Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Pembimbing:
dr. Roostantia Indrawati, M.Kes
dra. Nuraini Farida, MS, Apt.

Anggota:
Ni Komang Ayu Septia P. 20220420011
Dwinnisa Ramadhanty C. 20220420012
Zulvan Farizqi 20220420013
Anisha Farah Aziza S. 20220420014
Ratna Chintya D. 20220420015

DEPARTEMEN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................2
1.1 Latar Belakang...............................................................................2
1.2 Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................2
BAB 2 ISI..............................................................................................................3
2.1 Sasaran Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat...................3
2.2 Metode Kegiatan.............................................................................3
2.3 Waktu Pelaksanaan........................................................................3
2.4 Tempat Pelaksanaan......................................................................3
2.5 Materi Pengabdian kepada Masyarakat......................................3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................6
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................7

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia adalah suatu kondisi ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin di dalam tubuh lebih rendah dari batas normal. Sel darah merah
mengandung hemoglobin yang berperan membawa oksigen ke seluruh tubuh, jika
dua hal ini dalam kondisi menurun atau abnormal akan menyebabkan penurunan
oksigen dalam darah di seluruh tubuh. Konsentrasi hemoglobin yangoptimal
dibutuhkan untuk memnuhi kebutuhan fisiologis manusia. Penurunan konsentrasi
hemoglobin yang diikuti dengan penurunan oksigen dapat menimbulkan gejala
seperti lelah, letih, lemah, lesu, pusig, hingga sesak napas. Penyebab anemia
paling umum adalah akibat defisiensi zat besi. Anemia adalah masalah kesehatan
yang banyak terjadi di seluruh dunia, terutama pada anak-anak, perempuan yang
sedang menstruasi, sedang dalam masa kehamilan, dan setelah proses persalinan.
WHO memperkirakan 40% anak usia 6-59 bulan, 37% ibu hamil, dan 30%
perempuan rentang usia 15-59 tahun menderita anemia. WHO
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pengmas yaitu
apakah masyarakat umum mengerti cara mengenali, mengobati, dan mencegah
anemia defisiensi besi.
1.3 Tujuan
Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum mengenai
pengenalan, pengobatan, dan pencegahan anemia defisiensi besi.

2
BAB 2
ISI

2.1 Sasaran Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai “ANEMIA
DEFISIENSI BESI” ditujukan kepada mahasiswa fakulas kedokteran Universitas
Hangtuah Surabaya dan pasien menderita hipertensi.

2.2 Metode Kegiatan


Pemaparan materi melalui lisan dengan menggunakan poster publik dan leaflet.

2.3 Waktu Pelaksanaan


Hari / tanggal : Jumat, 14 Juli 2023
Waktu : pukul 08.00 WIB - selesai

2.4 Tempat Pelaksanaan


Tempat : Ruang kuliah Farmasi FK-UHT

2.5 Materi Pengabdian kepada Masyarakat


Definisi:
Anemia adalah suatu kondisi dimana konsentrasi Hb dibawah normal
yaitu  kurang dari 13,0 g/dL pada laki- laki dewasa, dan kurang dari 121,0 g/dL
pada wanita dewasa, sedangkan pada wanita hamil kurang dari 11,0 g/dL.Besi
adalah komponen penting dari hemoglobin.  Defisiensi zat besi dianggap sebagai
penyebab paling umum dari anemia. LINK GDOCS
Epidemiologi :
Berdasarkan riset oleh RISKESDAS tahun 2013, prevalensi anemia pada
perempuan relatif lebih tinggi (23,9%) dibanding laki-laki, terutama pada ibu
hamil dengan prevalensi sebesar 48,9%. Berdasarkan daerah, masyarakat yang
bermukim di pedesaan memiliki prevalensi lebih tinggi sekitar 22,8% daripada
masyarakat daerah perkotaan. Prevalensi anemia juga ditemui pada bayi, anak
sekolah, dan anak remaja. LINK GDOCS.

