Anda di halaman 1dari 6

MATERI BELA NEGARA

PADA BIDANG PERTAMBANGAN

Oleh:

GARY PUTRA ANDRA


241190049

PROGRAM MEGISTER MANAJEMEN


PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
1. PENGERTIAN BELA NEGARA
Bela Negara merupakan sebuah tekad, sikap, tindakan dan perilaku warga
negara yang dilakukan dengan teratur, menyeluruh, dan juga terpadu yang
dijiwai dan didasari oleh kecintaan kepada NKRI berdasarkan pancasila dan
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan juga Negara.
2. Tujuan dan Fungsi Bela Negara
Tujuan Bela Negara
Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan juga negara
Melestarikan kebudayaan
Menjalankan dan menjaga nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
Menjaga identitas serta menjaga integritas bangsa dan negara
Fungsi Bela Negara
Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman dari luar maupun dalam
Menjaga keutuhan wilayah negara
Menjadi salah satu kewajiban setiap warga negara.
Merupakan panggilan sejarah
3. Manfaat Bela Negara
Selain bermanfaat bagi banyak orang negara juga sangat bermanfaat untuk diri
pribadi adapun manfaat dari bela negara yang bisa didapatkan adalah:
Terlatihnya jiwa pemimpin dalam memimpin diri sendiri ataupun suatu
kelompok
Terbentuknya perilaku tegas,berani, tepat dan peduli kepada sesama
Menghilangkan sikap yang tidak baik seperti sikaf tidak disiplin, egois, malas,
boros dan apatis
Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melakukan segala
kegiatan yang positif.
Penanaman rasa kecintaan terhadap bangsa dan patriotisme yang sesuai
dengan kemampuan diri
Terbentuknya mental dan fisik yang tangguh
Terbentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama
Akan menjadikan lebih berbakti kepada agama, orang tua, bangsa dan Negara.
Terbentuknya iman dan taqwa pada Agama yang dianut oleh tiap individu
Dan lain-lain.
4. Menerapkan good mining practice
Good Mining Practice (GMP) menjadi satu hal yang banyak diterapkan di
dunia pertambangan, teknik pertambangan yang baik (GMP) memberikan
banyak manfaat bagi keberlangsungan industri pertambangan. Dengan
menerapkan Good Mining Practice, maka perusahaan pertambangan akan
fokus pada 5 aspek yang ada dalam GMP ini.Sesuai dengan UU No 4 Tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, ada 5 aspek yang perlu
dilaksanakan dalam Good mining Practice (GMP) yaitu:
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan (K3 Pertambangan)
 Keselamatan Operasi Pertambangan (KO Pertambangan)
 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pertambangan, Termasuk
Reklamasi dan Pasca Tambang
 Upaya Konservasi Sumberdaya Mineral dan Batubara
 Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan bai cair,
padat, gas sampai memenuhi baku mutu lingkungan
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
Teknik pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dituntut untuk dapat
menjalankan kaidah keselamatan dan kesehatan kerja dengan memperhatikan
regulasi-regulasi yang ada untuk menjamin keselamatan pekerja. Perusahaan
diminta untuk melakukan pengelolaan terhadap operasional dengan cara:
Melakukan Identifikasi bahaya pada semua aktifitas yang akan dikerja untuk
dapat melakukan pengendalian yang tepat sehingga tidak mengakibatkan
kecelakaan.
Membuat prosedur operasi atau prosedur kerja yang mengatur tentang tata
cara kerja dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja dan regulasi yang
berlaku.
Mengatur tentang tata cara kerja khusus seperti bekerja di ketinggian, bekerja
dalam ruang terbatas (confined space), bekerja di dekar air, dan lain
sebagainya.
Menetapkan dan memberikan Alat pelindung diri dan alat keselamatan kepada
pekerja
Melakukan pengelolaan terhadap lingkungan kerja
Melakukan Pengelolaan terhadap Kesehatan Kerja
Memastikan kompetensi pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu
melalui pendidikan dan pelatihan serta memasang tanda-tanda/rambu terkait
keselamatan dan kesehatan kerja.
