Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH WORKLIFE BALANCE DAN KOMPENSASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH


SULUTTENGGO AREA MANADO

Oleh:
Ischevell Vialara Saina
Riane Johnly Pio
W. Rumawas
Abstract .This study was conducted to determine the effect of Worklife Balance and Compensation
for Employee Performance at PT PLN (Persero) Area Manado.Based on the results of the study
states that Worklife Balance employees get a fairly good value, employee satisfaction in achieving
harmony between the responsibilities in private life, and the responsibilities of work is urgently
needed so that employees can work better, Compensation of employees received value very good,
with a proper compensation system can further optimize the performance of employees due to direct
impact for employees, Worklife Balance and Compensation together influence Employee
Performance by 55.2%, compensation more dominant.It can be concluded that the Worklife
Balance and Compensation affects Employee Performance of PT PLN (Persero) Area Manado
partially and simultaneously. Recommendations for Human Resource Management is to continue
maintaining the system of compensation and attention to the intensity of management policies for
employees in order to achieve balancing between work and private life so that Employee
Performancewill increasing andCompany goals can be achieved.

Keywords: Worklife Balance, Compensation, and Employee Performance .

PENDAHULUAN PT PLN (Persero) wilayah


Perusahaan harus peka dan membuat SULUTTENGGO area Manado.
kebijakan yang tepat dengan tujuan agar Peran PT PLN (Persero) di Indonesia
dapat bertahan, bersaing dengan perusahaan sangatlah besar, mengingat PT PLN
lain, dan perusahaanpun mampu (Persero) adalah satu-satunya BUMN yang
meningkatkan elektabilitasnya untuk bertugas untuk memasok dan menyalurkan
semakin mendapat kepercayaan oleh listrik, oleh karena itu membutuhkan
konsumen atau masyarakat.Sumber Daya Karyawan yang berkualitas dan selalu dapat
Manusia memiliki peranan yang sangat meningkatkan kinerjanya. Kinerja karyawan
penting sebagai faktor penentu keberhasilan akan semakin meningkat jika karyawan
organisasi dalam mencapai merasakan kepuasan dalam bekerja. Untuk
kesuksesan.Kesadaran akan paradigma menumbuhkan kepuasan kerja karyawan,
tersebut telah membawa banyak organisasi Perusahaan harus mampu merespon
merumuskan hal-hal apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan karyawan, antara lain
konsentrasi Departemen SDM untuk kebutuhan secara psikis yakni Worklife
menciptakan karyawan yang berkompetensi Balance, dan kebutuhan secara materil yang
bahkan mampu meningkatkan kinerja juga sangat mendasar bagi karyawan yakni
Karyawan begitupun yang dilakukan dengan kebijakan pemberian kompensasi.Dengan
demikian tujuan perusahaan dapat diraih,

