Disusun oleh
VARA ADHIMAH
NIM . 185070201111023
MALANG
2019
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
Untuk itu pemerintah didorong untuk lebih memperhatikan
kesejahteraan perawat di Tanah Air. Dukungan serta apresiasi terhadap
pelayanan dan praktik perawatan harus terus dikembangkan. Pasalnya,
semakin banyak rumah sakit (RS) yang nantinya juga akan sangat
membutuhkan kinerja perawat. Selain itu PPNI tidak ada hentinya berupaya
untuk meningkatkan profesionalisme perawat di Indonesia agar seluruh
perawat di Indonesia mampu mengabdi dan dapat diterima di kalangan
masyarakat. Mulai dari sistem sertifikasi perawat, membuat pedoman etika
dan moral perawat dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan Ujian
Kompetensi Nasional Indonesia (UKNI) sebagai syarat kelulusan seorang
calon perawat sebelum melakukan profesi, dan masih banyak lagi. PPNI juga
berupaya mengikuti perkembangan standar keperawatan dunia, di antaranya
adalah dengan merevisi standar kompetensi perawat Indonesia mengikuti
standar ASEAN.
4
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang kondisi
kesejahteraan profesi perawat di Indonesia saat ini.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab
terhambatnya kesejahteraan profesi perawat di Indonesia.
4. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan berbagai
upaya yang mampu meningkatkan kesejahteraan profesi perawat di
Indonesia.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tujuan dari tercapainya
kesejahteraan profesi perawat di Indonesia.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Kata sejahtera merupakan salah satu kata yang paling diidamkan seseorang
melekat pada dirinya. Sejahtera secara lahir yang menimbulkan ketenangan batin.
Sejahtera akan terlihat dalam semangat melaksanakan tugas dan kehidupan yang
lebih baik. Mampu memenuhi kebutuhan dasar itu merupakan standart minimal
seseorang dianggap sejahtera (Guru Pendidikan.com).
Selama ini keperawatan masih dipandang sebelah mata dan kerap kali
diabaikan kesejahteraannya, hal ini tentu merupakan bentuk ketidak adilan dan
diskriminasi yang luar biasa terhadap profesi perawat, di mana profesi
keperawatan selalu dituntut untuk meningkatkan mutu dalam menjalankan praktik
keperawatan tetapi disisi kesejahteraan diabaikan, hal seperti dapat memicu
kekecewaan para perawat (Ns. Iwansyah S.Kep., 2017). Hadirnya Undang -
6
Undang No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan yang sangat diharapkan dapat
meningkatkan mutu dan kesejahteraan perawat di Indonesia sampai saat ini belum
terealisasi. Bahkan dalam kenyataannya UU No. 38 tahun 2014 yang saat ini
sudah berumur 2 tahun masih belum bisa mengatasi masalah-masalah yang ada.
Mulai dari masalah Kesejahteraan, pasal 16 tentang ujian kompetensi, dan pasal
18 tentang registrasi dalam UU No 38 tahun 2014 dan belum terbentuknya konsil
keperawatan (Indonesiana, 2016).
7
keahlian khusus jadi seharusnya tak dihargai dengan UMP. Kalaupun UMP
minimal 3 kali UMP,” tambah Harif Fadhillah. Kondisi ini memang sulit tercapai,
akan tetapi kesejahteraan perawat harus terus diperjuangkan. Sebagai profesi yang
punya keahlian khusus, sekolah khusus, dan fungsi khusus, seharusnya para
perawat bisa lebih dihargai.
Semua kembali kepada Perawat secara individu, apakah Perawat mau keluar
dari masalah kesejahteraan ini. Jika mau, maka sebuah keniscayaan jawaban
utamanya adalah tingkatkan Profesionalisme dan Profesionalitas kinerja. Apapun
kebijakan yang dibuat tidak akan memberikan makna ketika individu-individu
Perawat tidak mampu menunjukkan bahwa dirinya layak mendapatkan
penghargaan dan kesejahteraan. Prof. Achir Yani S Hamid dalam dialog di media
sosial facebook mengutarakan bahwa Perawat harus pula berperan aktif dalam tata
laksana kenegaraan yang ada.
Beliau menyatakan bahwa ini berat dalam realisasinya karena ketika kita
menggulirkan semangat perubahan maka belum tentu sejawat Perawat sekalian
akan siap mewujudkannya. Bagaimana kita ingin menunjukkan kemampuan
bersaing kita secara global ketika kita tak melakukan layanan perawatan secara
baik dan benar. Ketika kita nyatakan Perawat layak mendapatkan
kesejahteraannya, maka akan muncul kembali pertanyaan.
Bagaimana kita harus berani keluar dari posisi nyaman kita menuju posisi
aman. Belenggu sistem harus berani kita hancurkan dengan memotivasi diri
sendiri terlebih dahulu untuk berubah ke arah yang lebih baik. Sebelum
melakukan perlawanan terhadap sistem, maka seorang Perawat harus berani
terlebih dahulu memberontak jiwa dan dirinya untuk menjadi yang terbaik. Jika
Perawat sudah berani menunjukkan kinerja terbaiknya, maka tingkat
kesejahteraan bagi perawat akan lebih mudah untuk diperjuangkan.
2. Ketegasan PPNI
8
PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) sebagai wadah pemersatu
Perawat Indonesia seharusnya mampu menjadi media penyalur aspirasi setiap
anggota dalam memperjuangkan hak-hak profesionalnya. Salah satu masalah
mendasar saat ini adalah kesejahteraan perawat yang belum juga menunjukkan
titik terang walaupun telah terbit Undang - Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan. Dalam UU ini posisi PPNI sebagai Organisasi Profesi terkesan
kurang kuat karena nama PPNI disebutkan dalam penjelasan yang menjabarkan
tentang organisasi apa yang dimaksud dengan Organisasi Profesi. Dengan
demikian, posisi PPNI bisa saja tergoncang jika ada yang menginterprestasikan
UU ini secara kurang baik.
Di sinilah PPNI dituntut harus mampu mewakili isi hati Perawat dalam
mewujudkannya. PPNI harus berani menunjukkan bahwa organisasi ini layak
untuk diakui sebagai Organisasi Profesi yang layak diperhitungkan dalam kancah
perjuangan Perawat Indonesia menuju kehidupannya yang lebih layak. Regulasi
dan kebijakan yang memihak kepada Perawat harus berani secara tegas
disuarakan oleh PPNI guna menekan semua pengguna jasa keperawatan agar tidak
lagi menganggap Perawat sebagai pekerja non professional.
9
tidak menguntungkan Perawat. PPNI harus berani memotivasi Perawat untuk
keluar menunjukkan kualitas dan kapasitas dirinya.
3. Kebijakan Pemerintah
10
mewujudkannya. Perlu adanya perencanaan jangka panjang dan visi dan misi
yang jelas untuk itu di benak para pengurus organisasi profesi dan anggotanya.
Semua aspek tersebut adalah batu loncatan bagi para perawat di Indonesia
untuk mewujudkan mimpinya dalam konteks professional pelayanan berkualitas
kepada klien yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan Perawat itu sendiri.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Profesi dalam dunia kesehatan termasuk perawat memiliki hak yang sama,
baik itu hak untuk dihargai, maupun hak untuk mendapatkan kesejahteraan yang
layak. Namun hal tersebut belum terealisasikan secara penuh di Indonesia, nasib
para perawat di Indonesia belum seberuntung tenaga kesehatan lainnya. Untuk itu
pemerintah didorong untuk lebih memperhatikan kesejahteraan perawat di Tanah
Air. Dukungan serta apresiasi terhadap pelayanan dan praktik perawatan harus
terus dikembangkan. Pasalnya, semakin banyak rumah sakit (RS) yang nantinya
juga akan sangat membutuhkan kinerja perawat. Keperawatan masih dipandang
sebelah mata dan kerap kali diabaikan kesejahteraannya, hal ini tentu merupakan
bentuk ketidak adilan dan diskriminasi yang luar biasa terhadap profesi perawat,
di mana profesi keperawatan selalu dituntut untuk meningkatkan mutu dalam
menjalankan praktik keperawatan tetapi disisi kesejahteraan diabaikan, hal seperti
dapat memicu kekecewaan para perawat. Di antara faktor yang mampu keadaan
ini adalah kemauan tiap individu perawat itu sendiri, ketegasan PPNI, serta
kebijakan pemerintah.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13
8. Akbar Aulia. 2018. Perawat Digaji Pas-Pasan, Padahal Mereka
Lakukan Kerja Berat. Jakarta. Moneysmart.com. Diakses 21 April
2019. Tersedia dalam https://www.moneysmart.id/gaji-perawat-kecil/
9. Amilia Nurbaeti. 2014. Kapan Ners Dihargai Menjadi Gol III/??.
Jakarta. Kompasiana. Diakses 21 April 2019. Tersedia dalam
https://www.kompasiana.com/nurbaeti/54f73e4ca33311e00f8b46a1/ka
pan-ners-dihargai-menjadi-gol-iii-b
10. Author. 2018. Ini Besaran Gaji Karyawan yang Bekerja di Sektor
Kesehatan. Jakarta. Kompas.com. Diakses 21 April 2019. Tersedia
dalam
https://amp.kompas.com/ekonomi/read/2018/05/02/094700926/ini-
besaran-gaji-karyawan-yang-bekerja-di-sektor-kesehatan-dan-farmasi-
di
14