Anda di halaman 1dari 6

sSILABI

PROGRAM STUDI TEKNIK PENERBANGAN (S1)


FAKULTAS TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

KODE MATA KULIAH : 5211216

MATA KULIAH : LISTRIK & INSTRUMEN PESAWAT TERBANG

SEMESTER : V (LIMA)

SKS : 2 (DUA)

PRASYARAT : Fisika I, Sistem Pesawat Terbang

TIU

Kepada para mahasiswa diharapkan dapat mengetahui, memahami dan mampu


menjelaskan mengenai aircraft electrical systems. Aircraft electrical power supplies
with DC generator, batteries, alternating current and ground power supplies.

MATERI

Power conversion equipment, power distribution, power utilization, circuit


controlling devices and protection devices, warning indicator and aircraft lighting.

Aircraft instrument systems, electronic flight instrument system (EFIS), engine


instrument system, electronic centralized aircraft monitoring (ECAM), engine and
warning display (EWD) and system display (SD).

DAFTAR PUSTAKA

1. Pallett, “Aircraft Electrical System”, Pitman Publishing, Ltd., South Africa, 2001.
2. FAA, “Airplane Flying Handbook”, U. S. Department of Transportation,
Oklahoma, 1999.
3. dan lain-lain…

1
Pendahuluan

Sistem kelistrikan telah membuat kemajuan yang signifikan selama bertahun-tahun pada
pesawat terbang yang kemudian menjadi lebih tergantung pada layanan bertenaga listrik.
Sebuah tipikal sistem tenaga listrik tahun 1940-an dan 1950-an adalah sistem kembar 28
VDC.

Sistem ini banyak digunakan pada pesawat bermesin ganda; setiap mesin didukung
generator 28 VDC yang dapat menggunakan pembagian beban dengan contemporary jika
diperlukan. Satu atau dua baterai DC juga dipasang dan sebuah inverter disediakan untuk
memasok 115 VAC ke instrumen penerbangan. Munculnya pembom V mengubah situasi ini
secara radikal karena persyaratan daya yang jauh lebih besar - salah satunya Vickers
Valiant – memasukkan landing gear digerakkan secara listrik. Mereka dilengkapi dengan
empat generator 115 VAC,satu digerakkan oleh masing-masing mesin. Untuk memberikan
keuntungan tanpa istirahat kekuatan generator ini diparalelkan yang meningkatkan jumlah
kontrol dan sirkuit perlindungan. V-pembom harus menggerakkan beban tinggi seperti radar
dan peralatan gangguan perang elektronik. Namun, pemeriksaan pesawat patroli maritim
Nimrod (berasal dari de-Havilland Comet) menunjukkan banyak kesamaan. Sebagai tolok
ukur daya pengenal yang dihasilkan; itu Victor (lihat Gambar 5.1) dilengkapi dengan empat
generator AC 73kVA sementara Nimrod dilengkapi dengan empat generator 60kVA.

2
5.1 Hukum Dasar Listrik
Hukum dasar listrik terdiri dari beberapa teori yaitu

Hukum ohm

Hukum coulumb

Hukum faraday

Hukum kirchhoff

Hukum ohm ditemukan seorang ahli fisika Jerman yang bernama Georg Simon Ohm (1787-
1854) yang berbunyi “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan
pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian”

Hukum ohm memiliki rumus sistematis yaitu

V= I R

Dengan maksud V untuk voltage yang diukur dalam satuan volt, R untuk resistansi atau
hambatan yang diukur dalam satuan ohm (Ω), dan I untuk arus listrik yang diukur dalam
satuan ampere

Hukum Columb istilah columb berasal dari penemunya yaitu Charles Augustin de Coulomb,
seorang ahli fisikawan asal perancis ia menyatakan muatan listrik pada dasarnya terdiri dari
dua jenis yaitu muatan positif (+) dan muatan negatif (-). Di antara dua muatan ini akan
terjadi interaksi tarik menarik pada muatan yang berbeda jenis sedangkan akan terjadi
interaksi tolak menolak pada muatan yang sama jenis.