6. Keselamatan Operasi Pertambangan
Selain K3 Pertambangan, Aspek yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
Teknik Pertambangan Yang Baik (Good Mining Practice) adalah Keselamatan
Operasi Pertambangan (KO Pertambangan).
Keselamatan Operasi Pertambangan bertujuan untuk menjamin dan
melindungi operasional tambang yang aman, efisien, dan produktif. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan beberapa upaya berikut:
 Pengelolaan sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
 Melakukan Pengamanan Instalasi (Kelistrikan, Hydraulic, Pneumatic, dan
lain-lain)
 Menjamin Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan
Pertambangan
 Memenuhi Kompetensi Teknik pekerja untuk dapat melakukan pekerjaan
dengan baik dan aman
 Melakukan Evaluasi terhadap kajian teknis pertambangan
7. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pertambangan, Termasuk
Reklamasi dan Pasca Tambang
Suatu industri pertambangan yang telah melaksanakan kaidah penambangan
yang baik (Good Mining Practice) harus senantiasa memperhatikan
keberlangsungan lingkungan hidup dengan tetap berwawasan lingkungan.
Segala mecam bentuk perijinan terkait lingkungan harus dipenuhi termasuk di
dalamnya adalah AMDAL atau UKL/UPL.
Aspek dampak pada setiap kegiatan harus dilakukan identifikasi serta perlu
dilakukan pengelolaan dan pemantauan dengan tujuan untuk memperkecil
dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Pengelolaan dan pemantauan yang
dilakukan dapat berupa:
 Kualitas Air Sungai
 Kualitas Udara
 Emisi
 Kebisingan dan Getaran
 Potensi Air Asam Tambang
 Keanekaragaman Flora dan Fauna
 Kualitas Tanah
 dan lain-lain
 Selain itu, pengelolaan lahan bekas tambang juga perlu untuk dilakukan
termasuk didalamnya kegiatan reklamasi dan pasca tambang
8. Upaya Konservasi Sumberdaya Mineral dan Batubara
Suatu perusahaan yang menerapkan Good Mining Practice juga perlu
memperhatikan ketersediaan sumberdaya yang ada, jika melihat sifat dasar
mineral dan batu bara yang merupakan sumberdaya yang tidak dapat
diperbaharui (non-renewable), maka perlu dilakukan konservasi agar industri
pertambangan tetap sustainable.
Sesuai dengan PP 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
pasal 25, bahwa pengawasan Konservasi sumberdaya Mineral dan Batubara
paling sedikit harus mencakup:
 Recovery Penambangan dan Pengelolaan
 Pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marginal
 Pengelolaan dan/atau pemanfaatan batubara kualitas rendah dan mineral
kadar rendah
 Pengelolaan dan/atau pemanfaatan mineral ikutan
 Pendataan sumberdaya serta cadangan mineral dan batubara yang tidak
tertambang
 Pendataan dan pengelolaan sisa hasil pengolahan dan pemurnian
9. Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan
bai cair, padat, gas sampai memenuhi baku mutu lingkungan
Untuk menjamin tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan, maka semua
sisa kegiatan usaha pertambangan harus dilakukan pengelolaan sebelum
dilepas ke lingkungan. Pengelolaan dilakukan pada sisa tambang baik yang
berupa padat, cair, maupun gas. Beberapa contoh pengelolaan sisa kegiatan
usaha pertambangan adalah:
 Pengelolaan Air sisa pekerjaan dan Air Asam Tambang
 Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
 Pemantauan Emisi Gas Buang
 dan lain-lain
Tata cara penambangan yang baik (Good Mining Practice) memberikan
dampak yang besar bagi industri pertambangan, dengan diterapkannya GMP
akan sangat membantu industri pertambangan menjadi berkelanjutan
(sustainable mining). Mengingat bahwa mineral dan batubara merupakan
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui, maka suatu saat kegiatan
penambangan akan terhenti. Namun diharapkan manfaat yang diberikan terus
dapat dirasakan sampai kapanpun, oleh karena itu perlu penerapan Good
mining practice agar penambangan dapat dilaksanakan dengan aman, efektif,
dan produktif, serta kelestarian lingkungan tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai