Anda di halaman 1dari 19

DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO.

1 OKTOBER 2018

KLAIM MARINE HULL AND MACHINERY DALAM


PRAKTEK PERTANGGUNGAN
Rinitami Njatrijani
Dosen Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang
Email : njatrijani@yahoo.com

ABSTRAK
Asuransi merupakan metode yang paling handal dalam mengalihkan risiko dari tertanggung kepada
penanggung.Asuransi diatur secara umum dalam KUHPerdata dan secara khusus dalam
KUHD.Asuransi Marine Hull and Machinery merupakan salah satu obyek yang dipertanggungkan
risikonya oleh PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia selaku Penanggung.Fokus permasalahan yang
dikaji dalam penelitian ini, yaitu:bagaimana hak dan kewajiban PT P selaku Penanggung terhadap
klaim Marine Hull and Machinery dalam praktek pertanggungan danbagaimanakah tata cara
penyelesaian klaim asuransi Marine Hull and Machinery pada PT P dalam praktek
pertanggungan.Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empirisdengan metode wawancara
terhadap beberapa subyek penelitian yaitu PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia sebagai pelaku
industri asuransi dan PT.P (Persero) sebagai pihak tertanggung , serta melakukan pengamatan
terstruktur kapal MT.K selaku objek penelitian. Data sekunder diperoleh melalui sejumlah bahan
pustaka yang berkaitan dengan hukum asuransi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Tanggung jawab PT.P selaku penanggung dalam praktek
pertanggungan risiko Marine Hull and Machinerybersifat parsial , hal tersebut diatur dalam polis
yang telah diperjanjikan yaitu Marine Hull Policy PT P (Persero) Policy No.PPH 1100007 For the
Period From 1st January 2011 to 31 st December 2012, Institute Time Clause Hulls 1/10/83 (Clause
280).Mekanisme penyelesaian klaim telah ditetapkan oleh Penanggung, sejak awal dan telah
disepakati pada saat penutupan asuransiMarine Hull and Machinery. Para pihak perlu memahami isi
polis asuransi Marine Hull and Machinery, yang bersumber dari Marine Insurance Act 1906 sebagai
dokumen/ alat bukti terjadinya perjanjian pertanggungan pengangkutan melalui laut secara mendetail
, agar risiko hukum yang berpotensi timbul di kemudian hari dapat diantisipasi oleh para pihak.

Kata kunci : Klaim, Asuransi Marine Hull and Machinery

ABSTRACT
Insurance is the most reliable method of transferringof risk from the insured to the insurer. The
provision of insurance are generally regulated in the Civil Code and specifically in Commercial Code.
Marine Hull Insurance and Machinery is one of the objects that is insured by PT Asuransi Tugu
Pratama Indonesia as the Insurer. The focus of discussion which examined in this study, namely: how
are the rights and obligations of PT P as the Insurer to the claims of Marine Hull and Machinery in
the practice of coverage and how are the procedures for resolving Marine Hull and Machinery
insurance claims at PT P in insured practice. This study uses an empirical juridical approach with
interview methods on several research subjects, namely PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia as an
insurance industry player and PT. P (Persero) as the insured party, as well as conducting structured
observations of MT.K vessels as the object of research. Secondary data is obtained through a number
of library materials related to insurance law.
The research results showed that PT. P (Persero) responsibility as the insurer in the practice of
Marine Hull and Machinery risk coverage was partial, it was regulated in the policy that had been
agreed on, namely PT P (Persero) Marine Hull Policy No. PPH 1100007 For the Period From 1st
January 2011 to 31 st December 2012, Institute Time Clause Hulls 1/10/83 (Clause 280). The claim
settlement mechanism has been determined by the Insurer, from the beginning and has been agreed
upon at the closing of the Marine Hull and Machinery Insurance. The parties need to understand the
contents of the Marine Hull and Machinery Insurance polis, which is sourced from the Marine
Insurance Act 1906 as a document / evidence of the sea freight insurance agreement in detail, so that
the legal risks that could potentially arise in the future can be anticipated by the parties.

Keywords : Claims, Marine Hull and Machinery Insuranc

326
Klaim Marine Hull And Machinery Dalam Praktek Pertanggungan

A. LATAR BELAKANG keamanan, juga hubungan-hubungan


keperdataan di antara mereka.2
Indonesia sebagai salah satu negara
maritim terbesar di dunia yang terdiri atas Aktivitas di laut tentunya tidak
ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke, dapat lepas dari moda transportasi yang
dimana setiap pulau dipisahkan oleh dapat digunakan di laut itu sendiri yaitu
perairan yang jaraknya relatif saling kapal. Kapal laut merupakan alat penopang
berjauhan dan tidak sama. Untuk utama segala aktivitas yang dapat
terjalinnya hubungan antar daerah yang dilakukan di laut dimana banyak sekali
luas tersebut, Indonesia membutuhkan jumlah dan jenis kapal laut yang digunakan
sarana angkutan, baik di darat (jalan, kereta untuk berbagai tujuan baik privat maupun
api, dan sungai), di laut, maupun di udara. 1 komersil. Peningkatan aktivitas dilaut
Tidak dapat dipungkiri bahwa jarak sendiri juga sudah pasti meningkatkan
tersebut menjadi salah satu faktor yang risiko yang dapat terjadi pada aktivitas di
sangat mempengaruhi laju pertumbuhan laut tersebut terutama risiko yang dapat
nasional, terutama di bidang ekonomi. dialami oleh kapal sebagai moda
transportasi utama yang digunakan untuk
Dalam mendukung pertumbuhan
menjalankan aktivitas di laut.
ekonomi dan pemerataan kesejahteraan
rakyat disuatu Negara, dibutuhkan suatu Peningkatan pertumbuhan kegiatan
proses pendistribusian yang merata pula, bisnis secara tidak langsung diikuti pula
baik itu sumber daya manusia (SDM) oleh besarnya tingkat risiko yang mungkin
maupun Sumber daya alam (SDA). Untuk melekat pulapada bisnis kapal laut. Di
dapat melakukan pendistribusian hingga bidang gas dan minyak nasional terutama
mencapai daerah maupun tempat terpencil dalam perlindungan aset yang dimiliki oleh
sekalipun, maka dibutuhkan suatu sarana PT Pertamina (Persero) yang merupakan
yang dapat menempuh medan dan jarak induk usaha dari PT Asuransi Tugu
tertentu dalam waktu yang cepat dan tidak Pratama Indonesia perlu dilindungi. Risiko
menguras banyak tenaga, sarana inilah adalah suatu kejadian yang tidak diduga
yang kemudian dikenal sebagai sarana sebelumnya yang terjadi secara tiba-tiba
transportasi atau angkutan. dapat menyebabkan kerugian. Banyaknya
Pengangkutan memegang peran yang risiko yang mungkin suatu saat menimpa
sangat vital dalam dunia perdagangan, para pelaku bisnis, seperti, risiko yang
tidak hanya sebagai sarana untuk timbul dalam kegiatan operasional
membawa suatu barang dari tangan perusahaan atau kontraktor di bidang
produsen ke tangan konsumen, namun energi seperti pengeboran dan pengelolaan
dapat menjadi penentu harga atau nilai dari minyak dan gas, pertambangan, serta risiko
suatu barang-barang tersebut. Untuk lain yang terkait dengan sektor energi
kepentingan perdagangannya, tiap-tiap seperti panas bumi dan listrik, asuransi
pedagang berusaha mendapatkan frekwensi kebakaran dan properti, asuransi
angkutan yang kontinu dan tinggi dengan engineering, asuransi marine hull, cargo
biaya angkutan yang rendah. Oleh karena and Protection andIndemnity, serta
itu diperlukanlah peraturan-peraturan lalu- asuransi aneka, asuransi kredit dan
lintas baik di darat, di laut, maupun di penjaminan, asuransi penerbangan, askes,
udara, yang mana peraturan-peraturan asuransi syariah.
tersebut selain mengatur ketertiban dan

1 2
Siti Nurbaiti, 2009, Hukum Pengangkutan Darat Tuti Triyanti Gondhokusumo, 1982, Pengangkutan
(Jalan dan Kereta Api), Jakarta: Penerbit Melalui Laut, Semarang, Fakultas Hukum
Universitas Trisakti, Halaman 1. Universitas Diponegoro, Halaman 1.

327
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

Produk Asuransi Marine Hull and pihak perusahaan asuransi PT Tugu


Machinery bertujuan untuk memberikan Pratama Indonesia tentang asuransi Marine
perlindungan asuransi menyeluruh untuk Hull and Machinery, data yang
kapal atau mesin kapal dan bagian-bagian dipublikasikan, data arsip. Teknik
mesin kapal yaitu pada bagian connecting pengumpulan data dengan studi
rod, cylinder block, cylinder liner, rocker dokumentasi ialah pengambilan data yang
arm inlet valve.Bertolak dari latar belakang diperoleh melalui dokumen-dokumen.
dan fokus penelitian tersebut di atas, maka Data-data yang dikumpulkan dengan
permasalahan yang layak dikaji, teknik dokumentasi dalam hal ini Marine
yaitubagaimana hak dan kewajibanPT P Hull Policy PT P (Persero) Policy No.PPH
selaku Penanggung terhadap klaim Marine 1100007 For the Period From 1st January
Hull and Machinery dalam praktek 2011 to 31 st December 2012, Institute
pertanggungan dan bagaimanakah tata cara Time Clause Hulls 1/10/83 (Clause 280)
atau prosespenyelesaian klaim asuransi yang merupakan data sekunder, sedangkan
Marine Hull and Machinerypada PT P data-data yang dikumpulkan dengan teknik
dalam praktek pertanggungan. observasi, dan wawancara cenderung
merupakan data primer atau data langsung
B. METODE PENELITIAN didapat dari pihak pertama. Data yang
Pendekatan dalam penelitian ini diperoleh dianalisis secara kualitatif, yaitu
dikategorikan pendekatan yuridis analisis yang dilakukan dengan memahami
empiris.Dalam penelitian ini diawali dan merangkai data yang telah diperoleh
dengan data sekunder sebagai data awal, dan disusun sistematis, kemudian ditarik
kemudian dilanjutkan dengan data primer. kesimpulan. Kesimpulan yang diambil
Ini berarti penelitian hukum empiris tetap dengan menggunakan cara berpikir
bertumpu pada premis normatif, dimana deduktif, yaitu dengan cara berpikir yang
kajiannya pada esensi hukum yang tertuang mendasar pada hal-hal yang bersifat umum
dalam bentuk norma dalam peraturan kemudian ditarik kesimpulan secara khusus
perundang-undangan di bidang asuransi
untuk selanjutnya dihubungkan dengan C. KERANGKA TEORI
kenyataan3dalam pelaksanaan kegiatan 1. Asuransi
asuransi Marine Hull and Machinery. 1.1 Pengertian Asuransi Pada
Jenis data yang dipergunakan dalam Umumnya
penelitian ini, yaitu data primer dan data Asuransi atau pertanggungan
sekunder.Sumber data primer dalam timbul karena kebutuhan manusia yang
penelitian ini diperoleh secara langsung selalu dihadapkan pada sesuatu yang tidak
dari informan melalui wawancara/FGD pasti yang mungkin menguntungkan
dengan perusahaan PT Tugu Pratama bahkan sebaliknya. Asuransi ini merupakan
Indonesia yaitu Cargo & Hull Underwriter istilah yang digunakan untuk merujuk pada
Departement Head dan 1 (satu) orang tindakan, sistem, atau bisnis dimana
Senior Claim Controller- Marine Claim perlindungan finansial (atau ganti rugi
sertaobservasi di lokasi penelitian. secara finansial) untuk jiwa, properti,
Penelitian ini dilaksanakan di PT Asuransi kesehatan dan lain sebagainya
Tugu Pratama Indonesiawilayah pusat dan mendapatkan penggantian dari kejadian-
Semarang.Data sekunder dapat diperoleh kejadian yang tidak dapat diduga yang
dengan melakukan penelusuranstudi dapat terjadi seperti kematian, kehilangan,
pustaka yang bersumber pada bahan kerusakan atau sakit, di mana melibatkan
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan pembayaran premi secara teratur dalam
bahan hukum tersier.Data-data resmi dari jangka waktu tertentu sebagai ganti polis
yang menjamin perlindungan tersebut.
3
Soerjono Soekanto,1986, Pengantar Penelitian
Hukum, Jakarta, UI-Press, halaman 3.

328
Klaim Marine Hull And Machinery Dalam Praktek Pertanggungan

Pengertian Asuransi menurut yang Hukum Perdata :


tercantum di dalam Buku Kesatu Bab IX
Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum “ Suatu perjanjian untung-untungan
Dagang (KUHD) adalah sebagai berikut: adalah suatu perbuatan yang
"Asuransi atau Pertanggungan hasilnya, mengenai untung ruginya,
adalah suatu perjanjian dengan bagi semua pihak, maupun
mana seorang penanggung sementara rusak, bergantung
mengikatkan diri kepada seorang kepada kejadian yang belum tentu.
tertanggung, dengan menerima Demikian adalah: perjanjian
suatu premi, untuk memberikan pertanggungan; bunga cagak hidup,
penggantian kepadanya karena perjudian dan pertaruhan.”
suatu kerugian, kerusakan atau Pengertian asuransi dalam rumusan
kehilangan keuntungan yang Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 40
diharapkan, yang mungkin akan Tahun 2014 diatur lebih luas jika
dideritanya karena suatu peristiwa dibandingkan Pasal 246 KUHD karena
yang tak tertentu.” tidak hanya melingkupi asuransi kerugian,
tetapi juga asuransi jiwa. Dengan demikian
Pengertian Asuransi juga tercantum objek asuransi tidak hanya meliputi harta
di dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang kekayaan, tetapi juga jiwa / raga manusia.
Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Hal ini dapat diketahui dalam Pasal 1 ayat
Perasuransian, yang menyatakan bahwa: 25 Undang-Undang No. 40 Tahun 2014
tentang perasuransian, yaitu: “ Objek
Asuransi adalah jiwa dan raga, kesehatan
“Asuransi adalah perjanjian antara dua manusia, tanggung jawab hukum, benda
pihak, yaitu perusahaan asuransi dan dan jasa, sertasemua kepentingan lainnya
pemegang polis, yang menjadi dasar yang dapat hilang, rusak, rugi, dan/atau
bagi penerimaan premi oleh berkurang nilainya.”
perusahaan asuransi sebagai imbalan
untuk: 1.2 Tujuan asuransi

a. memberikan penggantian kepada Tujuan asuransi atau pertanggungan,


tertanggung atau pemegang polis adalah:4
karena kerugian, kerusakan, biaya 1. Pengalihan Risiko
yang timbul, kehilangan keuntungan,
atau tanggung jawab hukum kepada Tertanggung mengadakan
pihak ketiga yang mungkin diderita asuransi dengan tujuan
tertanggung atau pemegang polis mengalihkan risiko yang
karena terjadinya suatu peristiwa mengancam harta kekayaan
yang tidak pasti; atau miliknya atau jiwanya. Dengan
membayar sejumlah premi kepada
b. memberikan pembayaran yang perusahaan asuransi
didasarkan pada meninggalnya (penanggung), sejak itu pula risiko
tertanggung atau pembayaran yang beralih kepada penanggung.
didasarkan pada hidupnya
2. Pembayaran Ganti Kerugian
tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau Bila suatu ketika sungguh-
didasarkan pada hasil pengelolaan sungguh terjadi peristiwa yang
dana..”
4
Sedangkan Pengertian Asuransi Abdulkadir Muhammad, 1999, Hukum Asuransi
menurut Pasal 1774 Kitab Undang-Undang Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, halaman
12-13..

329
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

menimbulkan kerugian (risiko berangsur-angsur. Hak dari


berubah menjadi kerugian), maka tertanggung adalah mendapatkan klaim
kepada tertanggung akan di asuransi, kewajiban tertanggung adalah
bayarkan ganti kerugian yang membayar premi kepada pihak
besarnya seimbang dengan jumlah asuransi.
asuransinya. 2. Pihak penanggung (insure) yaitu suatu
badan yang berjanji akan membayar
Dalam praktiknya, kerugian yang
sejumlah uang (santunan) kepada pihak
timbul itu dapat bersifat sebagian (partial
tertanggung, sekaligus atau secara
loss). Dengan demikian, tertanggung
berangsur-angsur apabila terjadi
mengadakan asuransi dengan tujuan
sesuatu yang mengandung unsur tak
memperoleh pembayaran ganti kerugian
tertentu. Hak dari penanggung adalah
yang sungguh-sungguh di derita.
mendapatkan premi, Kewajiban
1.3 Fungsi Asuransi penanggung adalah memberikan klaim
sejumlah uang kepada pihak
Setiap kegiatan manusia didunia ini
tertanggung apabila terjadi suatu hal
betapapun sederhananya, selalu
yang sudah diperjanjikan.
mengandung berbagai kemungkinan, baik
3. Objek Pertanggungan, berupa harta
yang positif maupun negatif. Sehingga
benda, hidup dan meninggalnya
dapat dikatakan bahwa setiap kegiatan
seseorang, dan atau kepentingan
manusia itu selalu mengandung suatu
lainnya.
keadaan yang tidak pasti. Keadaan tidak
4. Peristiwa terjadinya risiko, yang tidak
pasti yang menimbulkan rasa tidak aman
pasti, dimana, kapan, dan besarnya
terhadap setiap kemungkinan menderita itu
dampak kerugian yang timbul, yang
disebut risiko atau dengan perkataan lain,
sebenarnya juga tidak diharapkan oleh
risiko adalah suatu ketidakpastian suatu
tertanggung dan penanggung
peristiwa yang menciptakan kerugian
sehingga menimbulkan rasa tidak aman.
1.5 Risiko yang dapat diasuransikan
Untuk mengatasi hal tersebut maka
disinilah fungsi asuransi, yang dapat Risiko yang dapat diasuransikan
disimpulkan dengan 2 (dua) fungsi, yaitu:5 harus memenuhi kriteria berikut ini:
a. Asuransi sebagai lembaga pelimpahan a. Dapat dinilai dengan uang
resiko : b. Harus risiko murni, artinya berpeluang
b. Asuransi sebagai lembaga penyerap menimbulkan kerugian
dana dari masyarakat c. Kerugian timbul akibat bahaya/
peristiwa tidak pasti
1.4 Unsur-Unsur Asuransi
Terdapat unsur-unsur asuransi, d. Tertanggung harus memiliki insurable
yang terdiri:6 interest
1. Pihak tertanggung (insured) yaitu e. Tidak dilarang Undang-Undang dan
seseorang / badan yang berjanji untuk tidak bertentangan dengan ketertiban
membayar uang premi kepada pihak umum.
penanggung, sekaligus atau secara
Berdasarkan objek yang
5
Sri Rejeki Hartono, 2001, Hukum Asuransi dan dikenainya, risiko yang dapat
Perusahaan Asuransi, Jakarta, Sinar Grafika, diasuransikan digolongkan menjadi 3
halaman 11. (tiga) bagian, yaitu:
6
Mulyadi Nitisusastro, 2013 , Asuransi dan Usaha
Perasuransian di Indonesia, Bandung, Alfabeta , a. Risiko perorangan atau pribadi
halaman 132

330
Klaim Marine Hull And Machinery Dalam Praktek Pertanggungan

(personal risk). insurable interest


b. Risiko Harta Kekayaan (Property Kepentingan yang dapat diasuransikan
Risk). merupakan asas utama kedua dalam
c. Risiko tanggung gugat/ tanggung perjanjian asuransi atau
jawab (Liability Risk). pertanggungan.Setiap pihak yang
bermaksud mengadakan perjanjian
asuransi, harus mempunyai
2. PERJANJIAN ASURANSI kepentingan yang dapat diasuransikan,
maksudnya ialah bahwa pihak
2.1 Syarat Sah Perjanjian Asuransi
tertanggung mempunyai keterlibatan
Secara umum sahnya suatu sedemikian rupa dengan akibat dari
perjanjian diatur dan harus memenuhi suatu peristiwa yang belum pasti
ketentuan-ketentuan yang diatur oleh Pasal terjadinya dan yang bersangkutan
1320 KUH Perdata beserta pasal-pasal menjadi menderita kerugian.
yang melindungi pasal tersebut yaitu Pasal
1321-1329 KUH Perdata. c. Asas kejujuran yang sempurna /
Utmost Good Faith.
Setiap perjanjian, termasuk perjanjian
Asas kejujuran ini sebenarnya
asuransi harus memenuhi syarat-syarat
merupakan asas bagi setiap perjanjian,
umum sebagai berikut:7
sehingga harus dipenuhi oleh para
1. Sepakat mereka yang mengikatkan pihak yang mengadakan perjanjian.
dirinya Tidak di penuhinya asas ini pada saat
akan menutup suatu perjanjian akan
2. Kecakapan untuk membuat suatu
menyebabkan adanya cacat kehendak,
perikatan
sebagaimana makna dari seluruh
3. Suatu hal tertentu ketentuan-ketentuan dasar yang diatur
oleh Pasal-Pasal 1320-1329 KUH
4. Suatu sebab yang halal
Perdata. Bagaimanapun juga iktikad
Keempat hal tersebut diatas tidak baik merupakan satu dasar utama dan
boleh dilakukan karena adanya kekhilafan, kepercayaan yang melandasi setiap
paksaan ataupun karena tipuan. perjanjian dan hukum pada dasarnya
juga tidak melindungi pihak yang
Sedangkan untuk syarat khusus bagi beritikad buruk.
perjanjian asuransi harus memenuhi
d. Asas Subrogasi pada penanggung/
ketentuan-ketentuan dalam buku I Bab IX
Principle of Subrogation
KUH Dagang, ialah:8 Di dalam KUH Dagang, asas ini secara
a. Asas indemnitas / Principle of tegas diatur pada Pasal 284:
indemnity “ Seorang penanggung yang
Asas indemnitas adalah satu asas utama telah membayar kerugian sesuatu
dalam perjanjian asuransi, karena barang yang di pertanggungkan,
merupakan asas yang mendasari menggantikan si tertanggung
mekanisme kerja dan memberi arah dalam segala hak yang
tujuan dari perjanjian asuransi itu diperolehnya terhadap orang-
sendiri (khusus untuk asuransi orang ketiga berhubung dengan
kerugian). menerbitkan kerugian tersebut;
dan si tertanggung itu adalah
bertanggung jawab untuk setiap
b. Asas kepentingan / Principle of perbuatan yang dapat merugikan
hak si penanggung terhadap
7
Sri Rejeki Hartono, op. cit., halaman 97 orang-orang ketiga itu.”
8
Ibid , halaman 98.

331
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

Asas subrogasi bagi penanggung, dalam setiap polis, kecuali mengenai polis
seperti diatur pada Pasal 284 KUH pertanggungan jiwa, harus menyatakan hal-
Dagang tersebut diatas adalah suatu hal sebagai berikut:
asas yang merupakan konsekuensi logis 1. Hari ditutupnya pertanggungan;
dari asas indemnitas. 2. Nama orang yang menutup
Subrogasi dalam asuransi adalah pertanggungan atas tanggungan sendiri
subrogasi berdasarkan undang-undang. atau atas tanggungan orang ketiga;
Oleh karena itu asas subrogasi hanya 3. Suatu uraian yang cukup jelas
dapat ditegakkan apabila memenuhi mengenai barang yang
dua syarat berikut: dipertanggungkan;
1. Apabila tertanggung di samping 4. Jumlah uang yang untuk berapa
mempunyai hak terhadap diadakan pertanggungkan;
penanggung masih mempunyai 5. Bahaya-bahaya yang di tanggung oleh
hak-hak terhada pihak ketiga. si penanggung;
2. Hak tersebut timbul, karena 6. Saat pada mana bahaya mulai berlaku
terjadinya suatu kerugian. untuk tanggungan si penanggung dan
saat berakhirnya itu;
7. Premi pertanggungan tersebut; dan
2.2 Pentingnya Polis Dalam Perjanjian
8. Pada umumnya, semua keadaan yang
Asuransi
kiranya penting bagi si penanggung
Polis sebagai dokumen tertulis untuk diketahuinya, dan segala syarat
mempunyai peran sangat penting dalam yang diperjanjikan antara para pihak.
perjanjian asuransi, karena di dalam polis Polis tersebut harus ditandatangani oleh
inilah dicantumkan hak dan kewajiban tiap-tiap penanggung.
penanggung dan tertanggung. Dalam
kepustakaan hukum asuransi, ahli hukum Pada Pasal 257 KUHD memberi
mengingatkan kepada para calon pembeli ketegasan, walaupun belum dibuatkan
polis asuransi agar betul-betul membaca polis, asuransi sudah terjadi sejak tercapai
polis, sebab polis sebagai wujud perjanjian kesepakatan antara tertanggung dan
asuransi mempunyai karakteristik penanggung. Sehingga hak dan kewajiban
tersendiri jika di bandingkan dengan tertanggung dan penanggung timbul sejak
perjanjian pada umumnya. terjadi kesepakatan berdasarkan nota
persetujuan. Bila bukti tertulis sudah ada
barulah dapat digunakan alat bukti biasa
Menurut ketentuan Pasal 255 yang diatur dalam hukum acara perdata.
KUHD, perjanjian pertanggungan harus Ketentuan ini yang dimaksud oleh Pasal
dilakukan secara tertulis dengan akta, yang 258 ayat (1) KUHD. Syarat-syarat khusus
diberi nama polis, polis ini sebagai alat yang dimaksud dalam Pasal 258 KUHD
bukti tertulis. Bagi para pihak baik adalah mengenai esensi inti isi perjanjian
Tertanggung maupun Penanggung, polis yang telah dibuat itu, terutama mengenai
mempunyai arti yang besar atau sangat realisasi hak dan kewajiban tertanggung
penting. Sebab polis merupakan bukti yang dan penanggung seperti: penyebab timbul
sempurna tentang apa yang mereka kerugian (evenemen); sifat kerugian yang
perjanjikan di dalam perjanjian menjadi beban penanggung; pembayaran
pertanggungan itu. Tanpa polis maka premi oleh tertanggung; dan klausula-
pembuktian akan menjadi sulit dan klausula tertentu.
terbatas.

Menurut ketentuan Pasal 256 KUHD 2.3. Berakhirnya Asuransi

332
Klaim Marine Hull And Machinery Dalam Praktek Pertanggungan

Dalam praktiknya, perjanjian


asuransi akan berakhir apabila:9 3. Asuransi Marine Hull and
1. Masa berlaku asuransi berakhir; Machinery
Perjanjian Asuransi biasanya dilakukan
untuk jangka waktu tertentu, jangka 3.1 Pengertian Asuransi Marine Hull
waktu tersebut di tetapkan didalam and Machinery
polis. KUHD tidak mengatur secara
Asuransi Marine Hull and Machinery
tegas jangka waktu asuransi.
adalah salah satu jenis asuransi kerugian
2. Perjalanan yang diasuransikan yang merupakan perjanjian pertanggungan
berakhir; yang mengcover lambung dan mesin dari
Asuransi berdasarkan perjalanan ini kapal laut. Dalam hal ini Penanggung
umumnya diadakan untuk asuransi melakukan perjanjian penanggungan
pengangkutan. dengan tertanggung mengenai sebuah
3. Timbul klaim penuh (Total Loss); obyek yaitu kapal laut. Para pihak dalam
Didalam polis dinyatakan bahwa perjanjian asuransi Marine Hull and
terhadap evenementapa saja asuransi itu Machinery adalah sebagai berikut :
diadakan. Apabila pada saat asuransi Penanggung, Tertanggung, Surveyor dan
berjalan terjadi evenement yang Loss Adjuster.
ditanggung dan menimbulkan kerugian,
penanggung akan menyelidiki apakah 3.2 Objek Pertanggungan Asuransi
benar tertanggung mempunyai Marine Hull and Machinery
kepentingan atas benda yang
diasuransikan itu. Jika benar, maka Objek Pertanggungan Marine Hull and
dilakukan pemberesan berdasarkan Machinerydapat berupa:Kapal dan mesin
klaim tertanggung.Pembayaran ganti kapal beserta bagian mesin kapal seperti :
kerugian ini dipenuhi oleh penanggung connecting rod, cylinder block, cylinder
berdasarkan asas liner, rocker arm inlet valve.
keseimbangan.Dengan pemenuhan 3.3 Pihak-Pihak dalam Asuransi
ganti kerugian berdasarkan klaim
tertanggung, maka asuransi berakhir. Para pihak yang termasuk dalam
4. Asuransi berhenti dibatalkan; asuransi Marine Hull and Machinery
Asuransi dapat berakhir apabila adalah:
asuransi itu berhenti.Berhentinya
asuransi dapat berjalan karena 1. Penanggung, dalam hal ini
kesepakatan antara tertanggung dan Perusahaan Asuransi yang
penanggung, dapat juga terjadi karena menerima pengalihan risiko dari
faktor diluar kemauan tertanggung dan para Tertanggung.
penanggung.Misalnya terjadi
pemberatan risiko setelah asuransi 2. Tertanggung, pihak yang memiliki
berjalan (Pasal 293 dan 638 KUHD). kepentingan atas suatu obyek yang
dipertanggungkan.
5. Asuransi gugur;
3. Loss Adjuster, adalah pihak yang
Asuransi gugur biasanya terdapat memberikan jasa berupa
didalam asuransi pengangkutan,apabila pemeriksaan dan / atau penilaian
barang tidak jadi diangkut karena kapal atas suatu tuntutan ganti rugi/ klaim
tidak jadi berangkat atau baru akan dari tertanggung kepada
melakukan perjalanan tetapi di Penanggung berdasarkan
hentikan. persyaratan / ketentuan yang
terdapat di dalam polis dan kaidah
9 umum asuransi.
Junaedy Ganie, op.cit ., halaman 120

333
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

4. Surveyor, adalah pihak yang 3.5 Risiko-risiko atau Perils Yang


ditunjuk oleh Penanggung untuk Dijamin
mencari dan mengungkap data (fact
finding) dari kejadian yang Risiko-risiko yang dijamin pada polis
menimbulkan evenement atau pihak Marine Hull and Machinery antara
yang melakukan survey dan lain:
mendokumentasikan apa yang 1. Bahaya laut seperti cuaca buruk,
terjadi di lapangan serta melakukan tenggelam, tabrakan dll ( Perils
wawancara kepada tertanggung Of The Sea)
sehubungan dengan kejadian untuk 2. Kebakaran dan Ledakan
selanjutnya diserahkan kepada Loss 3. Pencurian dengan kekerasan
Adjuster. oleh orang dari luar kapal.
5. Agen Asuransi, yaitu seseorang 4. Pembuangan ke laut (Jettison)
yang bekerja sendiri atau bekerja 5. Perompakan (Piracy)
pada badan usaha, yang bertindak 6. Breakdown atau kecelakaan
untukdan atas nama Perusahaan pada instalasi nuklir atau reaktor
Asuransi atau Perusahaan Asuransi pada kapal
Syariah dan memenuhi 7. Tabrakan dengan pesawat udara
persyaratanuntuk mewakili atau benda angkasa lainnya, alat
Perusahaan Asuransi atau transportasi darat, dock dll
Perusahaan Asuransi Syariah 8. Gempa bumi, letusan gunung
memasarkan produk asuransi atau berapi, sambaran petir.
produk asuransi syariah. 9. Kecelakaan akibat loading-
6. Broker / Pialang Asuransi, yaitu unloading kargo atau bahan
seseorang yang bekerja pada bakar
perusahaan pialang asuransi dan 10. Bursting of boilers pada
memenuhi persyaratan untuk kapal,dll.
memberi rekomendasi atau 11. Kelalaian nakhoda, crew atau
mewakili Pemegang Polis, pandu.
Tertanggung, atau Peserta dalam 12. Kelalaian repairers atau
melakukan penutupan asuransi atau charterers
asuransi syariah dan/atau 13. Pemberontakan atau
penyelesaian klaim. pengambilalihan paksa oleh
nakhoda dan crew (barraty)
14. Tindakan pihak berwenang
3.4. Polis Asuransi Marine Hull and dalam mencegah atau
Machinery mengurangi dampak polusi
(Pollution hazard)
a. ITC (Institute Time Clause) Hull 15. Tanggung jawab hukum akibat
1.10.83 Clause 280 (All Risks tabrakan kapal (Collusion
Comprehensive) Liability)
b. ITC (Institute Time Clause) Hull 16. Kontribusi General Average and
1.10.83 Clause 284 (Total Loss, Salvage
General Average and ¾ Collison 17. Biaya-biaya penyelamatan (Sue
Liability, Including Salvage, Salvage and Labour)
Charge and Sue and Labor)
c. ITC (Institute Time Clause) Hull
1.10.83 Clause 289 (Total Loss Only, 3.6 Klaim Marine Hull and Machinery
Including Salvage, Salvage Charge
and Sue and Labor)

334
Klaim Marine Hull And Machinery Dalam Praktek Pertanggungan

Penyelesaian klaim dalam Marine Hull dan dari macam apapun juga. Kecuali
and Machinerysama dengan asuransi apabila ditentukan lain atau
kerugian pada umumnya. Hak dari diperjanjikan lain, maka kapal itu
tertanggung yang harus di penuhi oleh dianggap meliputi segala
penanggung, apabila telah memenuhi perlengkapannya. Pasal 310 ayat (1)
syarat-syarat dan ketentuan yang KUHD memberikan definisi yang
ditentukan oleh penanggung dan tercantum lebih rinci yaitu kapal laut yang
dalam polis. Pembayaran klaim dalam diartikan semua kapal yang dipakai
asuransiMarine Hull and Machinerysama untuk pelayaran di laut atau
dengan halnya dalam asuransi kerugian, yangdiperuntukkan untuk itu. Dalam
yaitu: penelitian ini penanggung melakukan
perjanjian pertanggungan dengan
1. Pembayaran klaim murni, yaitu tertanggung dengan obyek
pembayaran klaim karena klaim perjanjiannya adalah kapal laut, yaitu
tersebut telah memenuhi persyaratan- kapal MT.K(sebuah kapal tanker),
persyaratan yang ditentukan yang buatan tahun 1998.
dilampiri dengan dokumen Perjanjian asuransi Marine Hull
pendukung yang lengkap. and Machinery yang terjadi pada
2. Pembayaran exgratia, yaitu kasus ini telah memenuhi syarat umum
pembayaran klaim atau ganti rugi dan syarat khusus perjanjian asuransi,
yang diberikan penanggung sehingga menimbulkan hak dan
meskipun sebenarnya penanggung kewajiban antara para pihak yaitu :
tidak wajib untuk memberikan ganti I. Hak dan kewajiban
rugi. Besar maupun bentuk ganti rugi penanggung :
ini tidak diatur di dalam polis. Pada 1. Hak Penanggung :
umunya, exgratia ini diberikan a. Menerima pembayaran
semata-mata karena pertimbangan premi dari tertanggung
komersial seperti nasabah utama b. Menunjuk Surveyor dan
yang besar, nasabah berpengaruh, Loss Adjuster yang memiliki
nasabah dengan sejarah tuntutan kewenangan memeriksa
ganti rugi yang baik (jarang). kasus klaim tersebut
3. Pembayaran klaim kompromis, yaitu c. Memutuskan sebuah klaim
pembayaran klaim yang besarnya dapat diterima atau ditolak
didasarkan kepada kesepakatan para berdasarkan persyaratan
pihak yang bersangkutan karena yang tertera dalam polis dan
terdapatnya perbedaan penafsiran hasil pemeriksaan dari
teknis atas kerugian yang terjadi Surveyor dan Loss Adjuster.
D. HASIL PENELITIAN DAN 2. Kewajiban penanggung
PEMBAHASAN a. Memberikan ganti rugi
1. Hak Dan KewajibanPenanggung secara materiil kepada pihak
Terhadap KlaimMarinehull And tertanggung atas risiko yang
Machinery Pada PT P (PERSERO) dijamin dalam polis tidak
Dalam Praktek Pertanggungan lebih dari jumlah maksimum
Asuransi Marine Hull and Machinery limit pertanggungan.
merupakan salah satu jenis asuransi b. Memberikan keterangan
kerugian yang mengcover lambung yang sebenar-benarnya
dan mesin kapal laut. Pasal 309 mengenai isi polis.
KUHD mendefinisikan kapal adalah
semua perahu, dengan nama apapun, II. Hak dan kewajiban tertanggung

335
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

1. Hak Tertanggung : atau tidak menyesatkan kepada


a. Mendapatkan perlindungan pemegang polis, tertanggung atau
atas kerugian yang dapat peserta mengenai risiko, manfaat,
ditimbulkan dari risiko- kewajiban dan pembebanan biaya
risiko yang dijaminkan di terkait dengan produk asuransi atau
dalam polis. produk asuransi syariah yang
b. Tertanggung mempunyai ditawarkan.”
hak untuk mendapatkan Selain mengatur mengenai
ganti rugi bila terjadi klaim. kewajiban untuk mencantumkan
c. Memperoleh keterangan informasi yang jelas di dalam polis,
yang jelas dan benar undang-undang ini juga mengatur
mengenai isi perjanjian sanksi bagi perusahaan asuransi yang
dalam polis. tidak memberikan informasi yang jelas
2. Kewajiban Tertanggung : dan benar kepada pemegang polis, Hal
a. Menyelesaikan administrasi ini diatur dalam Pasal 75 Undang-
sebagai syarat-syarat Undang Nomor 40 Tahun 2014 yan
permohonan polis. gisinya :
b. Menyediakan data-data dan “Setiap orang yang dengan sengaja
informasi yang diminta tidak memberikan informasi yang
oleh pihak penanggung tidak benar, palsu, dan/atau
apabila terjadi klaim. menyesatkan kepada pemegang polis,
c. Melaporkan kejadian yang tertanggung atau peserta sebagaimana
menyebabkan kerugian dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2)
dalam jangka waktu yang dipidana dengan pidana penjara paling
ditentukan kepada lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
penanggung dimana apabila paling banyak Rp.5.000.000.000.00
pelaporan dilakukan (lima milyar rupiah).
secepatnyaakan lebih Dalam Pasal 257 ayat (2) KUHD
menguntungkan si menyebutkan bahwa : “Ditutupnya
tertanggung. perjanjian menerbitkan kewajiban bagi
d. Menepati pembayaran si penanggung untuk menandatangani
premi dan warranty- polis tersebut dalam waktu yang
warranty yang tertera di ditentukan dan menyerahkannya
dalam polis. kepada si tertanggung” Tanpa adanya
polis maka pembuktian akan sulit dan
menjadi terbatas. Pada obyek
perjanjian dalam penelitian ini adalah
Di dalam Undang-Undang Nomor 40 kapal MT.K dan jenis jaminan
Tahun 2014 tentang Perasuransian, kapalnya adalah ITC (Institute Time
mengatur tentang kewajiban bagi Clause) Hull 1.10.83 Clause 280 (All
perusahaan asuransi untuk Risks/Comprehensive). Jenis polis ini
memberikan informasi yang benar dan yang ditanggung adalah kerugian
tidak palsu serta tidak menyesatkan parsial, artinya ada kerusakan sedikit
bagi pemegang polis. Menurut Pasal disebabkan oleh hal-hal yang
31 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 tercantum seperti dalam polis, maka
Tahun 2014 isinya adalah : penanggung wajib untuk memberikan
“Agen asuransi, pialang asuransi, ganti rugi atas kerugian yang diderita
pialang reasuransi dan perusahaan tersebut. Selain itu juga kerugian atas
perasuransian wajib memberikan tabrakan kapal yang melibatkan kapal
informasi yang benar, tidak palsu, dan/

336
Klaim Marine Hull And Machinery Dalam Praktek Pertanggungan

lain sehingga menimbulkan kerugian perlawanan atau


pada kapal lain. kegaduhan sipil, atau
setiap permusuhan oleh
Risiko-risiko atau perils yang dijamin atau terhadap negara
meliputi :10 yang berperang.
1. Bahaya laut seperti cuaca buruk, b. Perampasan, penyitaan,
tenggelam, tabrakan dll ( perils of penahanan, penawanan
the sea). atau penangkapan
2. Kebakaran dan ledakan. (warranty dan
3. Pencurian dengan kekerasan oleh pembajakan
orang dari luar kapal. dikecualikan) maupun
4. Pembuangan ke laut (jettison). akibat-akibatnya atau
5. Perompakan (piracy). usaha-usaha ke arah itu.
6. Breakdown atau kecelakaan pada c. Ranjau, torpedo, bom,
instalasi nuklir atau reaktor (pada atau senjata-senjata
kapal). perang lainnya yang
7. Tabrakan dengan pesawat udara terlantar.
atau benda angkasa lainnya, alat 2. Pengecualian risiko
transportasi darat, dock dll. pemogokan (strikes
8. Gempa bumi letusan gunung exclution)
berapi, sambaran petir. a. Pemogokan, mencegah
9. Kecelakaan akibat loading- buruh-buruh bekerja
unloading kargo atau bahan bakar. (penutupan perusahaan
10. Bursting of boilers pada kapal, dll. dengan paksa), atau
11. Kelalaian nakhoda, crew atau setiap orang yang ambil
pandu. bagian dalam kerusuhan
12. Kelalaian repairers atau buruh, hura- hara, ayau
charterers. kegaduhan sipil;
13. Pemberontakan atau b. Perbuatan teroris atau
pengambilalihan paksa oleh setiap perbuatan yang
nakhoda dan crew (barraty). berlatar belakang
14. Tindakan pihak berwenang dalam politik.
mencegah atau mengurangi 3. Pengecualian perbuatan
dampak polusi (Polution hazard). jahat (Malicious act
15. Tanggung jawab hukum akibat exclusion)
tabrakan kapal (Collision a. Detonasi dari bahan
Liability). peledak
16. Kontribusi General Average b. Setiap senjata perang
and Salvage. 4. Bahaya nuklir
17. Biaya-biaya penyelamatan (Sue Dalam segala hal
and Labour). tidak menjamin kerugian
Risiko-risiko yang atau kerusakan yang
11
dikecualikan: diakibatkan oleh setiap
1. Pengecualian bahaya perang senjata perang yang
(War exclution) menggunakan fisi dan atau
a. Perang sipil, perang fusi atom atau nuklir atau
saudara (revolusi), yang lain seperti reaksi atau
pemberontakan, kekuatan radio aktif atau
unsur radio aktif.
10
Polis pertanggungan MT.K halaman 7.
11
Ibid, halaman 11.

337
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

Risiko-risiko yang dibayarkan oleh


dijamin dapat ditanggung penanggung dihitung
dalam asuransi ini adalah emnurut perbandingan
risiko atau peristiwa yang antara harga under
menyebabkan kerugian pada insured dengan harga
kapal berupa : kapal.
1. Total Loss dan partial 3. Kewajiban terhadap
loss. pihak ketiga (sue
Dikatakan total loss andlabor).
karena kerugian yang Biaya sue and labor
disebabkan oleh yang dijaminkan
bencana yang dialami merupakan tambahan
mengakibatkan kapal pada kerugian-kerugian
tenggelam dan hilang lainnya tetapi jumlah
sama sekali atau yang diganti tidak
mungkin masih dapat melebihi harga
diselamatkan, begitu pertanggungan ka
pula barang bawaan
kapal, karena kebakaran 1). Jenis asuransi
besar sehingga yang PT Asuransi Tugu Pratama
tersisa hanya kerangka Indonesia memberikan perlindungan
kapal atau kebakaran terhadap beragam kebutuhan dengan
pada bagian tertentu, mengeluarkan berbagai jenis asuransi
begitu pula dengan di antaranya:Asuransi Marine Hull,
muatannya, kapal Cargo and Protection & Indemnity
terdampar atau kandas, Produk asuransi laut yang
kapal bertabrakan ditawarkan dalam kategori ini adalah
dengan kapal lain atau produk yang memberikan
bertabrakan dengan perlindungan menyeluruh terhadap
gunung, atau kapal berbagai risiko yang dapat timbul
menabrak dermaga atau mulai dari pembangunan kapal hingga
benda permanen lainnya kegiatan pengangkutan barang di laut,
yang menyebabkan meliputi :
kerusakan pada kapal. 1. Marine Hull and
Dikatakan partial loss Machinery
apabila kerugian yang 2. Bulder’s Risk Insurance
diderita lebih kecil dari 3. Marine Cargo
total loss dan merupakan Insurance
kerugian laut khusus 4. Protection & Indemnity
diatur dalam Pasal 701
KUHD. Dalam rangka memelihara dan
2. Kontribusi general meningkatkan bisnis perusahaan
averagedan salvage. asuransi PT Asuransi Tugu Pratama
Hal ini terjadi bila Indonesia secara penuh didukung oleh
perjanjian perusahaan reasuransi. Perusahaan
penanggungan ditutup Reasuransi tersebut terdiri dari
dengan harga kapal perusahaan reasuransi baik domestik
sesungguhnya (under maupun asing. Perusahaan Reasuransi
insured), maka biaya domestik antara lain adalah :
ganti rugi yang

338
Klaim Marine Hull And Machinery Dalam Praktek Pertanggungan

PT Tugu Reasuransi Indonesia, PT 3. Surveyor adalah PT Asuka Bahari


Reasuransi Nasional Indonesia, PT Nusantara
Maskapai Asuransi Indonesia, PT 4. Loss Adjuster adalah PT Radita
Reasuransi Internasional Indonesia. Hutama Internusa (RHI)
5. Reasuradur sebagai co insurance.
Perusahaan reasuransi asing yang Asuransi Marine Hull and
terlibat antara lain adalah: Machinery adalah salah satu jenis asuransi
Swiss Reinsurance Company, Munich kerugian yang mengcover lambung dan
Re, Scor Reinsurance Asia Pasific mesin kapal laut. Dalam penelitian ini
Pte,Ltd, Converium Ltd, China menganalisa klaim asuransi Marine Hull
International Co,Ltd, Odyssey and Machinery yang terjadi dalam suatu
America Reinsurance Ltd pertanggungan antara PT Asuransi Tugu
Omnium Insurance & Reinsurance, Pratama Indonesia dengan PT P (Persero).
yaitu antara lain : Obyek pertanggungannya adalah sebuah
The Toa Reinsurance Co.Ltd.Tokio Marine kapal MTK yaitu sebuah kapal tanker yang
Global Re Ltd., Korean dibuat tahun 1998. Perjanjian ini ditutup
Reinsurance Co.Everest dengan nomor polis PPH1100007
Reinsurance Co., Labuan berdasarkan time policy, waktu yang
Reinsurance Ltd. Asian ditentukan atau tertera di dalam polis yaitu
Reinsurance Corp.Arab Insurance tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan
Group B.S.C. tanggal 31 Desember 2012 dengan nilai
Dengan didukung oleh pertanggungan sebesar USD 8,850,000
perusahaan-perusahaan reasuransi dengan perjanjian nilai risiko sendiri
yang terpercaya dan bereputasi baik (deductible) sebesar USD 50,000. Polis
diharapkan PT Asuransi Tugu yang ditutup berdasarkan Institute Time
Pratama Indonesia mempunyai suatu Clauses Hulls 1/10/83 (Clause 280).
komposisi yang dapat menjamin dan Peristiwa yang menyebabkan
meningkatkan pelayanan di bidang terjadinya evenement pada dimulainya
jasa asuransi di Indonesia.12 kapal MTK sampai di Balikpapan dan
melepas jangkar di Kalimantan Timur pada
2). Deskripsi Obyek Penelitian tanggal 30 November 2012 dengan
Obyek penelitian dalam membawa muatan cargo berupa bahan
pembahasan ini adalah klaim asuransi bakar minyak dari Cilacap. Pada tanggal 1
Marine Hull and Machinery yang terjadi Desember 2012 terdengar bunyi yang keras
dalam suatu perjanjian pertanggungan dari mesin bantu nomor 2 (auxilary engine)
antara PT Asuransi Tugu Pratama dengan yang kemudian menyebabkan mesin
PT (P), yang membawa muatan cargo berhenti bekarja. Setelah dilakukan
berupa bahan bakar minyak dari Cilacap pengecekan oleh crew kapal terdapat
menuju Kalimanatan Timur. kerusakan berat pada mesin tersebut yaitu
Pihak-pihak dalam perjanjian pada connecting rod, cylinder block,
asuransi Marine Hull and Machinery cylinder liner, rocker arm inlet valve, etc.
adalah sebagai berikut : Tanggung jawab penanggung (PT
1. Penanggung adalah PT Asuransi Asuransi Tugu Pratama) terhadap klaim
Tugu Pratama Indonesia. dalam Asuransi Marine Hull and
2. Tertanggung adalah PT (P) yang Machinery adalah untuk memberikan
memiliki obyek berupa Kapal MT. K perlindungan terhadap hak-hak tertanggung
yang telah diperjanjikan pada saat
penutupan asuransi yang telah dibuat
12
PT Tugu Pratama Indonesia, 2016, Company dalam sebuah akta yang disebut polis. Oleh
Profile : http://www.tugu.com, diakses pada tanggal karena itu penanggung harus bertanggung
2 April, pukul 13.10 WIB

339
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

jawab untuk memberikan penggantian 3). Polis dan Premi Dalam Asuransi
karena suatu kerugian, kerusakan atau Marine Hull and Machinery
kehilangan keuntungan yang diharapkan Polis yang digunakan dalam
yang mungkin akan dideritanya karena asuransi ini S.G.Policy yaitu Standard
suatu peristiwa tak tentu berdasarkan polis Indonesia Hull Form yang mendasarkan
yang telah diperjanjikan selam polis penyelesaian sengketa berdasarkan hukum
tersebut dibuat memenuhi syarat-syarat dan kelaziman yang berlaku di Inggris,
dasar perjanjian dan memenuhi asas-asas yaitu Marine Insurance Act 1906.
dalam perjanjian. Pada kapal (Hull Policy) dalam
Dalam penutupan perjanjian menentukan jumlah harga pertanggungan
asuransi antara PT P (Persero) dengan PT yang diperjanjikan dapat dibagi menjadi:
Tugu Pratama Indonesia dapat dilihat 1. Valued Policy, perjanjian ditutup
bahwa perjanjian tersebut telah memenuhi dengan harga pertanggungan
ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata yaitu berdasarkan kesepakatan para pihak
sepakat mereka yang mengikatkan diri, tanpa melihat harga kapal yang
kecakapan untuk membuat perjanjian atau sebenarnya. Jika kapal mengalami
perikatan, suatu hal tertentu dan sebab kerugian total atau total loss, maka
yang halal. Perjanjian pertanggungan ganti kerugian yang diberikan adalah
tersebut telah memenuhi asas-asas asuransi sebesar nilai pertanggungan yang
yang diatur dalam Buku I Bab IX KUHD, tercantum dalam polis, dan apabila
yaitu: terjadi kerugian sebagian (partial Loss),
1. Asas Kejujuran yang sempurna maka penanggung akan membayar
(Utmost Good Faith) seluruh harga perbaikan kapal dengan
2. Asas Kepentingan nilai maksimum sebesar nilai
3. Asas Indemnitas pertanggungan kapal.
4. Asas Subrogasi 2. Unvalued Policy, perjanjian ditutup
dengan harga pertanggungan
Perjanjian antara penanggung dan berdasarkan harga yang sebenarnya
tertanggung ini telah terpenuhi dan telah dari sebuah kapal, tetapi polis jenis ini
sah sehingga menimbulkan akibat hukum jarang dilakukan karena terdapat
sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 kesulitan dalam menilai harga yang
KUHPerdata yaitu bahwa semua perjanjian sebenarnya dari sebuah kapal di pasar
yang dibuat secara sah berlaku sebagai dunia, biaya pemeliharaan kapal, suku
undang-undang bagi mereka yang cadang yang dipakai oleh kapal,
membuatnya dan telah dituangkan dalam kemampuan kapal pada umumnya
bentuk polis asuransi dengan nomor polis ditutup atas dasar kesepakatan para
PPH1100007. Polis ini dijamin denganITC pihak yaitu menggunakan valued
(Institute Time Clause) Hull 1.10.83 policy. Jika dilihat dari jenis-jenis
Clause 280 (All Risks/Comprehensive) kepentingan yang dapat diasuransikan,
yang mengatur bahwa kerugian yang maka polis dapat dibedakan menjadi
ditanggung adalah kerugian parsial, Voyage Policy dan Time Policy: 13
sehingga kalau ada kerusakan sedikit pada 1. Voyage Policy atau polis
kapal dan kerusakan ini disebabkan oleh perjalanan.
hal-hal yang tercantum dalam polis, maka Polis ini menanggung kapal selama
penanggung wajib untuk melakukan ganti pelayaran dari satu pelabuhan ke
rugi atas kerugian yang diderita oleh kapal pelabuhan lain. Polis ini
tersebut. menentukan bahwa pertanggungan
berlaku mulai dari pelabuhan
13
Radiks Purba 1998, Asuransi Angkutan Laut,
Jakarta, PT Rineka Cipta, halaman 43.

340
Klaim Marine Hull And Machinery Dalam Praktek Pertanggungan

pemuatan sampai kepada pelabuhan 2. Jangka waktu perjalanan yang


pembongkaran. Polis ini juga diasuransikan berakhir
mensyaratkan waktu perjalanan 3. Timbulnya klaim
yang wajar sehingga apabila kapal 4. Asuransi berhenti
tidak sampai ke tujuan dalam 5. Asuransi gugur
waktu yang dianggap wajar oleh
penanggung, maka penanggung 3. Tata Cara Atau ProsesPenyelesaian
dapat melepaskan diri dari Klaim AsuransiMarine Hull And
tanggung jawabnya terkecuali Machinery Dalam Praktek
dikemukakan alasan-alasan yang Pertanggungan
dibenarkan oleh hukum mengapa Klaim dalam asuransi ini
terjadi keterlambatan oleh kapal dicantumkan secara jelas dalam polis,
tersebut. dalam hal ini harus diajukan oleh pihak
2. Time Policy yang memiliki kepentingan atas kapal yang
Pertanggungan dalam polis ini dipertanggungkan dan mencantumkan
dicantumkan secara jelas oleh kewajiban tertanggung dalam melakukan
penanggung dan tertanggung dalam klaimnya yaitu melaporkan kejadian dan
polis ini berdasarkan waktu yang disertai dokumen pendukung yang
telah diperjanjikan, biasanya waktu diperlukan. Kelalaian dalam
pertanggungan polis adalah 1 tahun memberitahukan sesegera mungkin dapat
sejak berlakunya polis. menghilangkan kewajiban dari si
Premi dalam perjanjian penanggung untuk membayar ganti
asuransi Marine Hull and kerugian. Dokumen-dokumen yang
Machinery secara umum sama biasanya diperlukan dalam pengajuan
seperti pada asuransi pada klaim atas kerugian adalah sebagai berikut:
umumnya yang berbeda adalah 1. Polis asli.
pada faktor-faktor yang merupakan 2. Laporan kecelakaan kapal
pertimbangan dalam menentukan (master report) yang telah
jumlah premi dasar dari sebuah diketahui atau disahkan oleh
kapal yaitu: badan yang berwenang serta
1. Ukuran, tipe, umur kapal. foto jika ada.
2. Kondisi pertanggungan. 3. Log book.
3. Manajemen dan penggunaan 4. Survey report.
kapal. 5. Surat-surat tentang klasifikasi
4. Data statistik klaim kapal dari kapal.
waktu ke waktu. 6. Tembusan surat dan/atau
5. Jumlah harga pertanggungan jawaban atas tuntutan kepada
dan pihak ketiga.
6. Jangka waktu pertanggungan. 7. Dokumen-dokumen lain yang
berkaitan dengan kerugian yang
4). Berakhirnya Asuransi Marine Hull bersangkutan yang dpat dipakai
And Machinery sebagai bukti untuk
Berakhirnya perjanjian ini pada memperkuat klaim.
dasarnya sama dengan berakhirnya 8. Dan lain-lain dokumen yang
suatu perjanjian asuransi pada diperlukan kemudian.
umumnya yaitu :14
1. Masa berlaku asuransi berakhir

14
Junaedy Ganie, op cit, halaman 120.

341
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

Tata cara atau proses dalam final report adjusment kepada


menyelesaikan klaim yang harus ditempuh tertanggung.
oleh tertanggung (PT P) melalui beberapa 9. Tertanggung memberikan
syarat yaitu: konfirmasi berupa Release and
1. Adanya klaim atas kejadian yang Discharge Form, yang diberikan
menyebabkan terjadinya kerugian penanggung untuk ditandatangani
oleh tertanggung kepada tertanggung di atas materai apabila
penanggung. tertanggung setuju terhadap Final
2. Penanggung melakukan Adjusment yang disampaikan oleh
pengecekan apakah klaim tersebut pihak penanggung.
claimable atau merupakan klaim 10. Setelah Release and Discharge
yang tidak valid atau klaim tidak Form ditandatangani oleh
dapat dilanjutkan prosesnya atau tertanggung dan dikembalikakan
klaimnya ditolak. kepada penanggung, maka
3. Setelah penanggung melakukan penanggung wajib untuk
register klaim diambil keputusan memproses pembayaran klaim
pada tahap pertama ini adalah tersebut dalam jangka waktu
melihat hasil pemeriksaan (Internal maksimal 30 hari.
Control) oleh penanggung. Penyelesaian klaim oleh
4. Penanggung melaporkan kejadian penanggung PT Asuransi Tugu
klaim kepada reasuradur/ co Pratama dalam kasus klaim
insurance sebagai pemberitahuan terhadap PT P Persero pemilik
awal. kapal MT K, telah dilakukan sesuai
5. Penanggung menunjuk surveyor ( prosedur dan sesuai dengan Pasal
dalam hal ini PT Asuka Bahari 27 Keputusan Menteri Keuangan
Nusantara) yang ditunjuk No.22/KMK.06/2003 Tahun 2003
penanggung untuk melakukan fact tentang Penyelenggaraan Usaha
finding terhadap kejadian yang Perasuransian Dan Perusahaan
menimbulkan klaim tersebut. Reasuransi yang berbunyi :
6. Average Adjuster/Loss Adjuster (PT “Perusahaan Asuransi harus telah
Radita Hutama Internusa/RHI) membayar klaim paling lama 30
akan menentukan klaim sesuai (tiga puluh) hari sejak adanya
dengan apa yang dijaminkan di kesepakatan antara tertanggung dan
dalam polis atau tidak dan memilah penanggung atau kepastian
kejadian-kejadian atau nilai-nilai mengenai jumlah klaim yang harus
kerugian apa saja yang dijaminkan dibayarkan”. Pada kasus ini
dan dapat dibayarkan kepada pembayaran klaim kepada
tertanggung. tertanggung telah dilakukan pada
7. Setelah menerima semua laporan tanggal 26 Maret 2015 dan kasus
baik dari surveyor maupun loss klaim dinyatakan telah ditutup oleh
adjuster, maka penanggung akan penanggung.
mengambil keputusan tahap kedua Apabila ketentuan tersebut
atau keputusan final tentang jumlah dilanggar maka Penanggung akan
yang harus dibayar kepada dikenakan sanksi terhadap
tertanggung. pelanggaran ketentuan tersebut di
8. Setelah diputuskan bahwa klaim atas yaitu diatur dalam Pasal 37
tersebut diterima, maka akan Peraturan Pemerintah Nomor 73
dilanjutkan pemberitahuan nilai Tahun 1992 yang menentukan :
ganti rugi yang akan dibayarkan “Setiap Perusahaan Perasuransian
kepada tertanggung diikuti dengan yang tidak memenuhi ketentuan

342
Klaim Marine Hull And Machinery Dalam Praktek Pertanggungan

dalam Peraturan Pemerintah ini dan yang melindunginya. Polis yang


peraturan pelaksanaannya tentang dipergunakan dengan obyeknya berupa
perizinan usaha, kesehatan kapal MT K adalah ITC ( Institute Time
keuangan, penyelenggaraan usaha, Clause)Hull 1.10.83 Clause 280 (All Risks
penyampaian laporan, Comprehensive), yang mengatur kerugian
pengumuman neraca dan parsial, dimana penanggung wajib
perhitungan laba rugi atau tentang melakukan ganti rugi atas kerugian yang
pemerikasaan langsung, dikenakan diderita oleh kapal laut.Tata cara atau
sanksi peringatan, sanksi proses penyelesaian klaim asuransi Marine
pembatasan kegiatan usaha, dan Hull and Machinery pada PT P dalam
sanksi pencabutan izin usaha.” praktek pertanggungan telah sesuai dengan
Dalam hal ada prosedur yang telah ditetapkan di Indonesia
ketidaksepahaman antara dan kasus klaim ini telah selesai ditutup
Tertanggung dengan Penanggung, oleh Penanggung pada 26 Maret 2015.
maka Tertanggung dapat
mengajukan keberatannya secara
tertulis dengan jangka waktu 60
hari sejak diberikannya keberatan
tertulis tersebut kepada E.2. Saran
Penanggung. Perlu pemahaman akan isi polis untuk agen
asuransi secara detail sebagai wakil dari PT
Asuransi Tugu Pratama Indonesia, agar
E. PENUTUP tertanggung memahami hak dan
E.1. Kesimpulan kewajibannya.Dalam proses penyelesaian
Hak dan kewajiban PT P selaku klaim agar reasuradur
Penanggung terhadap klaim Marine Hull segeramengkonfirmasi kepada pihak
and Machinery dalam praktek tertanggung untuk melakukan pembayaran
pertanggungan telah dilaksanakan dengan klaim guna mengefisiensikan waktu
baik, sesuai dengan asas-asas dalam hukum penyelesaian klaimnya.
asuransi dan telah memenuhi syarat-syarat
dasar perjanjian sebagaimana diatur dalam
Pasal 1320 KUHPerdata dan pasal-pasal

DAFTAR PUSTAKA

Buku: Law,Bandung, Nusa Media


Cetakan I.
Abdul Kadir Muhammad, 1991, Hukum
Pengangkutan Darat, Laut dan Capt.R.P.Suyono, 2005,
Udara, Bandung, Penerbit PT. ShippingPengangkutan
Citra Aditya Bakti. Intermodal Ekspor ImporMelalui
Laut, Jakarta, PPM, Edisi Ketiga.
Abdulkadir Muhammad, 1999, Hukum
Asuransi Indonesia, Bandung, Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1980,
Penerbit Citra Aditya Bakti. Hukum Pertanggungan dan
Perkembangannya, Jakarta:
Arthur Lewis, 2009, Dasar-Dasar Hukum
BPHN
BisnisIntroduction to Business

343
DIPONEGORO PRIVATE LAW REVIEW• VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2018

F.D.C Sudjatmiko, 1985, Pokok-Pokok Sri Redjeki Hartono, 1985, Asuransi dan
Pelayaran Niaga, Jakarta, Hukum Asuransi di Indonesia,
Akedemika Pressindo. Semarang, Ikip Press.

Heru Irianto dan Burhan Bungin, “Pokok- Wiwoho Soedjono, 1993, Hukum
Pokok Penting Tentang Pertanggungan Laut, Jakarta: PT.Rineka
Wawancara” dalm Burhan Cipta.
Bungin (Editor), Metodologi
Penelitian Kualitatif Aktualisasi WJS.Poerwadarminta.1976. Kamus Umum
Metodologis Ke Arah Ragam Bahasa Indonesia. Jakarta.
Varian kontemporer, 2001,
Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Peraturan dan Perundang-Undangan:

H.M.N Purwosutjipto, 1984, Pengertian Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


Pokok Hukum Dagang, Hukum
Pengangkutan, Jilid 3, Cetakan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014
ke-2, Jakarta, Penerbit tentang Undang-Undang Perasuransian
Djambatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun
Radiks Purba, 1998, Asuransi Angkutan 1992
Laut, Jakarta, Rineka Cipta.
Marine Insurance Act, 1906
Rinitami Njatrijani, 2012, Buku Ajar
Hukum Asuransi, Semarang,
Website:
Lembaga Pengembangan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan
PT Tugu Pratama Indonesia, 2016, Company
Universitas Diponegoro. Profile : http://www.tugu.com
Rinitami Njatrijani, 2015, Hukum
Transportasi,Semarang, Undip
Law Press Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro, Cetakan
I, ISBN : 978-602-0838-01-4.

Siti Nurbaiti, 2009, Hukum Pengangkutan


Darat (Jalan dan Kereta Api),
Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.

344

Anda mungkin juga menyukai