Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Farmakokinetik

Disusun oleh:

Intan Veda A. (192010101003)


Afifah Nilam C. (192010101038)
Nurus Saffana Y. (192010101073)
Azka Ardian N (192010101080)
Nano Triyoga O (192010101085)
Dimas Hibatullah R. (192010101089)
Arfina Safira (192010101117)
Suryanita (192010101123)

PEMBIMBING:
dr. Cholis Abrori, M.Kes, M.Pd.Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PRAKTIKUM

a. Judul Blok : Blok3

b. Topik Praktikum : Farmakokinetik

c. Laboratorium Penyelenggara : Lab.Farmakologi

d. Tujuan Belajar :

a. Menjelaskan perjalanan obat dari mulai absorbsi,


distribusi, metabolisme, danekskresi
b. Menjelaskan hubungan waktu dengan proses absorbsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi
c. Menghitung waktu puncak, kadar puncak, waktu paruh, dan
bioavailabilitas.

e. Pengantar
Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari
perjalanan obat mulai dari absorbsi, distribusi, metabolisme
dan ekskresi. Absorbsi obat dapat melalui berbagai cara
tergantung pada jalur pemberiannya. Obat dapat diberikan
melalui oral, suntikan intravena, suntikan intramuskular atau
subkutan, serta jalur lain (inhalasi, rektal, sublingual, topikal).
Proses absorbsi dipengaruhi banyak faktor, namun yang
paling berperan adalah kelarutan obat dalam lemak. Obat
dapat melewati membran sel dengan cara difusi pasif atau
transport aktif.
Bioavailabilitas adalah jumlah obat yang diabsorbsi
setelah pemberian melalui jalur tertentu dibandingkan dengan
jumlah obat yang diabsorbsi jika diberikan secara intravena
(iv). Dengan kata lain bioavailabilitas adalah proporsi obat
yang diberikan yang mencapai sirkulasi sistemik.
Distribusi obat ke seluruh tubuh terjadi saat obat
mencapai sirkulasi. Selanjutnya obat akan masuk ke jaringan
untuk bekerja. Waktu paruh (t½) adalah waktu yang
dibutuhkan sehingga konsentrasi obat dalam darah berkuang
setengah dari jumlah awal. Volume distribusi (VD) adalah
volume yang menunjukkan distribusi obat. Bersihan
(Clearance) adalah volume darah atau plasma yang
dibersihkan dari obat dalam satuanwaktu.
Hati merupakan organ utama untuk metabolisme obat.
Metabolisme obat mempunyai dua efek penting yaitu :

a. obat menjadi lebih hidrofilik, hal ini mempercepat eksresi


melalui ginjal
b. obat menjadi kurang aktif daripada obat asalnya, namun
sebagian obat justru menjadi lebih aktif(prodrug)
Ekskresi ginjal memegang tanggung jawab utama untuk
eliminasi sebagian besar obat. Obat terdapat dalam filtrat
glomerulus, tetapi bila larut lemak obat ini dapat direabsorbsi
dalam tubulus ginjal melalui difusi pasif. Metabolisme obat
sering menghasilkan senyawa yang kurang larut lemak
sehingga membantu ekskresi ginjal. Ekskresi bilier dilakukan
bila obat terkonsentrasi dalam empedu sehingga
diekskresikan ke dalam usus halus.
Beberapa parameter farmako kinetik dapat dilakukan
pengukuran dengan menggunakan cara sebagai berikut:

a. Waktu Puncak(Tmax)

Waktu puncak dapat dihitung dari persamaan kurva


kadar obat terhadap waktu. Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai konsentrasi maksimum dihitung menggunakan
turunan dari persamaan kurva dimana y’= 0.
b. Kadar Puncak(Cmax)

Kadar puncak dapat dihitung dari persamaan kurva


kadar obat terhadap waktu, dengan memasukkan waktu
puncak (Tmax) akan didapatkan kadar puncak.

c. Waktu Paruh(t½)

Waktu paruh dapat dihitung dengan membuat persamaan


garis linier pada kurva fase eliminasi. Persamaan garis yang
dihasilkan adalah y= -ax + c. Nilai a merupakan konstanta
eliminasi (ke).

t½ =

d. Bioavailabilitas

Besarnya bioavailabilitas suatu obat oral digambarkan


oleh AUC (area under the curve atau luas area dibawah kurva
kadar obat dalam plasma terhadap waktu) obat oral tersebut
dibandingkan dengan AUC yang diberikan secara intravena.
Hal ini disebut bioavailabilitas oral dan merupakan
bioavailabilitas absolut dari obat oral tersebut.

Bioavailabilitas absolute obat oral = F=

f. Kasus
Seorang pasien laki-laki berumur 37 tahun didiagnosis
tuberculosis mendapatkan pengobatan anti tuberkulosis INH
dan rifampisin selama 6 bulan. Setelah 2 bulan pengobatan,
pasien mulai mengeluh sering mual dan perut terasa perih.
Dokter menduga hal ini disebabkan efek samping dari
rifampisin. Dokter memutuskan untuk melakukan
pemantauan kadar rifampisin dalam plasma. Telah dilakukan
pengambilan sampel darah pasien.
I. Tugas
1. Ukurlah kadar obat pasien!
2. Hitunglah waktu puncak, kadar puncak, waktu paruh, dan
bioavailabilitas parasetamol secara oral pada pasien!

a. Alat dan Bahan


Bahan yang disiapkan adalah sampel plasma
pasien yang sudah dilakukan preparasi (oral dan
intravena) dan larutan blanko. Sedangkan peralatan yang
diperlukan adalah tabung reaksi dan spektrofotometer.

b. Prosedur Kerja
1) Buatlah grafik menggunakan larutan standar
rifampisin yang dibaca di spektrofotometer pada
panjang gelombang 475 nm (sesuai untuk
rifampisin), kemudian buatlah persamaa garis dari
tabel yang didapat.
2) Ukurlah absorbansi masing-masing sampel pada
spektrofotometer dan tentukan kadar rifampisin
berdasarkan grafik standar.
II. Hasil Praktikum
A. Menggunakan data kelompok yang mendekati benar
1. Hitunglah kadar obat!
Tabel 1. Larutan Standar Rifampisin

No. Kadar obat (mcg/ml) Absorbansi

1. 0,5 0,066

2. 1 0,093

3. 2 0,272

4. 4 0,305

5. 8 0,577

Grafik 1. Hubungan Konsentrasi dan Absorbansi Larutan Standar


Hubungan Konsentrasi dan Absorbansi Larutan
Standar
0,8

0,6
Konsentrasi

y = 0.065x + 0.059
0,4 Klp B

0,2 Linear (Klp B)

0
0 5
Waktu 10

Tabel 2. Pengukuran Kadar Obat

Sampel Pemberian Intravena


No.
Menit/jam ke Absorbansi Kadar Obat

1. 0 0,118 0,907

2. 1 0,113 0,830
3. 3 0,080 0,323

4. 5 0,078 0,292

5. 10 0,058 -0,015

Grafik 2. Waktu terhadap Kadar Obat Intravena dalam Tubuh

Grafik Waktu terhadap Kadar Obat Intravena


dalam Tubuh
1
0,8 y = -0,0919x + 0,8166
Konsentrasi

0,6 R² = 0,8709

0,4 kadar

0,2 Linear (kadar )

0
0 5 10 15
Waktu

Tabel 3. Pengukuran Kadar Obat

Sampel Pemberianoral
No.
Menit/jam ke Absorbansi Kadar Obat

1. 0,5 0,081 0,338

2. 1 0,112 0,815

3. 3 0,108 0,753

4. 5 0,077 0,276

5. 10 0,069 0,153

6. 15 0,063 0,061
Grafik 3. Waktu terhadap Kadar Obat Oral dalam Tubuh

Grafik Waktu terhadap Kadar Obat Oral dalam


1 Tubuh
y = -0.0414x + 0.6376

Konsentrasi
R² = 0.5652
0,5 kadar

0
0 5 10
Waktu 15 20

2. Hitunglah waktu puncak, kadar puncak, waktu paruh,


dan bioavailabilitas parasetamol secara oral pada
pasien!

