Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ILMU PENGETAHUAN PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU:
ARIF BINTORO JOHAN,S.PD.T.,M.PD.

DISUSUN OLEH: M.MUJIBURRAHMAN


NIM: 2015006030

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2015
A. Pengertian Sistem
Sistem berasal bari bahasa Yunani systema, yang berarti sehimpunan
bagan atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
suatu keseluruhan . Istilah sistem adalah suatu konsep yang abstrak. Defnisi
tradisional menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-
unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan. Zahara Idris (1987)
mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri atas komponen-
komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang
mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekadar acak, yang saling
membantu untuk mencapai suatu hasil (produk). Sebagai contoh, tubuh manusia
merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen, antara lain
jaringan daging, otak, urat-urat darah, syaraf, dan tulang-tulang. Setiap
komponen-komponen itu mempunyai fungsi-fungsi sendiri (fungsi yang berbeda-
beda) dan satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan suatu kesatuan
yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu berinteraksi sedemikian rupa
sehingga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dari dini dapat dikatakan
bahwa system kependidikan merupakan perangkat sarana yang terdiri dari bagian-
bagian yang saling berkaitan satu sama lain dalam rangka melaksanakan proses
pembudayaan masyarakat yang menumbuhkan nilai-nilai yang sama sebangun
dengan cita-cita yang diperjuangkan oleh masyarakat itu sendiri. Sistem
pendidikan pada hakikatnya adalaah seperangkat sarana yang dipolakan untuk
membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengalami perubahan-
perubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat
dalam rangka mengejar cita-cita hidaup yang sejahtera lahir maupun batin.

B. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.
Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan,
unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu
dapat digambarkan sebagai berikut Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri
yang ada pada diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan,
keadaan jasmani,). Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik,
kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan
hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam
rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari
lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1979) menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang
mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola
pendidikan, struktur/jenjang. Kurikulum dan peralatan/fasilitas. P.H. Combs
(1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan seperti berikut:
a. Tujuan dan Prioritas Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini
merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan
urutan pelaksanaannya.
b. Peserta Didik Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami
proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan umum pendidikan.
c. Manajemen atau Pengelolaan Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan,
dan menilai sistem pendidikan. Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan
cita-cita yang merupakan informasi tentang pola kepemimpinan dalam
pengelolaan sistem pendidikan.
d. Struktur dan Jadwal Waktu Fungsinya mengatur pembagian waktu dan
kegiatan.
e. Isi dan Bahan Pengajaran Fungsinya untuk menggambarkan luas dan
dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik.
f. Guru dan Pelaksana Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan
menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik.
g. Alat Bantu Belajar Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses
pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi.
h. Fasilitas Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.
i. Teknologi Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses
pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan
sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan efektif.
j. Pengawasan Mutu Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar
pendidikan.
k. Penelitian Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan.
l. Biaya Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk
tentang tingkat efesiensi sistem pendidikan.
Pendidikan sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan dalam bentuk
model dasar input-output berikut ini.Segala sesuatu yang masuk dalam sistem dan
berperan dalam proses pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan
hidup menjadi sumber masukan pendidikan. Faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pendidikan diantaranya: filsafat negara, agama, sosial, kebudayaan,
ekonomi, politik, dan demografi. Ketujuh faktor ini merupakan supra sistem
pendidikan.Jadi, pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan
tertenun di dalam supra sistemnya yang terdiri dari tujuh sistem tersebut. Berarti
membangun suatu lembaga pendidikan baru atau memperbaiki lembaga
pendidikan lama, tidak dapat memisahkan diri dari supra sistem tersebut.