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 1


dan perusahaan dapat mengukur sejauh umumnya, dan khususnya untuk
mana peningkatan kinerja yang mereka pengembangan Program Studi Administrasi
capai. Bisnis Fakultas Ilmu sosial dan Politik
Dalam konteks inlah, maka penulis bidang studi Manajemen Sumber Daya
tertarik untuk melakukan telaah ilmiah Manusia.
yang berjudul “Pengaruh Worklife
Balance dan Kompensasi Terhadap Kinerja KERANGKA TEORITIS
Karyawan pada PT PLN Wilayah
SULUTTENGGO area Manado”. 1. Worklife Balance
Rumusan penelitian ini adalah Apakah Keseimbangan kehidupan kerja dapat
terdapat pengaruh Worklife Balance membantu pengusaha dan karyawan untuk
terhadap Kinerja Karyawan?,Apakah menjadi sehat dan produktif dalam
terdapat pengaruh Kompensasi terhadap kehidupan pribadi dan profesional.
Kinerja Karyawan?, Apakah terdapat Worklife balance adalah sejauh mana
pengaruh Worklife Balance dan Kompensasi individu terlibat dan sama-sama merasa
terhadap Kinerja Karyawan?, Variabel puas dalam hal waktu dan keterlibatan
manakah yang lebih dominan yang psikologis dengan peran mereka didalam
mempengaruhi Kinerja Karyawan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk (misalnya dengan pasangan, orang tua,
mengetahui seberapa besar pengaruh keluarga, teman dan anggota masyarakat)
Worklife Balance terhadap Kinerja serta tidak adanya konflik diantara kedua
KaryawanUntuk mengetahui seberapa besar peran tersebut. Dapat dikatakan individu
pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja yang memperhatikan antara keseimbangan
Karyawan, Untuk mengetahui seberapa kehidupan kerja dan kehidupan pribadi
besar pengaruh Worklife Balance dan merupakan individu yang lebih
Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan, mementingkan kesejahteraan psikologisnya
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh daripada mengejar kekayaan semata
variabel dominan yang lebih mempengaruhi (Westman, Brough, & Kalliath, 2009).
Kinerja Karyawan Berdasarkan dari definisi diatas dapat
Adapun manfaat penelitian yang disimpulkan bahwa worklife balance adalah
diharapkan adalah sebagai keseimbangan antara kehidupan individu
berikut:1.Manfaat Praktis, penelitian ini dalam menjalankan perannya sebagai
diharapkan kiranya dapat memberibahan manusia yang memiliki peran ganda yakni
masukan bagi pemimpin perusahaan untuk peran dalam kehidupan kerja dan kehidupan
mempertimbangkan kebijakannya pribadi (keluarga, sahabat, dan budaya).
khususnya tentang Worklife Balance dan Intinya adalah apabila individu mencapai
pemberian Kompensasi terhadap Kinerja keseimbangan dalam perannya baik di dunia
Karyawannya.2. Manfaat Teoritis, kerja maupun dalam kehidupan prbadi dan
diharapkan pada penelitian ini menambah adanya keterlibatan psikologis antar
khasanah ilmu pengetahuan pada keduanya, maka dapat dikatakan bahwa

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 2


individu tersebut memiliki work life Komponen kompensasi menurut
balance. Oleh karena itu, work life balance Simamora(2004: 441) terdiri dari;1).
hanya dapat dicapai ketika individu GajiImbalan yang di terima karyawan
mengalami kepuasan dan keseimbangan sebagai ganti hasil usaha yang mereka
antara kehidupan kerja dan kehidupan lakukan terhadap perusahaan, yang bersifat
pribadi. Dimana perusahaan berperan untuk tetap, setiap bulan. 2)Insentif, yaitu berupa
menyeimbangkan antara kehidupan pribadi bonus dari revenueperusahaan, ataupun
dan kerja karyawan tanpa bonus target karyawan dan lain-lain. 3)
mengesampingkan tujuan perusahaan itu Tunjangan, yakni berupaTunjangan
sendiri untuk tumbuh dan berkembang. Kesehatan, Tunjangan Pensiun, Tunjangan
Pendidikan. 4) Fasilitas, berupa
Worklife Balance meliputi empat perlengkapan kerja, kondisi ruangan kerja,
komponen penting Menurut Fisher (2013), kendaraan, dan fasilitas lainnya.
yaitu : a). Waktu, meliputi banyaknya Sistem kompensasi menurut Hasibuan
waktu yang digunakan untuk bekerja (2003:123) antara lain: a) Untuk Sistem
dibandingkan dengan waktu yang untuk waktuDalam sistem waktu, besarnya
aktivitas lain di luar kerja. kompensasi ditetapkan berdasarkan pada
b). Perilaku, meliputi adanya tindakan standar waktu seperti jam, minggu atau
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal bulan. Administrasi pengupahan sistem
ini berdasarkan pada keyakinan seseorang waktu relatif mudah serta dapat diterapkan
bahwa ia mampu mencapai apa yang ia kepada karyawan tetapmaupun harian. b)
inginkan dalam pekerjaannya dan tujuan Sistem hasil (Output)Dalam sistem hasil
pribadinya. (output), besarnya kompensasi yang dibayar
c). Ketegangan (strain), meliputi didasarkan kepada banyaknya hasil yang
kecemasan, tekanan, kehilangan aktivitas dikerjakan bukan kepada lamanya waktu
penting pribadi dan sulit mempertahankan mengerjakannya. Sistem hasil ini tidak
atensi. d). Energi, meliputi energi dapat diterapkan kepada karyawan tetap
yang digunakan untuk mencapai tujuan (sistem waktu) dan jenis pekerjaan yang
yang diharapkan. Energi merupakan sumber tidak mempunyai standar fisik,serta bagi
terbatas dalam diri manusia sehingga karyawan administrasi.
apabila individu kekurangan energi untuk Jadi dasar penentuan sistem pemberian
melakukan aktivitas, maka dapat kompensasi hendaknya memberikan
meningkatkan stress. semangat bagi karyawan, laba untuk
perusahaan, serta barang dan jasa yang
2. Kompensasi berkualitas. Jadi semua pihak mendapatkan
MenurutDessler (2003:349-350), kepuasan dari sistem pengupahan yang
kompensasi karyawan adalah semua bentuk ditetapkan.
pembayaran atau hadiah yang diberikan
kepada karyawan dan muncul dari pekerjaan 3. Kinerja Karyawan
mereka.