Arus Listrik adalah Muatan Listrik yang mengalir dengan satuan pengukurannya adalah
Ampere (A). Besarnya arus listrik atau Kuat arus listrik adalah sebanding dengan dengan
banyaknya muatan listrik yang mengalir. Kuat Arus listrik merupakan kecepatan aliran
muatan listrik sehingga Kuat Arus Listrik dapat diartikan sebagai jumlah muatan listrik yang
melalui penampang suatu penghantar setiap satuan waktu.

Hukum columb memiliki rumus sistem matis yaitu :

Q=I.t

Dimana Q = columb ( C )

I = kuat arus ( A )

t = waktu ( s )

Hukum Faraday adalah Hukum dasar Elektromagnetisme yang menjelaskan bagaimana


arus listrik menghasilkan medan magnet dan sebaliknya bagaimana medan magnet dapat
menghasilkan arus listrik pada sebuah konduktor

3
Hukum faraday terdiri dari

Hukum faraday 1 yang meyatakan Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan
menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan tersebut.

Hukum faraday 2 yang meyatakan Tegangan GGL induksi di dalam rangkaian tertutup
adalah sebanding dengan kecepatan perubahan fluks terhadap waktu.

Gabungan kedua teori hukum faraday yaitu Setiap perubahan medan magnet pada
kumparan akan menyebabkan gaya gerak listrik (GGL) Induksi yang sebanding dengan laju
perubahan fluks.

Hukum faraday dapat ditulis secara sistem matis yaitu :

ɛ = N (ΔΦ/Δt)

Keterangan :

ɛ = GGL induksi (volt)

N = Jumlah lilitan kumparan

ΔΦ = Perubahan fluks magnetik (weber)

∆t = selang waktu (s)

Jumlah lilitan pada kumparan, semakin banyak lilitan pada kumparan semakin besar
tegangan yang diinduksikan.

Kecepatan gerak medan magnet, semakin cepat garis gaya medan magnet atau fluks yang
mengenai konduktornya semakin besar pula tegangan induksinya.

Jumlah garis gaya medan magnet atau fluks, semakin besar jumlah garis gaya medan
magnet atau fluks yang mengenai konduktor, semakin besar juga tegangan induksinya.

Hukum Kirchhoff 1

Hukum Kirchhoff 1 dikenal sebagai hukum percabangan (junction rule), karena hukum ini
memenuhi kekekalan muatan.. Dengan demikian, jumlah muatan yang masuk di dalam
setiap titik akan meninggalkan titik tersebut dengan jumlah yang sama.

Hukum Kirchhoff 1 menyatakan bahwa:

“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama
dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut”

4
Hukum Kirchhoff 2

Bunyi hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut:

“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol”

Secara umum rumus hukum Kirchhoff 2 dapat dinyatakan sebagai berikut:

Sigma IR + Sigma epsilon = 0

5
Contoh Perhitungan :

P = Daya PLN di rumah mahasiswa

V = Tegangan PLN di rumah mahasiswa/i

I = Kuat Arus PLN di rumah mahasiswa/i

Mis :

P = 1300 Watt

V = 220 Volt

I = P/ V = 1300 / 220 = 5,9 Ampere

Berarti harga Fuse / MCB di rumah juga isolasi kabel2 di rumah mahasiswa , sama
dengan atau lebih sedikit dari Arus terhitung . Yaitu 6 Ampere.

Bila beban rumah dihitung mahasiswa/i ternyata diatas 1300 watt, maka bila
semua beban beroperasi MCB /Fuse akan open atau terbuka / trip.

Sehingga kabel instalasi di rumah tidak over load yang bisa berakibat panas dan
mudah terbakar.

Perhitungan diatas sama dengan perhitungan kelistrikan di pesawat dengan


tegangan dan tentunya arus yang berbeda juga dayanya .

Anda mungkin juga menyukai