Anda di halaman 1dari 45

CURRICULUM VITAE

• Nama : Lusiana Rahmawati


• Tempat tanggal lahir : Sukabumi, 08 Mei 1978
• Status Perkawinan : Menikah
• Agama : Islam
• Alamat Tinggal : Jugala Residence Sukabumi
• Email : r.lusiana@gmail.com

PENDIDIKAN
• TK sampai SMA di Sukabumi
• Dokter Umum di Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Ahmad Yani Bandung
• Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung
• S2 Magister Kesehatan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung
PENGALAMAN KERJA
• PTT Daerah di RS Betha Medika Sukabumi
• RSUD Jampangkulon dan RS Kartika Cibadak Sukabumi
ORGANISASI: IDI, IDAI
KEJANG DEMAM DAN
PENANGANAN KEJANG
PADA ANAK

dr. Lusiana Rahmawati, Sp.A.M.Kes.


SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Jampangkulon
Definisi

• Usia 1 bulan sampai 5 tahun


• Kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 380C)

• Proses Ekstrakranial
• Tanpa riwayat kejang tanpa demam dan kejang
neonatal sebelumnya

Recommendations for the management of febrile seizures: Ad Hoc Task Force of LICE Guidelines.
Epilepsia.2009;50(1):2-6.

American Academy of Pediatrics. Subcommittee on Febrile Seizures. Pediatr.2011;127(2):389-94

Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam. IDAI.2016:1


Epidemiologi

• Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berusia


6 bulan – 5 tahun
• Insidensi tertinggi usia 18-20 bulan
• 80-90% merupakan kejang demam sederhana
• 20% kejang demam kompleks
• 8% berlangsung >15 menit
• 16% berulang dalam waktu 24 jam

American Academy of Pediatrics, Subcommittee on Febrile Seizure. Pediatr. 2011;127:389-94.

Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam. IDAI.2016:2


Klasifikasi
Kejang demam sederhana
• Berlangsung singkat (kurang dari 15 menit)
• Kejang umum (tonik dan atau klonik)
• Tidak berulang dalam waktu 24 jam

Kejang demam kompleks


• Kejang lama (>15 menit)
• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
• .
American Academy of Pediatrics, Subcommittee on Febrile Seizure. Pediatr. 2011;127:389-94.
Hesdorffer DC, Benn EK, Bagiella E, Nordli D, Pellock J, Hinton V, dkk. Ann Neurol.2011;70(1):93-100
Berg AT, Shinnar S. Epilepsia. 1996;37(2):126-33. American Academy of Pediatrics, Subcommitee on Febrile Seizure.
Pediatr. 2011;127:389-94.
Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam. IDAI.2016:3
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium
• Tidak rutin
• Mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam

Pungsi lumbal
• Untuk menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan meningitis.
Pungsi lumbal

• Rekomendasi penatalaksaan kejang demam lama pungsi


lumbal dilakukan pada:
• Usia <12 bulan kejang demam pertama
• 12-18 bulan tidak rutin dilakukan
• Usia >18 bulan sesuai indikasi

• Pada rekomendasi penatalaksaan kejang demam terbaru


Pungsi lumbal pada usia <12 bulan tidak dilakukan
Indikasi pungsi lumbal

1. Terdapat kecurigaan adanya infeksi


susunan saraf pusat berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan klinis
2. Telah mendapat antibiotik

American Academy of Pediatrics, Subcommittee on Febrile Seizure. Pediatr. 2011;127:389-94.

American Academy of Pediatrics, Subcommittee on Febrile Seizure. Pediatr. 2011;127:389-94.


Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016.
Elektroensefalografi (EEG)
• kejang dengan bangkitan yang bersifat fokal.

• Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016

Pencitraan
• Tidak rutin dilakukan
• Terdapat kelainan neurologis
• Wong V. HK Journal of Pediatr. 2002;7:143-151. AAP, Subcommitee on Febrile Seizure.
Pediatr.2011;127:389-94.
• Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016.
Prognosis
Faktor risiko berulangnya kejang demam

1. Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga


2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Suhu tubuh kurang dari 390C saat kejang
4. Interval singkat antara awitan demam dengan terjadinya
kejang.
5. Kejang demam pertama merupakan kejang demam
kompleks.

• Berg AT, Shinnar S, Darefsky AS, Holford TR, Shapiro ED, Salomon ME, dkk.Arch Pediatr Adolesc Med.
1997;151:371-8.
• Pavlidou E, Tzitiridou M, Kontopoulos E, Panteliadis CP. Brain Dev. 2008;30:7-13.
• Knudsen FU. Brain Dev. 1996;18:438-49.
Faktor risiko terjadinya epilepsi
1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung
4. Kejang demam sederhana yang berulang 4 episode atau
lebih dalam satu tahun.

Nelson KB, Ellenberg JH. N Eng J of Med. 1976;295:1029-33.


Nelson KB, Ellenberg JH. Pediatr. 1978;61:720-7.
Annegers JF. N Eng J of Med. 1987;316:493-8.
Kesepakatan UKK Neurologi IDAI.2016.
Kematian

Kematian langsung tidak pernah dilaporkan.

National Institute of Health. Febrile seizure: Consensus development conference statement summary. Pediatr.
1980;66:1009-12.
Vestergaard M, Pedersen MG, Ostergaard JR, Pedersen CB, Olsen J, Christensen J. Lancet.2008;372(9637):457-63.
Tatalaksana Kejang Demam
Tatalaksana Kejang

Antipiretik
• Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik
mengurangi risiko terjadinya kejang demam
• Dokter neurologi anak di Indonesia sepakat bahwa
antipiretik tetap dapat diberikan.

• Rosenbloom E, Finkelstein Y, Adams-Webber T, Kozer E.Eur J Paediatr Neurol. 2013;17:585-8.


• Offringa M, Newton R. Cochrane Database Syst Rev. 2012 Apr
18;4:CD003031.doi:10.1002/14651858.CD003031.pub2.
• Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016.
Antikonvulsan Intermitten
Pemberian obat antikonvulsan yang diberikan
hanya pada saat demam.

• Profilaksis intermiten diberikan pada:


• Kelainan neurologis berat
• Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
• Usia <6 bulan
• Kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39oC
• Apabila pada episode kejang demam sebelumnya,
suhu tubuh meningkat dengan cepat.

• Sugai K. Brain Dev. 2010;32:64-70.


• Force of LICE Guidelines. Epilepsia.2009;50(1):2-6.
• Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016.
Obat yang diberikan:

• Diazepam
• Oral 0,3 mg/kg/kali setiap 8 jam
• Rektal 5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg untuk berat
badan >12 kg)
• Dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
• Diberikan selama 48 jam pertama demam.
• Dosis tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan
ataksia, iritabilitas, serta sedasi.

• Knudsen FU.Epilepsia. 2000;41(1):2-9.

• Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016.


Antikonvulsan Rumat
• Indikasi pengobatan rumat:

1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata
sebelum atau sesudah kejang

American Academy of Pediatrics. Practice parameter: Long-term treatment of the child with simple febrile seizures.
Pediatrics. 1999;103:1307-9.
Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016.
Sugai K. Brain Dev. 2010;32:64-70.
Lama pengobatan rumat
• Pengobatan diberikan selama 1 tahun
• Penghentian pengobatan rumat tidak membutuhkan
tapering off, pada saat anak tidak sedang demam.

• Knudsen FU. Brain Dev. 1996;18:438-49. Kesepakatan UKK Neurologi IDAI.


2016.
Jenis antikonvulsan untuk pengobatan rumat
• Fenobarbital atau asam valproat

amelle C. Neuropediatrics. 1984;15:37-42.


Farwell JR. N Engl J Med. 1990;322:364-9.

• Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan


gangguan perilaku dan kesulitan belajar
Dosis fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis.
• Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Dosis asam
valproat adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis.

• American Academy of Pediatrics. Committee on Drugs. Pediatr 1995;96:538-40. American


Academy of Pediatrics. Pediatr 1999;103:1307-9.
• Knudsen FU. Epilepsia. 2000;41(1):2-9.
Edukasi Terhadap Orang Tua
1. Meyakinkan orangtua bahwa kejang demam umumnya
mempunyai prognosis baik.
2. Memberitahukan cara penanganan kejang.
3. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang
kembali.
4. Pemberian obat profilaksis untuk mencegah berulangnya
kejang memang efektif, tetapi harus diingat adanya efek
samping obat.

American Academy of Pediatrics, Subcommitee on Febrile Seizure. Pediatr. 2011;127:389-94.


Hal yang harus dikerjakan saat anak kejang

1. Tidak panik.
2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring.
4. Bila terdapat muntah, bersihkan muntahan atau lendir di
mulut atau hidung.
5. Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya
sangat kecil) lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu
kedalam mulut.
6. Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama
kejang.
7. Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.
8. Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung
lebih dari 5 menit. Hanya diberikan satu kali oleh
orangtua.
9. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila:
• Kejang berlangsung 5 menit
• Suhu tubuh lebih dari 40°C
• Kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal
• Kejang fokal
• Setelah kejang anak tidak sadar, atau terdapat kelumpuhan.

