Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TUGAS BAHASA INDONESIA

“Kesejahteraan Profesi Keperawatan di Indonesia Saat Ini”

Disusun oleh

VARA ADHIMAH

NIM . 185070201111023

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 4

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pemerataan Kesejahteraan Bagi Perawat ............................................................ 6

2.2 Kondisi Kesejahteraan Perawat Indonesia Terkini ............................................. 7

2.3 Dampak dan Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Perawat ..................... 8

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12

3.2 Saran .................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat yang jumlahnya hampir mencapai 1 juta orang adalah profesi
yang punya andil besar dalam sistem layanan kesehatan di Tanah Air. Mereka
tidak berbeda dengan dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya yang
bertugas memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Setiap profesi
dalam dunia kesehatan memang memiliki kedudukan dan peran masing-
masing, yang mana hal tersebut sama penting dan tidak dapat dipandang
dengan sebelah mata. Selain itu setiap profesi dalam dunia kesehatan termasuk
perawat juga memiliki hak yang sama, baik itu hak untuk dihargai, maupun
hak untuk mendapatkan kesejahteraan yang layak.
Namun hal tersebut belum terealisasikan secara penuh di Indonesia,
nasib para perawat di Indonesia belum seberuntung tenaga kesehatan lainnya.
Misalnya, status sebagai pegawai negeri sipil (PNS) bagi profesi perawat
belum mendapat kejelasan. Beberapa perawat hingga saat ini masih menjadi
tenaga sukarela, bahkan dengan penghasilan yang tidak layak. Perawat kerap
mengalami diskriminasi dalam kebijakan kesehatan di Indonesia, di rumah
sakit perawat kerap diabaikan. Selain itu izin praktik mandiri bagi perawat di
Indonesia juga sangat sulit didapatkan meskipun mereka telah lulus Uji
Kompetensi Nasional Indonesia (UKNI) dengan nilai yang memadai, serta
kemampuan yang mumpuni.
Tidak hanya permasalahan tersebut, pengamat sosial dari Universitas
Indonesia Rissalwan Lubis menilai, perlindungan hukum untuk tenaga
perawat belum cukup kuat. Oleh karena itu, Undang - Undang (UU)
Keperawatan perlu diharmonisasi dengan regulasi lain, termasuk dengan UU
Kesehatan dan UU Pemerintah Daerah. Perlindungan hukum yang belum
cukup kuat inilah yang menjadi salah satu dari faktor perawat sering diabaikan
dan tidak mendapat kesejahteraan yang layak.

3
Untuk itu pemerintah didorong untuk lebih memperhatikan
kesejahteraan perawat di Tanah Air. Dukungan serta apresiasi terhadap
pelayanan dan praktik perawatan harus terus dikembangkan. Pasalnya,
semakin banyak rumah sakit (RS) yang nantinya juga akan sangat
membutuhkan kinerja perawat. Selain itu PPNI tidak ada hentinya berupaya
untuk meningkatkan profesionalisme perawat di Indonesia agar seluruh
perawat di Indonesia mampu mengabdi dan dapat diterima di kalangan
masyarakat. Mulai dari sistem sertifikasi perawat, membuat pedoman etika
dan moral perawat dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan Ujian
Kompetensi Nasional Indonesia (UKNI) sebagai syarat kelulusan seorang
calon perawat sebelum melakukan profesi, dan masih banyak lagi. PPNI juga
berupaya mengikuti perkembangan standar keperawatan dunia, di antaranya
adalah dengan merevisi standar kompetensi perawat Indonesia mengikuti
standar ASEAN.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah tingkat kesejahteraan yang diberikan pemerintah terhadap setiap
profesi tenaga kesehatan sudah merata ?
2. Bagaimana kondisi kesejahteraan yang dimiliki oleh profesi keperawatan
di Indonesia saat ini ?
3. Apa saja faktor yang dapat menghambat kesejahteraan profesi perawat di
Indonesia ?
4. Apakah upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
profesi perawat di Indonesia ?
5. Dampak apa saja yang akan terjadi setelah kesejahteraan profesi perawat
ini dapat terwujud ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menilai bagaimana tingkat pemerataan
kesejahteraan yang telah diberikan pemerintah pada setiap profesi tenaga
kesehatan.