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 3


Sebagaimana dikemukakan oleh fungsi kerjanya tanpa minta bantuan atau
Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah bimbingan dari pengawas atau meminta
kinerja berasal dari kata job turut campur tangan pengawas
performanceatau actual
performance(prestasi kerja atau prestasi Hubungan Worklife Balance dan
sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam 1. Hubungan Worklife Balance terhadap
melaksanakan tugasnya sesuai dengan Kinerja Karyawan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pencapaian Worklife Balance terlihat
Tujuan dilakukan penilaiaan kinerja dari terhindarnya karyawan dari stres,
secara umum adalah untuk memberikan keluhan, dan berbagai gejala psikologis
feedback kepada pegawai dalam upaya lainnya. Apabila karyawan mampu
memperbaiki tampilan kerjanya dan upaya menyelaraskan waktu dan keterlibatannya
meningkatkan kinerja organisasi, dan secara secara langsung antara pekerjaan maupun
khusus dilakukan dalam kaitanya dengan kehidupan pribadi (keluarga, hobby, dan
berbagai kebijaksanaan terhadap pegawai budaya) maka karyawan akan bersemangat,
seperti itu untuk tujuan promosi, kenaikan fokus bekerja, lebih efektif dan
gaji, pendidikan dan latihan. meningkatkan kualitas kerjanya, sedangkan
Komponen dari kinerja karyawan apabila karyawan merasa tidak mampu
menurut Bernadine (2002) adalah 1) menyeimbangkan pekerjaan, dan kehidupan
Kualitas, Tingkat dimana hasil aktifitas pribadinya karyawan akan merasa penat,
yang dilakukan mendekati sempurna, dalam dan menciptakan lingkungan kerja yang
arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari tidak baik yang dapat merugikan dirinya
penampilan aktifitas ataupun memenuhi sendiri maupun perusahaan atau organisasi
tujuan yang diharapkan dari suatu yang membutuhkan tenaga, usaha, serta
aktifitas.Kuantitas, Jumlah yang dihasilkan potensinya.
dalam istilah jumlah unit,jumlah siklus
aktifitas yang diselesaikan. 2) Ketepatan 2. Hubungan Kompensasi terhadap
Waktu, Tingkat suatu aktifitas diselelsaikan Kinerja Karyawan
pada waktu awal yang diinginkan, dilihat Kompensasi adalah apa yang karyawan
dari sudut koordinasi dengan hasil output terima sebagai ganti kerjanya, baik berupa
serta memaksimalkan waktu yang tersedia gaji, insentif, tunjangan maupun jabatan.
untuk aktifitas lain. 3) Efektifitas, Tingkat Kompensasi dan kinerja karyawan saling
penggunaan sumber daya manusia berpengaruh dan erat kaitannya, kompensasi
organisasi di maksimalkan dengan maksud menjadi tolok ukur karyawan merasakan
menaikan keuntungan atau mengurangi kepuasan dalam bekerja, Pemberian
kerugian dari setiap unit dalam penggunaan kompensasi yang tepat kepada karyawan
sumber daya. 4) Kemandirian, Tingkat yang berprestasi (jujur, bertanggung jawab,
dimana seorang karyawan dapat melakukan disiplin, dan mencapai target) akan

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 4


menjadikan karyawan tersebut lebih Variabel penelitian Dalam pelaksanaan
bersemangat, dan memicunya untuk bekerja penelitian ini terdapat dua variabel yang
lebih baik lagi, sedangkan apabila karyawan digunakanyaitu: Dalam penelitian ini yang
sudah memaksimalkan tugasnya dan menjadi variabel bebas (X) adalahworklife
memenuhi target perusahaan namun balance (X1) dan Kompensasi(X2).
menerima kompensasi yang tidak wajar Sedangkan Variabel terikat adalah variabel
akan mengakibatkan merosotnya kinerja yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
karyawan, karyawan tidak lagi memiliki Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
sense of belonging (rasa memiliki) terhadap terikat adalah kinerja karyawan (Y) pada
perusahaan, bahkan perusahaan berpotensi PT. PLN Area Manado. Alat ukur variabel
kehilangan karyawan tersebut. yang digunakan adalah five point likert.
Yang menjadi populasi dalam penelitian
METODE PENELITIAN ini adalah seluruh karyawan tetap pada PT.
PLN Cabang Manado yang berjumlah 210
Metode yang digunakan dalam orang. Penentuan jumlah sampel dapat
penelitian ini adalah metode deskriptif dilakukan menggunakan Rumus
kuantitatif, dengan pendekatan Analisa Slovin.Berdasarkan hasil perhitungan
Korelasi Sederhana dan Regresi Linear jumlah sampel adalah52 orang.
Berganda untuk mengukur hubungan antar
variabel.

HASIL PENELITIAN
 Misi PT PLN (Persero)adalah 1)
Gambaran Umum Perusahaan Menjalankan bisnis kelistrikan dan
PT PLN (Persero) merupakan salah satu bidang lain yang terkait, berorientasi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang pada kepuasan pelanggan, anggota
memiliki tugas untuk memasok dan perusahaan dan pemegang saham.
menyalurkan listrik ke masyarakat. Kantor 2) Menjadikan tenaga listrik sebagai
wilayah PT PLN (Persero) media untuk meningkatkan kualitas
SULUTTENGGO area Manado merupakan kehidupan masyarakat.
kantor cabang dari PT PLN (Persero) 3) Mengupayakan agar tenaga listrik
wilayah SULUTTENGGO. menjadi pendorong kegiatan ekonomi
 Motto PT PLN (Persero) Menjalankan kegiatan usaha yang
“Listrik untuk Kehidupan yang Lebih berwawasan lingkungan.
Baik (Electricity for a better life)”
 Visi PT PLN (Persero) Deskripsi Hasil Penelitian
Diakui sebagai perusahaan Kelas Dunia Berdasarkan pengujian-pengujian
yang Bertumbuhkembang, unggul dan sebelumnya (lampiran), dengan
terpercaya dengan bertumpu pada menggunakan SPSS for Windows Version
potensi Insani. 18.0, maka didapatkan hasil untuk

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 5


pengujian sederhana yang disajikan dalam dibawah ini:

Hasil Pengujian Sederhana


Variabel B t hitung Sign. Ket
(Constant) 0,077 0,023 0,982
Worklife Balance 0,420 2,609 0,014
Kompensasi 0,592 4,221 0,000 Signifikan
R = 0,743 ttabel = 1.677
R Square = 0, 552 (55,2%) Ftabel = 3,180
tingkat Signifikan α = 5% = 0,05

