USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
Tim Pengusul:
Ketua:
Sri Wahyuni Gayatri 0921018407
Anggota:
Irna Diyana Kartika 0917028304
Asrini Safitri 0928068106
1
2
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan............................................................................................. 1
Daftar Isi ............................................................................................................. 2
Ringkasan ............................................................................................................ 3
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.3. Tujuan ............................................................................................. 5
1.4. Hipotesis.......................................................................................... 3
1.5. Manfaat ........................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5
2.1. Definisi Anemia .............................................................................. 5
2.2. Hemoglobin ..................................................................................... 7
2.3. Pemeriksaan Kadar hemoglobin ..................................................... 8
2.4. Perbandingan pemeriksaan kadar hemoglobin ............................... 13
2.5. Kerangka Teori ............................................................................... 15
2.6. Kerangka Konsep ............................................................................ 16
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 17
3.1. Rancangan Penelitian ....................................................................... 17
3.2. Lokasi Penelitian .............................................................................. 17
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................ 17
3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 18
3.5. Definisi Operasional ........................................................................ 18
3.6 Teknik Analisis .............................................................................. ..20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………31
BAB IV. JADWAL PENELITIAN……………………………………………33
Tinjauan Pustaka………………………………………………………………34
Justifikasi Harga……………………………………………………………….36
Susunan Organisasi Penelitian…………………………………………………38
3
ABSTRAK
Latar Belakang: Anemia merupakan kelainan yang sangat sering dijumpai baik di
klinik maupun di lapangan. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau
1500 juta orang menderita anemia dan sebagian besar tinggal di daerah tropik.
Prevalensi anemia di Indonesia menurut World Health Organization (WHO) pada
tahun 2006 pada wanita hamil adalah 33,1%. Sedangkan pada tahun 2011
prevalensi anemia di Indonesia sebesar 57,1 % diderita oleh ibu hamil. Tingkat
Hemoglobin normal untuk wanita dewasa adalah 14,0 ±2,0g/dl. Namun, dalam
kehamilan terjadi proses hemodilusi darah yang normal dalam kehamilan. Anemia
didefinisikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit sebagai
konsentrasi Hb lebih rendah dari 11 g/dL pada trimester pertama dan ketiga, atau
lebih rendah dari 10,5 g/dL dalam trimester kedua. Anemia pada ibu hamil dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan post partum yang merupakan penyebab
kematian pada ibu melahirkan atau bersalin. Penyebab utama kematian ibu hamil
secara langsung adalah perdarahan yang mencapai 40% - 60%, infeksi 20% - 30%,
dan eklampsi sekitar 20% - 30%. Sedangkan penyebab kematian ibu tidak
langsung sebesar 5,6%. Di laboratorium klinik, kadar hemoglobin dapat ditentukan
dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan metode visual (Hb Sahli) dan
metode sianmet-hemoglobin. Metode visual / Hb-Sahli sudah tidak dianjurkan lagi,
karena mempunyai kesalahan yang besar, alat tidak bisa distandarisasi dan tidak
semua jenis hemoglobin dapat diubah menjadi asam hematin seperti keroksi-
hemoglobin, met-hemoglobin dan sulf-hemoglobin. International Committee for
Standardization in Haematology (ICSH), menganjurkan pemeriksaan kadar
hemoglobin dengan menggunakan metode sianmet- hemoglobin. Cara ini mudah
dilakukan karena mempunyai standar dan dapat mengukur semua jenis
hemoglobin. Tujuan Umum: untuk mengetahui Perbandingan Kadar Hemoglobin
dengan menggunakan Hb Meter dan Spektrofotometer pada Ibu hamil di RSIA Siti
khadijah 1 Makassar. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan
adalah metode analitik deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Hasil
Penelitian: Pada uji t independent didapatkan Sig 0,014 < 0,05 maka Ha diterima.
Pemeriksaan hemoglobin dengan spektrofotometer mempunyai hasil lebih
rendah dibandingkan dengan menggunakan alat HB meter dan bermakna
secara signifikan.
4
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN PENELITIAN
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Perbandingan
Kadar Hemoglobin dengan menggunakan Hb Meter dan Spektrofotometer pada
Ibu hamil di RSIA Siti khadijah 1 Makassar.