4
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang kondisi
kesejahteraan profesi perawat di Indonesia saat ini.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab
terhambatnya kesejahteraan profesi perawat di Indonesia.
4. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan menerapkan berbagai
upaya yang mampu meningkatkan kesejahteraan profesi perawat di
Indonesia.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tujuan dari tercapainya
kesejahteraan profesi perawat di Indonesia.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pemerataan Kesejahteraan Bagi Perawat

Kata sejahtera merupakan salah satu kata yang paling diidamkan seseorang
melekat pada dirinya. Sejahtera secara lahir yang menimbulkan ketenangan batin.
Sejahtera akan terlihat dalam semangat melaksanakan tugas dan kehidupan yang
lebih baik. Mampu memenuhi kebutuhan dasar itu merupakan standart minimal
seseorang dianggap sejahtera (Guru Pendidikan.com).

Kata sejahtera sering kali dipertanyakan dalam profesi keperawatan di


Indonesia. Perawat sebagai salah satu elemen garda terdepan dan ujung tombak
dalam pembangunan kesehatan dan penanganan masalah terkait kesehatan di
Indonesia dan menjadi komponen terbesar dari tenaga kesehatan di Indonesia
yang tersebar di berbagai tatanan pelayanan kesehatan bahkan di daerah yang
terpencil. Menjadi tenaga kesehatan yang mempunyai waktu kontak paling
banyak dengan pasien dan keluarganya dengan berbagai risiko yang dapat
mengancam nyawanya. Dalam memberikan pelayanan kesehatan perawat menjadi
tenaga kesehatan yang paling mengetahui perkembangan kondisi kesehatan secara
menyeluruh dan dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang prima dan
yang terbaik. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga keperawatan mempunyai peran
yang sangat vital dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, tetapi masih
ada sebagian besar dari mereka mendapat upah yang jauh dari layak dan di bawah
UMR. Dan untuk menyikapi upah yang layak seharusnya ada standarisasi upah
minimal untuk profesi perawat baik dari pemerintahan daerah maupun pemerintah
pusat agar bisa mengangkat derajat kesejahteraan perawat.

Selama ini keperawatan masih dipandang sebelah mata dan kerap kali
diabaikan kesejahteraannya, hal ini tentu merupakan bentuk ketidak adilan dan
diskriminasi yang luar biasa terhadap profesi perawat, di mana profesi
keperawatan selalu dituntut untuk meningkatkan mutu dalam menjalankan praktik
keperawatan tetapi disisi kesejahteraan diabaikan, hal seperti dapat memicu
kekecewaan para perawat (Ns. Iwansyah S.Kep., 2017). Hadirnya Undang -

6
Undang No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan yang sangat diharapkan dapat
meningkatkan mutu dan kesejahteraan perawat di Indonesia sampai saat ini belum
terealisasi. Bahkan dalam kenyataannya UU No. 38 tahun 2014 yang saat ini
sudah berumur 2 tahun masih belum bisa mengatasi masalah-masalah yang ada.
Mulai dari masalah Kesejahteraan, pasal 16 tentang ujian kompetensi, dan pasal
18 tentang registrasi dalam UU No 38 tahun 2014 dan belum terbentuknya konsil
keperawatan (Indonesiana, 2016).

2.2 Kondisi Kesejahteraan Perawat Indonesia Terkini

Ketua DPW PPNI Jawa Tengah, Edy Wuryanto mengatakan, “Kesejahteraan


perawat masih banyak yang belum baik. Dari sisi infrastruktur bangunan terus
dilakukan, tetapi untuk gaji perawat masih rendah bahkan tidak memenuhi UMR.”
ujar Edy kepada MuriaNewsCom di gedung wanita Jepara, Jumat (22/7/2016).
Menurutnya, untuk gaji perawat secara umum di Indonesia masih
memprihatinkan. Dibanding dengan Negara lain di ASEAN, gaji perawat di
Indonesia paling rendah. Dengan Negara Thailand misalnya, gaji perawat tiga kali
lipat dibanding di Indonesia, padahal biaya hidup di Thailand sama dengan di
Indonesia.

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah


mengatakan tantangan terbesar profesi perawat sekarang ini adalah bagaimana
memberikan kesejahteraan yang layak bagi profesi bidang kesehatan tersebut.
Menurut beliau kualitas perawat di Indonesia saat ini semakin meningkat lebih
baik dibandingkan sebelumnya. Ilmu keperawatan yang ada saat ini terus
berkembang cepat. "Perawat sekarang semakin baik bukan lagi sebagai hanya
pembantu dokter atau perangkat medis lainnya karena dia punya ilmu sendiri,"
katanya. Beliau mengatakan perkembangan keperawatan semakin baik karena
perawat saat ini bukan hanya lulusan SMA/SMK tetapi juga pendidikan tinggi
bahkan sampai S3 atau doktor. Beliau juga berpendapat bahwa Indonesia punya
masalah besar tentang kesejahteraan bagi para tenaga keperawatannya. Padahal
jika ditinjau perkembangan ilmu pengetahuannya sangat cepat tetapi tidak diikuti
oleh proses pengakuannya. "Masih banyak perawat kita di swasta yang digaji
rendah harusnya bukan Upah Minimum Provinsi (UMP) karena ini profesi punya

7
keahlian khusus jadi seharusnya tak dihargai dengan UMP. Kalaupun UMP
minimal 3 kali UMP,” tambah Harif Fadhillah. Kondisi ini memang sulit tercapai,
akan tetapi kesejahteraan perawat harus terus diperjuangkan. Sebagai profesi yang
punya keahlian khusus, sekolah khusus, dan fungsi khusus, seharusnya para
perawat bisa lebih dihargai.

2.3 Dampak dan Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Perawat

1. Kemauan Individu Perawat

Semua kembali kepada Perawat secara individu, apakah Perawat mau keluar
dari masalah kesejahteraan ini. Jika mau, maka sebuah keniscayaan jawaban
utamanya adalah tingkatkan Profesionalisme dan Profesionalitas kinerja. Apapun
kebijakan yang dibuat tidak akan memberikan makna ketika individu-individu
Perawat tidak mampu menunjukkan bahwa dirinya layak mendapatkan
penghargaan dan kesejahteraan. Prof. Achir Yani S Hamid dalam dialog di media
sosial facebook mengutarakan bahwa Perawat harus pula berperan aktif dalam tata
laksana kenegaraan yang ada.

Beliau menyatakan bahwa ini berat dalam realisasinya karena ketika kita
menggulirkan semangat perubahan maka belum tentu sejawat Perawat sekalian
akan siap mewujudkannya. Bagaimana kita ingin menunjukkan kemampuan
bersaing kita secara global ketika kita tak melakukan layanan perawatan secara
baik dan benar. Ketika kita nyatakan Perawat layak mendapatkan
kesejahteraannya, maka akan muncul kembali pertanyaan.

Bagaimana kita harus berani keluar dari posisi nyaman kita menuju posisi
aman. Belenggu sistem harus berani kita hancurkan dengan memotivasi diri
sendiri terlebih dahulu untuk berubah ke arah yang lebih baik. Sebelum
melakukan perlawanan terhadap sistem, maka seorang Perawat harus berani
terlebih dahulu memberontak jiwa dan dirinya untuk menjadi yang terbaik. Jika
Perawat sudah berani menunjukkan kinerja terbaiknya, maka tingkat
kesejahteraan bagi perawat akan lebih mudah untuk diperjuangkan.

2. Ketegasan PPNI

8
PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) sebagai wadah pemersatu
Perawat Indonesia seharusnya mampu menjadi media penyalur aspirasi setiap
anggota dalam memperjuangkan hak-hak profesionalnya. Salah satu masalah
mendasar saat ini adalah kesejahteraan perawat yang belum juga menunjukkan
titik terang walaupun telah terbit Undang - Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan. Dalam UU ini posisi PPNI sebagai Organisasi Profesi terkesan
kurang kuat karena nama PPNI disebutkan dalam penjelasan yang menjabarkan
tentang organisasi apa yang dimaksud dengan Organisasi Profesi. Dengan
demikian, posisi PPNI bisa saja tergoncang jika ada yang menginterprestasikan
UU ini secara kurang baik.

Tujuan dibentuknya UU ini adalah untuk menciptakan kesejahteraan yang


menjadi elemen penting dan menjadi semangat bagi para perawat, namun
nyatanya UU ini tidak menunjukkan keberhasilannya. Walaupun hak
mendapatkan jasa terhadap layanan keperawatan beberapa kali dinyatakan dalam
Undang - Undang ini, namun belum tegas bahwa pihak pengguna jasa
keperawatan berkewajiban memberikan jasa professional kepada Perawat.
Sehingga, terkesan adanya hak Perawat namun tidak diikuti dengan penekanan
kewajiban oleh pengguna jasa layanannya.

