Anda di halaman 1dari 5

CONTOH STUDI KASUS

PERENCANAAN SPILLWAY DAN OPTIMASI PENGOPERASIAN WADUK PADA


BENDUNGAN DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN
GROBOGAN
PEKIK GUNAWAN

Bendungan Bandungharjo dibangun di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten


Grobogan. Fungsi dari bendungan tersebut adalah sebagai penyimpan air pada saat musim
penghujan dan akan memanfaatkan air pada saat dibutuhkan, baik sebagai kebutuhan air baku
maupun sebagai air irigasi. Bendungan bandungharjo ini dilengkapi bangunan pelimpah
(spillway) sebagai pelimpah air saat kondisi air banjir.
Perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan air dengan menggunakan Penman method serta
pada analisis ketersediaan air menggunakan metode rasional. Hasil analisis tersebut
didapatkan neraca air dengan membandingkan hasil dari kedua analisis tersebut dan
didapatkan nilai prosentase seberapa besar ketersediaan dapat memenuhi kebutuhan air.
Sebagai kontrol bendungan aman terhadap overlaping, maka dalam merencanakan bangunan
pelimpah (spillway) dilakukan kontrol kestabilan baik terhadap rembesan air tanah (piping)
dan momen guling. Analisis pengoperasian waduk, dengan membandingkan beberapa
alternatif, sehingga diperoleh pola pengoperasian waduk yang baik.

Analisis neraca air selama 1 tahun didapatkan faktor (k) potensi inflow bendungan
Bandungharjo dapat memenuhi kebutuhan air sebesar 86,80 %. Analisis bangunan pelimpah
dilakukan kontrol kestabilan terhadap rembesan sehingga didapatkan hasil CL = 2,916 > 1,6
(pada saat kondisi air normal) dan CL = 2,232 > 1,6 (pada saat kondisi air banjir), kestabilan
terhadap momen guling didapatkan hasil FS = 6,118 > 1,5 (pada saat kondisi air normal) dan
FS = 2,241 > 1,5 (pada saat kondisi air banjir), kestabilan terhadap gaya geser didapatkan
hasil SF = 5,555 (pada saat kondisi air normal) dan SF = 3,914 > 1,5 (pada saat kondisi air
banjir), serta kestabilan daya dukung pondasi didapatkan hasil σmax 3,028 ton/m2 < 4,339
ton/m2 (pada saat kondisi air normal) dan σmax = 1,877 < 4,339 ton/m2 (pada saat kondisi
air banjir). Analisis pengoperasian waduk diambil alternatif ke III sebagai pola pengoperasian
waduk nantinya.
1. Evapotranspirasi (ET0)
Tabel 1. Perhitungan ET0 dengan menggunakan Penman Method

2. Analisis Data Hujan


Pada perhitungan curah hujan areal diperlukan adanya:
a. Pengisian Data Hujan
Pada penelitian ini disetiap stasiun hujan menggunakan 3 stasiun pengamatan hujan lainnya
sebagai backup, yang dianggap sebagai 3 stasiun hujan terdekat dan hasilnya data yang
didapatkan panggah (layak) digunakan.

b. Uji Konsistensi
Tabel 2 Perhitungan Uji Konsistensi Data Hujan

c. Curah Hujan Areal


Pada perhitungan curah hujan areal menggunakan metode rerata, data curah hujan yang
dirata-rata yaitu 3 stasiun pengamatan curah hujan (stasiun hujan Geyer, Sanggeh, dan
Semen).

3. Hujan Efektif
a). Hujan efektif untuk tanaman padi
Re = 0,7R80
Tabel 3 Curah Hujan Efektif Untuk Tanaman Padi
b).Hujan efektif untuk tanaman palawija
Tabel 4 Curah Hujan Efektif Untuk Tanaman Palawija

4. Analisis Kebutuhan Air


a. Kebutuhan Air Irigasi
Tabel 5 Kebutuhan Bersih Air di Persawahan

b. Kebutuhan Air Baku


Tabel 6 Jumlah Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2011
Dari data di atas didapatkan persamaan :
y = 438,1 x – 693243,6
Misalkan waduk masih memenuhi untuk pelayanan air 50 tahun, Jadi proyeksi yang didapat
untuk 50 tahun mendatang didapatkan :
y = 209681 orang
Untuk analisis kebutuhan air baku, perhitungan sebagai berikut :
Jadi, konsumsi air atau kebutuhan air baku penduduk Kecamatan Toroh dan Geyer sebesar :
Jumlah SR+HU = 0,239 + 0,068 = 0,307 m3/detik.

c. Analisis Ketersediaan Air


Tabel 7 Perhitungan Debit Andalan

Desain Struktur Bangunan Pelimpah (Spillway)


1. Desain Bangunan Pelimpah (spillway)
a. Saluran Pengarah Aliran
Tabel 9 Hasil Perhitungan Saluran Pengarah Aliran di Titik A
b. Saluran Pengatur Aliran

c. Saluran Transisi
Tabel 11 Hasil Perhitungan Saluran Transisi di Titik C

Anda mungkin juga menyukai