKA RSUD Koja


Group UKRIDA IKA
Periode 5 Juli – 7 Agustus 2021

HARI : Rabu
TANGGAL : 28 Juli 2021
ACARA : Bimbingan Referat Kejang Demam pada Anak
PEMBIMBING : dr. Riza Mansjoer, SpA (K)

Pada hari Rabu, tanggal 28 Juli 2021 pukul 11.00 WIB, pertemuan presentasi referat
ini dibimbing oleh dr. Riza Mansjoer, Sp.A (K). Pada pertemuan ini membahas tentang
Kejang Demam pada anak yang disampaikan oleh Kresensiana Erniwati, S.Ked dengan
NIM. 112019152.

(RINGKASAN KEGIATAN)
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), kejang demam adalah kejang yang
terjadi pada anak-anak yang demam antara usia 6 dan 60 bulan (5 tahun) yang tidak memiliki
infeksi intrakranial, gangguan metabolisme, atau riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.
Sedangkan menurut IDAI, kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak
berumur 6 bulan – 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 38℃ dengan
metode pengukuran suhu apapun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.
Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5 tahun. Kejang demam ini
disebabkan oleh semua infeksi di luar otak yang menimbulkan demam. Faktor resiko
terjadinya kejang demam diantaranya adalah faktor genetik, faktor suhu tubuh, faktor usia
dan factor infeksi. Kejang demam ini dibagi menjadi 2 yakni kejang demam sederhana dan

1
kejang demam kompleks. Penegakkan diagnosisnya melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis yang rinci harus dilakukan untuk mengetahui
penyebab demam, hubungan timbulnya demam dengan kejang, karakteristik demam
termasuk suhu dan lamanya kejang, serta riwayat kejang sebelumnya. Tanda-tanda vital harus
dipantau dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh harus dilakukan untuk mengetahui
penyebab demam. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan seperti pemeriksaan laboratorium
CBC, elektrolit, GDS, pemeriksaan EEG dan pungsi lumbal untuk menyingkirkan diagnosa
lain selain kejang demam.
MRI atau CT Scan harus dipertimbangkan pada pasien dengan tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial, kelainan neurologis fokal dan kecurigaan kerusakan struktural di otak,

Pertanyaan:
1. Jevon Javier (112019196)
Apa yang harus dilakukan ketika anak kejang?
 Tetap tenang dan tidak panik (karena berpotensi kejang lagi ke depannya).
 Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
 Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring, bila terdapat muntah bersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
 Kemungkinan lidah tergigit sangat jarang, jadi jangan memasukkan sesuatu ke
dalam mulut saat anak kejang (spt: sendok, spatel, dll).
 Jangan menahan tangan atau anggota tubuh saat anak kejang.
 Jauhkan anak dari sesuatu yang membahayakan (spt:dekat api, dekat barang-
barang tajam,dll).
 Ukur suhu, lihat dan ingat bentuk dan lama kejangnya.
 Siapkan obat anti kejang, berikan 1 x per rektal, paling banyak 2 x
 Kejang 5 menit atau lebih, tidak berhenti, tidak berhenti dengan diazepam
rektal, kejang 1 sisi, tidak sadar setelah kejang, ada kelumpuhan, bawa ke RS.
2. Stevani Sarah Priskila Rumaretna (112019120)
Apakah imunisasi perlu ditunda bila anak memiliki riwayat kejang demam?
 Anak dengan riwayat kejang demam tetap dianjurkan mendapat imunisasi
sesuai jadwal (krn jika vaksin ditunda dapat mengurangi manfaat imunisasi
tersebut, memang vaksin tetap berguna untuk menimbulkan kekebalan tubuh

