Disusun oleh:
PEMBIMBING:
dr. Cholis Abrori, M.Kes, M.Pd.Ked
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PRAKTIKUM
d. Tujuan Belajar :
e. Pengantar
Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari
perjalanan obat mulai dari absorbsi, distribusi, metabolisme
dan ekskresi. Absorbsi obat dapat melalui berbagai cara
tergantung pada jalur pemberiannya. Obat dapat diberikan
melalui oral, suntikan intravena, suntikan intramuskular atau
subkutan, serta jalur lain (inhalasi, rektal, sublingual, topikal).
Proses absorbsi dipengaruhi banyak faktor, namun yang
paling berperan adalah kelarutan obat dalam lemak. Obat
dapat melewati membran sel dengan cara difusi pasif atau
transport aktif.
Bioavailabilitas adalah jumlah obat yang diabsorbsi
setelah pemberian melalui jalur tertentu dibandingkan dengan
jumlah obat yang diabsorbsi jika diberikan secara intravena
(iv). Dengan kata lain bioavailabilitas adalah proporsi obat
yang diberikan yang mencapai sirkulasi sistemik.
Distribusi obat ke seluruh tubuh terjadi saat obat
mencapai sirkulasi. Selanjutnya obat akan masuk ke jaringan
untuk bekerja. Waktu paruh (t½) adalah waktu yang
dibutuhkan sehingga konsentrasi obat dalam darah berkuang
setengah dari jumlah awal. Volume distribusi (VD) adalah
volume yang menunjukkan distribusi obat. Bersihan
(Clearance) adalah volume darah atau plasma yang
dibersihkan dari obat dalam satuanwaktu.
Hati merupakan organ utama untuk metabolisme obat.
Metabolisme obat mempunyai dua efek penting yaitu :
a. Waktu Puncak(Tmax)
c. Waktu Paruh(t½)
t½ =
d. Bioavailabilitas
f. Kasus
Seorang pasien laki-laki berumur 37 tahun didiagnosis
tuberculosis mendapatkan pengobatan anti tuberkulosis INH
dan rifampisin selama 6 bulan. Setelah 2 bulan pengobatan,
pasien mulai mengeluh sering mual dan perut terasa perih.
Dokter menduga hal ini disebabkan efek samping dari
rifampisin. Dokter memutuskan untuk melakukan
pemantauan kadar rifampisin dalam plasma. Telah dilakukan
pengambilan sampel darah pasien.
I. Tugas
1. Ukurlah kadar obat pasien!
2. Hitunglah waktu puncak, kadar puncak, waktu paruh, dan
bioavailabilitas parasetamol secara oral pada pasien!
b. Prosedur Kerja
1) Buatlah grafik menggunakan larutan standar
rifampisin yang dibaca di spektrofotometer pada
panjang gelombang 475 nm (sesuai untuk
rifampisin), kemudian buatlah persamaa garis dari
tabel yang didapat.
2) Ukurlah absorbansi masing-masing sampel pada
spektrofotometer dan tentukan kadar rifampisin
berdasarkan grafik standar.
II. Hasil Praktikum
A. Menggunakan data kelompok yang mendekati benar
1. Hitunglah kadar obat!
Tabel 1. Larutan Standar Rifampisin
1. 0,5 0,066
2. 1 0,093
3. 2 0,272
4. 4 0,305
5. 8 0,577
0,6
Konsentrasi
y = 0.065x + 0.059
0,4 Klp B
0
0 5
Waktu 10
1. 0 0,118 0,907
2. 1 0,113 0,830
3. 3 0,080 0,323
4. 5 0,078 0,292
5. 10 0,058 -0,015
0,6 R² = 0,8709
0,4 kadar
0
0 5 10 15
Waktu
Sampel Pemberianoral
No.
