Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ditentukan secara purposive atau dipilih sesuai

tujuan dan dengan sengaja. Karena media pembelajaran yang akan

dihasilkan diperuntukkan bagi kelas X MIA di SMA Negeri 1 Petir dan

kelas X MIA di SMA Negeri 1 Cikeusal.

2. Waktu Penelitian

Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama

enam bulan, sejak bulan Agustus 2019 sampai dengan bulan Maret 2020.

Mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya, maka media

pengembangan pembelajaran ini hanya sampai pada uji coba lapangan.

Tabel. 2 Jadwal Penelitian

Tahapan Waktu Pelaksanaan


No
Kegiatan Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret
1 Penentuan judul V
Identifikasi
2
masalah V
Pengumpulan
3
data V
4 Desain produk V V
5 Validasi desain V
Ujicoba
6
pemakaian V
7 Revisi produk V
8 Revisi desain V
Validasi produk V
9
akhir
B. Jenis Penelitian

Research and Development (RND) berpedoman pada tujuan penelitian

yaitu menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid dan praktis, maka jenis

penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development research).

Menurut Sugiyono (2008: 407),penelitian pengembangan adalah penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

produk tersebut.

Penelitian yang akan digunakan adalah merupakan jenis penelitian

pengembangan yang berorientasi pada pengembangan modul matematika,

LKS, media pembelajaran dan alat evaluasi yang mampu meningkatkan minat

dan motivasi belajar matematika.

C. Model Pengembangan dan Prosedur pengembangan

1. Model Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan (Research and

Development) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

(Sugiyono, 2012: 407) Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah desain penelitian pengembangan model Animasi menurut

Thiagarajani. Hal ini meliputi 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define),

perancangan(design), pengembangan (develop) dan diseminasi

(disseminate). Penelitian ini hanya sampai tahap pengembangan (develop)

saja.
Selanjutnya produk divalidasi oleh pakar, kemudian diuji cobakan

pada peserta didik di SMAN 1 Petir dan SMAN 1 Cikeusal. Pada saat uji

coba akan diamati keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa oleh pengamat

dan terakhir akan diminta respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran.

2. Prosedur Pengembangan

Kegiatan penelitian ini diawali dengan menyusun perangkat

pembelajaran, yaitu: RPP, modul matematika, LKS, media pembelajaran

dan alat evaluasi. Langkah-langkah rancangan pengembangan perangkat

pembelajaran ini digambarkan seperti diagram berikut ini:

Tahap Pendefinisian (define)


Tahap pendefinisian berguna untuk menentukan dan

mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan di dalam proses pembelajaran

serta mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan produk

yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini dibagi menjadi beberapa

langkah yaitu:

a. Analisis Awal (Front-end Analysis)

Analisis awal dilakukan untuk mengetahui permasalahan dasar

dalam pengembangan modul matematika, LKS, media

pembelajaran. Pada tahap ini dimunculkan fakta-fakta dan

alternatif penyelesaian sehingga memudahkan untuk menentukan

langkah awal dalam pengembangan modul matematika, LKS,

media pembelajaran yang sesuai untuk dikembangkan.

b. Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)

Analisis peserta didik sangat penting dilakukan pada awal

perencanaan. Analisis peserta didik dilakukan dengna cara

mengamati karakteristik peserta didik. Analisis ini dilakukan

dengan mempertimbangkan ciri, kemampuan, dan pengalaman

peserta didik, baik sebagai kelompok maupun individu. Analisis

peserta didik meliputi karakteristik kemampuan akademik, usia,

dan motivasi terhadap mata pelajaran.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi tugas-tugas utama

yang akan dilakukan oleh peserta didik. Analisis tugas terdiri dari
analisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

(KD) terkait materi yang akan dikembangkan melalui modul

pembelajaran, LKS, media pembelajaran.

d. Analisis Konsep (Concept Analysis)

Analisis konsep bertujuan untuk menentukan isi materi dalam

modul pembelajaran, LKS, media pembelajaran yang

dikembangkan. Analisis konsep dibuat dalam peta konsep

pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai sarana pencapaian

kompetensi tertentu, dengan cara mengidentifikasi dan menyusun

secara sistematis bagian-bagian utama materi pembelajaran.

e. Analisis Tujuan Pembelajaran (Specifying Intructional Objectives)

Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk menentukan

indikator pencapaian pembelajaran yang didasarkan atas analisis

materi dan analisis kurikulum. Dengan menuliskan tujuan

pembelajaran, peneliti dapat mengetahui kajian apa saja yang akan

ditampilkan dalam modul matematika, LKS, media pembelajaran,

menentukan kisi-kisi soal, dan akhirnya menentukan seberapa

besar tujuan pembelajaran yang tercapai.

a. Tahap Perancangan (design)

Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian,

selanjutnya dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan ini

bertujuan untuk merancang suatu modul matematika, LKS, media


pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Matematika.

Tahap perancangan ini meliputi:

a. Penyusunan Tes (criterion-test construction)

Penyusunan tes instrumen berdasarkan penyusunan tujuan

pembelajaran yang menjadi tolak ukur kemampuan peserta didik

berupa produk, proses, psikomotor selama dan setelah kegiatan

pembelajaran.

b. Pemilihan Media (media selection)

Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media

pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi dan sesuai

dengan kebutuhan peserta didik. Media dipilih untuk

menyesuaikan analisis peserta didik, analisis konsep dan analisis

tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran

dengan atribut yang bervariasi dari media yang berbeda-beda. Hal

ini berguna untuk membantu peserta didik dalam pencapaian

kompetensi inti dan kompetensi dasar yang diharapkan.

c. Pemilihan Format (format selection)

Pemilihan format dilakukan pada langkah awal. Pemilihan format

dilakukan agar format yang dipilih sesuai dengan materi

pembelajaran. Pemilihan bentuk penyajian disesuaikan dengan

media pembelajaran yang digunakan. Pemilihan format dalam

pengembangan dimaksudkan dengan mendesain isi pembelajaran,

pemilihan pendekatan, dan sumber belajar, mengorganisasikan dan


merancang isi pop-up, membuat desain pop-up. yang meliputi

desain layout, gambar, dan tulisan.

d. Desain Awal (initial design)

Desain awal (initial design) yaitu rancangan modul matematika,

LKS, media pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti kemudian

diberi masukan oleh dosen pembimbing, Masukan dari dosen

pembimbing akan digunakan untuk memperbaiki modul

matematika, LKS, media pembelajaran sebelum dilakukan

produksi. Kemudian melakukan revisi setelah mendapatkan saran

perbaikan modul matemtika, LKS, media pembelajaran dari dosen

pembimbing dan nantinya rancangan ini akan dilakukan tahap

validasi.

b. Tahap Pengembangan (develop)

Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan modul

pemebelajaran, LKS, media pembelajaran yang sudah direvisi

berdasarkan masukan ahli dan uji coba kepada peserta didik. Terdapat

dua langkah dalam tahapan ini yaitu sebagai berikut:

a. Validasi Ahli (expert appraisal)

Validasi ahli ini berfungsi untuk memvalidasi konten materi

Eksponensial dalam modul matematika, LKS, media pembelajaran

sebelum dilakukan uji coba dan hasil validasi akan digunakan

untuk melakukan revisi produk awal. Modul matematika, LKS,

media pembelajaran yang telah disusun kemudian akan dinilai oleh


dosen ahli materi dan dosen ahli media, sehingga dapat diketahui

apakah modul matematika, LKS, media pembelajaran tersebut

layak diterapkan atau tidak. Hasil dari validasi ini digunakan

sebagai bahan perbaikan untuk kesempurnaan modul matematika,

LKS, media pembelajaran yang dikembangkan. Setelah draf I

divalidasi dan direvisi, maka dihasilkan draf II. Draf II selanjutnya

akan diujikan kepada peserta didik dalam tahap uji coba lapangan

terbatas.

b. Uji Coba Produk (development testing)

Setelah dilakukan validasi ahli kemudian dilakukan uji coba

lapangan terbatas untuk mengetahui hasil penerapan modul

matematika, LKS, media pembelajaran dalam pembelajaran di

kelas, meliputi pengukuran pemahaman konsep dan minat belajar

peserta didik, dan pengukuran hasil belajar peserta didik. Hasil

yang diperoleh dari tahap ini berupa modul matematika, LKS,

media pembelajaran yang telah direvisi.

c. Tahap Diseminasi (diseminate)

Setelah uji coba terbatas dan instrumen telah direvisi, tahap

selanjutnya adalah tahap diseminasi. Tujuan dari tahap ini adalah

menyebarluaskan modul matematika, LKS, media pembelajaran. Pada

penelitian ini hanya dilakukan diseminasi (ujicoba luas) terbatas, yaitu

dengan menyebarluaskan dan mempromosikan produk akhir modul


matematika, LKS, media pembelajaran secara terbatas kepada guru

matematika di SMAN 1 Pamarayan dan SMAN 1 Petir.

D. Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan peserta didik kelas X di SMAN 1 Petir

dan SMAN 1 Cikeusal.

E. Metode pengumpulan data

Data penelitian ini adalah data primer yang diambil langsung dari

lembaran validasi.

F. Teknik analisis data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil validasi

perangkat pembelajaran, hasil pengamatan keterlaksanaan RPP, hasil

pengamatan aktivitas siswa, dan respons siswa terhadap pembelajaran

yang dilaksanakan. Data ini dianalisis dengan analisis naratif dan

deskriptif.

