Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................................. ii

Daftar isi............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

1.1.Latar belakang ............................................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1

1.3.Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2

2.1. Konsep dan ciri negara hukum..................................................................................... 2

2.2. Negara hukum indonesia.............................................................................................. 3

2.3. Hakikat hak asasi manusia............................................................................................ 5

2.4. Sejarah perkembangan hak asasi manusia..................................................................... 7

2.5. Hak asasi manusia di indonesia.................................................................................... 9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 10

3.1. Kesimpulan.................................................................................................................. 10

3.2. Saran............................................................................................................................ 10

Daftar Pustaka................................................................................................................... 11
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadiran Allah swt karena atas rahmat dan hidayah-nya lah sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Negara Hukum dan HAM ” dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana ini.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau pun pedoman bagi para
pembaca sekalian.harapan saya semoga makalah ini dapat menjadi salah satu sumber ilmu dan
juga menambah wawasan bagi pembaca sekalian.

Saya menyadari bahwasannya makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami harapkan kritikan dan masukannya dari pembaca supaya saya bisa memperbaiki
makalah saya selanjutnya.

Gorontalo, 7 Januari 2020

penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara hukum merupakan terjemahan dari konsep rechtstaat atau rule of law yang
bersumber dari pengalaman demokrasi konstitusional di Eropa abad ke-19 dan ke-20. Oleh
karena itu, negara demokrasi pada dasarnya supremasi hukum. Perwujudan hukum tersebut
terdapat dalam UUD 1945, serta peraturan perundang-undangan di bawahnya. Negara bertujuan
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,serta turut memajukan
kesejahteraan umum dan kecerdasa rakyat. Negara hukum Indonesia menganut konsep negara
hukum materiil atau negara kesejateraan (welfare state). Negara hukum berkaitan dengan hak
asasi manusia. Sebab salah satu ciri dari negara hukum adalah adanya jaminan atas hak asasi
manusia. Oleh karena itu, negara hukum bertanggung jawab atas perlindungan dan penegakan
hak asasi para warganya.

1.2. Rumusan Masalah.

1. Mengetahui konsep dan ciri negara hukum?

2. Mengetahui negara hukum indonesia?

3. Mengetahui hakikat hak asasi manusia?

4. Mengetahui sejarah perkembangan hak asasi manusia?

5. Mengatahui hak asasi manusia di indonesia?

1.3. Tujuan.

1. Mengetahui konsep dan cirri negara hokum.

2. Mengetahui negara hukum Indonesia.

3. Mengetahui hakikat hak asasi manusia.

4. Mengetahui sejarah perkembangan hak asasi manusia.

5. Mengatahui hak asasi manusia di Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KONSEP DAN CIRI NEGARA HUKUM

1. Pengertian Negara Hukum

Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah rechtstaat atau rule of law. Istilah
rechstaat diberikan oleh ahli hukum continental,sedang istilah rule of law diberikan oleh ahli
hukum Anglo-saxon. Rechstaat atau rule of law itu sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk
perumusan yuridis dari gagasan konstitusionalisme. Negara yang menganut gagasan ini
dinamakan constitutional state atau rechstaat (Miriam budiarjo,2008).

Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan


atas hukum. Di dalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan
apa pun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam
negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi
hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum.

2. Negara Hukum Formil dan Negara Hukum Materiil

Negara hukum formil adalah negara hukum dalam arti sempit,yaitu negara yang
membatasi ruang geraknya dan bersifat pasif terhadap kepentingan rakyat negara. Negar tidak
campur tangan secara benyak terhadap urusan dan kepentingan warga negara. Urusan ekonomi
diserahkan pada warga negara dengan dalil “laissez faire,laissez aller”. Yang berarti jika warga
dibiarkan mengurus kepentingan ekonominya sendiri maka dengan sendirinya perekonomian
negara akan sehat.

Negara hukum materiil atau dapat disebut Welfare State adalah Negara yang pemerintahannya
memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan warga dengan dasar bahwa
pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat. Negara bersifat aktif dan
mandiri dalam upaya membangun kesejahteraan rakyat.

Jadi, negara hukum materiil (negara hukum modern) atau dapat disebut welfare state adalah
negara yang mana pemerintah negara memiliki keleluasaan untuk turut campur tangan dalam
urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan
rakyat. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam upaya membangun kesejahteraan rakyat.

3. Ciri Negara Hukum

Friedrich Julius stahl dari kalangan ahli hukum eropa continental memberikan cirri-ciri rechstaat
sebagai berikut :

Ø Hak asasi manusia

Ø Peradilan administrasi dalam perselisihan

Ø Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan

Ø Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi manusia yang biasa dikenal
sebagai trias politika

Sedangkan A.V dicey dari kalangan ahli hukum anglo-saxon memberi cirri-ciri rule of law
sebagai berikut.

· Supremasi hukum,dalam arti tidak boleh ada kesewenangan sehingga seseorang hanya boleh
dihukum jika melanggar hukum.

· Kedudukan yang sama di depan hukum baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat.

· Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.

Sebuah komisi yang terdiri dari 106 hakim dari 16 negara di wilayah asia tenggara dan pasifik
yang tergabung dalam “international commission of julists” pada konferensinya di Bangkok
tanggal 15-19 februari memutuskan ciri-ciri pemerintahan yang demokratis dibawah rule of law
yang dinamis. Ciri-ciri tersebut adalah :

a. Perlindungan kostitusional dalam arti bahwa konstitusi selain dari pada menjamin hak-hak
individu harus menentukan pula cara procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak
yang dijamin.

b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

c. Kebebasan untuk menyampaikan pendapat.

d. Pemilihan umun yang bebas.


e. Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposis.

f. Pendidikan civic (kewarganegaraan).

2.2. NEGARA HUKUM INDONESIA.

1) Landasan Yuridis Negara Hukum Indonesia

Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum sekarang ini tertuang dengan jelas
pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945 perubahan ketiga yang berbunyi “negara Indonesia adalah negara
hukum”. Dengan dimasukkannya landasan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan
semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara bahwa negara Indonesia adalah dan
harus merupakan negara hukum.

Sebelumnya,landasan negara hukum Indonesia kita temukan dalam begian penjelasan umum
UUD 1945 tentang system pemerintahan negara sebagai berikut.

a. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum. Negara Indonesia berdasarkan atas
hukum,tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka.

b. System konstitusional. Pemerintah berdasarkan system konstitusi (hukum dasar),tidak


bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi hukum,untuk
menegakkan kebenaran dan keadilan dan tidak ada kekuasaan yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan. Negara hukum akan terlihat dengan cirri-ciri adanya :

c. Jaminan perlindungan hak asasi manusia.

d. Kekuasaan kehakiman atau peradilan yang merdeka

e. Legalitas dalam arti hukum,yaitu baik penyelenggaraan negara maupun warga negara
dalam bertindak berdasarkan atas dan melalui hukum (mpr,2012).

Konsepsi negara hukum Indonesia dapat kita masukkan dalam konsep negara hukum materiil
atau welfare state. Hal ini dapat kita ketahui dari perumusan mengenai tujuan bernegara
sebagaimana dalam pembukaaan UUD 1945 alenia IV. Negara juga memiliki dasar dan sekaligus
tujuan,yaitu mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

2) Perwujudan Negara Hukum di Indonesia

Operasionalisasi dari konsep negara hukum Indonesia dituangkan dalam konstitusi negara,yaitu
UUD 1945. UUD 1945 merupakan hukum negara yang menempati posisi sebagai hukum dasar
dan tertinggi dalam tatanan hukum (legal order) Indonesia. Dibawah UUD 1945 terdapat
berbagai aturan hukum/peraturan perundang-undangan yang bersumber dan berdasarkan pada
UUD 1945. Legal order merupakan satu kesatuan sistem hukum yang tersusun secara hirerakis.
System hukum terdiri atas berbagai peraturan hokum, sebagian komponen-komponennya dan
saling berinteraksi satu sama lain guna mencapai tujuan hukum itu.

System hukum Indonesia tersusun berdasarkan hukum tertinggi negara, yaitu UUD negara
republik Indonesia 1945 kemudian dijabarkan ke dalam peraturan hukum yang lebih rendah
sehingga bersifat hirerarkis pyramidal. System hukum Indonesia itu sekarang ini sebagaimana
tergambar dalam undang-undang No.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-
undangan. Undang-undang ini menggantikan UU NO.10 tahun 2004 tentang pembentukan
peraturan perundang-undangan.

Jenis dan hirerarki peraturan perundangna,menurut pasal 7 undang-undang no.12 tahun 2011
sebagai berikut.

a. Uud 1945

b. Ketetapan MPR

c. UU/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

d. Peraturan Pemerintah

e. Peraturan Presiden

f. Peraturan Daerah Provinsi

g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :

§ Sistemnya,yaitu system konstitusional.

§ Kedaulatan rakyat atau prinsip demokrasi.

§ (pasal 27 ayat 1 UUD 1945).

§ Adanya organ pembentuk undang-undang (DPR).

§ System pemerintahannya adalah presidensial.


§ Kekuasaan kehakiman yang merdeka bebas dari kekuasaan lain (eksektuif).

§ Norma hukumnya bersumber pada pancasila sebagai dasar negara dan adanya hirerarki
jenjang norma.

§ Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bengsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaa,perdamaian abadi dan keadilan
sosial.

§ Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (pasal 28 A-J UUD 1945).

Ada 4 kaidah penuntut hukum yang mengalir dari dasar negara pancasila. Pertama,hukum
Indonesia yang dibuat haruslah bertujuan membangun dan menjamin integrasi negara dan bangsa
Indonesia. Kedua, hukum Indonesia yang dibuat haruslah berdasarkan demokrasi dan nomokrasi.
Ketiga,hukum Indonesia yang dibuat haruslah ditujukan untuk membangun keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia. Empat,hukum Indonesia yang dibuat haruslah didasarkan pada
toleransi beragama yang berkeadaban (mahfud md,2007).

3) Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi

Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi adalah dapat dinyatakan bahwa negara
demokrasi pada dasarnya adalah negara hukum ciri negara demokrasi tersebut adalah :

Ø Negara hukum

Ø Pemilihan umum yang bebas

Ø Prinsip mayoritas

Ø Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis

Ø Pemerintaha di bawah kontrol nyata masyarakat

4) Hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia

Negara Hukum haruslah memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara itu melindungi dan
menjamin Hak Asasi Manusia setiap warganya. Dengan demikian jelas sudah keterkaitan antara
Negara hukum dan Hak Asasi Manusia, dimana Negara Hukum wajib menjamin dan melindungi
Hak Asasi Manusia setiap warganya.

Perumusan ciri-ciri Negara Hukum yang dilakukan oleh F.J. Stahl, yang kemudian ditinjau ulang
oleh International Commision of Jurist pada Konferensi yang diselenggarakan di Bangkok tahun
1965, yang memberikan ciri-ciri sebagai berikut:

ü Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu konstitusi harus pula
menentukan cara procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin;

ü Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;

ü Pemilihan Umum yang bebas;

ü Kebebasan menyatakan pendapat;

ü Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi;

ü Pendidikan Kewarganegaraan.

2.3. HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia sejak
lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Mustafa pasha (2002) menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dibawa sejak lahir yang melekat
pada esensinya sebagai anugerah Allah SWT.

Dan Pengakuan terhadap ham itu memiliki dua landasan,yaitu :

a. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia, bahwa kodrat manusia
adalah sama sederajat tanpa membedakan ras, agama, suku, bahasa, dan sebagainya

b. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni tuhan menciptakan manusia. Bahwa
semua manusia adalah mahkluk dari pencipta yang sama, yaitu tuhan yang maha esa. Karena itu
di hadapan tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya.

Selama manusia belum mengakui adanya persamaan harkat dan martabat manusi maka hak asasu
manusia belum bisa ditegakan. Hak dasar seseorang atau kelompok tidak diakui dan dihargai
selama mereka dianggap tidak memiliki harkat dan derajat yang sama sebagai manusia. Jika hak
asasi manusia belum dapat ditegakkan maka akan terus terjadi pelanggaran dan penindasan atas
hak asasi manusia, baik oleh masyarakat, bangsa, dan pemerintah suatu negara. Hak asasi
manusia wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2. Macam Hak Asasi Manusia

Berdasarkan pada pengertian hak asasi manusia, maka ciri pokok dan hakikat hak asasi manusia
adalah (tim ICE UIN,2003) :

1) Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi. Hak asasi manusia
adalah bagian dari manusia secara otomatis.

2) Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal usul,
ras, agama, etnik, dan pandangan politik.

3) Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Setiap orang tetap memiliki hak asasi manusia
meskipun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi bahkan melanggar hak asasi
manusia.

Hak asasi manusia meliputi berbagai bidang sebagai berikut :

a) Hak asasi pribadi (personal rights), misalnya hak kemerdekaan,hak menyatakan pendapat,
hak memeluk agama.

b) Hak asasi politik (political rights), yaitu hak untuk diakui sebagai warga negara. Misalnya,
memilih dan dipilih, hak berserikat, hak berkumpul.

c) Hak asasi ekonomi (property rights), misalnya hak memiliki sesuatu, hak mengadakan
perjanjian, hak bekerja, hak mendapat hidup layak.

d) Hak asasi social dan kebudayaan (social and cultural rights), misalnya mendapatkan
pendidikan, hak mendapatkan santunan, hak pension, hak mengembangkan kebudayaan, hak
berekspresi.

e) Hak untuk mendapatkan perlahukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of
legal equality).

f) Hak untuk mandpatkan perlakuan sama dalam tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights).
2.4. SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA

1) Sejarah Pengakuan Hak Asasi Manusia

Pada hakikatnya muncul karena inisiatif manusia terhadap harga diri dan martabatnya, sebagi
akibat tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan, dan
kezaliman. Perkembangan pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan
beraneka ragam. Perkembangan nya sebagai berikut :

2) Perkembangan hak asasi manusia pada masa sejarah

1. Perjuangan nabi Musa dalam membebaskan umat Yahudi dari perbudakan (tahun 6000
sebelum Masehi)

2. Hukum Hammurabi di Babylonia yang member jaminan keadilan bagi warga negara (tahun
2000 sebelum Masehi)

3. Socrates (469-399 sm), Plato (429-347), dan Aristoteles (384-322 sm) sebagai filosof
Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi manusia. Mereka mengajarkan untuk mengkritik
pemerintah yang tidak berdasarkan keadilan,cita-cita,dan kebijaksanaan.

4. Perjuangan nabi Muhammas SAW untuk membebaskan para bayi wanita dari penindasan
bangsa Quraisy (tahun 600 Masehi).

3) Perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris

Perjuangan untuk HAM di Inggris tampak dari beberapa dokumen berikut ini :

1. Tahun 1215 munculnya piagam “Magna Charta” atau Piagam Agung.

2. Tahun 1628 keluarnya piagam “Petition of right”

3. Tahun 1679 munculnya “Habeas corpus act”

4. Tahun 1689 keluar “Bill of rights”

4) Perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat

Didasari pemikiran John Locke tentang hak-hak alam, seperti hak hidup (live), hak kebebasan
(liberty), dan hak milik (property). Dasar inilah yang kemudian dijadikan landasan bagi
pengakuan hak-hak asasi manusia. Di amerika serikat perjuangan hak-hak asasi manusia
disebabkan oleh rakyat amerika serikat yang berasal dari Eropa sebagai emigran yang merasa
tertindas oleh pemerintahan Inggris, yang pada waktu itu merupakan jajahan Inggris. Dalam
sejarah perjuangan hak asasi manusia ,negara Amerika Serikat dapat dikatakan sebagai negara
pertama yang menetapkan dan melindungi hak asasi manusia dalam konstitusinya.

5) Perkembangan Hak Asasi Manusia di Perancis

Dirumuskan dalam suatu, naskah pada awal revolusi Perancis pada tahun 1789, sebagai
pernyataan tidak puas dari kaum Borjuis dan rakyat terhadap kesewenang-wenangan raja Louis
XVI. Naskah tersebut dikenal dengan declaration des droits de L’homme et du citoyen
(pernyataan mengenai hak-hak asasi manusia dan warga negara).

6) Atlantic Charter tahun 1941

Muncul pada saat terjadinya perang dunia II yang dipelopori oleh franklin d. Roosevelt yang
menyebutkan the four freedoms (4 kebebasan), yakni :

1. Kebebasan untuk beragama (freedom of religion).

2. Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech).

3. Kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).

4. Kebebasan dari kemiskinan (freedom from want).

7) Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan bangsa-bangsa

Pada tanggal 10 desember 1948, PBB berhasil merumuskan naskah yang dikenal sebagai
universal declaration of human rights,yaitu pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia.
Atas peristiwa tersebut tanggal 10 desember diperingati sebagai hak asasi manusia.

Isi pokok deklarasi itu tertuang dalam pasal 1 yang menyatakan :

“sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka
dikaruniai akal dan budi dan kehendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan”.
8) Hasil Sidang Majelis Umum PBB tahun 1966

Dalam sidang majelis umum PBB tahun 1966,”international covenhants on human rights”
telah diakui dalam hukum Internasonal dan diratifikasi oleh negara-negara anggota pbb.
Konvensi tersebut antara lain :

1. The international covenant on civil political rights, yaitu tentang hak sipil dan hak politik
(konvensi tentang hak sipil dan politik 1966)

2. The international covenant on economic,social,and cultural rights,yaitu berisi syarat-syarat


dan nilai-nilai bagi system demokrasi ekonomi,social,dan budaya (konvensi tentang hak
ekonomi,social,dan budaya 1966)

3. Optional protocol,adanya kemungkinan seorang warga negara yang mengadukan


planggaran hak asasi manusia kepada komisi hak asasi manusia PBB setelah melalui upaya
pengadilan di negara nya.

Berdasarkan sejarah perkembangannya, ada 3 generasi hak asasi manusia,yaitu :

a) Generasi pertama adalah hak sipil dan politik yang bermula di dunia barat
(Eropa),contohnya hak atas hidup,hak atas kebebasan dan keamanan,hak atas kesamaan di muka
peradilan,hak kebebasan berpikir dan berpendapat,hak beragama,hak berkumpul,dan hak untuk
berserikat.

b) Generasi kedua adalah hak ekonomi,social,dan budaya yang diperjuangkan oleh negara
sosialis di eropa timur,misalnya hak atas pekerjaan,hak atas penghasilan yang layak,hak
membentuk serikat pekerja ,hak atas pangan,hak atas kesehatan,hak atas perumahan,hak atas
pendidikan,dan hak atas atas jaminan social.

c) Generasi ketiga adalah hak perdamaian dan pembangunan yang diperjuangkan oleh negara-
negara berkembang (Asia-Afrika), misalnya hak bebas dari ancaman msuh,hak setiap bangsa
untuk merdeka,hak sederajat dengan bangsa lain,dan hak mendapatkan kedamaian.

2.5. HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

1. Pengakuan Bangsa Indonesia akan Hak Asasi Manusia

Pengakuan hak asasi manusia di Indonesia telah tercantum dalam UUD 1945 yang
sebenarnya lebih dahulu ada dibandingkan dengan deklarasi Universal PBB yang lahir pada 10
desember 1948. Berikut ini pengakuan akan hak asasi manusia dalam UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya.
a. Pembukaan UUD 1945 alenia pertama.

b. Pembukaan UUD1945 alenia keempat.

c. Batang tubuh UUD1945.

d. Peraturan perundang-undangan.

2. Penegakan Hak Asasi Manusia

Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap HAM, disamping dibentuk


aturan-aturan hukum,juga dibentuk kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan
dengan penegakan HAM,antara lain:

a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

Komnas HAM adalah lembaga yang mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga
negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan,
dan mediasi hak asasi manusia.

b. Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan undang-undang No.26 tahun 2000 tentang


pengadilan Hak Asasi Manusia

Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum
dan berkedudukan di daerah Kabupaten atau Kota.

c. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul dari DPR berdasarkan peristiwa tertentu
denagn keputusan presiden untuk memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya. Undang-undang No.26 tahun tentang
pengadilan hak asasi manusia.

d. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Undang-undang No.26 tahun 2000


memberikan alternatif bahwa penyelesaian pelanggaran HAM berat dapat dilakukan di luar
pengadilan HAM,yaitu melalui komisi kebenaran dan rekonsiliasi yang dibentuk berdasarkan
undang-undang,yakni undang-undang No.27 tahun 2004 tentang komisi kebenaran dan
rekonsiliasi. Namun perkembangannya,undang-undang ini dicabut dan dinyatakan tidak
memiliki kekuatan hukum mengikat oleh Mahkamah Konstitusi (MK).dengan demikian KKR
sudah ditiadakan.

· Pelanggaran terhadap hak asasi manusia dapat dilakukan oleh dua pihak ,yaitu :

a. Pihak negara dalam hal ini aparat negara atau pemerintah (state actors)
b. Pihak masyarakat atau warga negara (non-state actors)

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah rechtstaat atau rule of law. Istilah
rechstaat diberikan oleh ahli hukum continental,sedang istilah rule of law diberikan oleh ahli
hukum Anglo-saxon. Rechstaat atau rule of law itu sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk
perumusan yuridis dari gagasan konstitusionalisme. Negara yang menganut gagasan ini
dinamakan constitutional state atau rechstaat (Miriam budiarjo,2008). Negara Hukum Adalah
Negara yang didalamnya terdapat berbagai aspek peraturan-peraturan yang memang bersifat
abstrak yaitu memaksa, dan mempunyai sanksi yang tegas.Gagasan Negara hukum masih
bersifat samar-samar dan tenggelam dalam waktu yang sangat panjang, kemudian muncul
kembali secara lebih ekplisit pada abad ke-19,yaitu dengan munculnya konsep rechtsstaat dari
Freidrich Julius Stahl.

3.2. SARAN

Pengawalan penegakan HAM kian berat. Tak semudah membalik telapak tangan.
Buktinya dibangsa ini belum bisa sepenuhnya menancapkannya. Walau masih bangsa muda
dibandingkan dengan bangsa-bangsa barat, namun waktu seperti itu bukanlah sempit bagi
pemerintah kita untuk mewujudkannya. Namun kembali lagi pada kenyataanya. Bangsa
indonesia belum menjamin HAM pada warganya. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk
mempelopori penegakan HAM di indonesia. Tentu saja itu tidak cukup hanya pemerintah, namun
partisipasi dan kerja sama antara warga negara masih sangat dibutuhkan.

Kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai mahasiswa sudah semestinya membantu
pemerintah untuk terus menegakkan HAM di indonesia.

Penguasa negara harusnya bisa memproyeksikan dan men-real-kan ( menjadi kenyataan ) sebuah
tujuan negara yang terkandung dalam alinea IV UUD NRI 1945. Dengan tidak bertindak
sewenang-wenang. Rakyat juga harus membantu mewujudkannya dengan mematuhi segala
peraturan perundang-uandangan yang ada dalam negara indonesia, serta membantu pemerintah
dalam mewujudkan negara aman, dan makmur.

Daftar Pustaka
Winarno.2013.paradigma baru pendidikan kewarganegaraan,Jakarta:PT.Bumi Aksara.

http://suraya-atika.blogspot.com/2014/08/negara-hukum-dan-ham-hak-asasi-manusia.html.

http://tugaskuliah-ilham.blogspot.com/2011/03/negara-hukum-dan-hak-asasi-manusia.html.

http://henawan.blogspot.com/2014/01/makalah-lengkap-negara-hukum-dan-ham.html.

MAKALAH
Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

OLEH :
RINA RAHMAWATI USMAN

S2219016

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO

2020

Anda mungkin juga menyukai