1.2.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis kadar hemoglobin ibu hamil dengan menggunakan Hb
meter digital (easy touch) di RSIA Siti Khadijah 1 Makassar
2. Menganalisis kadar hemoglobin ibu hamil dengan menggunakan
spektrofotometer di RSIA Siti Khadijah 1 Makassar
3. Menganalisis Perbandingan Kadar Hemoglobin dengan menggunakan
Hb Meter dan Spektrofotometer pada Ibu hamil di RSIA Siti khadijah 1
Makassar.
7
1.3. MANFAAT PENELITIAN
1.3.1. Bidang Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian
lebih lanjut tentang Perbandingan Kadar Hemoglobin dengan menggunakan Hb
Meter dan Spektrofotometer pada Ibu hamil.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bervariasi dengan usia individu dan pada orang dewasa, dengan jenis
kelamin. Nilai pada wanita usia subur adalah 10% lebih rendah daripada
pada pria. Pada ketinggian, nilai yang lebih tinggi ditemukan, kira-kira
lebih dari 1 deviasi standar di bawah nilai rata-rata untuk jenis kelamin
massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
adalah kadar hemoglobin, disusul oleh hematokrit dan hitung eritrosit. Pada
kelamin, adanya kehamilan dan ketinggian tempat tinggal. Oleh karena itu
perlu ditentukan titik pemilah (cut off point) di bawah kadar mana kita
untuk laki-laki adalah 14 g/dl dan 12 g/dl pada perempuan dewasa pada
permukaan laut. Peneliti lain memberikan angka yang berbeda yaitu 12 g/dl
perempuan hamil, dan 13 g/dl untuk laki dewasa. WHO menetapkan cut off
point anemia untuk keperluan peneliti lapangan seperti terlihat pada tabel 1.
(Bari,dkk,2009)
plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
konsentrasi Hb lebih rendah dari 11 g/dL pada trimester pertama dan ketiga,
10
atau lebih rendah dari 10,5 g/dL dalam trimester kedua. Menurut World
kejadian anemia adalah 6,9% pada wanita AS kurang dari 50 tahun. Insiden
anemia secara signifikan lebih tinggi pada kulit hitam dibandingkan pada
20% pasien prenatal akan ditemukan menjadi anemia pada beberapa waktu
absorpsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan
disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. Penyebab
status besi sebelumnya dan suplementasi pranatal. Penyakit ini lebih sering
Terdapat 22% dari 88.149 wanita Cina mengalami anemia pada trimester
11
pertama. Pada studi-studi dari Amerika Serikat melaporkan bahwa kadar
hemoglobin rerata pada aterm adalah 12,7 g/dL pada wanita yang mendapat
suplemen besi dibandingkan dengan 11,2 g/dL pada mereka yang tidak.
Cepat lelah, lesu, mata berkunang, pusing, gampang pingsan, sesak nafas
saat beraktivitas atau berolahraga berat, permukaan kulit dan wajah pucat,
mual muntah lebih hebat dari hamil muda, jantung berdebar – debar.
(Saifuddin,2009)
2.1.5 Diagnosis
1. Anamnesa
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang – kunang, dan keluhan sering mual muntah lebih hebat pada
2. Pemeriksaan fisik
conjungtiva, bibir, lidah, selaput lendir dan dasar kuku kelihatan pucat. Pada
(Manuaba,2009)
12
9-10 gr% : anemia ringan
sebagai berikut:
parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum,
dan saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai
hematokrit yang menurun. Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat
saat persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900
mg atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena sebagian besar perempuan
meningkatkan hemoglobin ibu dan dibawa ke janin. Karena jumlah besi yang
dialihkan ke janin tetap sama baik pada ibu yang normal maupun ibu dengan
13
anemia defisiensi besi, maka neonatus yang lahir dari ibu dengan anemia
lipat karena transfer folat dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepasnya
kehamilan multipel, diet yang buruk, infeksi, adanya anemia hemolitik atau
Defisiensi asam folat oleh karenanya sangat umum terjadi pada kehamilan
(Bari S,Abdul,2016)
14
Addison, terjadi kekurangan faktor intrinsik yang menyebabkan kegagalan
penyerapan vitamin B12. Ini adalah penyakit autoimun yang sangat jarang
pada wanita usia subur dan biasanya memiliki awitan setelah usia 40 tahun.
Kecuali jika diobati dengan vitamin B12, pasien dapat mengalami infertilitas.
