Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

DI RUANG DAHLIA ATAS RSUD KABUPATEN TANGERANG

STASE ANAK (PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK )

Disusun Oleh :

Ristianti 23149010061

PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH TANGERANG.

TAHUN AJARAN 2023/2024


A. DEFINISI

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit (sel darah merah) serta jumlah
haemoglobin dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan
dalam 100ml darah. Hampir semua gangguan pada system peredaran darah disertai
dengan anemia yang ditandai warna kepucatan pada tubuh, terutama ekstremitas.

B. ETIOLOGI ANEMIA

Penyebab anemia dapat dikelompokkan sebagai berikut :


1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena:
a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia defisiensi Fe,
Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.
b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient yang dapat menimbulkan
anemia pernisiosa dan anemia asam folat.
c. Fungsi sel induk (stem sel) terganggu, sehingga dapat menimbulkan anemia
aplastic dan leukemia.
d. Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma
2. Kehilangan darah :
a. Akut karena perdarahan atau trauma / kecelakaan yang terjadi secara
mendadak
b. Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorrhagia
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolysis). Hemolysis dapat terjadi karena :
a. Faktor bawaan, misalnya : kekuranagn enzim G6PD (untuk mencegah
kerusakan eritrosit
b. Faktor yang didapat, yaitu : adanya bahan yang dapat merusak eritrosit,
misalnya ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggolongan obat.
4. Bahan baku pembentuk eritrosit tidak ada, yaitu protein, asam folat, vitamin B12,
mineral Fe.
C. KLASIFIKASI ANEMIA
Berdasarkan penyebab, anemia dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis
yaitu:
1. Anemia Defisiensi Zat besi (Fe)
Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi yang merupakan
bahan baku pembuat sel darah dan hemoglobin. Kebutuhan zat besi untuk anak-anak
rata-rata 5mg/hr. Akan bertambah jika anak mendapat infeksi sampai 10mg/hr.
Gambaran klinis yang ditimbulkan anak lemas, jantung berdebar-debar, pucat, sakit
kepala. Penatalaksanaaan dapat diberikan sulfas ferosus 3x10 mg/kg BB/hari.
2. Anemia Megaloblastik (Defisiensi Asam Folat)
Anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat. Asam folat merupakan
bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA untuk metabolism inti sel dan
pematangan sel. Gejala anak yang menderita defisiensi asam folat pucat, letih pusing,
sukar tidur. Penatalaksanaan dapt diberikan asam folat 3x5 mg/hari, dan pada bayi
3x2,5 mg/hr.
3. Anemia Pernisiosa
Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12. Tergolong dalam
anemia megaloblastik karena bentuk sel darah yang hampir sama dengan anemia
efisiensi asam folat. Vitamin B12 (kobalamin) berfungsi untuk pematangan
normoblas, metabolism saraf , dan purin. Selain asupan yang kurang anemia ini dapat
disebabkan karena adanya kerusakan lambung, sehingga lambung tidak dapat
mengeluarkan secret yang berfungsi untuk absorbsi B12.

4. Anemia Pascaperdarahan

Terjadi sebagai akibat perdarahan yang massif seperti kecelakaan, operasi dan
persalinan dengan perdarahan atau perdarahan yang menahun gejala yang timbul
tergantung dari cepat dan banyaknya darah yang hilang. Kehilangan darah sebanyak
12-15% akan memperlihatkan gejala pucat, transpirasi, takikardia, tekanan darah
menurun. Dapat dilakukan pemberian transfuse darah. Pilihan kedua plasma. Dalam
keadaan darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus yang tersedia.

D. KRITERIA ANEMIA

Batasan yang umum digunakan adalah kriteria WHO pada tahun 1968. Di nyatakan
dengan kriteria sebagai berikut :

No
Kriteria Jumlah Hb
.
1. Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl
2. Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl
3. Perempuan hamil Hb < 11 gr/dl
4. Anak usia 6-14 tahun Hb < 14 gr/dl
5. Anak usia 6 bulan – 6 tahun Hb < 14 gr/dl
6. Bayi baru lahir Hb < 20 gr/dl

E. DERAJAT ANEMIA
Ringan Sekali Hb 10gr/dl – 13gr/dl
Ringan Hb 8gr/dl – 9,9gr/dl
Sedang Hb 6gr/dl –7,9 gr/dl
Berat Hb < 6gr/dl

F. MANIFESTASI KLINIS
- Pucat pada bibir, lidah, konjungtiva, telapak tangan, dan kuku
- Pada pemeriksaan Hb dan eritrosit rendah/ kurang dari normal
- Anak terlihat lebih banyak diam daripada bermain
- Kelemahan otot
- Nafas pendek/sesak
- Mual
- Muntah
- Letargi
- Keluar keringat dingin
G. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia karena adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel
darah merah. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kurangnya nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolysis. Lisis sel darah merah
terjadi dalam sel fagositik atau dalam system retikulo endothelial, terutama dalam
hati dan limpa. Dari proses tersebut bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan
memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, maka haemoglobin akan muncul dalam plasma. Apabila konsentrasi
plasma melebihi kapasitas hemoglobin plasma, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urine.
H. PATHWAY ANEMIA

Eritrosit/Hemoglobin menurun

Kapasitas angkut oksigen menurun

Anoksia organ target Mekanisme kompensasi tubuh

Menimbulkan gejala anemia bergantung pada organ yang terkena

Sistem Kardiovaskuler Sistem Syaraf Sistem urogenital Epitel

Meningkatkan Redistribusi
curah jantung aliran darah

Penurunan afinitas
Hb terhadap oksigen dg
meningkatkan enzim 2,3
DPG

Menurunkan tekanan
Oksigen vena

Gejala anemia

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Perlu pemeriksaan darah tepi untuk mengetahui Hb, eritrosit, dan hematocrit. Pada
anemia defisiensi besi, kadar Hb kurang dari 10gr/dl dan eritrosit menurun.
Eritrosit berbentuk mikrositik hipokromik (kecil dan pucat). Sedangkan pada
defisiensi asam folat dan vitamin B12 , bentuk sel darahnya adalah makrositik.
J. PENATALAKSANAAN
Anak dengan anemia tidak harus selalu dirawat dirumah sakit. Hal ini tergantung
dengan anemia dan gangguan yang dialami oleh anak atau bila keadaan anak
dalam kondisi memburuk, misalnya kadar Hb yang sangat rendah atau gangguan
fisik lainnya yang membahayakan anak. Segera konsultasikan kedokter atau rujuk
kerumah sakit. Sedangkan untuk anak yang mengalami anemia defisiensi Fe yang
hanya tampak pucat, cukup berikan tablet Fe/folat atau Ferosulfat setiap hari
selama 4 minggu dengan dosis 5mg Fe/kg BB

Dosis Pemberian Tablet Fe :

Umur/BB Tablet besi/folat berisi Sirup besi berisi sulfas


(sulfas ferosus 200mg + ferosus 150 ml (30mg
250 meq folat) dan 60mg elemental iron per 5 ml)
elemental iron 3x/hari diberikan 3x/hr

6 – 12 bulan 1 1
∕4 tablet 2,5 ml ( ∕2 sendok teh)
(7- < 10 kg BB)

12 bln – 5 thn 1 5ml (1 sendok teh)


∕2 tablet
(10 - < 19 kg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Nursalam M.Nurs, dkk, 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Salemba
Medika,Jakarta (Hal:124 – 133)
2. J. Hockenberry, David Wilson, Eight Edition. Essentials of Pediatric Nursing,
Amerika (Hal:824)
3. L. Wong, 2003, Edisi 4, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta
(Hal: 536-538)
4. Handayani, Andi Sulistyo, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Hematologi, Salemba Medika, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai