• Phenobarbital, carbamazepine,
phenytoin intermiten pada saat
demam tidak berguna untuk
mencegah kejang demam.
– Knudsen. Practical management approaches
to simple and complex febrile seizures.
Dalam: Baram TZ, Shinnar S, eds, Febrile
seizures. San Diego: Academic Press
2002;p.1-20
Pengobatan bila anak datang
dalam keadaan kejang
Antikonvulsan pada saat
kejang demam
• Pemberian diazepam rektal pada saat kejang
sangat efektif dalam menghentikan kejang.
• Diazepam rektal diberikan segera saat kejang
berlangsung, dan dapat diberikan di rumah (level
I, rekomendasi A).
• Diazepam rektal yang dianjurkan adalah 0,3-
0,5mg/kg
• Untuk memudahkan dapat digunakan dosis:
• 5 mg untuk berat badan kurang dari 10 kg
• 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg
– Knudsen. Rectal administration of diazepamin solution in the acute
treament of convulsion in infants and children. Arch Dis Child 1979;54:855-
7.
– Dieckman. Rectal diazepam for prehospital status epilepticus.
An Emerg Med 1994;23:216-24
– Alldregde dkk.Effect of prehospital treatment on the outcome of status
epilepticus in children. Pediatr Neurol 1995;12:213-6.
Antikonvulsan pada saat
kejang demam
• Bila kejang belum berhenti, dapat
diulang dengan dosis sama setelah 3-5
menit
– Kesepakatan Saraf Anak
– Cari NCPP
Risiko mengalami
kecacatan atau kematian
• Kejadian kecacatan atau kematian
sebagai komplikasi kejang demam
tidak pernah dilaporkan.
– Ellenberg Nelson
– Knudsen
Aspek klinis kelumpuhan
Acute Flaccid Paralysis (AFP)
(Lumpuh Layuh Akut=LLA)
Hadia Angriani
Hardiono D. Pusponegoro
Sub Bagian Saraf Anak
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/ RS Cipto Mangunkusumo
Masalah Lumpuh layuh akut
(LLA)
=Angka cakupan rendah=
• Kurang pengertian tentang LLA
• Hanya kasus lumpuh berat yang di cari
• Keterbatasan penyakit yang diketahui
• Polio
• Guillain Barre
• Sebab lain tidak dilaporkan: Hipokalemi, mielitis, leukemia dll
• Penyakit LLA dapat sembuh sempurna
• GB, Mielitis, Hipokalemi- dapat sembuh sempurna
tanpa pengobatan
• Kasus tidak ada
• Takut melaporkan kasus LLA di nilai buruk
• Pegawai yang bertugas LLA pensiun, pindah dll
Definisi AFP (lumpuh layuh akut)
Polio
Lain2
Neuro
pati
Lumpuh Layuh
Guillain
Mielitis Barre
Polio
• Terkena sel di
sumsum tulang
belakang
Polio
Polio
• Lumpuh layuh, biasanya tungkai satu sisi
• Lemas, tidak ada gerakan
• Mengecil
• Refleks fisiologis (-)
• Refleks patologis (-)
Mielitis transversa
• Radang sumsum
tulang belakang
• Lumpuh layuh
kedua tungkai
• Mendadak
• Lemas
• Refleks fisiologis negatif
• Refleks patologis negatif
• Gangguan buang air
kecil dan besar
Guillain Barre
• Demam
• Kelumpuhan berangsur dari ujung jari
tungkai naik ke atas (ascendens)
• Sama berat kedua tungkai
• Refleks fisiologis negatif
• Refleks patologis negatif
• Dapat disertai sesak dan meninggal bila
terkena otot napas
Kelumpuhan tangan
• Erb’s
• Pada bayi baru lahir
• Disebabkan trauma:
tidak termasuk AFP
Pemeriksaan kelumpuhan
Lumpuh layuh akut
Derajat kelumpuhan
• 0. Tidak bergerak sama sekali
• 1. Hanya dapat menggerakkan jari
sedikit
• 2. Tidak dapat mengangkat kaki dari
tempat tidur, hanya menggeser saja
• 3. Masih dapat mengangkat tungkai,
jalan lemas
• 4. Kekuatan otot berkurang
• 5. Tidak ada kelumpuhan
Uji kelumpuhan anak besar
• Berjalan pincang atau tidak dapat berjalan
• Tidak dapat meloncat satu kaki
• Tidak dapat berjongkok lalu berdiri lagi
• Tidak dapat berjalan pada ujung jari atau
tumit
• Tidak dapat mengangkat kakinya saat di
tempat tidur
• Terasa lemas, tidak ada tahanan
• Kaki mengecil
Pemeriksaan
• Ada pengecilan kaki?