Selama kehamilan, kadar vitamin B12 lebih rendah daripada kadar tak
biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi kadar vitamin B12 selama
berbahaya. Penyakit ini ditandai oleh pansitopenia dan sumsum tulang yang
sangat hiposelular. Mungkin ada lebih dari satu bentuk, dan terdapat bukti
diidentifikasi pada sepertiha kasus, dan penyebab mencakup obat dan bahan
15
fungsional tampaknya adalah penurunan nyata sel punca penyebab di
berikutnya. Resiko utama pada wanita hamil dengan anemia aplastik adalah
3. Anemia hemolitik
16
Frekuensi anemia hemolitik dalam kehamilan tidak tinggi. Terbanyak
anemia ini ditemukan pada wanita Negro yang menderita anemia sel sabit,
S,Abdul,2016)
kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas
dan masa selanjutnya. Pelbagai penyulit dapat timbul akibat anemia, seperti:
a) abortus;
b) partus prematurus;
e) syok
pada persalinan sulit, walaupun tidak terjadi perdarahan. Juga anemia dalam
a) kematian mudigah;
b) kematian perinatal;
c) prematuritas;
17
f) kelahiran dengan anemia
2.2. HEMOGLOBIN
Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan heme (besi) dan 4
rantai globin (alfa,beta, gama dan delta). Terdapat 141 molekul asam amino pada
rantai alfa dan 146 molekul asam amino pada rantai beta, gama dan delta.
satu atom besi dengan berat molekul kira-kira 16.750 KD (kilo Dalton). (Hendry
Setyawan,2009)
protein yang banyak mengandung besi dan berperan penting dalam membawa
oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Kualitas darah dan warna merah darah
juga akan menurun dan tubuh menjadi kekurangan oksigen. Hal ini akan
dengan gejala kelelahan, sesak napas, pucat dan pusing. Kelebihan Hemoglobin
akan menyebabkan terjadinya kekentalan darah jika kadarnya sekitar 18-19 gr/ml.
tersedianya oksigen pada tempat tinggal, misalnya Hb meningkat pada orang yang
tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut. Selain itu, Hb juga dipengaruhi
18
oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi diurnal (tertinggi pagi hari).
(Hendry Setyawan,2009)
19
2.2.2. Faktor-Faktor Mempengaruhi Kadar Hemoglobin
Zat Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi
akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan
hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensil dalam
memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke
jaringan tubuh, untuk diekskresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan
komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase,
dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah
dan mioglobin dalam sel otot. Kandungan ± 0,004% berat tubuh (60-70%) terdapat
dalam hemoglobin yang disimpan sebagai feritin di dalam hati, hemosiderin di
dalam limfa dan sumsum tulang. (Riski,dkk,2017)
Zat Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih
dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin
20
(lebih dari 2,5g), mioglobin (150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limfa sumsum
tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional
yang di pakai untuk keperluan metabolic dan bagian yang merupakan cadangan.
Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan non hem adalah bentuk
besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi
cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25
mg/kg berat badan. Feritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang
biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam
tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan
pengeluaran. (Iswanto,2012)
Mekanisme
Siklus Fisiologi
Defenisi Gangguan
Anemia
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hemoglobin
Defenisi Kriteria
Gambaran Gambaran
khusus umum
Etiologi
22
2.5 Kerangka Konsep
ibu hamil
Keterangan:
• : Variabel independen
• : Variabel dependen
23
BAB III
METODE PENELITIAN
alat Hb meter dengan spektrofotometer pada ibu hamil. Desain penelitian ini
desain ini merupakan metode penelitian observasinal yang sederhana, hasil bisa
Penelitian ini dilaksanakan pada selama 1 tahun mulai Bulan Oktober 2019 sampai
subyek dengan karakteristik tertentu yang menjadi objek penelitian. Populasi dapat
1. Populasi Terget
24
2. Populasi Terjangkau
Karena jumlah populasi target yang sangat besar, dan tidak mungkin
dapat kita batasi dengan kriteria tempat dan waktu, sehingga kita dapat
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Jumlah sampel didapat melalui survei awal terhadap jumlah ibu hamil di
RSIA Siti Khadijah 1Makassar.. Kemudian jumlah sampel minimal akan dihitung
N. Z2 1 − α/2 p . (1 − p)
𝑛=
(N − 1) d2 + Z2 1 − α/2 p. (1 − p)
Keterangan :
N : Jumlah populasi
85,916295
𝑛=
1,9365063
𝑛 = 45
25
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel minimal sebanyak 45
orang ibu hamil karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.
consecutive sampling. Responden diambil dari semua subjek yang datang dan
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria ekslusi
minggu)
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian, yaitu siklus haid
26
didapatkan data numerik. Selanjutnya data numerik tersebut akan
2. Kadar Hemoglobin
tersebut akan didapatkan data numerik dengan satuan gram per desiliter yang
sebagai kadar hemoglobin normal (> 12 g/dl) dan kadar hemoglobin rendah
(< 12 g/dl).
yang diperiksa harus memenuhi seluruh kriteria inklusi yang telah ditetapkan
seluruh sampel sebelum data diambil. Persetujuan komisi etik telah diajukan
ini. Setelah itu mereka ditanyakan lagi tentang hari pertama haid terakhir
27
Cara pengambilan sampel darah:
Pengukuran kadar
HB pada responden
yang memenuhi
kriteria
28
3.7. ANALISIS DATA
Hubungan antar variabel diketahui melalui uji independet t-test. Jika uji
odd ratio dan nilai korelasi (r). Untuk mengetahui nilai korelasi, dilakukan
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Data
terletak di jalan Kartini Makassar pada bulan Oktober 2019 sampai dengan Mei
ini menggunakan consecutive sample pasien ibu hamil dimana sampel yang
bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan Statistical Package for the
Social Sciences 16 (SPSS 16). Setelah data terkumpul diperlukan adanya analisa
data. Sebelum dianalisis diadakan uji persyaratan untuk mengetahui apakah model
tersebut dapat digunakan sebagai dasar estimasi yang tidak bias dengan model t-
test.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model t-test
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model t-test yang baik adalah memiliki
30
Table 4.1
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
HB METER .084 45 .200 .972 45 .338
*
SPEKTROFOTOME .097 45 .200 .963 45 .164
TER
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
memiliki Asymp.sign > 0,05. Hb meter memiliki sign 0,084 dan spektrofotometer
memiliki sign 0,094 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
data t-test dapat digunakan. Demi kemudahan dalam analisis data,maka peneliti
Tabel 4.2
Group Statistics
31
dengan menggunakan alat spektrofotometer dengan jumlah sampel 45 orang ibu
hamil memiliki mean (rata-rata) 11,33.
Tabel 4.3
2. Pengujian hipotesis
a. Menentukan Hipotesis
1. Berdasarkan sig
Berdasarkan table 4.3 independent sample test diatas, ternyata Sig – nya mendapat:
32
2. Membuat Kesimpulan
Dari hasil analisa di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Ada
pengaruh yang signifikan terhadap kadar hemoglobin dengan menggunakan alat
HB meter dibandingkan dengan spektrofotometer pada ibu hamil di RSIA Siti
khadijah 1 makassar.
33
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini serupa dengan yang dilakukan Adam et al di tahun 2012 yang
membandingkan hasil pengukuran hemoglobin pada ibu hamil dengan
menggunakan HemoCue hemoglobin meter dan alat analisis hemoglobin otomatis
didapatkan hasil adanya perbedaan hasil pengukuran pada dua alat tersebut.
Evaluasi terhadap harga dan hasil pengukuran hemoglobin dengan HemoCue,
DHT Meter dan Jenway Colorimeter. Hasil yang didapat HemoCue memiliki hasil
yang optimal tapi juga paling mahal, sedangkan DHT meter dan Jenway
colorimeter hasilnya kurang akurat tetapi harganya lebih murah. Berbeda dengan
penelitian Paiva (2004) yang menunjukkan bahwa HemoCue memiliki presisi yang
lebih rendah dibandingkan dengan alat sel Dyn 3000 dalam mengukur kadar
hemoglobin.
34
direkomendasikan oleh International Committe for Standarization in Hematology
(ICSH).
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Noor Hidayat pada tahun 2015
dan Sulistiawati pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa Hb meter mempunyai
nilai sensitivitas dan spesifitas yang kurang baik. Penyebab nilai sensitivitas
kurang baik karena metode Hb meter memiliki beberapa kelemahan diantaranya
alat bekerja tidak stabil atau alat tidak berfungsi secara normal atau alat tidak
bekerja dengan baik karena alat yang kotor, alat bekerja tidak teliti, tidak peka.
Walaupun uji ini mudah dan cepat dilakukan, tetapi tidak cukup baik untuk
digunakan sebagai uji diagnostik rutin dikarenakan nilai sensitivitasnya yang
rendah.
