Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kecemasan pada penderita gagal ginjal kronik (GGK) menjadi masalah psikologis yang

sering muncul pada pasien GGK karenah, kecemasan yang dialami oleh pasien tersebut

disebabkan oleh krisis situasional, ancaman kematian, dan .hal ini menjadi stressor fisik yang

berpengaruh pada berbagai demensi kehidupan karenah adanya keluhan kelemahan

fisik[ CITATION Wak19 \l 1033 ].

Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh penurunan

fungsi ginjal yang bersifat menahun. Hal ini menyebabkan pembuluh sisa metabolisme tubuh

melalui ginjal akan terhambat, hal ini akan dipeparah jika pasien mengalami stress yang tidak

ditangani. sedangkan tingkat kecemasan berhubungan dengan usia, jenis kelamin, status

perkawinan,dan status bekerja menunjukkan bahwa stress sangat tinggi pada pasien penyakit

gagal ginjal kronik[ CITATION Rah18 \l 1033 ].

Bedasarkan Data Badan Kesehatan Dunia atau (WHO) World Health 0rganization

Menyebutkan penderita GGK di USA Pada tahun 2014 sebanyak 500.000 orang penduduk

ditetapkan untuk rutin hemodialisis dan 1.140 orang Amerika therapy peritonialdialisis. Menurut

Kamaludin & Rahayu (2009) Jumlah GGK di Indonesia Adaalah 100.000 Ribu Orang

( Riskesdes,2013). WHO Memperlihatkan yang menderita Gagal Ginjal Baik akut maupun

Kronik mencapai 50% sedangkan yang diketahui dan mendapatkan pengobatan hanya 25% dan

12,5% yang terobati dengan baik [ CITATION Wor17 \l 1033 ].


Kecemasan suatu bagian reaksi yang sering dialami oleh orang yang menderita penyakit.

Kecemasan ditandai dengan adanya perasaaan tidak tenang dan tidak tentram dimana penderita

merasakan adanya bahaya yang akan datang. Penelitian yang dilakukan oleh Lamusa

menjelaskan bahwa dari 189 penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

mengalami kecemasan berat sebanyak 79 orang (34,2%), kecemasan sedang 68 orang (29,4%)

dan yang mengalami kecemasan ringan 42 orang (18,2%). Penelitian lain juga menjelaskan

bahwa penderita PGK yang mengalami kecemasan berat sebanyak 15 orang (27,8%), kecemasan

sedang 11 orang (20,3%), dan cemas ringan sebanyak 16 orang (29,6%)[ CITATION Jul11 \l

1033 ].

Ganguan cemas ( ansietas ) merupakan salah satu yang dialami seperti bentuk ganguan

jiwa yang sering terjadi. Pada tahun 1991,di amerika serikat dilaporkan prevelensi ganguan

cemas pada orang dewasa adalah sebesar 2,9% dari seluruh populasi,sedangkan diindonesia

diperkirakan ada sebanyak 6-7%.wanita lebih banyak mengalami ganguan cemas dibandingkan

pria,dengan rentang usia 16-40 tahun. Dari suatu penelitian yang dilakukan pada kelompok

perempuan disebuah rumah susun di klender Jakarta timur,diketahui prevelensi ansietas adalah

sebesar 9,8%[ CITATION NaL12 \l 1033 ].

Bedasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDES) pada tahun 2018 713.783

penduduk Indonesia mengalami gagal ginjal sedangkan 2.850 menjalani

hemodialysis[CITATION RIS18 \l 1033 ].

Berdasarkan data Rekan Medik RSUD dr. Harjono tahun 2014 sejumlah 16.408 orang

dan meningkat pada tahun 2015 sejumlah 18.613 orang, sedangkan pasien GGK yang menjalani

hemodialisa pada tahun 2014 sejumlah 28.882 pasien dan meningkat pada tahun 2015 sejumlah

51.604 pasien. Menurut data RM (rekam medik) di RSUD Dr. Harjono Ponorogo, pada tahun
2014 didapatkan pasien GGK rawat inap sejumlah 404 pasien dan rawat jalan sejumlah 12.919

pasien, pada tahun 2015 rawat inap sejumlah 601 pasien dan rawat jalan sejumlah 15.915 pasien,

pada tahun 2016 rawat inap sejumlah 604 pasien dan rawat jalan sejumlah 6.913 pasien, pada

tahun 2017 dari bulan Januari-November terjadi peningkatan jumlah pasien rawat inap sejumlah

743 pasien dan rawat jalan sejumlah 9.973 pasien. Kunjungan hemodialisa terus meningkat dari

tahun 2014 sebanyak 12.101 kali, pada tahun 2015 sebanyak 15.257 kali, pada tahun 2016

sebanyak 16.079 kali, dan pada tahun 2017 dari bulan Januari – November sebanyak 16.102 kali

[ CITATION Wul19 \l 1057 ].

Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu penyakit yang bersifat menahun yang progresif

dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh kita tidak mampu memelihara metabolisme,

keseimbangan cairan , dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum. Pada pasien Gagal

Ginjal Kronik mempunyai karakteristik bersifat menetap dan tidak bisa disembuhkan. Penderita

memerlukan pengobatan berupa transpaltasi ginjal, dialysis peritoneal, Hemodialysis dan rawat

jalan dalam jangka waktu yang lama[ CITATION Das18 \l 1033 ].

Mekanisme dasar bisa terjadinya GGK adalah adanya cedera jaringan yang sebagian

jaringan ginjal tersebut menyebabkan pengurangan massa ginjal sehingga bisa mengakibatkan

terjadinya proses adaptasi berupa hipertrofi pada jaringan ginjal normal yang masih tersisa dan

hiperfiltrasi. Namun pada proses adaptasi tersebut memerlukan waktu yang sangat panjang.

kemudian akan diubah menjadi suatu proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih

tersisa. Pada stadium dini GGK, terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan dimana

basal laju filtrasi glomerulus (LFG) masih normal atau malah meningkat. Sehingga jumlah zat-

zat yang harus dieksresikan oleh ginjal tersebut tetaplah sama untuk mempertahankan
homeostatis didalam tubuh, tetapi pada pasien yang menderita gagal ginjal kronik kualitas dari

nefron mengalami penurunan [ CITATION Geg16 \l 1033 ].

Pengobatan untuk pasien gagal ginjal kronik adalah dengan cuci darah atau transplantasi.

Namun dalam beberapa kasus, penyakit Ginjal Kronis dapat berkembang menjadi Gagal Ginjal

tahap akhir. pada tahap ini, Ginjal berhenti berfungsi dan mengancam hidup kondisi ini terjadi

secara perlahan-lahan dan jarang terjadi secara tiba tiba. Namun banyak pengidap penyakit

Ginjal tetap melihat fungsi Ginjalnya secara baik sepanjang hidup mereka, namun mereka

menjalani perawatan. Pasien yang menderita GGK memerlukan terapi pengganti Ginjal yaitu

berupa Hemodialisis (HD). Hampir semua pasien GGK memerlukan tindakan Hemodialisis,

namun Hemodialisis tidak sepenuhnya dapat mengantikan fungsi Ginjal walaupun pasien

menjalani Hemodialisis rutin mereka masih menjalani berbagai masalah akibat tidak

berfungsinya ginjal seperti anemia,hipertensi,ganguan penurunan libido. Sehingga Hemodialisis

hanya sebatas upaya mengendalikan gejala uremia dan mempertahankan kelangsungan hidup

pasien tetapi tidak menyembuhkan penyakit GGK[CITATION Rah181 \l 1033 ].

Hemodialisis merupakan suatu pengobatan untuk pasien Gagal Ginjal Kronik tahap

Akhir. Metode ini menggantikan kerja yang biasanya dilakukan oleh ginjal, yaitu pembersihan

darah dari sisa metabolisme, zat toksik dan pengeluaran timbunan air dari dalam tubuh. Terapi

Hemodialisis adalah salah satu penyelamatan pasien penyakit gagal ginjal kronik. Pada psien

GGK harus menjalani Hemodialisis untuk memperpanjang usianya. Tujuan dari terapi

Hemodialisis untuk mengambil sisa metabolisme seperti air, natrium, kalium, hydrogen, urea,

kreatinin, asam urat, dan zat zat lain dari dalam darah pasien pasien ke dialisir tempat darah

tersebut dan dibersihkan kemudian dikembalikan ke tubuh pasien[ CITATION Ari171 \l 1033 ].
Ancaman stress merupakan suatu adanya stressor yang dirasakan dan dipersepsikan

dapat menimbulkan cemas. Pada pasien GGK menjalani terapi hemodialisis 2-3 kali tiap

minggunya dan menghabiskan waktu beberapa jam yang akan membuat mereka mengalami

ketegangan, kecemasan, stress serta depresi yang berbeda beda setiap individu yang berdampak

negatibe terhadap kualitas hidup dan kesehatanya[ CITATION Rah182 \l 1033 ].

Terapi relaksasi merupakan terapi non farmakologi yang dapat untuk mengendalikan

cemas, Relaksasi ini merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan pada pasien penderita

GGK dengan Teknik relaksasi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti terapi musik, yoga,

teknik nafas dalam, aromaterapi, dan terapi masase. Aromaterapi adalah Salah satu bentuk

teknik relaksasi dengan menggunakan slow stroke back massage. Slow Stroke Back Massage

(SSBM) adalah suatu tindakan dengan usapan perlahan dan berirama di area punggung. Masase

punggung merupakan tipe masase yang melibatkan gerakan yang panjang, perlahan, dan halus.

Masase ini disebut juga sebagai stimulasi kutenus karena usapan di kulit dapat menurunkan

persepsi nyeri dan mengurangi ketegangan otot sehingga tubuh akan merasakan rileks dan cemas

hilang. Masase punggung bermanfaat melancarkan peredaran darah. Masase punggung dapat

merangsang hormon endhorphin yang dapat memberikan efek tenang pada pasien dan terjadi

vasodilatasi pada pembuluh darah sehingga pembuluh darah pun menjadi rileks dan akan terjadi

penurunan tekanan darah. Selain itu aromaterapi juga bisa digunakan sebagai teknik relaksasi.

Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan tenang (rileks) pada jasmani dan pikiran[CITATION

Ayu16 \l 1057 ].

Dukungan keluarga adalah suatu motivasi untuk memberikan bantuan kepada salah satu

anggota keluarga yang membutuhkan pertolongan baik dalam hal pemecahan masalah,

pemberian keamanan, dan peningkatan harga diri. Bentuk dukungan keluarga yaitu: dukungan
emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasional. Dukungan

keluarga berpengaruh penting dalam pelaksanaan pengobatan berbagai jenis penyakit kronis dan

dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anggota keluarganya. Melalui

dukungan keluarga pasien akan merasa ada yang memperhatikan. Dukungan keluarga dapat

diwujudkan dengan memberikan perhatian, bersikap empati, memberikan dorongan, memberikan

saran, memberikan pengetahuan, dan sebagainya[ CITATION Ang17 \l 1057 ].

7
1.2 BATASAN MASALAH

Penulisan karya tulis ilmiah ini hanya membatasi permasalahan dengan judul ” Asuhan

Keperawatan dengan gagal ginjal kronis dengan masalah keperawatan cemas di RSUD.

Dr.Harjono ponorogo Kabupaten Ponorogo Tahun 2019

1.3 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan masalah latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Keperawatan yang mengalami gagal ginjal kronis dengan

masalah cemas di RSUD. Dr. Harjono Ponorogo, Kabupaten Ponorogo ?”

1.4 TUJUAN PENULISAN


1.4.1 TUJUAN UMUM

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk

mengetahui asuhan keperawatan yang mengalami gagal ginjal kronis dengan cemas.

1.4.2 TUJUAN KHUSUS


1) Melakukan pengkajian pada klien yang mengalami gagal ginjal kronis dengan

masalah cemas di RSUD Dr. Harjono Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.


2) Menetapkan Diagnosa pada klien yang mengalami gagal ginjal kronis dengan

masalah cemas di RSUD Dr. Harjono Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.


3) Menyusun Perencanaan Keperawatan pada klien yang mengalami gagal ginjal

kronis dengan masalah cemas di RSUD Dr. Harjono Ponorogo, Kabupaten

Ponorogo.
4) Melaksanakan Tindakan Keperawatan pada klien yang mengalami gagal ginjal

kronis dengan masalah cemas di RSUD Dr. Harjono Ponorogo, Kabupaten

Ponorogo.
5) Melakukan Evalasi Keperawatan pada klien yang mengalami gagal ginjal kronis

dengan masalah cemas di RSUD Dr. Harjono Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.

1.5 MANFAAT PENULISAN


1.5.1 MANFAAT TEORITIS

Hasil dari Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi landasan dalam

pengembangan ilmu pembelajaran atau penerapan ilmu pembelajaran secara lebih

lanjut. Selain itu juga menjadi sebuah nilai tambah ilmu pengetahuan ilmiah dalam

bidang pendidikan kesehatan di Indonesia.

1.5.2 MANFAAT PRAKTIS


1) MANFAAT BAGI PENULIS

Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi kan penulis terlatih dalam

menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, Mengambil sarinya dan

mengembangkannya ketingkat yang lebih matang. Serta penulis mendapatkan

kepuasaan intelektual.

2) MANFAAT BAGI PROFESI KEPERAWATAN

Hasil Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat sebagai acuan dan

pengembangan intervensi keperawatan untuk penatalaksanaan mengenai masalah

cemas pada pasien gagal ginjal kronis.

3) MANFAAT BAGI INSTANSI PENDIDIKAN


Hasil Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah materi pada

kurikuluum pembelajaran pada sistem urinari tentang cara menangani masalah

cemas pada pasien gagal ginjal kronis.

4) MANFAAT BAGI RUMAH SAKIT

Hasil Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mengenai intervensi keperawatan pada pasien gagal ginjal kronis dengan cemas di

RSUD. Dr. Harjono Ponorogo Kabupaten Ponorogo.

5) MANFAAT BAGI PASIEN DAN KELUARGA

Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

dasar pada pasien gagal ginjal kronik mengenai masalah cemas.

Anda mungkin juga menyukai