1) Nilai korelasi atau Nilai R sebesar Balance dan Kompensasi. b) Work-Life


0,743 dapat diartikan bahwa hubungan Balance akan meningkatkan Kinerja
antara variabel X (Kompensasi dan Work- Karyawan sebesar 0,420, dengan asumsi
life Balance) terhadap variabel Y (Kinerja variabel lainnya konstan, dimana jika Work-
Karyawan) adalah kuat, karena semakin Life Balance meningkat satu satuan, maka
mendekati angka 1. 2) Nilai koefisien Kinerja Karyawan juga akan ikut meningkat
korelasi r = 0,743, berada antara 0,600 s/d sebesar 0,420 satuan, dengan asumsi bahwa
,0,799, Hal ini menyatakan bahwa hubungan variabel lainnya yang tidak diteliti dalam
antara variabel X1 dan X2 (Worklife Balance penelitian ini adalah konstan.c) Kompensasi
dan Kompensasi) terhadap variabel Y akan meningkatkan Kinerja Karyawan
(Kinerja Karyawan) adalah kuat. 3) Nilai R sebesar 0,592, dengan asumsi variabel
Square atau koefisien Determinasi lainnya konstan, dimana jika Kompensasi
(Koefisien Penentu) sebesar 0,552 atau meningkat satu satuan, maka Kinerja
55,2% menjelaskan besarnya pengaruh Karyawan juga akan ikut meningkat sebesar
variabel X (Kompensasi dan Worklife 0,592 satuan, dengan asumsi bahwa variabel
Balance) terhadap variabel Y (Kinerja lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian
Karyawan). Nilai R Square di atas dapat ini adalah konstan atau tetap d) Berdasarkan
diartikan bahwa besarnya pengaruh variabel β diatas dapat disimpukan bahwa
X terhadap Y adalah sebesar 55,2%, kompensasi memiliki pengaruh yang lebih
sedangkan sisanya 44,8% dipengaruhi oleh besar terhadap kinerja karyawan
variabel lain di luar variabel yang diteliti dibandingkan worklife balance.
dalam penelitian ini seperti variabel
kepemimpinanan, Karakteristik individu, Uji Hipotesis
lingkungan kerja, atau motivasi. 4) 1. Uji Hipotesis T
Persamaan regresi sederhana Y = 0,077 + nilai thitung untuk variabelworklife
0,420 X1 + 0,592 X2 yang dapat diartikan : balance adalah 2,609 lebih besar dari ttabel
a) Kinerja Karyawan dapat dilihat pada nilai 1,677, dengan tingkatsignifikan 0,014 lebih
konstanta sebesar 0,077, dengan asumsi kecil dari nilai α yakni 0,05. Dengan
tidak memperhitungkan adanya Work-Life demikian dapat diartikan bahwa worklife