Grafik 4. Larutan Sampel Oral

Larutan Sampel Oral


1 y = 0,0097x2 - 0,1912x +
0,8
0,9309
R² = 0,955
Konsentrasi

0,6
0,4 kadar

0,2 Poly. (kadar )

0
0 5 10 15
Waktu
Grafik 5. Larutan Sampel Intravena

Larutan Sampel Intravena


1

0,8
y = 0.0006x2 - 0.0512x + 0.6552
Konsentrasi
0,6 R² = 0.5672

0,4 kadar
Poly. (kadar )
0,2

0
0 5 10 15 20
Waktu

a. Waktu puncak
Dari persamaan grafik kurva oral
y = 0,009x2– 0,191x + 0.930
Untuk mencari nilai x maksimum makay’ = 0
y’= 0,018 x – 0,191
0 = 0,018x – 0,191
0,018x = 0,191

x= = 10,6

Maka, waktu paruhnya adalah10,6 jam

b. Kadar puncak
Dari waktu puncak yang telah diperoleh, kita bisa
mengetahui kadar puncak dengan memasukkan nilai
waktu puncak ke persamaan kurva oral
y = 0,009x2 - 0,191x + 0,930
y = 0,009 (10,6)(10,6) – 0,191(10,6) + 0,930
y = -0,083
Maka, kadar puncaknyaadalah 0,083 mcg/ml
c. Waktu paruh
Dari grafik oral
y = -0,041x + 0,637
y= -ax + c
t½ =

ke= konstantaeliminasi = nilai a

t½ = = 16,9

Maka, waktuparuhnyaadalah16,9 jam

d. Bioavailabilitas
Tabel 4. Bioavaibilitas Oral
Jam ke- Kadar 1 + Kadar 2 ∆t AUC – linear AUC oral total
0,5 0
1 1,153 0,5 0,28825 0,28825
3 1,568 2 1,568 1,85625
5 1,029 2 1,029 2,88525
10 0,429 5 1,0725 3,95775
15 0,214 5 0,535 4,49275

Tabel 5. Bioavaibilitas Intravena

Jam ke- Kadar 1 + Kadar 2 ∆t AUC - linear AUC intravena total


0,5 0
1 1,737 0,5 0,43425 0,43425
3 1,153 2 1,153 1,58725
5 0,615 2 0,615 2,20225
10 0,307 5 0,6925 2,89475
15 0,015 5 0,0375 2,93225
Bioavailabilitas absolute obat oral = F=

F= = 1,5321 =153,21%

Maka, bioavailabilitasobat oral adalah153,21%

B. Menggunakan data kelompok A (salah)


1. Hitunglah kadar obat!
Tabel 6. Larutan Standar Rifampisin
No. Kadar obat (mg/l) Absorbansi

1 0,5 0,062

2 1 0,071

3 2 0,068

4 4 0,076

5 8 0,99

Grafik 6. Kadar Larutan Standar

Kadar Larutan Standar


0,12
y = 0,0045x + 0,0612
0,1
0,08
Absorbansi
0,06
0,04 Linear
(Absorbansi )
0,02
0
0 5 10
Tabel 7. Pengukuran Kadar Obat Pemberian Intravena

Sampel Pemberian Intravena


No.
Menit/jam ke Absorbansi Kadar Obat

1. 0 0,082 2,345

2. 1 0,121 -1,2

3. 3 0,111 -0,29

4. 5 0,119 -1,018

5. 10 0,085 2,072

Grafik 7. Kadar Larutan Intravena

Kadar Larutan Intravena


0,14
y = -0,0011x + 0,1078
0,12
0,1 Absorbansi

0,08
Linear
0,06 (Absorbansi)
0,04 Linear
0,02 (Absorbansi)
0
0 5 10 15
Tabel 8. Pengukuran Kadar Obat Pemberian Oral

Sampel Pemberian Oral


No.
Menit/jam ke Absorbansi Kadar Obat

1. 0,5 0,074 12,94

2. 1 0,105 -3,368

3. 3 0,128 -15,47

4. 5 0,072 14

5. 10 0,076 11,894

6. 15 0,072 14

Grafik 8. Kadar Larutan Oral

Kadar Larutan Oral


0,14
y = -0,0019x + 0,0986
0,12

0,1

0,08 Absorbansi

0,06
Linear
0,04 (Absorbansi)

0,02

0
0 5 10 15 20
2. Hitunglah waktu puncak, kadar puncak, waktu paruh, dan
bioavailabilitas parasetamol secara oral pada pasien!

Grafik 9. Kadar Larutan Oral

Kadar Larutan Oral


0,14
y = -6E-05x2 - 0,0009x + 0,097
0,12

0,1

0,08
Absorbansi
0,06
Poly. (Absorbansi)
0,04

0,02

0
0 5 10 15 20

Grafik 10. Kadar Larutan Intravena

Kadar Larutan Intravena


0,14
y = -0,0013x2 + 0,0118x + 0,0929
0,12

0,1

0,08
Absorbansi
0,06
Poly. (Absorbansi)
0,04

0,02

0
0 5 10 15
a. Waktu Puncak
Dari persamaan grafik kurva oral
y = -6E-05x2 - 0,0009x + 0,097
y’=-0,00012x-0,0009 = 0

x=

= 7,5 jam
Maka waktu puncaknya adalah 7,5 jam

b. Kadar Puncak
Dari waktu puncak yang telah diperoleh, kita bisa
mengetahui kadar puncak dengan memasukkan nilai
waktu puncak ke persamaan kurva oral
y = -6E-05x2 - 0,0009x + 0,097
x = 7,5
y = -0,00006(7,5)2-0,0009(7,5) + 0,097
y = 0,087 mcg/mL
maka kadar puncak = 0,087 mcg/mL

c. Waktu Paruh
Dari grafik oral
y = -0,0019x + 0,0986
y = -ax + c
t½ =

t½ = = 364,7 jam

Maka, waktu paruhnya adalah 364,7 jam


d. Bioavailabilitas
Grafik 11. Oral

oral
y = -6E-05x2 - 0,0009x + 0,097
0,14
0,12
0,1
0,08
Absorbansi
0,06
Poly. (Absorbansi)
0,04
0,02
0
0 5 10 15 20

Grafik 12. Intravena

intravena
0,14
y = -0,0013x2 + 0,0118x + 0,0929
0,12
0,1
0,08
Absorbansi
0,06
Poly. (Absorbansi)
0,04
0,02
0
0 5 10 15

Bioavailabilitas absolute obat oral = F=

F= = 0,7288 = 72,88 %

Maka bioavailabilitas oral adalah 72,88%


C. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum dan perhitungannya hasil
yang kami dapatkan berbeda dengan kelompok D praktikum
3. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan yang kami lakukan
selama praktikum berlangsung. Beberapa kesalahannya antara
lain tidak menggunakan satu kuvet untuk satu cairan, kami
juga menggunakan kuvet yang masih basah, ketika
menuangkan larutan tidak dengan benar sehingga
menghasilkan gelembung udara di dinding kuvet, kuvet yang
digunakan juga sudah tidak jernih. Dari beberapa kesalahan
diatas mengakibatkan perbedaan data dengan kelompok
praktikum yang lain.

Anda mungkin juga menyukai