UAS Behavioural Accounting
UAS Behavioural Accounting
1. Teori – teori yang berkaitan dengan pola – pola perilaku Auditor dan
Auditee
oleh baik pemimpin PT. Telkom maupun dari KAP Eddy Pianto
3. Aspek – aspek keperilakuan dari pelaporan keuangan PT. Telkom dan kasus
yang di alaminya
berawal dari rencana Telkom untuk mengganti auditornya yang selama beberapa
Mustofa (HTM).
KAP Prasetio, Sarwoko, dan Sandjaja yang merupakan anggota E&Y di Indonesia
sebagai pemenang tender audit laporan keuanga. Namun setelah bekerja selama
sebulan, pada tanggal 5 November 2002, E&Y menuliskan surat pengunduran diri
sebagai auditor Telkom karena adanya peraturan baru di SEC yang melarang
auditor melakukan audit bersamaan dengan pemberian jasa nonaudit. Oleh karena
itu, pada bulan November, Telkom menunjuk KAP Eddy Pianto sebagai auditor
Teori – teori yang berkaitan dengan pola – pola perilaku auditor dan auditee :
1. Teori judgment
merupakan hasil proses pertimbangan (judgement) yang terjadi dalam diri orang
isu atau objek sosial tersebut menurut Sherif berpatokan pada kerangka rujukan
(reference points) yang dimiliki seseorang. Kerangka rujukan inilah yang pada
dilakukan oleh alam bawah sadar kita terjadi sesaat setelah proses persepsi.
Disini kita menimbang setiap gagasan baru yang menerpa kita dengan cara
dan kinerja seseorang terhadap tugas, bahwa tujuan spesifik dan sulit
Kejelasan.
Tantangan
Komitmen
Kejelasan
Tujuan harus jelas terukur, tidak ambigu, dan ada jangka waktu tertentu
atau toleran. Orang tahu apa yang diharapkan, dan orang dapat
Menantang
Salah satu karakteristik yang paling penting dari tujuan adalah tingkat
tantangan. Orang sering termotivasi oleh prestasi, dan mereka akan menilai
Ketika orang tahu bahwa apa yang mereka lakukan akan diterima dengan
baik, akan ada motivasi alami untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
Komitmen
tujuan jika mereka merasa mereka adalah bagian dari penciptaan tujuan
Kompleksitas Tugas
persyaratan lebih untuk sukses. Untuk tujuan atau tugas yang sangat
B. Pembahasan
Bila dikaitkan teori dengan kasus yang terjadi di PT Telkom ada beberapa
1. Kepercayaan
KAP Hadi Sutanto dan KAP Eddi Pianto telah melanggar kepercayaan. Karena
2. Independensi.
maupun masyarakat. Suatu KAP dalam tugasnya dituntut untuk bersikap jujur
dapat merugikan karena keraguan kelayakan hak berpraktek KAP Eddy Pianto
dihadapan US SEC. Seharusnya KAP Drs. Hadi Sutanto & rekan bersikap adil
terhadap KAP Eddy Pianto dan tidak melakukan hal - hal bersifat menjatuhkan,
kualitas audit yang dilakukan oleh KAP Eddy Pianto atas Laporan Keuangan
Konsolidasi PT. Telkom tahun Buku 2002 sehingga menghalangi KAP Eddy
Pianto untuk bersaing dengan KAP Drs. Hadi Sutanto sehubungan dengan
lantai bursa (BEJ). Seharusnya anggota KAP wajib memelihara citra profesi,
dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi
rekan seprofesi.
oleh KAP Eddy Pianto. Tepatnya tahun 2002 dimana awalnya kasus yang menimpa
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang terjepit diantara dua KAP, sehingga
membuat laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh PT. Telkom tidak diakui
oleh SEC, komisi pengawas pasar modal di Amerika Serikat. Dicurigai adanya
konspirasi pihak atas yang membuat kasus ini disimpulkan sebagai persaingan tidak
sehat untuk menjatuhkan salah satu KAP Eddy Pianto partner Grant Thornton (GT)
yang merupakan auditor bagi PT. Telkom dan KAP Hadi Sutanto partner
Kasus persaingan tidak sehat ini jelas melanggar etika dalam berbisnis dan etika
akuntan publik dan tulisan ini akan menganalisis mengapa kasus ini disebut
melanggar etika.
kasus laporan keuangan PT. Telkom tahun 2002 yang berujung menjadi
persaingan tidak sehat dapat dinilai sebagai suatu tindakan yang salah karena antar
KAP boleh bersaing namun tidak boleh saling menjatuhkan salah satu pihak dengan
Pianto dari KAP Eddy Pianto merasa dirugikan oleh KAP Hadi Sutanto karena
dinilai menghambat karier dan kerja Eddy Pianto karena Hadi Sutanto tidak
mengizinkan KAP Eddy Pianto untuk menggunakan pendapat KAP Hadi Sutanto
dalam hasil auditnya terhadap PT. Telkomsel (anak perusahaan) ke dalam laporan
audit (konsolidasi) PT. Telkom. Eddy Pianto kemudian menganggap sebagai salah
satu alasan SEC menolak laporan keuangan PT. Telkom tahun 2002 auditan KAP
Eddy Pianto.