2
untuk mencegah penyakit, tapi berkurang jika pemberiannya tidak sesuai
jadwal).
 Kejang setelah demam karena vaksinasi sangat jarang, kejadian kejang demam
pasca vaksinasi DPT adalah 6 sampai 9 kasus per 100.000 anak yang
divaksinasi.
 Pada intinya imunisasi tetap diberikan sesuai jadwal, kecuali vaksin tertentu
yang memiliki efek samping terjadinya demam seperti imunisasi DPT dapat
ditunda pemberiannya hingga kondisi anak benar-benar memungkinkan untuk
vaksin.
3. Lili Novita Manen Sampel (112019014)
Seberapa sering kejang demam itu terjadi? Apa pengaruhnya pada tumbuh
kembang anak?
 2 sampai 5% anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun mengalami kejang demam
 Kecacatan akibat kejang demam hampir tidak pernah terjadi.
 Sebagian besar anak yang pernah mengalami kejang demam akan tumbuh dan
berkembang secara normal tanpa adanya kelainan atau kecacatan.
 Jadi tidak ada pengaruh tumbuh kembang pada anak kejang demam.
4. Prahasta Listianing Renny (112019112)
Apakah saat anak kejang, orang tuanya boleh menggendong anaknya supaya
cepat sadar?
Sebaiknya saat anak kejang, anak diletakkan pada tempat yang aman dan tidak
dianjurkan menggendong anak tersebut, karna kita tahu bahwa gerakan kejang itu
adalah gerakan yang tidak menentu dan kuat, tentunya dengan menggendong itu kita
akan menahan anggota tubuh atau badan dari anak tersebut.
Yang kita takutkan dengan menahan tidak baik pada saat anak kejang jadi lebih baik
dibaringkan di tempat yang aman, jauhkan dari benda-benda yang berbahaya dan jaga
jangan sampai mentahan, ditaruh di tempat yang datar. Kalau digendong malah bisa
jatuh dan resiko terjadi trauma karena tidak kuat menahan gerakannya.
5. Deshielanny A/P R. Narayanan (112020027)
Bagaimana resiko kejang demam pada bayi prematur?
Anak-anak yang lahir prematur merupakan golongan lebih rentan mengalami kejang
demam. Pajanan prenatal terhadap zat kimia seperti Nikotin dengan atau alcohol
mempunyai hubungan dengan resiko terjadinya kejang demam. Stres prenatal atau

3
perinatal dapat memiliki efek pemrograman pada otak yang sedang berkembang yang
meningkatkan rangsangan saraf menghasilkan ambang kejang yang lebih rendah.

6. Darwin Manuel (112019161)


Apakah kejang demam yg terus-menerus akan menjadi epilepsi?
Hasil bukti penelititan yang sangat banyak dari penelitian model manusia dan hewan
menunjukkan bahwa hasil dari kejang demam pendek tidak berbahaya. Namun,
apakah kejang demam yang berkepanjangan dan status epileptikus demam
menyebabkan epilepsi lebih sulit untuk dipastikan. Secara umum, evaluasi
epidemiologi prospektif hanya memberikan sedikit bukti untuk epileptogenesis,
meskipun mereka yang mengamati skala waktu yang lebih lama telah menunjukkan
kemungkinan yang meningkat untuk perkembangan epilepsi. Jadi pada umumnya
kejang demam tidak dapat berpotensi menjadi epilepsy, kecuali kejang demam
kompleks.

4
Foto Kegiatan :

5
Absensi
NO NAMA NPM TANDA TANGAN

1 Lili Novita Manen Sampel 112019014

2 Deshielanny A/P R. Narayanan 112020027

3 Muhammad Imran Amin Bin MD Jelani 112020026

4 Jevon Javier 112019196

5 Syela Akasian 112019263

6 Kresensiana Erniwati 112019152

7 Della Nabila 112019248

8 Stevani Sarah Priskila Rumaretna 112019120

9 Jane Josephine Chandra 112019134

10 Prahasta Listianing Renny 112019112

11 Darwin Manuel 112019161

12 Kevin Wikanata Prakasa 112019259

Pembimbing,

(dr. Riza Mansjoer, Sp.A (K))

Anda mungkin juga menyukai