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 6


balance berpengaruh secara positif dan Secara umum responden menanggapi
signifikan terhadap kinerja karyawan. bahwa kebijakan dan aturan terebut bersifat
Nilai thitung untuk variabel kompensasi positif. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan
adalah sebesar 4,221 lebih besar dari ttabel responden yang rata-rata mengatakan bahwa
yakni 1,677 dengan tingkat signifikan 0,000 perusahaan mendukung kehidupan pribadi
lebih kecil dari nilai 0,05 dengan demikian karyawan begitupun sebaliknya. Untuk
dapat diartikan kompensasi berpengaruh mencapai kepuasan terhadap Worklife
positif signifikan terhadap kinerja Balance perusahaan berperan sebagai faktor
karyawan. penunjang yang menyediakan peraturan dan
kebijakan secara adil, namun yang terutama
2. Uji Hipotesis F ialah sikap karyawan itu sendiri dalam
Pada tabel Anova dapat diketahui nilai menyelaraskan komitmen bersama keluarga
Fhitung adalah 17,839 lebih besar dari serta kehidupan profesionalnya, baik dari
Ftabel3,180 dengan tingkat signifikansi 0,000. segi waktu, komunikasi, dan keterlibatan
Dengan demikian dapat diartikan bahwa secara langsung.
secara bersama-sama variabel X (Worklife Selanjutnya aspek yang berkaitan untuk
Balance dan Kompensasi) berpengaruh meningkatkan kinerja karyawan terlihat dari
terhadap variabel Y (Kinerja Karyawan), unsur pemberian kompensasi pada PT PLN
dimana Fhitung> Ftabel dengan tingkat (Persero) Area Manado:Pemberian gaji,
signifikan < nilai α 5 %. Pemberian Insentif, Tunjangan Kesehatan,
Tunjangan Hari Raya, Tunjangan Hari Tua,
Pembahasan Jenjang Jabatan, Fasilitas
Manajemen PT PLN (Persero) Area Secara umum responden menanggapi
Manado menyadari bahwa Karyawan bahwa pemberian kompensasi bersifat
merupakan aset yang penting sebagai positif. Hal ini dilihat dari tanggapan
penentu keberlangsungan perusahaan, oleh responden yang sebagian besar mengatakan
karena itu perusahaan memberlakukan bahwa pemberian kompensasi sudah sesuai.
kebijakan, peraturan dan kegiatan yang Pemberian kompensasi yang tepat menjadi
selain mendorong tercapainya visi dan misi salah satu strategi perusahaan dalam
perusahaan, tetapi juga meningkatkan memotivasi karyawan untuk bekerja sesuai
kinerja karyawannya. dengan harapan dan tuntutan perusahaan.
Dalam penelitian ini dapat diketahui Terhadap Variabel dependen yakni
aspek Worklife Balance (keseimbangan Kinerja Karyawan, berdasarkan penelitian
kehidupan pribadi dan pekerjaan) yang yang telah dilakukan penilaian kinerja
berkaitan untuk meningkatkan Kinerja karyawan terbagi dalam 2 metode yaitu
Karyawan pada PT PLN (Persero) Area :Penilaian langsung oleh Supervisor,
Manado sebagai berikut:Waktu Kerja pukul Manager, dan Departemen SDM, SIMKP
8.00-17.00, Cuti Tahunan, Cuti Melahirkan, atau Sistem Manajemen Kinerja Pegawai
Family Day 1. Metode yang berorientasi ke masa
lalu sebagai berikut metode insiden kritikal

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 7


(Critical incident method), skala peringkat Dengan demikian nyatalah kaitan antara
(Behaviorally anchored rating scale), Worklife Balance dan Kompensasi terhadap
metode evaluasi lapangan (Field review Kinerja Karyawan, sesuai dengan hipotesis
method), tes dan observasi (Test and yang diajukan dan tujuan dari penelitian ini
observation), pendekatan komparatif dimana worklife balance mempengaruhi
(Comparative approach), 2. Metode yang Kinerja Karyawan, Kompensasi
berorientasi ke masa depan, penilaian diri mempengaruhi Kinerja Karyawan, worklife
sendiri (Self appraisal), 3 Management by balance dan kompensasi secara bersama-
objectives (MBO), 4Penilaian Psikologis sama mempengaruhi Kinerja Karyawan, dan
(Psychological appraisal) Kompensasi dominan mempengaruhi
Menyangkut kuat besaran koefisien Kinerja Karyawan Pada PT PLN (Persero)
determinasi (R2)diperoleh hasil0,552 Area Manado.
menjelaskan besarnya pengaruh variabel X
(worklife balance dan kompensasi) terhadap
variabel Y (kinerja karyawan). hal ini KESIMPULAN DAN SARAN
menyatakan bahwa besarnya pengaruh Kesimpulan
variabel X terhadap Y adalah sebesar 55,2 Berdasarkan hasil penelitian dapat
% sedangkan sisanya 44,8% dipengaruhi ditarik kesimpulan sebagai berikut:1)
oleh variabel lain diluar variabel yang Worklife balance berpengaruh terhadap
diteliti dalam penelitian ini seperti Kinerja Karyawan karena keselarasan antara
kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi, kehidupan pribadi dan pekerjaan merupakan
dan variabel lainnya. kebutuhan penting setiap karyawan yang
Dari hasil perhitungan menunjukan dapat mempengaruhi suasana hati, fokus
bahwa antara worklife balance dan pikiran, dan tindakan dalam bekerja oleh
kompensasi, kompensasi yang lebih karena itu semakin tinggi kepuasan
dominan mempengaruhi kinerja karyawan karyawan terhadap Worklife Balance
PT PLN (Persero) Area Manado semakin tinggi pula Kualitas Kinerja
dibandingkan worklife balance. Hal itu Karyawan. 2) Kompensasi berpengaruh
disebabkan karena kebijakan kompensasi terhadap kinerja karyawan sebagai hak
merupakan hal yang strategis yakni mendasar karyawan bekerja, selain itu
berhubungan atau berdampak langsung pada pemberian kompensasi yang adil dan tepat
karyawan, sedangkan worklife balance membuat karyawan merasa dihargai, dan
meskipun juga berpengaruh terhadap kinerja memunculkan semangat dalam
karyawan namun lebih bersifat fleksibel melaksanakan tugas terhadap perusahaan.
dengan asumsi responden kuesioner 3) Worklife Balance dan Kompensasi secara
penelitian ini sebagian besar adalah pria, bersama-sama mempengaruhi peningkatan
yang pada umumnya pria kurang memiliki Kinerja Karyawan sebesar 55,2 %
tekanan untuk mengurus rumah tangga, dan 4) Kompensasi yang lebih
anak. berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan dibandingkan dengan