• Refleks fisiologis
menurun /hilang
• Kelumpuhan kedua
tungkai
• Berat: tidak dapat
berjalan
• Ringan: kesulitan
berjalan
• Kelumpuhan 1 tungkai
• Berat: Berjalan melompat
pada kaki yg sehat
• Ringan: pincang, satu
kaki diseret
Lari, jalan jinjit, jalan tumit
Gerakan tungkai
Kelemahan
otot
• Minta ia
jongkok lalu
berdiri
• Tidak
sanggup
• Berdiri
sambil
merambat
pada
kakinya
Bayi normal
• Posisi bayi normal
terlentang di tempat
tidur
• Tungkai bawah agak
tertekuk pada
panggul dan lutut
• Lutut terangkat, tidak
menyentuh tempat
tidur
• Gerakan tungkai
baik, memasukkan
jari ke mulut
Bayi lumpuh layuh
• Terlentang di tempat
tidur
• Posisi seperti katak
• Gerakan sedikit
• Lutut menyentuh
tempat tidur
Bayi lumpuh layuh
Menguji gerakan pada bayi
• Pegang pada ketiak
• Normal: gerakan
aktif
• Lumpuh: Gerakan
sedikit
Menguji gerakan pada bayi
• Di tempat tidur
• Pegang pergelangan
kaki
• Dorong dan tarik
kedua tungkai
bergantian
• Angkat tungkai
kemudian lepaskan
Menguji gerakan pada bayi
• Gelitik telapak kaki
• Tekan telapak kaki
perlahan-lahan
Eradikasi Polio
1. Poliomyelitis
2. Polioencephalitis
3. Guillain-Barre Syndrome
4. Transverse Myelitis
5. Paraplegia
6. Diplegia
7. Monoplegia-upper
8. Monoplegia-lower
DAFTAR DIAGNOSIS YANG DIGOLONGKAN
SEBAGAI KASUS AFP
9. Quadriplegia
10. Plegia unspesified
11. Plegia –other
12. Flaccid Muscle Paralysis
13. Transient Paralysis of a limb
14. Myelitis postvaccinal
15. mononeuritis-upper limb
16. Mononeuritis- lower limb
TERMINOLOGI LAIN YG MUNGKIN MENUNJUKKAN AFP
paralysis, paresis, neuritis,
acute muscle weakness
SI-300404
Rotta NT. Cerebral palsy, new therapeutic possibilities. J. Pediatr. 2002;78
(Supl. 1) 548-554 (III,C)
FAKTOR RISIKO TERJADINYA CEREBRAL
PALSY
PRANATAL ANTENATAL NEONATAL
SI-300404
Wilson-Castello D et al. Pediatrics 1998;102:315-322 (II2-B)
KLASIFIKASI CEREBRAL PALSY
SI-300404
Rosenbaum P. BMJ 2003;326:970-4
KOMORBIDITAS
Epilepsi
Gangguan belajar
Gangguan perilaku
Kelemahan sensorik
Gangguan motorik
SI-300404
DERAJAT KEPARAHAN CEREBRAL PALSY
(Gross Motor Function Classification System/GMFCS)
SI-300404
Rosenbaum. BMJ 2003;326:970-4
bantu yang canggih.
LANGKAH-LANGKAH MENEGAKKAN DIAGNOSIS
CEREBRAL PALSY
LANGKAH KETERANGAN
Anamnesis Mencari tonus otot abormal, postur
Pemeriksaan fisik tubuh abnormal, keterlambatan
per-kembangan dan adanya refleks
yang abnormal
SI-300404
National Institut of Neurological Disorders and Stroke. Cerebral palsy
http://www.ninds.nih.gov/health_and_medical/ubs/cerabral_palsy.htm.
NYERI KEPALA PADA ANAK
• Insiden: 20-55%
• Meningkat menjelang remaja
• Laki-laki>perempuan
PEMBAGIAN NYERI KEPALA
MIGREN
DEFINISI
World Federation of Neurology
Migren adalah suatu kelainan yang bersifat
familial dengan adanya nyeri kepala berulang
dengan intensitas, frekuensi dan lama yang
bervariasi.
MIGREN
TANDA-TANDA KLINIK
•Serangan unilateral
•Berdenyut
•Hilang nafsu makan
•Mual-muntah
•Membaik setelah tidur
•Gangguan emosi dan neurologis
MIGREN
EPIDEMIOLOGI
•Dominan autosomal
•Poligenik atau multifaktorial
•Insiden: 15%-25%
•Meningkat pada akhir pubertas
•Perempuan > laki-laki
•Dicetuskan oleh ketegangan fisik-mental dan
trauma kapitis
PENYEBAB NYERI KEPALA PERSISTEN
MIGREN VARIAN
NERI KEPALA VASKULER
NON MIGREN
Nyeri kepala yang disebabkan oleh traksi atau
pergeseran pembuluh darah intra kranial
misalnya pada tekanan intrakranial yang
meninggi, vasodilatasi pembuluh darah intra
dan ekstrakranial dan vaskulitis misalnya pada
penyakit kolagen.
NYERI KEPALA TEGANG OTOT
Minimal 2 dari gejala berikut:
• Nyeri bersifat menekan atau mengikat dan
bukan berdenyut
• Intensitas nyeri ringan-sedang
• Bilateral
• Tidak diperberat oleh kegiatan fisik rutin
SPASMOFILIA
Adalah suatu tetani laten akibat hiperiritabilitas
susunan saraf yang bermanifestasi sebagai
kejang otot dan berbagai gejala neurastenia
berupa nyeri kepala, gangguan gastrointestinal,
parestesia, sinkop sampai kejang tonik.
SPASMOFILIA
Manifestasi klinik
• Mirip sindroma hiperventilasi
− Sinkop
− Berdebar
− Parestesia
− Nyeri kepal
− Pusing
− Tetani
− Ansietas