Dalam kasus persaingan ini awalnya antar kedua KAP tidak terjadi
keduanya secara bersamaan menjadi auditor masing-masing PT. Telkom dan PT.
Telkomsel. Namun ketika Eddy Pianto akan melakukan reference terhadap hasil
audit PT. Telkomsel pada tanggal 25 Maret 2003, Hadi Sutanto menyatakan tidak
mengizinkan Eddy Pianto untuk me-refer hasil auditnya. Tetapi pada tanggal yang
sama Hadi Sutanto mengirimkan copy audit report PT. Telkomsel untuk
Hadi Sutanto sama sekali tidak menyebutkan kata-kata yang tidak mengizinkan
Eddy Pianto menggunakan hasil auditnya dalam konsolidasi PT. Telkom. Padahal
dalam PSA 543 tidak mengharuskan Eddy Pianto meminta izin melainkan cukup
mengkomunikasikannya saja tapi Hadi Sutanto menafsirkan PSA 543 kalau Eddy
auditnya yang sebenarnya tanpa perlu izin pun Eddy Pianto bisa me-refer hasil audit
PT. Telkomsel. Seharusnya tindakan yang benar yang harus dilakukan oleh Hadi
Sutanto adalah memberikan hasil auditnya di-refer oleh Eddy Pianto seperti
mengacu pada PSA 543 dimana Eddy Pianto sebagai auditor utama perusahaan
induk PT. Telkom dari perusahaan anak PT. Telkomsel boleh tanpa perlu izin
pada umumnya tidak lepas dari tindakan-tindakan yang salah atau tidak beretika
karena mengabaikan etika. Etika dapat berkembang sesuai ruang dan waktu yang
berbeda sehingga etika dapat dikatakan sangat dinamis dan dapat berubah sesuai
a Norma Hukum
Publik Drs. Hadi Sutanto & Rekan yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse
Coopers (PWC) sebesar Rp. 20.000.000.000 oleh Komisi Pengawas
(PSA 543). Inti permasalahan ini karena kengganan KAP Hadi Sutanto dan
buku 2002 untuk berasosiasi dengan pekerjaan audit KAP Eddy Pianto
jika terasosiasi dengan pekerjaan audit KAP Eddy Pianto. Keengganan ini
dipicu keraguan terlapor terhadap kelayakan hak praktek KAP Eddy Pianto
meminta Telkom memberikan akses penuh untuk membaca filing form 20-
2004).
543 mengakibatkan rusaknya kualitas audit yang dilakukan oleh KAP Eddy
Pianto atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Telkom Tahun Buku 2002
sehingga menghalangi KAP Eddy Pianto untuk bersaing dengan KAP Hadi
kasus ini fungsi etika tidak berlaku dengan baik karena etika yang
seharusnya sebagai sarana untuk menilai apakah tindakan ini benar atau
semakin marak karena tidak mau mengakui kemampuan orang lain dan
oleh PT Telkom yaitu ketika melakukan KSO (kerja Sama Operasi) yang setengah
hati mengakibatkan :
1. Usulan ventura bersama ini menyakitkan karyawan PT Telkom yang
dipecah dan diserahkan kepada pihak lain. Usulan ini lalu ditolak oleh
telekomukasi bersama dengan pola KSO yang tertuang dalam Surat Keputusan
2. Sistem KSO yang mulai dilaksanakan tahun 1996 ternyata tidak berjalan sesuai
Divisi Regional IV Jawa Tengah. Mengacu pada kasus diatas PT Telkom telah
3. Mereka tidak dapat mengembalikan uang yang telah mereka terima akibat
perubahan nilai mata uang yang sangat drastis yang tidak didukung oleh
penurunan target pembangunan, peningkatan bagian mitra pada DTR dari 70%
menjadi 90%, dan pembebasan biaya pemakaian fasilitas Telkom. Dan KSO
pengambilan keputusannya.
Aspek – aspek keperilakuan dari pelaporan keuangan PT. Telkom dan kasus
yang di alaminya
memperoleh kendali mutu (quality control- QC) dari Grant Thorton LLP
Akuntabilitas.
dimasukkan dalam form 20-F. tidak disertai dengan Laporan Audit atas
Laporan Keuangan anak perusahaan lainnya yang diacu oleh KAP Eddy
Transparansi.
Eddy Pianto. Penghentian ini disebabkan KAP eddy Pianto diaangap telah
melanggar Prinsip etika profesi akuntan menurut IAI yaitu tidak kompeten
C. Kesimpulan
pekerjaan. Minimal tidak membuat orang susah, dengan bagusnya sikap dan
sifat Kantor Akuntan Publik yang ada di Indonesia akan membuat reputasi
mata dunia akan mendapatkan tempat yang baik bula. Sehingga semakin
adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena kedua organ tersebut saling
modal