C. Pengertian Agen Perubahan


Agen pembaharu (chage agent) adalah orang yang bertugas mempengaruhi
klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
pengusaha pembaharuan (change agency). Pekerjaan ini mencakup berbagai
macam pekerjaan seperti guru, konsultan, penyuluh kesehatan, penyuluh pertanian
dan sebagainya. Semua agen pembaharu bertugas membuat jalinan komunikasi
antara pengusaha pembaharuan (sumber inovasi) dengan sistem klien (sasaran
inovasi).
Tugas utama agen pembaharu adalah melancarkan jalannya arus inovasi
dari pengusaha pembaharuan ke klien. Proses komunikasi ini akan efektif jika
inovasi yang disampaikan ke klien harus dipilih sesuai dengan kebutuhannya atau
sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Agar jalinan komunikasi dalam proses
difusi ini efektif, umpan balik dari sistem klien harus disampaikan kepada
pengusaha pembaharuan melalui agen pembaharu. Dengan umpan balik ini
pengusaha pembaharuan dapat mengatur kembali bagaimana sebaiknya agar
komunikasi lebih efektif.
Jika tidak terdapat kesenjangan sosial dan teknik antara pengusaha
pembaharuan dan klien dalam proses difusi inovasi, maka tidak perlu agen
pembaharu. Tetapi biasanya pengusaha pembaharu adalah orang-orang ahli dalam
inovasi yang sedang didifusikan, oleh karena itu terjadi kesenjangan pengetahuan
sehingga dapat terjadi hambatan komunikasi. Disinilah pentingnya agen
pembaharu untuk penyampaian difusi inovasi agar dapat mudah diterima oleh
klien.
Agen pembaharu harus mampu menjalin hubungan baik dengan pengusaha
pembaharuan dan juga dengan sistem klien. Adanya kesenjangan heterophily pada
kedua sisi agen pembaharu dapat menimbulkan masalah dalam komunikasi.
Sebagai penghubung antara kedua sistem yang berbeda sebaiknya agen
pembaharu bersikap marginal, ia berdiri dengan satu kaki pada pengusaha
pembaharu dan satu kaki yang lain pada klien. Keberhasilan agen pembaharu
dalam melancarkan proses komunikasi antara pengusaha pembaharu dengan klien,
merupakan kunci keberhasilan proses difusi inovasi. Selain itu agen pembaharu
melakukan seleksi informasi untuk dapat disesuaikan dengan masalah dan
kebutuhan klien.

D. Fungsi dan Tugas Agen Pembaharu


Fungsi utama agen pembaharu adalah sebagai penghubung antara
pengusaha pembaharuan (change agency) dengan klien, tujuannya agar inovasi
dapat diterima atau diterapkan oleh klien sesuai dengan keinginan pengusaha
pembaharuan. Kunci keberhasilan diterimanya inovasi oleh klien terutama
.terletak pada komunikasi antara agen pembaharu dengan klien. Jika komunikasi
lancar dan efektif proses penerimaan inovasi akan lebih cepat dan makin
mendekati tercapainya tujuan yang diinginkan. Sebaliknya jika komunikasi
terhambat makin tipis harapan diterimanya inovasi. Oleh karena tugas utama yang
harus dilakukan agen pembaharu adalah memantapkan hubungan dengan klien.
Kemantapan hubungan antara agen pembaharu dengan klien, maka komunikasi
akan lebih lancar.
Rogers, mengemukakan ada tujuh langkah kegiatan agen pembaharu dalam
pelaksanaan tugasnya inovasi pada sistem klien, sebagai berikut.
a. Membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Biasanya agen pembaharu pada
awal tugasnya diminta untuk membantu kliennya agar mereka sadar akan
perlunya perubahan.Agen pembaharu mulai dengan mengemukakan
berbagaimasalah yang ada, membantu menemukan masalah yang penting dan
mendesak, serta meyakinkan klien bahwa mereka mampu memecahkan masalah
tersebut. Pada tahap ini agen pembaharu menentukan kebutuhan klien dan juga
membantu caranya menemukan masalah atau kebutuhan dengan cara konsultatif.
b. Memantapkan hubungan pertukaran informasi. Sesudah ditentukannya
kebutuhan untuk berubah, agen pembaharu harus segera membina hubungan yang
lebih akrab dengan klien. Agen pembaharu dapat meningkatkan hubungan yang
lebih baik kepada klien dengan cara menumbuhkan kepercayaan klien pada
kemampuannya, saling mempercayai dan juga agen pembaharu harus menunjukan
empati pada masalah dan kebutuhan klien.
c. Mendiagnosa masalah yang dihadapi. Agen pembaharu bertanggung jawab
untuk menganalisa situasi masalah yang dihadapi klien, agar dapat menentukan
berbagai alternatif jika tidak sesuai kebutuhan klien. Untuk sampai pada
kesimpulan diagnosa agen pembaharu harus meninjau situasi dengan penuh
emphati. Agen pembaharu melihat masalah dengan kacamata klien, artinya
kesimpulan diagnosa harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien, bukan
berdasarkan pandangan pribadi agen pembaharu.
d. Membangkitkan kemauan klien untuk berubah. Setelah agen pembaharu
menggali berbagai macam cara yang mungkin dapat dicapai oleh klien untuk
mencapai tujuan, maka agen pembaharu bertugas untuk mencari cara memotivasi
dan menarik perhatian agar klien timbul kemauannya untuk berubah atau
membuka dirinya untuk menerima inovasi. Namun demikian cara yang digunakan
harus tetap berorientasi pada klien, artinya berpusat pada kebutuhan klien jangan
terlalu menoinjolkan inovasi.
e. Mewujudkan kemauan dalam perbuatan. Agen pembaharu berusaha untuk
mempengaruhi tingkah laku klien dengan persetujuan dan berdasarkan kebutuhan
klien jadi jangan memaksa. Dimana komunikasi interpersonal akan lebih efektif
kalau dilakukan antar teman yang dekat dan sangat bermanfaat kalau
dimanfaatkan pada tahap persuasi dan tahap keputusan inovasi. Oleh kerena itu
dalam hal tindakan agen pembaharu yang paling tepat menggunakan pengaruh
secara tidak langsung, yaitu dapat menggunakan pemuka masyarakat agar
mengaktifkan kegiatan kelompok lain.
f. Menjaga kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak
berkelanjutannya inovasi. Agen pembaharu harus menjaga kestabilan penerimaan
inovasi dengan cara penguatan kepada klien yang telah menerapkan inovasi.
Perubahan tingkah laku yang sudah sesuai dengan inovasi dijaga jangan sampai
berubah kembali pada keadaan sebelum adanya inovasi.
g. Mengakhiri hubungan ketergantungan. Tujuan akhir tugas agen pembaharu
adalah dapat menumbuhkan kesadaran unrtuk berubah dan kemampuan untuk
merubah dirinya, sebagai anggota sistem sosial yang selalu mendapat tantangan
kemajuan jaman. Agen pembaharu harus berusaha mengubah posisi klien dari
ikatan percaya pada kemampuan agen pembaharu menjadi bebas dan percaya
kepada kemampuan sendiri.

