Dungdungdes Mata PDF
Dungdungdes Mata PDF
MATA
1. Anatomi bola mata ..................................................................................
a. Anamnesa .........................................................................................
c. Funduskopi .......................................................................................
a. ANAMNESA
- Nyeri - Nyeri pergerakan bola mata
o Mual / muntah o Neuritis optik
o Cekot-cekot sampai pusing : o Selulitis orbita
curiga glaukoma o Fraktur orbita yang menjepit
o Cekit – cekit : curiga otot
conjunctivitis - Fotofobia
- Pandangan Kabur o Radang mata luar : konjungtivitis
- Mata Merah dan keratitis
- Sekret o Radang mata dalam uveitis
- Nrocoh - Halo sekitar sumber cahaya
- Bengkak o Galukoma
- Mata gatal o Katarak
- Mikropsia o Edema kornea
o Melihat benda menjadi lebih - Penglihatan turun mendadak
kecil o Satu mata
o Retinopati serosa sentral, parese Oklusi a.v retina central, ablasia
akomodasi an histeria retina, glaukoma, neuritis optik,
- Astenopia : kelelahan saat membaca edema kornea akut, trauma
o Kelainan refraksi o Dua mata
o Parese otot mata Cerebrovascular accient dengan
- Bulu mata rontok atau madarosis perdarahan vaskuler, intoksikasi,
o Pengobatan epinefrin kronik hipertensi maligna, hieteria
o Hipertiroid - diplopia
o Inflamasi : blefaritis, herpes
zoster, infeksi jamur
- Pada pasien IGD atau ruangan yang tidak dapat snellen chart, langsung menggunakan hitung jari
, hasil Pemeriksaan OD / OS = x/60 B.P. (Bed Patient Projection)
x = 1 m, 2 m , 3 m , 4 m, 5 m, atau 6 m
y.h.s ©
y.h.s ©
Cara tulis
2. Palpebra Evaluasi
- Edema (Ed)
- Spasme (Sp) : karena menahan rasa nyeri
- Massa : bentuk, ukuran , konsistensi, full thickness, warna, jumlah
- Laserasi : bentuk, ukuran , konsistensi, full thickness, warna, jumlah, sedalam
- Ada atau tidaknya Pstosis : tidak bisa membuka
- Ada atau tidaknya Lagophtalmus : tidak bisa menutup
- Abnormalitas bulu mata dan kelopak mata
- Hordeolum dan kalazion
Cara Tulis
Kalau normal ditulis Sp (-) Ed (-)
Kalau tidak normal ditulis sesuai kelainan
Cara Tulis
Kalau Normal ditulis : CI (-) , PCI (-) , SCH (-), Kemosis (-)
Kalau tidak normal ditulis sesuai kelainan
5. COA - Dengan penlight diarahkan dari lateral limbus , lihat bayangan di arah yang berlawanan
Normal :
- Dalam
Abnormal
- Dangkal
- Hipopion : PUS
- Hifema : Darah
- Kalau Hipopion dan Hifema +, diberi keterangan ukuran, >1/3, =1/3 atau <1/3
6. Iris Normal
- Radiar Line : tidak lengket
Abnormal
- Sinikia : iris lengket
-
Sinikia anterior : menempel ke kornea
-
Sinikia posterior : menempel ke lensa
- Atrofi : berwarna putih
- Iris Nodul
- Iris Neovaskularisasi
Kalau Normal ditulis : Rad Line
Yuni Hendrati Sulfia
7. Pupil Normal
- Round
- Isokor
- Diameter + 3 mm, anak-anak + 2 mm
- Reflek cahaya +
- RAPD : Miosis (-)
Abnormal :
- Not Round
- Reflek Cahaya (+) Lambat dan negatif (-)
- Diameter > 3atau <3
- Anisokor
- RAPD : midriasis (+)
Penulisan
Round / not round, RP +/-, ᴓ : x mm, RAPD +/-
8. Lensa Normal
- Jernih
Abnormal
- Keruh atau katarak
- Rata : tertutup semua
Visus naturalis : 1/300 sampai Light Perception
- Tidak rata : tertutup sebagian
Visus Naturalis > 1/60
- Light Perception pada katarak
- LP (+) : murni katarak
- LP (-) : ada kelaian pada area fundus
- Untuk mengetahui maturitas katarak dengan Iris Shadow Test
Penulisan
Jernih / Keruh
9. TIO Digitalis
- Normal : N/P
- Keras : (N+1)/P
- Lunak : (N-1)/P
Tonometer Schiziots :
- Skala yang ditunjuk / beban → .... mmHg
c. FUNDUSKOPI
30 Cm, 0 dioptri, mendekat , mata kanan pasien, mata kanan dokter, tangan kanan pasien, lihat fundus
reflek, kemudian diteruskan sampai 10 cm , 0 Dioptri kemudian dioptrinya dinaikkan sampai jelas Bagian
