PENDIDIKAN
• TK sampai SMA di Sukabumi
• Dokter Umum di Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Ahmad Yani Bandung
• Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung
• S2 Magister Kesehatan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung
PENGALAMAN KERJA
• PTT Daerah di RS Betha Medika Sukabumi
• RSUD Jampangkulon dan RS Kartika Cibadak Sukabumi
ORGANISASI: IDI, IDAI
KEJANG DEMAM DAN
PENANGANAN KEJANG
PADA ANAK
• Proses Ekstrakranial
• Tanpa riwayat kejang tanpa demam dan kejang
neonatal sebelumnya
Recommendations for the management of febrile seizures: Ad Hoc Task Force of LICE Guidelines.
Epilepsia.2009;50(1):2-6.
Pemeriksaan laboratorium
• Tidak rutin
• Mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam
Pungsi lumbal
• Untuk menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan meningitis.
Pungsi lumbal
Pencitraan
• Tidak rutin dilakukan
• Terdapat kelainan neurologis
• Wong V. HK Journal of Pediatr. 2002;7:143-151. AAP, Subcommitee on Febrile Seizure.
Pediatr.2011;127:389-94.
• Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016.
Prognosis
Faktor risiko berulangnya kejang demam
• Berg AT, Shinnar S, Darefsky AS, Holford TR, Shapiro ED, Salomon ME, dkk.Arch Pediatr Adolesc Med.
1997;151:371-8.
• Pavlidou E, Tzitiridou M, Kontopoulos E, Panteliadis CP. Brain Dev. 2008;30:7-13.
• Knudsen FU. Brain Dev. 1996;18:438-49.
Faktor risiko terjadinya epilepsi
1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas
2. Kejang demam kompleks
3. Riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung
4. Kejang demam sederhana yang berulang 4 episode atau
lebih dalam satu tahun.
National Institute of Health. Febrile seizure: Consensus development conference statement summary. Pediatr.
1980;66:1009-12.
Vestergaard M, Pedersen MG, Ostergaard JR, Pedersen CB, Olsen J, Christensen J. Lancet.2008;372(9637):457-63.
Tatalaksana Kejang Demam
Tatalaksana Kejang
Antipiretik
• Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik
mengurangi risiko terjadinya kejang demam
• Dokter neurologi anak di Indonesia sepakat bahwa
antipiretik tetap dapat diberikan.
• Diazepam
• Oral 0,3 mg/kg/kali setiap 8 jam
• Rektal 5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg untuk berat
badan >12 kg)
• Dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
• Diberikan selama 48 jam pertama demam.
• Dosis tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan
ataksia, iritabilitas, serta sedasi.
1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata
sebelum atau sesudah kejang
American Academy of Pediatrics. Practice parameter: Long-term treatment of the child with simple febrile seizures.
Pediatrics. 1999;103:1307-9.
Kesepakatan UKK Neurologi IDAI. 2016.
Sugai K. Brain Dev. 2010;32:64-70.
Lama pengobatan rumat
• Pengobatan diberikan selama 1 tahun
• Penghentian pengobatan rumat tidak membutuhkan
tapering off, pada saat anak tidak sedang demam.
1. Tidak panik.
2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring.
4. Bila terdapat muntah, bersihkan muntahan atau lendir di
mulut atau hidung.
5. Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya
sangat kecil) lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu
kedalam mulut.
6. Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama
kejang.
7. Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.
8. Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung
lebih dari 5 menit. Hanya diberikan satu kali oleh
orangtua.
9. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila:
• Kejang berlangsung 5 menit
• Suhu tubuh lebih dari 40°C
• Kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal
• Kejang fokal
• Setelah kejang anak tidak sadar, atau terdapat kelumpuhan.
• Airway
• Bebaskan jalan nafas
• Suction lendir
• NGT
• Breathing
• O2 Nasal 2 lt/mnt
• Circulation
• Pasang infus, cairan kristaloid, resusitasi cairan
• Diazepam supp 5 mg per rektal
• Bolus D10%?
• Masih kejang?
Diazepam
• GABA reseptor antagonis
• Waktu paruh 20-40 jam
• Onset terapi 3-5 menit
• Efek terapi 15-20 menit
• Dosis 0,25-0,5 mg/kgBB, maksimal 20 mg
• Efek samping: gagal napas
• Sediaan: IV 10mg/2ml, rectal 5mg dan 10mg
• Diazepam 5 mg IV
• Masih kejang?
• Fenobarbital 200 mg selama 10 mnt
• Kejang berhenti?
• Rumatan: 2x25 mg IV
Fenobarbital
• Bekerja pada reseptor GABA
• Waktu paruh 3-7 hari
• Onset terapi 10-20 menit
• Efek terapi 1-3 hari
• Dosis 20mg/kgBB/IV bolus, maksimal
1000mg, kecepatan pemberian 1
mg/kgBB/menit selama > 5-10 menit
• Efek samping: depresi pernapasan
• Sediaan: IV 200mg/2ml
Fenitoin
• Memblok pintu kanal natrium
• Waktu paruh 24 jam
• Onset terapi 10-30 menit
• Efek terapi 12-24 jam
• Dosis awal 20mg/kgBB/IV, maksimal 1000mg,
diberikan dengan pengenceran dalam 10mg/ 1ml
NaCl 0,9%: kecepatan 50 mg/menit
• Efek samping: bradikardi, aritmia
• Sediaan: IV 100 mg/2 ml
Pilihan pertama obat lini kedua/ long acting
- Apakah terdapat akses pembuluh darah?
- Apakah monitor EKG tersedia?
Ya Tidak
Fenitoin Phenobarbital
- Tingkat kesadaran?
- Efek sedasi?
• Developmental Window
• Usia pertama kali kejang << 2 tahun
• Otak imatur:
• eksitasi lebih dominan dibanding inhibisi
• reseptor GABA sebagai inhibitor kurang aktif
• regulasi ion Na+, K+, dan Ca++ belum sempurna, sehingga
mengakibatkan gangguan repolarisasi pasca depolarisasi dan
meningkatkan eksitabilitas neuron
Midazolam
• Onset terapi 2-5 menit
• Efek terapi 30-60 menit
• Waktu paruh 1,8-6,4 jam
• Dosis 0,2mg/kgBB/IV bolus,
dilanjutkan infus 0,02-0,4
mg/kgBB/jam
• Efek samping: depresi pernapasan
• Sediaan: IV 5mg/1ml, 15 mg/3ml