3
Gejala :
Gejala paling umum dari anemia adalah lemah, letih, dan lesu. Gejala anemia
defisiensi besi bisa muncul dari gejala ringan hingga berat. Keparahan gejala
disebabkan oleh memburuknya anemia dan kekurangan zat besi. Tanda dan gejala
anemia defisiensi besi juga meliputi :

 Kelelahan yang sangat parah


 Lemah
 Kulit pucat
 Nyeri dada
 Detak jantung cepat
 Sesak napas
 Pusing hingga sakit kepala
 Kuku rapuh
 Nafsu makan menurun
 Memiliki keinginan untuk mengkonsumsi zat yang tidak bergizi seperti, es
batu

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/
symptoms-causes/syc-20355034

Patofisiologi :
Anemia defisiensi besi merupakan hasil akhir keseimbangan negatif besi yang
berlangsung lama. Bila kemudian keseimbangan besi yang negatif ini menetap
akan menyebabkan cadangan besi terus berkurang. Pada tabel berikut 3 tahap
defisiensi besi, yaitu :

1. Tahap pertama (Iron depletion)

Ditandai dengan berkurangnya cadangan besi (iron) < 100 atau


tidak adanya cadangan besi. hemoglobin dan fungsi protein masih dalam
kondisi normal. Pada tahap ini terjadi peningkatan absorpsi besi non heme.
Serum feritin masih normal atau cenderung turun.

4
2. Tahap kedua(Iron Deficient Erythropoietin)

Tahap ini terjadi ketika suplai besi tidak cukup untuk menunjang
proses eritropoiesis. Hasil pemeriksaan laboratorium kadar besi,
transferin,dan  serum feritin menurun. Untuk Total Iron-Binding Capacity
(TIBC) dan Free Erythrocyte Porphyrin menigkat. 

3. Tahap ketiga (Iron Deficiency Anemia)

Pada tahap ini terjadi penurunan kadar hemoglobin akibat besi yang
menuju eritroid sumsum tulang tidak mencukupi. Gambaran histologi darahtepi
menunjukkan mikrositosis dan hipokromik progresif.  ADB 1

Terapi :
Pengobatan anemia defisiensi besi terdiri dari : 

1. Terapi zat besi oral: pada bayi dan anak terapi besi elemental diberikan
dibagi dengan dosis 3-6 mg/kgBB/hari diberikan dalam dua dosis, 30
menit sebelum sarapan pagi dan makan malam. Terapi zat besi diberikan
selama 1 sampai 3 bulan dengan lama maksimal 5 bulan. Enam bulan
setelah pengobatan selesai harus dilakukan kembali pemeriksaan kadar Hb
untuk memantau keberhasilan terapi.
2. Terapi zat besi intramuskular atau intravena dapat dipertimbangkan bila
respon pengobatan oral tidak berjalan baik, efek samping dapat berupa
demam, mual, urtikaria, hipotensi, nyeri kepala, lemas, artralgia,
bronkospasme sampai reaksi anafilaktik.
3. Transfusi darah diberikan apabila gejala anemia disertai risiko terjadinya
gagal jantung yaitu pada kadar Hb 5-8g/dL.Komponen darah yang
diberikan berupa suspensi eritrosit (PRC) diberikan secara serial dengan
tetesan lambat. ADB 3

Pencegahan dan terapi non-farmakologi :


 Mengkonsumsi makanan kaya zat besi, seperti : daging, ikan, kedelai,
kacang-kacangan , sayuran hijau

5
 Mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat mengoptimalkan
penyerapan zat besi, seperti : vitamin C
 Menghindari makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan
zat besi, seperti : susu, teh , kopi, tablet kalsium dosis tinggi, dan antasida.

DAFTAR PUSTAKA

6
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Poster

Lampiran leaflet
Bagian depan

Bagian belakang

Daftar hadir

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai