No Dokumen :
SOP/194/UKP/2018
Halaman : 1/5
PUSKESMAS
NYALINDUNG Solihin Abidarda, S.Kep.Ners
NIP.197305221993031004
2. Tujuan Sebagai acuan mendiagnosis urtikaria akut dan menentukan terapi yang
tepat untuk penderita urtikaria akut
a. stetoskop
b. senter
5. Prosedur/Lan
gkah-langkah 2. Petugas pelaksana :
a. Dokter
b. Perawat
3. Langkah-langkah :
3) Pemeriksaan Penunjang.
- Tes darah (eosinofil), urin dan feses rutin (memastikan
adanya fokus infeksi tersembunyi).
- Uji gores (scratch test) untuk melihat dermografisme.
- Tes eliminasi makanan: dengan cara menghentikan
semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu
mencobanya kembali satu per satu.
- Tes fisik: dingin (es batu)-panas (air hangat)
4) Klasifikasi
• Berdasarkan waktu berlangsungnya serangan, urtikaria
dibedakan atas urtikaria akut (< 6 minggu atau selama 4
minggu terus menerus) dan kronis (> 6 minggu).
• Berdasarkan morfologi klinis, urtikaria dibedakan menjadi
urtikaria papular (papul), gutata (tetesan air) dan girata
(besar-besar).
• Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan yang terkena,
urtikaria dibedakan menjadi urtikaria lokal (akibat gigitan
serangga atau kontak), generalisata (umumnya
disebabkan oleh obat atau makanan) dan angioedema.
• Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadinya,
urtikaria dapat dibedakan menjadi:
1. Urtikaria imunologik, yang dibagi lagi menjadi:
- Keterlibatan IgE reaksi hipersensitifitas tipe I
(Coombs and Gell) yaitu pada atopi dan adanya
antigen spesifik
- Keikutsertaan komplemen reaksi
hipersensitifitas tipe II dan III (Coombs and
Gell), dan genetik
- Urtikaria kontak reaksi hipersensitifitas tipe 4
(Coombs and Gell)
2. Urtikaria non-imunologik (obat golongan opiate,
NSAID, aspirin serta trauma fisik).
3. Urtikaria idiopatik (tidak jelas penyebab dan
mekanismenya).
5) Diagnosis Banding
1. Purpura anafilaktoid (Purpura Henoch-Schonlein).
2. Pitiriasis rosea (lesi awal berbentuk eritema).
3. Eritema multiforme (lesi urtika, umumnya terdapat pada
ekstremitas bawah).
6) Penatalaksanaan
• Prinsip: tata laksana pada layanan primer dilakukan
dengan first-line therapy, yaitu memberikan edukasi pasien
tentang penyakit urtikaria (penyebab dan prognosis) dan
terapi farmakologis sederhana.
• Urtikaria akut: atasi keadaan akut terutama pada
angioedema karena dapat terjadi obstruksi saluran napas.
Penanganan dapat dilakukan di Unit Gawat Darurat
bersama-sama dengan/atau dikonsultasikan ke Spesialis
THT. Bila disertai obstruksi saluran napas, diindikasikan
pemberian epinefrin subkutan yang dilanjutkan dengan
pemberian kortikosteroid Prednison 60-80 mg/hari selama
3 hari, dosis diturunkan 5-10 mg/hari.
• Pengobatan terhadap keluhannya dengan:
- Antihistamin (AH) oral nonsedatif, misalnya Loratadin/Cetirizin 10
mg/hari pemakaian 1 x sehari selama 1 minggu.
- Antipruritus topikal: cooling antipruritic lotion, seperti krim menthol
1% atau 2% selama 1 minggu terus menerus.
• Konseling & Edukasi:
1. Prinsip pengobatan adalah identifikasi dan eliminasi
faktor penyebab urtikaria.
2. Penyebab urtikaria perlu menjadi perhatian setiap
anggota keluarga.
3. Pasien dapat sembuh sempurna.
• Kriteria Rujukan:
1. Rujukan ke spesialis bila ditemukan fokus infeksi.
2. Jika urtikaria berlangsung kronik dan rekuren.
3. Jika pengobatan first-line therapy gagal.
4. Jika kondisi memburuk, yang ditandai dengan makin
bertambahnyapatch eritema, timbul bula, atau bahkan
disertai sesak
6. Bagan alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Poli umum