36
BAB VI
A. KESIMPULAN
menggunakan Hb-meter.
sering kali dengan menggunakan Hb-meter hasil yang tampak tidak anemia
pemberian Fe.
B. SARAN
Saran dalam penelitian ini diperlukan perbanding lain yang lebih akurat
serta lebih dari dua metode dalam pemeriksaan kadar hemoglobin agar
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Bakta, I Made. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jakarta
Pusat: Interna Publishing.
2. Bari S, Abdul. dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
3. J. Kilpatrick, Sarah. 2014. Creasy and Resnik's Maternal-Fetal Medicine,
Anemia and Pregnancy. 7th Ed. https://www.clinicalkey.com/ -
!/search/Kilpatrick%20Sarah%20J./%7B%22type%22:%22author%22%7DP
hiladelphia: Elsevier. https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-
B9781455711376000556 diakses pada 28 Maret 2018
4. Depkes RI. 2002. Penyakit Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal)
dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang Berkaitan di Indonesia. Jakarta:
Depkes RI
5. Hendry Setyawan S, Nurhayati P, Asri CA, Endang A. 2009. Pengaruh
Anemia Ibu Hamil Trisemester III Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR), Prematuritas dan Intra Uterine Growth Retardation
(IUGR). Jurnal Epidemiology Indonesia
6. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Bakti
Husada
7. G, Timothy. Alan A, Janz. Dupré. 2018. Rosen's emergency medicine
Concepts and Clinical Practice: Anemia and Polycythemia. 9th ed.
Philadelphia: Elsevier https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-
B9780323354790001124 diakses 10 April 2018
8. Bari S, Abdul. Rachimhadhi, Trijatmo. H Wiknjosastro, Gulardi. 2016. Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
9. Garry Cuningham, F. 2017. Obstetri Williams. Edisi 23. Volume 2. Jakarta:
EGC
10. Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
11. Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2009 Obstetri&Ginekologi Sosial Untuk
Profesi Bidan. Jakarta, EGC.
12. Wiknjosarto, Hanifa. Dkk. 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
13. Rizki, Fadina. Indrawati L, Nur. Ali, Hirowati. 2017. Hubungan
Suplementasi Tablet Fe dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil
Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas. Sumatra Barat: FK Universitas Andalas. http://jurnal.fk.unand.ac.id
diakses 15 April 2018
14. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
15. Iswanto, B. B. Ichsan, S. Ermawati. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet
Besi di Puskesmas Karangdowo, Klaten. Jurnal Kesehatan, Vol 5 No. 2,
hal.110-118.
38
16. Arisman, MB. 2014. Gizi dalam Daur Kehidupan. Edisi 2. Jakarta:EGC
17. Briawan, D. 2013. Anemia Masalah Gizi pada Remaja Wanita. Jakarta: EGC
18. Manuaba. 2010 . Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
19. Zulaekah, S. 2009. Peran Pendidikan Gizi Komprehensif Untuk Mengatasi
Masalah Anemia Di Indonesia. Jurnal Kesehatan. Vol 2 No. 2, hal. 169- 178
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014
21. Depkes RI. 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia
Subur (WUS). Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat
22. Rahmawati, F. dan Subagio.2012. Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat
Pada Ibu Hamil dan Faktor Yang Mempengaruhi. Journal of Nutrition
College. Vol 1 No. 1, hal. 55-62.
23. Indreswari, M., Hardinsyah, dan Damanik. 2008. Hubungan Antara
Intensitas Pemeriksaan Kehamilan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan
Konsumsi Tablet Besi Dengan Tingkat Keluhan Selama Kehamilan. Jurnal
Gizi dan Pangan. Vol 3 No.1, hal.12-21.
24. Budiarni, W. Subagio. 2012. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi
dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi pada Ibu Hamil. Journal of
Nutrition College. Vol 1 No.1
25. Mardliyati, Etik. 2006. Fortifikasi Garam dan Zat Besi, Strategi Praktis dan
Efektif Menanggulangi Anemia Gizi Besi.
26. Soekidjo, Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta
27. Ekowati. 2007. Peran Suami Dalam Pemeliharaan Status Gizi Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Baturraden Kabupaten Banyumas. Purwokerto:
Universitas Jenderal Soedirman
28. Budiarni, Widya. 2012. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi
Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Pada Ibu Hamil. Semarang:
Fak. Kedokteran Universitas Diponegoro
39
L
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51