Di sinilah PPNI dituntut harus mampu mewakili isi hati Perawat dalam
mewujudkannya. PPNI harus berani menunjukkan bahwa organisasi ini layak
untuk diakui sebagai Organisasi Profesi yang layak diperhitungkan dalam kancah
perjuangan Perawat Indonesia menuju kehidupannya yang lebih layak. Regulasi
dan kebijakan yang memihak kepada Perawat harus berani secara tegas
disuarakan oleh PPNI guna menekan semua pengguna jasa keperawatan agar tidak
lagi menganggap Perawat sebagai pekerja non professional.

Kedepannya, deklarasi besar PPNI harus berfokus pada kesejahteraan.


Seluruh program kerja yang dilakukan haruslah berfokus bagaimana
meningkatkan kualitas keperawatan yang dapat berdampak secara langsung
kepada Perawat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Lahirnya UU
Keperawatan adalah tahap awal seluruh Perawat Indonesia untuk beraksi secara
nyata. Bukan lagi bersembunyi dibalik kebesaran profesi kesehatan lain yang

9
tidak menguntungkan Perawat. PPNI harus berani memotivasi Perawat untuk
keluar menunjukkan kualitas dan kapasitas dirinya.

3. Kebijakan Pemerintah

Sebagai profesi yang bernaung dalam sebuah sistem pemerintahan, maka


Perawat dan PPNI tak bisa terlepas dari kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah baik itu melalui Undang - Undang, Keputusan menteri, Peraturan
Menteri, maupun Peraturan Pemerintah lainnya yang terkait. Negara sebagai
lembaga yang menjamin hidup yang layak bagi warga negaranya memiliki
kewajiban bagaimana mewujudkan kesejahteraan bagi setiap Perawat. Jika kita
menilik ayat 2 dan ayat 5 dalam Pancasila, maka nilai nilai tersebut akan kita
dapatkan secara baik. Ayat 2 Pancasila menyatakan “Kemanusiaan yang adil dan
beradab” yang bermakna perlakuan adil terhadap setiap warga negara serta
beradab sesuai kedudukannya dimata hukum dan pemerintahan. Dalam ayat 5
Pancasila juga berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Penggunaan kata adil di sini bermakna bahwa setiap individu berhak mendapatkan
haknya secara relative sesuai dengan kompetensi dan profesionalitasnya. Maka,
Perawat sebagai tenaga professional memiliki peluang itu karena strata
pendidikan yang tinggi serta memiliki dasar ilmu dan pengetahuan yang rasional
dan ilmiah sesuai dengan tatanan dalam profesionalisme.

Dalam konteks ini, peran pemerintah sangat penting untuk membantu


Perawat Indonesia mewujudkan kesejahteraannya. Kebijakan yang berpihak
kepada Perawat sangat dibutuhkan dalam penetapan besaran penghargaan yang
diperoleh seorang Perawat. Pada fase ini pula, PPNI selaku organisasi profesi
memiliki andil besar untuk mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran membantu
pemerintah dalam menyelesaikan kewajibannya terhadap tenaga professional
seperti Perawat. PPNI dan seluruh elemen Perawat yang ada di dalamnya harus
serius dalam menggarap lahan ini. Bagaimana memasukkan individu Perawat ke
dalam sistem ini bukanlah hal yang mudah. Apalagi bagaimana memasukkan ide
dan pemikiran Perawat dalam keperawatan yang benar kepada sistem ini
merupakan keniscayaan yang tidak semudah membalikkan telapak tangan

10
mewujudkannya. Perlu adanya perencanaan jangka panjang dan visi dan misi
yang jelas untuk itu di benak para pengurus organisasi profesi dan anggotanya.

Semua aspek tersebut adalah batu loncatan bagi para perawat di Indonesia
untuk mewujudkan mimpinya dalam konteks professional pelayanan berkualitas
kepada klien yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan Perawat itu sendiri.

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Profesi dalam dunia kesehatan termasuk perawat memiliki hak yang sama,
baik itu hak untuk dihargai, maupun hak untuk mendapatkan kesejahteraan yang
layak. Namun hal tersebut belum terealisasikan secara penuh di Indonesia, nasib
para perawat di Indonesia belum seberuntung tenaga kesehatan lainnya. Untuk itu
pemerintah didorong untuk lebih memperhatikan kesejahteraan perawat di Tanah
Air. Dukungan serta apresiasi terhadap pelayanan dan praktik perawatan harus
terus dikembangkan. Pasalnya, semakin banyak rumah sakit (RS) yang nantinya
juga akan sangat membutuhkan kinerja perawat. Keperawatan masih dipandang
sebelah mata dan kerap kali diabaikan kesejahteraannya, hal ini tentu merupakan
bentuk ketidak adilan dan diskriminasi yang luar biasa terhadap profesi perawat,
di mana profesi keperawatan selalu dituntut untuk meningkatkan mutu dalam
menjalankan praktik keperawatan tetapi disisi kesejahteraan diabaikan, hal seperti
dapat memicu kekecewaan para perawat. Di antara faktor yang mampu keadaan
ini adalah kemauan tiap individu perawat itu sendiri, ketegasan PPNI, serta
kebijakan pemerintah.