• Fukuyama Y. Brain Dev. 1996;18:479-84. Recommendations for the management of


febrile seizures: Ad Hoc Task Force of LICE
• Guidelines. Epilepsia.2009;50(1):2-6.
TERIMA KASIH
Diazepam
• GABA reseptor antagonis
• Waktu paruh 20-40 jam
• Onset terapi 3-5 menit
• Efek terapi 15-20 menit
• Dosis 0,2-0,5 mg/kgBB, maksimal 10 mg
• Efek samping: gagal napas
• Sediaan: IV 10mg/2ml, rectal 5mg dan 10mg
Fenitoin
• Memblok pintu kanal natrium
• Waktu paruh 24 jam
• Onset terapi 10-30 menit
• Efek terapi 12-24 jam
• Dosis awal 20mg/kgBB/IV, maksimal 1000mg,
diberikan dengan pengenceran dalam 10mg/ 1ml
NaCl 0,9%: kecepatan 50 mg/menit
• Efek samping: bradikardi, aritmia
• Sediaan: IV 100 mg/2 ml
Fenobarbital
• Bekerja pada reseptor GABA
• Waktu paruh 3-7 hari
• Onset terapi 10-20 menit
• Efek terapi 1-3 hari
• Dosis 20mg/kgBB/IV bolus, maksimal
1000mg, kecepatan pemberian 1
mg/kgBB/menit selama > 5-10 menit
• Efek samping: depresi pernapasan
• Sediaan: IV 200mg/2ml
A– B - C

• Airway
• Bebaskan jalan nafas
• Suction lendir
• NGT
• Breathing
• O2 Nasal 2 lt/mnt
• Circulation
• Pasang infus, cairan kristaloid, resusitasi cairan
• Diazepam supp 5 mg per rektal
• Bolus D10%?
• Masih kejang?
Diazepam
• GABA reseptor antagonis
• Waktu paruh 20-40 jam
• Onset terapi 3-5 menit
• Efek terapi 15-20 menit
• Dosis 0,25-0,5 mg/kgBB, maksimal 20 mg
• Efek samping: gagal napas
• Sediaan: IV 10mg/2ml, rectal 5mg dan 10mg
• Diazepam 5 mg IV
• Masih kejang?
• Fenobarbital 200 mg selama 10 mnt
• Kejang berhenti?
• Rumatan: 2x25 mg IV
Fenobarbital
• Bekerja pada reseptor GABA
• Waktu paruh 3-7 hari
• Onset terapi 10-20 menit
• Efek terapi 1-3 hari
• Dosis 20mg/kgBB/IV bolus, maksimal
1000mg, kecepatan pemberian 1
mg/kgBB/menit selama > 5-10 menit
• Efek samping: depresi pernapasan
• Sediaan: IV 200mg/2ml
Fenitoin
• Memblok pintu kanal natrium
• Waktu paruh 24 jam
• Onset terapi 10-30 menit
• Efek terapi 12-24 jam
• Dosis awal 20mg/kgBB/IV, maksimal 1000mg,
diberikan dengan pengenceran dalam 10mg/ 1ml
NaCl 0,9%: kecepatan 50 mg/menit
• Efek samping: bradikardi, aritmia
• Sediaan: IV 100 mg/2 ml
Pilihan pertama obat lini kedua/ long acting
- Apakah terdapat akses pembuluh darah?
- Apakah monitor EKG tersedia?

Ya Tidak

Fenitoin Phenobarbital
- Tingkat kesadaran?
- Efek sedasi?
• Developmental Window
• Usia pertama kali kejang << 2 tahun
• Otak imatur:
• eksitasi lebih dominan dibanding inhibisi
• reseptor GABA sebagai inhibitor kurang aktif
• regulasi ion Na+, K+, dan Ca++ belum sempurna, sehingga
mengakibatkan gangguan repolarisasi pasca depolarisasi dan
meningkatkan eksitabilitas neuron
Midazolam
• Onset terapi 2-5 menit
• Efek terapi 30-60 menit
• Waktu paruh 1,8-6,4 jam
• Dosis 0,2mg/kgBB/IV bolus,
dilanjutkan infus 0,02-0,4
mg/kgBB/jam
• Efek samping: depresi pernapasan
• Sediaan: IV 5mg/1ml, 15 mg/3ml

Anda mungkin juga menyukai