bagiannya
- Exudate +/-
- Hemorrage +/-
- Detachment +/-
Abnormal
5. RETINA - Hipertensi : Flare shape
- Diabetic Retinopati : Dot Blot
d. PEMERIKSAAN KHUSUS
STABISMUS
1. TEST HIRSBERG Flashlight sejauh 30 cm sejajar setinggi mata pasien, dievaluasi letak sinar pada kornea.
(POSISI BOLA MATA)
PROPTOSIS
EXOPHTALMOMETER Dikatakan proptosis jika pada pengukuran didapatkan mata kanan & kiri selisih > 3 mm
a.k.a HELTER Hasil gambar
BUTA WARNA
ISIHARA
Fase supuratif
- Keluarkan nanah
- Jika tidak dapat dikeluarkan secara manual ( biasanya paa
hordeolum internum) maka akan dilakukan insisi dan
kuretase
Terapi medikamentosa
- Gol B adrenergic inhibitor
R/ Timolol 0.25 % atau 0.50 % e.d. NO 1
S 2 dd gtt 1
R/ Levobunolol 0.25 % atau 0.50 % e.d. NO 1
S 2 dd gtt 1
R/ metipranolol 0.3 % e.d NO 1
S 2 dd gtt 1
R/ carteolol 1 % e.d NO 1
S 2 dd gtt 1
POLI REFRAKSI
DAFTAR SINGKATAN
S- MS Myopia Simpleks
S+ HS Hypermetropia Simpleks
C- A.M.S Astigma Myopia Simpleks
C+ A.H.S Astigma Hypermetropia Simpleks
S-C- A.M.K Astigma Miopia Kompositus
S+C+ A.H.K Astigma Miopia Kompositus
S+C-
A.M. Astigma Mixtus
S-C+
Astigmat ireguler : Apabila titik-titik fokus berada pada sumbu utama dan diluar sumbu utama
Yuni Hendrati Sulfia
PENYAKIT MATA
MATA MERAH MATA PUTIH
TRAUMA NON-TRAUMA
BENDA TAJAM BENDA TUMPUL VISUS (N) VISUS ↓ VISUS ↓ VISUS ↓↓
- Tutup, - Cek visus - Konjungtivitis - Keratitis - Refraksi - Ablasio retina
- kasih antibiotik - TIO digital dan sciotz - Episkleritis dan skleritis - Glaukoma akut - Katarak - CRVO (Central
sistemik - Bila terdapat Hifema - Dry Eye Syndrome - Uveitis anterior - Kotoran Glaukoma Retina Vena
- analgetik - Beri asam - Alergi (iris dan badan SUDUT TERBUKA Occlusion)
- rujuk traneksamat - Vernal siliar) - Hipertensi - CRAO (Central
- untuk anti keratoconjunct - Endhoptalmitis retinopati Retina Artery
fibrinolitik ivitis (VKC) : (peradangan berat - Diabetik retinopati Occlusion)
- SA 1% - Atopic dalam bula mata) - Neuritis optik
- Antibiotik bisa iya keratoconjunct - Kelainan pada
atau tidak ivitis makula karena
- Bedrest - Pterygium Toxoplasma pada
- Kena kornea - Trakoma paien HIV
- Berikan antibiotik - Defisiensi vit A
topikal
- Artificial tears : C.
Litters, rubisen
eye gel
R/ Liteers e.d. NO.1
S 1 g.t.t / 1 jam ODS
- Funduskopi
-
Lain lain
- Hordeolum dan kalazion
- Bleparitis
Yuni Hendrati Sulfia
POLI GLAUKOMA
GLAUKOMA
- DEFINISI
o Optik neuropati progresif yang biasanya ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler dan penyempitan lapan pandang
- DIAGNOSA ditegakkan apabila ditemukan 2 dari 3 tanda
1. Optik neuropati
Pada pemeriksaan Papil Nerve II di funduskopi ditemukan
o C/D ratio PN II melebar , sampai ditemukan adanya sign
Nasalisasi
Bayonet sign
Lamina cribosa
2. Penyempitan lapang pandang
o Tes konfrontasi
o Perimetri
3. Peningkatan TIO > 22 mmHg
- GLAUKOMA SUSPECT : apabila ditemukan 1 dari 3 tanda diatas, baru pertama kali tergiagnosa
- SUSPECT GLAUKOMA :
o Apabila salah satu mata sudah terdiagnosa glaukoma, dan mata satunya ditemukan ada 1 tanda glaukoma
Misal : OD sudah tegak glaukoma, OS ditemukan satu dari 3 tanda glaukoma diatas.
Yuni Hendrati Sulfia
Yuni Hendrati Sulfia
KATARAK
KLASIFIKASI KATARAK
2. Berdasarkan Morfologi
o PSC : terjadi di bagian subkapsular posteror dan biasanya berupa katarak imatur ,
jadi pada meriksaan iris shadow test akan positif
o Nukleus : terdapat pada bagian nuklelus lensa, secara klinis akan menunjukkan
manifestasi cenderung progresif perlahan , nukleus mengeras sehingga indeks
refraksi meningkat, terjadi miopisasi pada awalnya. Rabun jauh lebih dominan
daripada hipermetropi
o Kortikal : terdapat pada bagian korteks lensa , Biasanya bilateral, , manisfestasi
yang dominan adalah silau saat melihat cahaya
3. Usia
- Kongenital : lahir - <1 tahun
- Juvenile : 1 – 40 tahun
- Senile : > 40 tahun
4. Klasifikasi Burrato
Klasifikasi BURATO
GRADE 1 GRADE 2 GRADE 3 GRADE 4
USIA < 50 TH
VISION >6/12 6/12 – 6/30 6/30 – 3/60 3/60 – 1/60
Nukleus Soft Mild opaq, Medium Hard,
Yellowish hardness, yellowbrownish
yellowish
Lensa Slightly opaque, Appereance of psc Cortex grey
whitish
RF + + - -
Yuni Hendrati Sulfia
KOMPLIKASI KATARAK
1. Glaukoma sekunder
KOMPLIKASI PEMBEDAHAN
1. Durante OP
- Alergi : shock retrobulbar
- Perforasi, hifema
- Iris prolaps, vitreus prolaps, iriodyalisis, choroidal bleeding
2. Post OP
a. Short term
- Iris prolaps
- Hifema
- Striae keratopathy
- Wound gape
- Pupilary block
- Endophtalmitis
b. Long term
- Cystoid macular edema
- Psc opacity
- Ablasio retina
Yuni Hendrati Sulfia
insisi yang sangat lebar sekitar 160- insisi sebesar 9-10 mm pada limbus irisan yang sangat kecil (sekitar 2- teknik insisi supero oblik (arah jam
1800 pada limbus atau kornea atau kornea perifer (superior/ 3mm) di kornea. 9-12) pada perbatasan sklera-
perifer temporal) lalu dibuat saluran pada konjungtiva selebar 5-6 mm
Letak Insisi
kapsula anterior dan terakhir
pengangkatan nukleus dan korteks
dilakukan pada keadaan lensa Untuk semua jenis katarak, tetapi Untuk semua jenis katarak
Indikasi subluksatio dan dislokasi. lebih baik pada imatur br gr 1-2
Pada ICCE tidak akan terjadi - Anterior kapssul diambil, Karena incisi yang kecil maka tidak lebih cepat sembuh, jahitan lebih
katarak sekunder dan merupakan posterior intak diperlukan jahitan, akan pulih sedikit, dan kauterisasi minimal
tindakan pembedahan yang sangat dengan sendirinya, yang sampai tidak ada
Keuntungan
lama popular memungkinkan pasien dapat
dengan cepat kembali melakukan
aktivitas sehari-hari
- ablasio retina - katarak sekunder, - katarak sekunder, - Katarak sekunder
- astigmatisma - astigmastisme - stigmastisme
- glukoma
- Uveitis
Resiko
- Endoftalmitis
- kebocoran vitreus
- perdarahan
Yuni Hendrati Sulfia
Yuni Hendrati Sulfia
DD nyeri kepala pada sakit mata DD nyeri kepala pada penyakit intrakranial DD nyeri kepala pada kelainan lokal
Glaukoma Uveitis Benda asing Ketegangan Aneurisme Ophtalmoplegia Hipertensi Migren TIK tinggi Arteritis Sinusitis Neuritis
Faktor otot mata carotis diabetik temporal Herpers
diagnostik pada Zoster
kornea
Sifat Sakit Hebat Hebat Rasa benda Sakit Hebat Hebat Sedang, Hebat, Meletup atau Menggagung Dalam Hebat
berenyut asing dalam, konstan didahului megganggu berat Tetap
konstan kontinyu visualisasi hebat lama
aura
Lokasi Sakit Di dalam Di dalam dan Mata Menyilang Area supra Dahi dan mata Dahi dan Satu sisi Bervariasi Sisi kepala Alis, Dahi
dan sekitar mata ke dahi orbita kepala kepala kepala dan
sekitar depan, sekitar
mata belakang mata
mata
Faktor yang - Memburuk Memburuk saat Memburuk - - Munsul Memburuk Meburuk -` Nyri saat -
mempengaruhi dengan cahaya dipegang dengan saat saat saat palpasi
sakit cahaya dan bangun, cahaya membungkuk
kegiatan hilang terang dan
Sembuh oleh mengejan
dengan aspirin
aspirin
Pemeriksaan TIO ↑, Lakrimasi, Injeksi Palsi saraf Kelompok usia Riwwayat Wanita Papil edema Usia 58-80 Radioologi Vesikel
umum COA bleparospasme, konjuntiva, III tua, diabetes , hipertensi Riwayat th, visus gambaran merah
dangkal pupil kontrissi Lakrimasi, riwayat palsi N pada meningkat sinusitis
ringan bleparospasme, III keluarga
Yuni Hendrati Sulfia