Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah suatu kondisi medis yang ditandai oleh ketidakmampuan memusatkan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas, yang terjadi pada lebih dari satu situasi, dengan frekuensi lebih sering dan intensitas lebih berat dibandingkan dengan anak-anak seusianya (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Seperti yang ditunjukkan pada sebuah penelitian, mengatakan ADHD merupakan masalah psikologis yang paling banyak terjadi akhir-akhir ini sekitar 3-10% terjadi di Amerika Serikat, 3-7% di Jerman, 5-10% di Kanada dan Selandia Baru. Di Indonesia angka kejadiannya masih belum ditemukan angka yang pasti, meskipun kelainan ini tampak cukup banyak terjadi dan sering dijumpai pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah(Rusmawati & Dewi, 2011:73). GPPH pada anak dapat berdampak buruk pada kehidupan anak di masa depan. Sekitar 65-80% anak dengan GPPH akan memiliki gejala yang menetap hingga usia remaja (Forgey dan DeJong, 2008). Gejala GPPH menetap hingga usia dewasa pada 15-20% kasus (Mahabbati, 2013). Gejala juga dapat hilang pada saat memasuki masa pubertas. Gejala hiperaktivitas umumnya menghilang, namun gejala penurunan rentang perhatian dan masalah pengendalian impuls mungkin menetap (Kaplan et al., 2010). Anak dengan GPPH yang gejalanya menetap hingga masa remaja berisiko tinggi untuk mengalami gangguan tingkah laku. Sekitar 50% anak dengan gangguan tingkah laku akan mengalami gangguan kepribadian antisosial di masa dewasanya (Kaplan et al., 2010). Gejala ADHD tersebut bergantung pada umur, situasi, dan lingkungan anak. Dapat dikatakan, ADHD merupakan suatu gangguan yang kompleks.6 yang berhubungan dengan kelainan aspek koginitif, psikomotorik, maupun afektif Berdasarkan pemaparan tentang GPPH yang telah disebutkan diatas, diperlukan penatalaksanaan yang baik dari segi terapi maupun pencegahan. Oleh karena itu perlu diketahui etiologi dari terjadinya GPPH. Namun hingga saat ini penyebab pasti terjadinya GPPH belum bisa diketahui (Kaplan et al., 2010). Beberapa faktor yang sering diajukan sebagai faktor risiko terjadinya GPPH yaitu urutan kelahiran (anak pertama) (Marin et al., 2014; Evrensel et al., 2015).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu ADHD? 2. Bagaimana Etiologi ADHD? 3. Bagaimana Manifestasi Klinis ADHD? 4. Bagaimana Patofisiologi ADHD?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum Setelah membuat laporan penahuluan dan asuhan keperawatan ini mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) 2. Tujuan Khusus Setelah mempelajari kasus ini, mahasiswa mampu: 1) Menjelaskan definisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) 2) Memahami etiologi dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) 3) Menyebutkan manifestasi klinis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) 4) Menjelaskan patofisiologi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) 5) Menjelaskan proses asuhan keperawatan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
1.4 Manfaat Penulisan
Mahasiswa dapat menambah pengalaman dalam melakukan Asuhan Keperawatan disamping itu meningkatkan pemahaman tentang memberikan dan menyusun penatalaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).