Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN KEBAHASAAN

Pengkajian bahasa antara lain untuk memahami bahasa dan cara kerjanya, dan juga untuk
memahami perlakuan orang terhadap bahasa (Halliday dan Hasan, 1985). Kajian bahasa
bermanfaat bagi kepentingan keilmuan (teoretis) dan kepentingan yang langsung dirasakan
pemakainya (praktis). Pengkaji bahasa ada yang sepenuhnya tertuju pada studi bahasa dan yang
mengarah pada pemanfaatan studi bahasa untuk kepentingan praktis. Dalam rangka kepentingan
praktis bidang pengajaran bahasa, maka hasil kajian bahasa memiliki beberapa manfaat,
misalnya untuk penyusunan bahan ajar (Oka dan Suparno, 1994:113). Pemanfaatannya,
memerlukan pengolahan khusus dengan mempertimbangkan prinsipprinsip pedagogis tertentu.
Karena itu, ada perbedaan penyajian hasil kajian bahasa yang ditujukan untuk keperluan studi
bahasa itu sendiri dengan keperluan untuk pengajaran bahasa di sekolah. Memang, pengajaran
bahasa tetap mengikuti hasil kajian bahasa, misalnya berupa temuan-temuan baru sebagai hasil
kajian bahasa dilakukan oleh para ahli sesuai dengan perkembangan dan kemajuan keilmuan.

1. KEBAHASAAN

Pengertian bahasa.

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia perlu berinteraksi dengan manusia yang
lainnya. Pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui, maka interaksi itu terasa semakin
penting. Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan alat, sarana atau media, yaitu bahasa. Sejak saat
itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media. Bentuk dasar bahasa adalah ujaran. Ujaranlah
yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

Bahasa = sarana komunikasi mencakup aspek bunyi dan makna

Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu
ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa dapat dilihat dari sifatnya, yaitu :
a. sistematik, artinya memiliki sistem yaitu sistem bunyi (arus ujaran) dan makna;
b. manasuka, artinya unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar atau tidak ada hubungan
logis antara bunyi (arus ujaran) dengan maknanya;
c. ujar, artinya berbentuk ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia;
d. manusiawi, artinya bahasa berfungsi selama manusia memanfaatkannya;
e. komunikatif, artinya bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam
kegiatannya.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka bahasa dapat dimaknai sebagai alat komunikasi antar
manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia.
2. Bentuk dan Makna Bahasa

Bahasa memiliki bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk bahasa terdiri dari (a) unsur
segmental (bagian dari unsur bahasa yang terkecil sampai dengan yang terbesar), yaitu : fonem,
suku kata, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; (b) unsur suprasegmental (bagian
bahasa yang berupa intonasi) yang terdiri dari : tekanan, nada, durasi, dan perhentian. Sedangkan
makna bahasa terdiri dari : makna morfemis, makna leksikal, makna sintaksis, dan makna
wacana.

3. Fungsi Bahasa

Bahasa memiliki fungsi


a. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota masyarakat;
b. fungsi ekspresi, yaitu menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan
perasaan pembicara;
c. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota
masyarakat;
d. fungsi kontrol sosial, yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu : (a) fungsi untuk menjalankan
administrasi negara, (b) fungsi sebagai alat pemersatu, dan (c) fungsi sebagai wadah penampung
kebudayaan.

4. Tujuan mempelajari kajian bahasa .

1. menjelaskan hakikat bahasa

2. menjelaskan fungsi bahasa

3. menjelaskan ragam bahasa

4. membedakan ragam baku dan tidak baku

5. membedakan ragam tulis dan lisan

6. membedakan bahasa yang baik dan benar


5.Sifat – sifat bahasa :

1. Sistematik karena bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami
oleh pemakainya

2. Mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar

3. Ujar , karena bentuk dasar bahasa

4. Manusiawi, karena dimanfaatkan manusia.

Aspek kebahasaan Indonesia meliputi, bunyi, bentukan kata, kalimat, dan makna. Aspek
kebahasaan tidak secara eksplisit dituangkan di dalam KTSP, namun dalam pembelajaran bahasa
Indonesia aspek kebahasaan tidak dapat dipisahkan dari komponen keterampilan berbahasa dan
bersastra. Aspek kebahasaan merupakan unsur pembentuk bahasa yang dipakai dalam kegiatan
berbahasa. Pembelajaran aspek kebahasaan bukan hal yang dapat begitu saja ditinggalkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, namun juga bukan berarti dominasi pembelajaran bahasa
dilakukan pada aspek kebahasaan .

Materi pembelajaran kebahasaan , meliputi bunyi atau huruf, lafal, intonasi kata, kalimat,
dan makna. Materi pembelajaran kebahasaan di kelas awal meliputi pengenalan bunyi atau
huruf,lafal, intonasi, kata, dan kalimat sederhana. Materi pembelajaran kebahasaan meliputi kata
menjadi kalimat dengan bahasa yang baik dan benar ( ejaan yang tepat dan pilihan kata yang
tepat dan santun).

A. BUNYI FONEM.( fonologi)

Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan bunyi-bunyi (fonem) bahasa dan distribusinya.
Fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa yang
diproduksi oleh alat ucap manusia.[1]. Bidang kajian fonologi adalah bunyi bahasa sebagai satuan
terkecil dari ujaran dengan gabungan bunyi yang membentuk suku kata.[1]Fonologi terdiri dari 2
(dua) bagian, yaitu Fonetik dan Fonemik. Fonologi berbeda
dengan fonetik. Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa
direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia,
terutama yang berhubungan dengan penggunaan dan pengucapan bahasa. Dengan kata lain,
fonetik adalah bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau
bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. Sementara
itu, Fonemik adalah bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai
pembeda arti.
B. LAFAL
Lafal adalah suatu cara seseorang atau sekelompok orang , dalam mengucapkan bunyi
bahasa. Bunyi bahasa Indonesia meliputi vokal, konsonan, diftone, gabungan
konsonan.

C. INTONASI
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk
makna kalimat.

D. KATA(Morfem)
Morfem adalah bentuk terkecil yang dapat membedaka makna dan atau mempunyai
makna, Wujud morfem dapat berupa imbuhan, klitika, partikel dan kata dasar
(misalnya –an, -lah, -kah, bawa). Sebagai kesatuan pembeda makna, semua contoh
wujud morfem tersebut merupakan bentuk terkecil dalam arti tidak dapat lagi dibagi
menjadi kesatuan bentuk yang lebih kecil. Menurut bentuk dan maknanya, morfem
dikelompokkan menjadi 2 yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas,
yaitu morfem yang berdiri sendiri dari segi makna tanpa harus dihubungkan dengan
morfem yang lain. Semua kata dasar tergolong morfem bebas. Morfem terikat, yaitu
morfem tidak dapat berdiri sendiri dari segi makna. Makna morfem terikat baru jelas
setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem lainnya. Semua imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem
terikat. Selain itu unsur-unsur kecil seperti klitika, partikel, dan bentuk lain yang tidak
dapat berdiri sendiri, juga tergolong sebagai morfem terikat.

E. Kalimat (Sintkas)
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . kalimat ada yang berupa fakta ada pula
yang berupa opini.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=96559&val=4806

2. https://joko1234.wordpress.com/category/kuliah/kajian-bahasa-indonesia-i/

3. https://id.wikipedia.org/wiki/Fonologi

4. http://effendyhafid.blogspot.co.id/

KAJIAN KEBAHASAAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEMESTER 1

OLEH

WIDYA REZKI MAIZA

17129435 / BKT 11

DOSEN

Dra.Elfia Sukma M,pd

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2017

Anda mungkin juga menyukai