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 8


Worklife Balance karena efek dari sebagai berikut : 1) Bagi PT. PLN (Persero)
pemberian kompensasi dirasakan area Manado agar terus mempertahankan
secara langsung oleh setiap karyawan sistem pemberian kompensasi baik berupa
dan sangat penting baik laki-laki gaji, insentif, dan tunjangan karena pada
maupun perempuan, yang sudah penelitian terbukti bahwa Kompensasi
menikah maupun yang belum menikah berpengaruh positif dan dominan terhadap
sedangkan Worklife Balance lebih Kinerja Karyawan. 2) Untuk peningkatan
bersifat fleksibel. Kinerja Karyawan PT PLN (Persero) Area
Manado kedepan melalui peningkatan
2 Saran program-program yang menunjang
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka karyawan untuk menyelaraskan antara
penulis dapat memberikan beberapa saran kehidupan pribadi dan aktivitas pekerjaan.

Minto Waluyo, 2015Manajemen Psikologi


DAFTAR PUSTAKA Industri Indeks, Jakarta.
Anonimous, 2016, PT PLN (Persero) : Simamora. 2004. Manajemen Sumber
pln.co.id Daya Manusia. Edisi Ketiga. STIE
Bernadine R, Mas’ud. 2002, YKPN, Yogyakarta.
Kepemimpinan, dasar-dasar, dan Westman, M., Brough, P., & Kalliath, T.
Pengembangannya. (2009). Expert Commentary on Work-
Fisher, G. G., Bulger, C. A., & Smith, C. Life Balance and Crossover of
S. 2009. Beyond Work and Family: A Emotions and Experiences:
Measure of Theoritical and Practice
Advancements.Journal of
Organizational Behavior , 588-595.
Work/Nonwork Interference and Sudijono, Anas. 2004. Pengantar
Enhancement. Journal of STATISTIK PENDIDIKAN. Raja
Occupational Helath Psychology, Grafindo Persada :Jakarta.
441-456. Sugiono. 2011, Metode Penelitian
Hasibuan, Malayu SP, 2003 Manajemen Kuantitatif Kualitatif dan R& D,
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta Alfabeta, Bandung.
Mangkunegara. 2005. Sumber Daya
Manusia perusahaan. Remaja
Rosdakarya: Bandung.

JURNAL ADMINISTRASI BISNIS Page 9

Anda mungkin juga menyukai