E. PEMBAHASAN
1. Guru Sebagai Agent of Change Pembelajaran Siswa
Dalam Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Undang
Undang No.14 tahun 2006 tentang Guru dan Dosen, bahwa kedudukan, peran dan
fungsi guru sangat sentral dalam membangun kualitas pendidikan nasional.
Merujuk pada beberapa peraturan perundangan bidang pendidikan tersebut di atas,
baik berupa Undang Undang, Peraturan Pemerintah sampai Permendiknas, pada
era sekarang dan akan datang setiap guru harus memiliki empat kompetensi dasar,
yaitu:
a. Kompetensi pedagogic
b. Kompetensi kepribadian
c. Kompetensi social
d. Kompetensi professional
Menyimak beragam teori tentang agen perubahan yang telah diuraikan di atas,
kemudian dikomperasikan dengan beragam kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap guru, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:
a. guru termasuk salah satu faktor kunci dalam menentukan kualitas dan
keberhasilan proses pembelajaran siswa di kelas;
b. guru yang memiliki kualitas kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
professional, akan mampu berperan sebagai salah satu agen perubahan (agent of
change) pembelajaran siswa di kelas; dan
c. guru diharapkan tetap konsisten dalam mengajar, membimbing dan
mendidik siswa untuk mengembangkan kualitas intelektual, emosional dan
spiritualnya dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing
ngarso sung tulodo.
Daftar pustaka:

Fakhrudin. 2011. Agen Perubahan/ Change Agent. Diakses pada 15 Juni 2013,
alamat: http://gubugtp.blogspot.com/2011/04/agen-perubahanchange-agent-
makalah.html

Arifin, M. 2003 Pendidikan sebagai suatu sistem. (online). Jakarta: Golden


Terayon Press _ riski amalia putri _ Komunitas Blogger Unsri.htm /diakses pada
senin 12 september 2011. 07:12 PM

Anda mungkin juga menyukai