Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zharifah Al Maani

Kelas : Profesi Ners

Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya sangat penting


diterapkan, dari perawat datang hingga pulang. Saat melakukan tindakan
keperawatan perawat juga harus melakukan semua prosedur sesuai SOP (Standar
Operasional Prosedur) yang telah ada dirumah sakit. Namun, beberapa perawat
ada yang mengabaikan pentingnya keselamatan kerja hingga dapat menyebabkan
terjadinya beberapa insiden yang membuat perawat/ pasien cedera hingga
meninggal (Putri, 2018).

Salah satu contoh insiden yang terjadi adalah kejadian perawat yang tertusuk
jarum suntik. Hal tersebut menyebabkan perawat terkena beberapa penyakit
seperti Hepatitis B, Hepatitis C hingga HIV/AIDs . Angka kejadian needle stick
injury (NSI) atau tertusuk jarum suntik di Indonesia cukup tinggi. Insidensi luka
tusuk jarum pada perawat IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sebesar 18,6 %
sedangkan insidensi luka tusuk jarum pada mahasiswa keperawatan di IRNA I
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta lebih tinggi dibanding perawat yaitu sebesar 43,3
% (Kompasiana, 2010).

Kewaspadaan Standar termasuk dalam SPO (Standar Prosedur Operasi) yang


harus dipatuhi oleh perawat di Rumah Sakit dalam melakukan kegiatan klinisnya.
Namun, penerapan Kewaspadaan Standar oleh petugas kesehatan khususnya
perawat masih belum optimal. Hal ini didasarkan pada masih ditemukannya
perawat yang mengalami perlukaan akibat tertusuk jarum suntik (Piri, 2015).

Petugas kesehatan dapat melindungi diri dengan perlindungan/ penghalang yang


tepat. Keefektifan penggunaan alat pelindung diri biasanya terbentur oleh perawat
itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat sehingga tidak
menggunakan alat pelindung diri meskipun telah disediakan oleh rumah sakit.
Faktor-faktor yang berkontribusi pada rendahnya kepatuhan tersebut adalah
karena kurangnya pengetahuan, kurangnya waktu, kelupaan, kurangnya
keterampilan, ketidaknyaman, iritasi kulit, dan kurangnya pelatihan (Honda,
2012).

Oleh karena itu, sebaiknya perlu diadakan pendidikan dan pelatihan secara
kontinyu. Dengan adanya langkah tersebut, perawat dan bidan akan terus ter-
update wawasan dan keterampilannya khususnya mengenai Kewaspadaan
Standar. Pendidikan bertujuan untuk memberi pengetahuan sedangkan pelatihan
memantapkan pengetahuan agar perawat dan bidan lebih paham dengan cara
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam bentuk pelatihan.
Referensi :

Haskas, Y. (2013). Gambaran Angka Kejadian Luka Tertusuk Benda Tajam Pada
Perawat di IRD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar. Journal Stikes
Nani Hasanuddin, 3, 65–69.
Honda. (2012). Kejadian Luka Tusuk Benda Tajam di Rumah Sakit Pusat.
http://www.theijoem.com/ijoem/indekx.php/ijoem/article/view/log

https://www.kompasiana.com/santiafika/5a50dc1716835f2cc534f0d2/penerapan-
kewaspadaan-standar-dalam-upaya-pencegahan-neddle-stik-injury-nsi?page=2

Piri, Sovian. (2015). Pengaruh Kesehatan, Pelatihan dan Penggunaan Alat


Pelindung Diri terhadap Kecelakaan Kerja pada pekerja Konstruksi di Kota
Tomohon., 2(4). Available at. Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol 2

Putri, S., & Rahayu, E. P. (2018). Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap kejadian kecelakaan kerja perawat rumah sakit, 3(2), 271–277.

Anda mungkin juga menyukai