3.2 Saran

Berdasarkan penulisan di atas penulis menyarankan agar setiap profesi


perawat turut memperjuangkan keadilan dan kesejahteraannya, tidak hanya
berdiam dan pasrah. Setiap perawat harus turut berusaha dalam meningkatkan
mutu kinerjanya, agar supaya kata kesejahteraan dan keadilan itu pantas untuk
diperjuangkan. Selain itu PPNI harus lebih tegas dan konsisten dalam
memberikan upaya agar kesejahteraan dan keadilan bagi para perawat tersebut
dapat terwujud. Pemerintah juga harus mampu membuat dan mempertimbangkan
kebijakan yang berkenaan tentang profesi keperawatan dengan matang dan
bijaksana, tidak memberatkan pada satu pihak ataupun meringankan pada pihak
yang lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Author. 2018. PPNI Minta Pemerintah Perhatikan Kesejahteraan


Perawat. Jakarta. Berita Satu. Diakses 14 April 2019.
https://www.beritasatu.com/nasional/483768-ppni-minta-pemerintah-
perhatikan-kesejahteraan-perawat.html
2. Author. 2019. Kesejahteraan Perawat Masih Terabaikan. Jakarta.
Harian Nasional. Diakses 14 April 2019.
http://m.harnas.co/2018/03/16/kesejahteraan-perawat-masih-terabaikan
3. Author. 2015. Mewujudkan Perawat Sejahtera. Jakarta. Kompasiana.
Diakses pada 21 April 2019. Tersedia dalam
https://indonesiana.tempo.co/read/99541/2016/11/19/iwansyahhmimpo
.1/perawat-berhak-untuk-sejahtera
4. Iwansyah S.Kep., Ns. 2017. Perawat Berhak untuk Sejahtera.
Lamongan. Indonesiana.tempo.com. Diakses pada 21 April 2019.
Tersedia dalam
https://indonesiana.tempo.co/read/99541/2016/11/19/iwansyahhmimpo
.1/perawat-berhak-untuk-sejahtera
5. Reporter. 2016. Kesejahteraan Perawat dan Keselamatan Pasien jadi
Perhatian. Jepara. Murianews.com. Diakses 21 April 2019. Tersedia
dalam https://www.murianews.com/2016/07/22/88993/kesejahteraan-
perawat-dan-keselamatan-pasien-jadi-perhatian.html
6. Author. 2018. Upaya PPNI Demi Kesejahteraan Perawat. Jakarta.
Warta Perawat. Diakses 21 April 2019. Tersedia dalam
https://www.wartaperawat.com/upaya-ppni-demi-kesejahteraan-
perawat/
7. Anwar Laraswati. 2019. Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan
Dipersoalkan. Jakarta. Kompas.Bebas.id. Diakses 21 April 2019.
Tersedia dalam https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/03/19/uji-
kompetensi-tenaga-kesehatan-dipersoalkan/

13
8. Akbar Aulia. 2018. Perawat Digaji Pas-Pasan, Padahal Mereka
Lakukan Kerja Berat. Jakarta. Moneysmart.com. Diakses 21 April
2019. Tersedia dalam https://www.moneysmart.id/gaji-perawat-kecil/
9. Amilia Nurbaeti. 2014. Kapan Ners Dihargai Menjadi Gol III/??.
Jakarta. Kompasiana. Diakses 21 April 2019. Tersedia dalam
https://www.kompasiana.com/nurbaeti/54f73e4ca33311e00f8b46a1/ka
pan-ners-dihargai-menjadi-gol-iii-b
10. Author. 2018. Ini Besaran Gaji Karyawan yang Bekerja di Sektor
Kesehatan. Jakarta. Kompas.com. Diakses 21 April 2019. Tersedia
dalam
https://amp.kompas.com/ekonomi/read/2018/05/02/094700926/ini-
besaran-gaji-karyawan-yang-bekerja-di-sektor-kesehatan-dan-farmasi-
di

Penyunting : Atma Taufika Dewi / 185070200111017

14

Anda mungkin juga menyukai