Menit/jam ke Absorbansi Kadar Obat
2. 1 0,112 0,815
3. 3 0,108 0,753
4. 5 0,077 0,276
5. 10 0,069 0,153
6. 15 0,063 0,061
Grafik 3. Waktu terhadap Kadar Obat Oral dalam Tubuh
Konsentrasi
R² = 0.5652
0,5 kadar
0
0 5 10
Waktu 15 20
0,6
0,4 kadar
0
0 5 10 15
Waktu
Grafik 5. Larutan Sampel Intravena
0,8
y = 0.0006x2 - 0.0512x + 0.6552
Konsentrasi
0,6 R² = 0.5672
0,4 kadar
Poly. (kadar )
0,2
0
0 5 10 15 20
Waktu
a. Waktu puncak
Dari persamaan grafik kurva oral
y = 0,009x2– 0,191x + 0.930
Untuk mencari nilai x maksimum makay’ = 0
y’= 0,018 x – 0,191
0 = 0,018x – 0,191
0,018x = 0,191
x= = 10,6
b. Kadar puncak
Dari waktu puncak yang telah diperoleh, kita bisa
mengetahui kadar puncak dengan memasukkan nilai
waktu puncak ke persamaan kurva oral
y = 0,009x2 - 0,191x + 0,930
y = 0,009 (10,6)(10,6) – 0,191(10,6) + 0,930
y = -0,083
Maka, kadar puncaknyaadalah 0,083 mcg/ml
c. Waktu paruh
Dari grafik oral
y = -0,041x + 0,637
y= -ax + c
t½ =
t½ = = 16,9
d. Bioavailabilitas
Tabel 4. Bioavaibilitas Oral
Jam ke- Kadar 1 + Kadar 2 ∆t AUC – linear AUC oral total
0,5 0
1 1,153 0,5 0,28825 0,28825
3 1,568 2 1,568 1,85625
5 1,029 2 1,029 2,88525
10 0,429 5 1,0725 3,95775
15 0,214 5 0,535 4,49275
F= = 1,5321 =153,21%
1 0,5 0,062
2 1 0,071
3 2 0,068
4 4 0,076
5 8 0,99
1. 0 0,082 2,345
2. 1 0,121 -1,2
3. 3 0,111 -0,29
4. 5 0,119 -1,018
5. 10 0,085 2,072
0,08
Linear
0,06 (Absorbansi)
0,04 Linear
0,02 (Absorbansi)
0
0 5 10 15
Tabel 8. Pengukuran Kadar Obat Pemberian Oral
2. 1 0,105 -3,368
3. 3 0,128 -15,47
4. 5 0,072 14
5. 10 0,076 11,894
6. 15 0,072 14
0,1
0,08 Absorbansi
0,06
Linear
0,04 (Absorbansi)
0,02
0
0 5 10 15 20
2. Hitunglah waktu puncak, kadar puncak, waktu paruh, dan
bioavailabilitas parasetamol secara oral pada pasien!
0,1
0,08
Absorbansi
0,06
Poly. (Absorbansi)
0,04
0,02
0
0 5 10 15 20
0,1
0,08
Absorbansi
0,06
Poly. (Absorbansi)
0,04
0,02
0
0 5 10 15
a. Waktu Puncak
Dari persamaan grafik kurva oral
y = -6E-05x2 - 0,0009x + 0,097
y’=-0,00012x-0,0009 = 0
x=
= 7,5 jam
Maka waktu puncaknya adalah 7,5 jam
b. Kadar Puncak
Dari waktu puncak yang telah diperoleh, kita bisa
mengetahui kadar puncak dengan memasukkan nilai
waktu puncak ke persamaan kurva oral
y = -6E-05x2 - 0,0009x + 0,097
x = 7,5
y = -0,00006(7,5)2-0,0009(7,5) + 0,097
y = 0,087 mcg/mL
maka kadar puncak = 0,087 mcg/mL
c. Waktu Paruh
Dari grafik oral
y = -0,0019x + 0,0986
y = -ax + c
t½ =
t½ = = 364,7 jam
oral
y = -6E-05x2 - 0,0009x + 0,097
0,14
0,12
0,1
0,08
Absorbansi
0,06
Poly. (Absorbansi)
0,04
0,02
0
0 5 10 15 20
intravena
0,14
y = -0,0013x2 + 0,0118x + 0,0929
0,12
0,1
0,08
Absorbansi
0,06
Poly. (Absorbansi)
0,04
0,02
0
0 5 10 15
F= = 0,7288 = 72,88 %