Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REFERAT

Neurosifilis

Disusun Oleh: Prahasta Listiyaning Renny


NIM: 112019112

Dokter Pembimbing : dr. Yari Castiliani Hapsari, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD TARAKAN JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

PERIODE 3 JANUARI – 5 FEBRUARI 2022


1. Apa Penatalaksana Neurosifilis ?
Jawab :
Neurosifilis Pengobatan
Neurosifilis pada 1. Prokain Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular, sekali sehari
Kehamilan ditambahkan Probenesid 500 mg peroral empat kali sehari selama
14 hari
2. Benzil Penisilin 10,8-14,4 gram setiap hari dengan cara
pemberian 1,8- 2,4 gram intravena setiap 4 jam selama 14 hari
3. Aqueus crystalline penisilin 18-24 juta unit perhari diberikan
dengan cara pemberian 3-4 juta unit, intravena setiap 4 jam atau
diinfus, pemberian selama 10 -14 hari
 
Terapi Alternatif
1. Amoxicillin 2 gram peroral tiga kali sehari ditambah Probenesid
500 mg peroral empat kali sehari selama 28 hari
2. Ceftriaxone 2 gram, intramuskular (dengan lidokain sebagai
pengencer) atau intravena (dengan aquadest sebagai pengencer
bukan lidokain) selama 10-14 hari (jika tidak terdapat reaksi
anafilaksis terhadap penisilin)

Neurosifilis 1. Aqueus crystalline penisilin 18-24 juta unit perhari diberikan


dengan cara pemberian 3-4 juta unit, intravena setiap 4 jam atau
diinfus, pemberian selama 10-14 hari
2. Prokain Penisilin 2,4 juta unit, intaramuskular sekali sehari
ditambah probenesid 500 mg peroral empat kali sehari selama 14
hari
3. Benzil Penisilin 10,8-14,4 gram setiap hari dengan cara
pemberian 1,8- 2,4 gram intravena setiap empat jam selama 14
hari

Terapi Alternatif 1. Doksisiklin 200 mg peroral dua kali sehari selama 28 hari
2. Amoxicillin 2 gram peroral tiga kali sehari ditambahkan
Probenesid 500 mg peroral empat kali sehari selama 28 hari
3. Ceftriaxone 2 gram, intramuscular atau intravena selama 10-14
hari
2. Apa Penatalaksana Sifilis?
Jawab :
Sifilis Pengobatan
Sifilis Stadium 1. Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuskular, dosis tunggal
Primer,
Sekunder dan
Laten Dini
1. Prokain Penisilin G 600.000 unit, intramuskular setiap hari
Terapi selama 10 hari
Alternatif 2. Doksisiklin 100 mg peroral dua kali sehari selama 14
hari4,29 ,30 hari
3. Tetrasiklin 500 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari
4. Ceftriaxone 500 mg intramuscular setiap hari selama 10 hari
(apabila tidak terdapat reaksi anafilaksis dengan penisilin)
5. Amoxicillin 500 mg peroral empat kali sehari ditambah
Probenesid 500 mg empat kali sehari selama 14 hari
6. Azitromisin 2 gram peroral atau Azitromisin 500 mg setiap
hari selama 10 hari
7. Eritromisin 500 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari

Sifilis Laten 1. Benzatin Penisilin 2,4 juta unit, intramuskular, setiap minggu
Lanjut, Sifilis (tiga dosis)
Kardiovaskuler,
Sifilis
Gumamatosa

Terapi 1. Doksisiklin 100 mg peroral dua kali sehari selama 28 hari4 ,30
Alternatif hari
2. Amoxicillin 2 gram peroral tiga kali sehari ditambah
probenesid 500 mg empat kali sehari selama 28 hari

Sifilis Stadium 1. Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular dosis tunggal
Dini pada (Trismester satu dan dua (termasuk umur kehamilan 27
Kehamilan minggu 6 hari)
2. Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular, pada hari
pertama dan kedelapan

Terapi 1. Prokain Penisilin G 600.000 unit, intramuscular setiap hari


Alternatif selama 10 hari
(Ketiga 2. Amoxicillin 500 mg peroral, empat kali sehari ditambahkan
Trismester) Probenesid 500 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari

Sifilis Stadium 1. Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular pada hari ke
Lanjut pada 1, 8, dan 15 ( tiga dosis ) (Sifilis Laten Lanjut, Sifilis
Kehamilan Kardiovaskular dan Sifilis Gummatosa)

1. Prokain Penisilin G 600.000 unit, intramuscular sekali sehari


Terapi selama 14 hari
Alternatif 2. Amoxicillin 2 gram peroral tiga kali sehari ditambah
Probenesid 500 mg empat kali sehari selama 28 hari

Sifilis 1. Aqueus crystalline penisilin G 100.000-150.000 unit/kg/hari,


Kongenital diberikan dengan pemberian 50.000 unit/kg/dosis setiap 12 jam
selama 7 hari pertama kehidupan dan setiap 8 jam kemudian
untuk total dari 10 hari.

1. Prokain Penisilin 50.000 mikro/KgBB intramuskular setiap


Terapi hari selama 10 hari
Alternatif

3. Pemeriksaan skrining sifilis apa saja ?


Jawab :
Indikasi Skrining Sifilis : Sifilis dapat menular melalui hubungan seksual. Oleh sebab itu,
dokter menganjurkan skrining sifilis pada kelompok individu berikut:

 Pekerja seks komersial


 Penderita HIV yang masih aktif berhubungan seksual
 Pasangan dari penderita sifilis
 Orang yang sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual dan tidak
mengenakan kondom
 Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki

Karena dapat berakibat fatal pada bayi, semua ibu hamil disarankan untuk menjalani
skrining sifilis. Skrining dianjurkan pada saat pertama kali kontrol kehamilan. Apabila ibu
hamil berisiko tinggi memiliki sifilis, skrining diulang pada trimester ketiga dan menjelang
waktu persalinan.
Jenis Skrining Sifilis : Skrining sifilis dapat dilakukan dengan tes serologi, yaitu tes untuk
mendeteksi antibodi yang muncul sebagai respons tubuh terhadap bakteri penyebab sifilis,
atau dengan deteksi langsung bakteri T. pallidum itu sendiri.
 Tes serologi : Tes serologi dilakukan dengan memeriksa darah atau cairan
serebrospinal (cairan otak dan tulang belakang). Tes serologi untuk sifilis terdiri dari
tes nontreponema dan tes treponema yang keduanya perlu dilakukan bersamaan.
Berikut ini adalah penjelasannya:

 Tes nontreponemal : Tes nontreponema bertujuan untuk mendeteksi antibodi


nontreponema yang tidak secara spesifik terkait dengan bakteri T. pallidum. Antibodi
ini disebut tidak spesifik karena tidak hanya diproduksi ketika tubuh terinfeksi sifilis,
tapi juga ketika tubuh sedang terkena infeksi lain, seperti penyakit Lyme, malaria,
atau TBC. Tes nontreponema terbagi ke dalam dua jenis, yaitu,
Rapid plasma reagin (RPR) test,
Venereal disease research laboratory (VDRL) test. Tes ini sangat sensitif untuk
melihat ada atau tidaknya antibodi nontreponema. Namun, karena sifatnya yang tidak
spesifik, hasil tes nontreponema yang positif belum berarti pasien menderita sifilis.
Oleh sebab itu, tes nontreponema harus diikuti dengan tes treponema untuk
menguatkan diagnosis. Tes nontreponema juga digunakan untuk menentukan apakah
infeksi masih aktif atau belum diobati. Hal ini karena antibodi nontreponema akan
menghilang dari tubuh, kira-kira dalam waktu 3 tahun, setelah infeksi ditangani
dengan tepat.

 Tes treponema : Tes treponema bertujuan untuk mendeteksi antibodi treponema yang
secara spesifik ada untuk melawan bakteri T. pallidum. Sekali dihasilkan, antibodi
treponema ini akan selalu ada dalam tubuh walaupun pasien sudah sembuh dari sifilis.
Artinya, hasil positif tidak selalu berarti ada infeksi sifilis yang aktif. Oleh karena itu,
tes nontreponema dibutuhkan untuk memastikan apakah infeksi pada pasien adalah
infeksi yang aktif atau infeksi di masa lalu yang berhasil disembuhkan. Jenis tes
treponema antara lain, FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody absorption), TP-
PA (treponema pallidum particle agglutination assay), MHA-TP
(microhemagglutination assay), IA (immunoassays)
 Deteksi langsung bakteri T. pallidum : Selain dengan mendeteksi antibodi, skrining
sifilis juga dapat dilakukan dengan mendeteksi keberadaan bakteri T. pallidum itu
sendiri. Tes ini dibagi menjadi dua, yaitu:

 Darkfield microscopy, yaitu dengan mengeruk luka sifilis untuk diperiksa di bawah
mikroskop khusus
 Tes molekuler atau PCR (polymerase chain reaction), yaitu dengan mendeteksi
materi genetik dari T. pallidum pada sampel dari luka, darah, atau cairan
serebrospinal pasien

Anda mungkin juga menyukai