Neurosifilis
Terapi Alternatif 1. Doksisiklin 200 mg peroral dua kali sehari selama 28 hari
2. Amoxicillin 2 gram peroral tiga kali sehari ditambahkan
Probenesid 500 mg peroral empat kali sehari selama 28 hari
3. Ceftriaxone 2 gram, intramuscular atau intravena selama 10-14
hari
2. Apa Penatalaksana Sifilis?
Jawab :
Sifilis Pengobatan
Sifilis Stadium 1. Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuskular, dosis tunggal
Primer,
Sekunder dan
Laten Dini
1. Prokain Penisilin G 600.000 unit, intramuskular setiap hari
Terapi selama 10 hari
Alternatif 2. Doksisiklin 100 mg peroral dua kali sehari selama 14
hari4,29 ,30 hari
3. Tetrasiklin 500 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari
4. Ceftriaxone 500 mg intramuscular setiap hari selama 10 hari
(apabila tidak terdapat reaksi anafilaksis dengan penisilin)
5. Amoxicillin 500 mg peroral empat kali sehari ditambah
Probenesid 500 mg empat kali sehari selama 14 hari
6. Azitromisin 2 gram peroral atau Azitromisin 500 mg setiap
hari selama 10 hari
7. Eritromisin 500 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari
Sifilis Laten 1. Benzatin Penisilin 2,4 juta unit, intramuskular, setiap minggu
Lanjut, Sifilis (tiga dosis)
Kardiovaskuler,
Sifilis
Gumamatosa
Terapi 1. Doksisiklin 100 mg peroral dua kali sehari selama 28 hari4 ,30
Alternatif hari
2. Amoxicillin 2 gram peroral tiga kali sehari ditambah
probenesid 500 mg empat kali sehari selama 28 hari
Sifilis Stadium 1. Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular dosis tunggal
Dini pada (Trismester satu dan dua (termasuk umur kehamilan 27
Kehamilan minggu 6 hari)
2. Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular, pada hari
pertama dan kedelapan
Sifilis Stadium 1. Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular pada hari ke
Lanjut pada 1, 8, dan 15 ( tiga dosis ) (Sifilis Laten Lanjut, Sifilis
Kehamilan Kardiovaskular dan Sifilis Gummatosa)
Karena dapat berakibat fatal pada bayi, semua ibu hamil disarankan untuk menjalani
skrining sifilis. Skrining dianjurkan pada saat pertama kali kontrol kehamilan. Apabila ibu
hamil berisiko tinggi memiliki sifilis, skrining diulang pada trimester ketiga dan menjelang
waktu persalinan.
Jenis Skrining Sifilis : Skrining sifilis dapat dilakukan dengan tes serologi, yaitu tes untuk
mendeteksi antibodi yang muncul sebagai respons tubuh terhadap bakteri penyebab sifilis,
atau dengan deteksi langsung bakteri T. pallidum itu sendiri.
Tes serologi : Tes serologi dilakukan dengan memeriksa darah atau cairan
serebrospinal (cairan otak dan tulang belakang). Tes serologi untuk sifilis terdiri dari
tes nontreponema dan tes treponema yang keduanya perlu dilakukan bersamaan.
Berikut ini adalah penjelasannya:
Tes treponema : Tes treponema bertujuan untuk mendeteksi antibodi treponema yang
secara spesifik ada untuk melawan bakteri T. pallidum. Sekali dihasilkan, antibodi
treponema ini akan selalu ada dalam tubuh walaupun pasien sudah sembuh dari sifilis.
Artinya, hasil positif tidak selalu berarti ada infeksi sifilis yang aktif. Oleh karena itu,
tes nontreponema dibutuhkan untuk memastikan apakah infeksi pada pasien adalah
infeksi yang aktif atau infeksi di masa lalu yang berhasil disembuhkan. Jenis tes
treponema antara lain, FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody absorption), TP-
PA (treponema pallidum particle agglutination assay), MHA-TP
(microhemagglutination assay), IA (immunoassays)
Deteksi langsung bakteri T. pallidum : Selain dengan mendeteksi antibodi, skrining
sifilis juga dapat dilakukan dengan mendeteksi keberadaan bakteri T. pallidum itu
sendiri. Tes ini dibagi menjadi dua, yaitu:
Darkfield microscopy, yaitu dengan mengeruk luka sifilis untuk diperiksa di bawah
mikroskop khusus
Tes molekuler atau PCR (polymerase chain reaction), yaitu dengan mendeteksi
materi genetik dari T. pallidum pada sampel dari luka, darah, atau cairan
serebrospinal pasien