SEMESTER : V (LIMA)
SKS : 2 (DUA)
TIU
MATERI
DAFTAR PUSTAKA
1. Pallett, “Aircraft Electrical System”, Pitman Publishing, Ltd., South Africa, 2001.
2. FAA, “Airplane Flying Handbook”, U. S. Department of Transportation,
Oklahoma, 1999.
3. dan lain-lain…
1
Pendahuluan
Sistem kelistrikan telah membuat kemajuan yang signifikan selama bertahun-tahun pada
pesawat terbang yang kemudian menjadi lebih tergantung pada layanan bertenaga listrik.
Sebuah tipikal sistem tenaga listrik tahun 1940-an dan 1950-an adalah sistem kembar 28
VDC.
Sistem ini banyak digunakan pada pesawat bermesin ganda; setiap mesin didukung
generator 28 VDC yang dapat menggunakan pembagian beban dengan contemporary jika
diperlukan. Satu atau dua baterai DC juga dipasang dan sebuah inverter disediakan untuk
memasok 115 VAC ke instrumen penerbangan. Munculnya pembom V mengubah situasi ini
secara radikal karena persyaratan daya yang jauh lebih besar - salah satunya Vickers
Valiant – memasukkan landing gear digerakkan secara listrik. Mereka dilengkapi dengan
empat generator 115 VAC,satu digerakkan oleh masing-masing mesin. Untuk memberikan
keuntungan tanpa istirahat kekuatan generator ini diparalelkan yang meningkatkan jumlah
kontrol dan sirkuit perlindungan. V-pembom harus menggerakkan beban tinggi seperti radar
dan peralatan gangguan perang elektronik. Namun, pemeriksaan pesawat patroli maritim
Nimrod (berasal dari de-Havilland Comet) menunjukkan banyak kesamaan. Sebagai tolok
ukur daya pengenal yang dihasilkan; itu Victor (lihat Gambar 5.1) dilengkapi dengan empat
generator AC 73kVA sementara Nimrod dilengkapi dengan empat generator 60kVA.
2
5.1 Hukum Dasar Listrik
Hukum dasar listrik terdiri dari beberapa teori yaitu
Hukum ohm
Hukum coulumb
Hukum faraday
Hukum kirchhoff
Hukum ohm ditemukan seorang ahli fisika Jerman yang bernama Georg Simon Ohm (1787-
1854) yang berbunyi “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan
pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian”
V= I R
Dengan maksud V untuk voltage yang diukur dalam satuan volt, R untuk resistansi atau
hambatan yang diukur dalam satuan ohm (Ω), dan I untuk arus listrik yang diukur dalam
satuan ampere
Hukum Columb istilah columb berasal dari penemunya yaitu Charles Augustin de Coulomb,
seorang ahli fisikawan asal perancis ia menyatakan muatan listrik pada dasarnya terdiri dari
dua jenis yaitu muatan positif (+) dan muatan negatif (-). Di antara dua muatan ini akan
terjadi interaksi tarik menarik pada muatan yang berbeda jenis sedangkan akan terjadi
interaksi tolak menolak pada muatan yang sama jenis.
Arus Listrik adalah Muatan Listrik yang mengalir dengan satuan pengukurannya adalah
Ampere (A). Besarnya arus listrik atau Kuat arus listrik adalah sebanding dengan dengan
banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat Arus listrik merupakan kecepatan aliran
muatan listrik sehingga Kuat Arus Listrik dapat diartikan sebagai jumlah muatan listrik yang
melalui penampang suatu penghantar setiap satuan waktu.
Q=I.t
Dimana Q = columb ( C )
I = kuat arus ( A )
t = waktu ( s )
3
Hukum faraday terdiri dari
Hukum faraday 1 yang meyatakan Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan
menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan tersebut.
Hukum faraday 2 yang meyatakan Tegangan GGL induksi di dalam rangkaian tertutup
adalah sebanding dengan kecepatan perubahan fluks terhadap waktu.
Gabungan kedua teori hukum faraday yaitu Setiap perubahan medan magnet pada
kumparan akan menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) Induksi yang sebanding dengan laju
perubahan fluks.
ɛ = N (ΔΦ/Δt)
Keterangan :
Jumlah lilitan pada kumparan, semakin banyak lilitan pada kumparan semakin besar
tegangan yang diinduksikan.
Kecepatan gerak medan magnet, semakin cepat garis gaya medan magnet atau fluks yang
mengenai konduktornya semakin besar pula tegangan induksinya.
Jumlah garis gaya medan magnet atau fluks, semakin besar jumlah garis gaya medan
magnet atau fluks yang mengenai konduktor, semakin besar juga tegangan induksinya.
Hukum Kirchhoff 1
Hukum Kirchhoff 1 dikenal sebagai hukum percabangan (junction rule), karena hukum ini
memenuhi kekekalan muatan.. Dengan demikian, jumlah muatan yang masuk di dalam
setiap titik akan meninggalkan titik tersebut dengan jumlah yang sama.
“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama
dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut”
4
Hukum Kirchhoff 2
“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol”
5
Contoh Perhitungan :
Mis :
P = 1300 Watt
V = 220 Volt
Berarti harga Fuse / MCB di rumah juga isolasi kabel2 di rumah mahasiswa , sama
dengan atau lebih sedikit dari Arus terhitung . Yaitu 6 Ampere.
Bila beban rumah dihitung mahasiswa/i ternyata diatas 1300 watt, maka bila
semua beban beroperasi MCB /Fuse akan open atau terbuka / trip.
Sehingga kabel instalasi di rumah tidak over load yang bisa berakibat panas dan
mudah terbakar.