1. Data hasil validasi perangkat pembelajaran dan hasil pengamatan

keterlaksanaan perangkat pembelajaran dianalisis menggunakan

statistika deskriptif kualitatif dengan ketentuan sebagai berikut:

1,00 – 1,99 = tidak baik

2,00 – 2,99 = kurang baik

3,00 – 3,49 = baik

3,50 – 4,00 = sangat baik (Dyah, 2006: 50).


Menurut Borich (1994 dalam Dyah, 2006:49) “Reliabilitas

instrumen pengamatan dapat dihitung dengan teknik interobserver

agreement”. Menurut teknik ini dua pengamat menggunakan instumen

yang sama untuk mengamati variabel sama, kemudian hasil pengamatan

dihitung menggunakan rumus:

𝐴−𝐵
Percentage of Agreement =[1 − 𝐴+𝐵] 𝑋 100%

Keterangan:
A = Nilai aspek tingkah laku yang teramati oleh
pengamat memberikan frekuensi tinggi.
B = Nilai aspek tingkah laku yang teramati oleh
pengamat memberikan frekuensi rendah.

Suatu instrumen pengamatan digolongkan baik jika memiliki

reliabilitas di atas 75%.

2. Data aktivitas siswa

Hasil pengamatan aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan


rumus persentase yaitu:

𝑛 𝑛
( 1 )+( 2 )
𝑁 𝑁
PAS = 𝑥 100%
2

Keterangan:
n1 = jumlah siswa yang teramati oleh pengamat 1
n2 = jumlah siswa yang teramati oleh pengamat 2
N = total jumlah peserta didik
PAS = persentase aktivitas siswa (Dimodifikasi dari Zafri, 2000: 83).
3. Analisis respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran.

Data tentang respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran

dianalisis dengan menggunakan persentase (%), yaitu :

𝑓
PRS = 𝑠 𝑥100%
Keterangan:
F = frekuensi peserta didik yang menjawab
S = banyak peserta didik
PRS = persentase respons peserta didik ( Zafri, 2000: 83).

Dari persentase aktivitas siswa dan respons siswa yang diperoleh


dilakukan pengelompokan sesuai kriteria berikut:
90 - 100% = sangat baik

80 - 89% = baik

65 - 79% = cukup baik

55 – 64% = tidak baik

0 – 54% = sangat tidak baik

(Ngalim, 2004: 82).

G. Validasi data ( uji keabsahan data )


1. Lembar Validasi
a. Validasi RPP
Lembar validasi RPP disusun berdasarkan panduan

pengembangan RPP dalam IPKG 1. Dari hasil analisis diperoleh

didapat RPP yang diharapkan sesuai dengan kurikulum dan efektif

dalam membantu keterlaksanaan proses pembelajaran.


b. Validasi modul matematika

Lembar validasi modul matematika disusun berdasarkan

panduan pengembangan modul matematika yang dimodifikasi dari

kriteria standar mutu buku pelajaran matematika yang dikeluarkan oleh

Depdiknas (2007). Dari hasil analisis didapatkan modul matematika

yang diharapkan sesuai dengan kurikulum dan efektif dalam membantu

keterlaksanaan proses pembelajaran.

c. Validasi LKS

Lembar validasi LKS disusun berdasarkan kriteria LKS dalam

Mita (2006). Dari hasil analisis didapatkan LKS yang diharapkan sesuai

dengan kurikulum dan efektif dalam membantu keterlaksanaan proses

pembelajaran.

d. Validasi media pembelajaran

Lembar validasi media pembelajaran disusun berdasarkan

kriteria media pembelajaran, modifkasi dari Mita (2006). Dari hasil

analisis didapatkan media yang diharapkan sesuai dengan kurikulum

dan efektif dalam membantu keterlaksanaan proses pembelajaran.

e. Validasi alat evaluasi

Lembar validasi alat evaluasi disusun berdasarkan kriteria alat

evaluasi. Dari hasil analisis didapatkan alat evaluasi yang diharapkan

sesuai dengan kurikulum dan efektif dalam membantu keterlaksanaan

proses pembelajaran.
2. Lembar pengamatan keterlaksanaan RPP

Lembaran pengamatan keterlaksanaan RPP dalam pembelajaran

digunakan untuk merekam perilaku guru dalam mengimplementasikan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan.

Pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat tentang perilaku guru

dalam pembelajaran dan pencatatannya dilakukan setelah masing-masing

langkah pembelajaran selesai dilaksanakan.

3. Lembar pengamatan aktivitas siswa

Lembar pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk merekam

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan

aktivitas siswa dilakukan oleh dua orang pengamat dan pencatatannya

dilakukan pada setiap langkah-langkah kegiatan selama proses

pembelajaran berlangsung.

4. Angket respons siswa terhadap perangkat pembelajaran yang telah

dikembangkan

Angket diberikan pada siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai.

Angket ini bertujuan untuk memperoleh masukan dari siswa terhadap

perangkat pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai