Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Kecemasan pada penderita gagal ginjal kronik (GGK) menjadi masalah psikologis yang
sering muncul pada pasien GGK karenah, kecemasan yang dialami oleh pasien tersebut
disebabkan oleh krisis situasional, ancaman kematian, dan .hal ini menjadi stressor fisik yang
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun. Hal ini menyebabkan pembuluh sisa metabolisme tubuh
melalui ginjal akan terhambat, hal ini akan dipeparah jika pasien mengalami stress yang tidak
ditangani. sedangkan tingkat kecemasan berhubungan dengan usia, jenis kelamin, status
perkawinan,dan status bekerja menunjukkan bahwa stress sangat tinggi pada pasien penyakit
Bedasarkan Data Badan Kesehatan Dunia atau (WHO) World Health 0rganization
Menyebutkan penderita GGK di USA Pada tahun 2014 sebanyak 500.000 orang penduduk
ditetapkan untuk rutin hemodialisis dan 1.140 orang Amerika therapy peritonialdialisis. Menurut
Kamaludin & Rahayu (2009) Jumlah GGK di Indonesia Adaalah 100.000 Ribu Orang
( Riskesdes,2013). WHO Memperlihatkan yang menderita Gagal Ginjal Baik akut maupun
Kronik mencapai 50% sedangkan yang diketahui dan mendapatkan pengobatan hanya 25% dan
Kecemasan ditandai dengan adanya perasaaan tidak tenang dan tidak tentram dimana penderita
merasakan adanya bahaya yang akan datang. Penelitian yang dilakukan oleh Lamusa
menjelaskan bahwa dari 189 penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
mengalami kecemasan berat sebanyak 79 orang (34,2%), kecemasan sedang 68 orang (29,4%)
dan yang mengalami kecemasan ringan 42 orang (18,2%). Penelitian lain juga menjelaskan
bahwa penderita PGK yang mengalami kecemasan berat sebanyak 15 orang (27,8%), kecemasan
sedang 11 orang (20,3%), dan cemas ringan sebanyak 16 orang (29,6%)[ CITATION Jul11 \l
1033 ].
Ganguan cemas ( ansietas ) merupakan salah satu yang dialami seperti bentuk ganguan
jiwa yang sering terjadi. Pada tahun 1991,di amerika serikat dilaporkan prevelensi ganguan
cemas pada orang dewasa adalah sebesar 2,9% dari seluruh populasi,sedangkan diindonesia
diperkirakan ada sebanyak 6-7%.wanita lebih banyak mengalami ganguan cemas dibandingkan
pria,dengan rentang usia 16-40 tahun. Dari suatu penelitian yang dilakukan pada kelompok
perempuan disebuah rumah susun di klender Jakarta timur,diketahui prevelensi ansietas adalah
Bedasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDES) pada tahun 2018 713.783
Berdasarkan data Rekan Medik RSUD dr. Harjono tahun 2014 sejumlah 16.408 orang
dan meningkat pada tahun 2015 sejumlah 18.613 orang, sedangkan pasien GGK yang menjalani
hemodialisa pada tahun 2014 sejumlah 28.882 pasien dan meningkat pada tahun 2015 sejumlah
51.604 pasien. Menurut data RM (rekam medik) di RSUD Dr. Harjono Ponorogo, pada tahun
2014 didapatkan pasien GGK rawat inap sejumlah 404 pasien dan rawat jalan sejumlah 12.919
pasien, pada tahun 2015 rawat inap sejumlah 601 pasien dan rawat jalan sejumlah 15.915 pasien,
pada tahun 2016 rawat inap sejumlah 604 pasien dan rawat jalan sejumlah 6.913 pasien, pada
tahun 2017 dari bulan Januari-November terjadi peningkatan jumlah pasien rawat inap sejumlah
743 pasien dan rawat jalan sejumlah 9.973 pasien. Kunjungan hemodialisa terus meningkat dari
tahun 2014 sebanyak 12.101 kali, pada tahun 2015 sebanyak 15.257 kali, pada tahun 2016
sebanyak 16.079 kali, dan pada tahun 2017 dari bulan Januari – November sebanyak 16.102 kali
Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu penyakit yang bersifat menahun yang progresif
dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh kita tidak mampu memelihara metabolisme,
keseimbangan cairan , dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum. Pada pasien Gagal
Ginjal Kronik mempunyai karakteristik bersifat menetap dan tidak bisa disembuhkan. Penderita
memerlukan pengobatan berupa transpaltasi ginjal, dialysis peritoneal, Hemodialysis dan rawat
Mekanisme dasar bisa terjadinya GGK adalah adanya cedera jaringan yang sebagian
jaringan ginjal tersebut menyebabkan pengurangan massa ginjal sehingga bisa mengakibatkan
terjadinya proses adaptasi berupa hipertrofi pada jaringan ginjal normal yang masih tersisa dan
hiperfiltrasi. Namun pada proses adaptasi tersebut memerlukan waktu yang sangat panjang.
kemudian akan diubah menjadi suatu proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih
tersisa. Pada stadium dini GGK, terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan dimana
basal laju filtrasi glomerulus (LFG) masih normal atau malah meningkat. Sehingga jumlah zat-
zat yang harus dieksresikan oleh ginjal tersebut tetaplah sama untuk mempertahankan
homeostatis didalam tubuh, tetapi pada pasien yang menderita gagal ginjal kronik kualitas dari
Pengobatan untuk pasien gagal ginjal kronik adalah dengan cuci darah atau transplantasi.
Namun dalam beberapa kasus, penyakit Ginjal Kronis dapat berkembang menjadi Gagal Ginjal
tahap akhir. pada tahap ini, Ginjal berhenti berfungsi dan mengancam hidup kondisi ini terjadi
secara perlahan-lahan dan jarang terjadi secara tiba tiba. Namun banyak pengidap penyakit
Ginjal tetap melihat fungsi Ginjalnya secara baik sepanjang hidup mereka, namun mereka
menjalani perawatan. Pasien yang menderita GGK memerlukan terapi pengganti Ginjal yaitu
berupa Hemodialisis (HD). Hampir semua pasien GGK memerlukan tindakan Hemodialisis,
namun Hemodialisis tidak sepenuhnya dapat mengantikan fungsi Ginjal walaupun pasien
menjalani Hemodialisis rutin mereka masih menjalani berbagai masalah akibat tidak
hanya sebatas upaya mengendalikan gejala uremia dan mempertahankan kelangsungan hidup
Hemodialisis merupakan suatu pengobatan untuk pasien Gagal Ginjal Kronik tahap
Akhir. Metode ini menggantikan kerja yang biasanya dilakukan oleh ginjal, yaitu pembersihan
darah dari sisa metabolisme, zat toksik dan pengeluaran timbunan air dari dalam tubuh. Terapi
Hemodialisis adalah salah satu penyelamatan pasien penyakit gagal ginjal kronik. Pada psien
GGK harus menjalani Hemodialisis untuk memperpanjang usianya. Tujuan dari terapi
Hemodialisis untuk mengambil sisa metabolisme seperti air, natrium, kalium, hydrogen, urea,
kreatinin, asam urat, dan zat zat lain dari dalam darah pasien pasien ke dialisir tempat darah
tersebut dan dibersihkan kemudian dikembalikan ke tubuh pasien[ CITATION Ari171 \l 1033 ].
Ancaman stress merupakan suatu adanya stressor yang dirasakan dan dipersepsikan
dapat menimbulkan cemas. Pada pasien GGK menjalani terapi hemodialisis 2-3 kali tiap
minggunya dan menghabiskan waktu beberapa jam yang akan membuat mereka mengalami
ketegangan, kecemasan, stress serta depresi yang berbeda beda setiap individu yang berdampak
Terapi relaksasi merupakan terapi non farmakologi yang dapat untuk mengendalikan
cemas, Relaksasi ini merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan pada pasien penderita
GGK dengan Teknik relaksasi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti terapi musik, yoga,
teknik nafas dalam, aromaterapi, dan terapi masase. Aromaterapi adalah Salah satu bentuk
teknik relaksasi dengan menggunakan slow stroke back massage. Slow Stroke Back Massage
(SSBM) adalah suatu tindakan dengan usapan perlahan dan berirama di area punggung. Masase
punggung merupakan tipe masase yang melibatkan gerakan yang panjang, perlahan, dan halus.
Masase ini disebut juga sebagai stimulasi kutenus karena usapan di kulit dapat menurunkan
persepsi nyeri dan mengurangi ketegangan otot sehingga tubuh akan merasakan rileks dan cemas
hilang. Masase punggung bermanfaat melancarkan peredaran darah. Masase punggung dapat
merangsang hormon endhorphin yang dapat memberikan efek tenang pada pasien dan terjadi
vasodilatasi pada pembuluh darah sehingga pembuluh darah pun menjadi rileks dan akan terjadi
penurunan tekanan darah. Selain itu aromaterapi juga bisa digunakan sebagai teknik relaksasi.
Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan tenang (rileks) pada jasmani dan pikiran[CITATION
Ayu16 \l 1057 ].
Dukungan keluarga adalah suatu motivasi untuk memberikan bantuan kepada salah satu
anggota keluarga yang membutuhkan pertolongan baik dalam hal pemecahan masalah,
pemberian keamanan, dan peningkatan harga diri. Bentuk dukungan keluarga yaitu: dukungan
emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasional. Dukungan
keluarga berpengaruh penting dalam pelaksanaan pengobatan berbagai jenis penyakit kronis dan
dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anggota keluarganya. Melalui
dukungan keluarga pasien akan merasa ada yang memperhatikan. Dukungan keluarga dapat
7
1.2 BATASAN MASALAH
Penulisan karya tulis ilmiah ini hanya membatasi permasalahan dengan judul ” Asuhan
Keperawatan dengan gagal ginjal kronis dengan masalah keperawatan cemas di RSUD.
Berdasarkan masalah latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Keperawatan yang mengalami gagal ginjal kronis dengan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk
mengetahui asuhan keperawatan yang mengalami gagal ginjal kronis dengan cemas.
Ponorogo.
4) Melaksanakan Tindakan Keperawatan pada klien yang mengalami gagal ginjal
Ponorogo.
5) Melakukan Evalasi Keperawatan pada klien yang mengalami gagal ginjal kronis
Hasil dari Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi landasan dalam
lanjut. Selain itu juga menjadi sebuah nilai tambah ilmu pengetahuan ilmiah dalam
Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi kan penulis terlatih dalam
kepuasaan intelektual.
Hasil Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat sebagai acuan dan
mengenai intervensi keperawatan pada pasien gagal ginjal kronis dengan cemas di
Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan