Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nurhasanah
1110016300032
Nurhasanah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang
berkembang dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Serang Model tahun ajaran 2015/2016. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa
kelas X.5 MIA yang berjumlah 32 orang sebagai kelas yang menggunakan instrumen
tes keterampilan proses sains pada konsep kalor. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan tes keterampilan proses sains dalam bentuk non-tes berupa lembar
observasi dan tes berupa subjektif (uraian). Tes keterampilan proses sains yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi mengajukan pertanyaan, mengamati
(observasi), berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan (interpretasi), dan
berkomunikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek mengamati (observasi)
merupakan aspek tertinggi dengan nilai persentase rata-rata sebesar 87.50%,
sedangkan aspek merencanakan percobaan merupakan aspek terendah dengan nilai
persentase rata-rata sebesar 69,44%. Berdasarkan rata-rata keterampilan proses
sains siswa yang terukur berdasarkan lembar observasi sebesar 79,17% sedangkan
rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,19.
Kata kunci: Keterampilan proses sains, konsep kalor, model inkuiri terbimbing.
iv
ABSTRACT
This study aims to determine students' science process skills developed in guided
inquiry learning activities on the concept of heat. This research was conducted in
MAN 2 Serang Model year 2015/2016. The method used is descriptive method. The
subjects were students MIA X.5 classes totaling 29 people as a class using science
process skills test instrument on the concept of heat. Instruments in this research
used test of science process skills test in type of subjective test (essay) and non-test
in observation checklist type. Science process skills tests used in this study include
asking questions, observing the (observation), hypothesize, experiment planning,
interpreting (interpretation), and communicating. The observation show that the
highest aspect with an average percentage of 87.50%, instead the planning aspect
of the experiment is the lowest one the value of the average percentage is 69.44%.
Based on the average science process skillsthat measured in observation checklistis
79,17%. Meanwhile,the average of student’s value is 77,19.
v
KATA PENGANTAR
vi
6. Dra. Hj. Aida, selaku Kepala MAN 2 Serang yang telah memberikan
kesempatan untuk penulis melaksanakan penelitian skripsi ini.
7. Drs. Hardiwijaya, selaku guru bidang studi fisika kelas X MAN 2 Serang yang
telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis di dalam
pelaksanaan penelitian skripsi ini.
8. Seluruh siswa-siswi MAN 2 Serang, terutama kelas X MIA 5 yang telah
bekerjasama dan membantu penulis di dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.
9. Secara khusus, penulis juga menyampaikan banyak terimakasih pada kedua
orangtua tercinta, yaitu Ayahanda Samidin (Alm) dan Ibunda Rodiah yang
senantiasa mengiringi langkah penulis dengan untaian doa, pengorbanan, serta
dukungan motivasi dan materi dengan penuh keikhlasan dan harapan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, mudah-mudahan
bantuan, bimbingan, semangat doa yang telah diberikan menjadi pintu
datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, secara terbuka penulis menerima setiap kritik dan saran yang
bersifat membangun sebagai pijakan penulis ke depan menjadi lebih baik dari
sekarang. Walaupun demikian, penulis tetap berharap semoga penelitian skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5 Angin Laut Dan Angin Darat terjadi Melalui Konveksi Alami Udara
.....................................................................................................29
Gambar 2.6 Konveksi Paksa pada Sistem Pendingin Mobil ..............................30
Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir ...............................................................35
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian .........................................................................38
Gambar 4.1 Diagram Rekapitulasi Data Hasil Observasi KPS..........................51
xii
DAFTAR LAMPIRAN
.......................................................................................................130
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Rusmiyati , dan A. Yulianto, Peningkatan Keterampilan Proses Sains dengan
Menerapkan Model Problem Based-Instruction, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 2009), h. 75.
2
Nuryani Y Rustaman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2005), h. 103.
3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), cet VI, h. 137.
4
1
2
5
Zulfiani, Dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, 2009), h. 51.
6
Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
h.17.
7
Nuryani Y Rustaman, dkk. Op.Cit., h. 95
3
8
Conny Semiawan, Op.Cit. h.14
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalm latar belakang
masalah, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain:
1. Secara umum pembelajaran fisika di sekolah masih menekankan pada hasil
sedangkan proses seringkali diabaikan.
2. Kegiatan belajar mengajar fisika relatif masih menekankan pada aspek
hafalan bukan aspek proses.
3. Siswa memiliki keterampilan-keterampilan mendasar, namun guru belum
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi
masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:
1. Tes keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini menurut
Nuryani Y. Rustaman yang meliputi mengamati (observasi), menafsirkan
(interpretasi), mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan,
dan berkomunikasi.
2. Model inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini menurut Eggen
& Kauchak adalah menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis,
merancang percobaan, melaksanakan percobaan, mengumpulkan dan
menganalisis data serta membuat kesimpulan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana deskripsi
penggunaan tes keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran konsep kalor
dengan model inkuiri terbimbing?”.
Rumusan masalah di atas, secara operasional dapat dijabarkan ke dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling tinggi dalam
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
5
2. Aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling rendah dalam
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
3. Bagaimana rata-rata keterampilan proses siswa yang terukur setelah
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
tes keterampilan proses sains siswa secara deskriptif dalam pembelajaran konsep
kalor dengan model inkuiri terbimbing. Secara spesifik tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling
tinggi dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
2. Untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling
rendah dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
3. Untuk mengetahui aspek rata-rata keterampilan proses siwa yang terukur
setelah pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat.
Adapun manfaat penelitian ini antara lain:
1. Dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang dimilikinya melalui
model inkuiri terbimbing.
2. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika melalui
penilaian sistematis dan berorientasi pada keterampilan berpikir.
3. Dapat memberikan masukan pada guru tentang pengembangan instrumen
penilaian yang berorientasi keterampilan berpikir khususnya yang berorientasi
pada pengembangan keterampilan proses sains.
6
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR
A. Deskripsi Teoretis
1. Tes
a. Pengertian Tes
Tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring yang
digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain. Dalam
perkembangannya, istilah tes diadopsi dalam psikologi dan pendidikan.1 Secara
umum tes diartikan sebagai alat yang dugunakan untuk mengukur pengetahuan atau
penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten atau materi tertentu.
Menurut Sudijono, tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian. Tes juga dapat diartikan sebagai alat pengukur
yang mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara meluas,
serta betul-betul dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan psikis atau
tingkah laku individu.
Menurut Bruce, tes digunakan untuk mengukur banyaknya pengetahuan
yang diperoleh individu dari suatu bahan pelajaran yang terbatas pada tingkat
tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak digunakan dalam
dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan umumnya orang masih memandang bahwa
indikator keberhasilan seseorang mengikuti pendidikan dilihat dari seberapa banyak
orang menguasai materi yang telah dipelajari dalam suatu jenjang pendidikan
tertentu.2
Menurut Norman, mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu prosedur
evaluasi yang komperhensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran
1
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), h.2.
2
Djaali dan Pujdi Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta, 2004), h. 8.
7
yang dilakukan oleh guru.3 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa tes memiliki peranan sangat penting dalam dunia pendidikan.
b. Fungsi Tes
Secara umum ada beberapa fungsi tes di dalam dunia pendidikan, yaitu:4
1) Alat untuk mengukur prestasi belajar siswa
Hal ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau
kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar
dalam jangka waktu tertentu. Dalam kaitan ini, tes berfungsi sebagai alat untuk
mengukur keberhasilan program pengajaran. Sebagai alat untuk mengukur
keberhasilan program pengajaran, tes berfungsi untuk seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan dapat tercapai dan seberapa banyak yang belum
tercapai serta menentukan langkah apa yang perlu dilakukan untuk mencapainya.
2) Berfungsi sebagai motivator pembelajaran
Hampir semua ahli teori pembelajaran menekankan pentingnya umpan balik
yang berupa nilai untuk meningkatkan intensitas kegiatan belajar. Thorndike
mengemukakan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras
apabila mereka mengetahui bahwa diakhir program yang sedang ditempuh akan ada
tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. Menurut Ebel, tes kadang- kadang
dianggap sebagai motivator ekstrinsik. Fungsi ini dapat optimal apabila nilai hasil
tes yang diperoleh siswa betul-betul obyektif dan sahih, baik secara internal maupun
eksternal yang dapat dirasakan langsung oleh siswa yang diberi nilai melalui tes.
3) Upaya perbaikan kualitas pembelajaran
Dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran ada tiga jenis tes, yaitu tes
penempatan, tes diagnostik, dan tes formatif. Tes yang dilaksanakan untuk
keperluan penempatan bertujuan agar setipa siswa yang mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran secara efektif karena sesuai dengan bakat dan
3
Ibid., h. 9.
4
Ibid.
8
c. Jenis-Jenis Tes
Dalam penjelasaan ini, hanya ada dua jenis tes yang akan dibahas yaitu tes
tertulis yang dibedakan menjadi 2 yaitu tes uraian dan tes objektif.
1) Tes uraian
Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk yang sejenis yang sesuai dengan
tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata atau bahasa sendiri. Dengan
demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan
gagasan melalui bahasa tulisan. Tes uraian ini dibedakan menjadi tiga yaitu uraian
bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur.
9
2) Tes objektif
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item)
karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut
objektif karena penilaianya objektif. Tes objektif menuntut siswa untuk memilih
jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan,
memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang
belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang
menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi. Tes objektif terdiri atas beberapa
bentuk, yaitu tes benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi
jawaban singkat.5
5
Zainal arifin. Op.Cit.,h. 135
6
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung: PT Rosdakarya,2005), h. 99.
7
Nuryani Y. Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2005), h. 95.
8
Widayanto, Mengembangkan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa kelas X
Melalui KIT Optik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 2009, h. 2.
10
9
Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
h.17.
11
10
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), Cet ke-6, h.
150.
11
Nuryani Y. Rustaman, op.cit., h. 96.
12
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 53.
12
5) Keterampilan berkomunikasi
6) Hipotesis
7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan
8) Menerapkan konsep atau prinsip
9) Mengajukan pertanyaan
10) Keterampilan menyimpulkan
Melakukan observasi merupakan keterampilan yang dilakukan melalui
kegiatan dengan menggunakan seluruh alat indera secara optimal, seperti telinga,
mata, hidung, lidah dan kulit. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Pengamatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
ataupun tidak.
Menafsirkan hasil pengamatan merupakan keterampilan mencatat hasil
pengamatan dalam bentuk angka. Pengamatan tersebut siswa dapat menghubung-
hubungkan hasil pengamatan dan menemukan pola dalam suatu pengamatan.
Setelah itu, siswa dapat menemukan kesimpulan sementara terhadap hasil observasi
atau pengamatan.
Mengelompokkan merupakan keterampilan mendasar dimana siswa
memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan perbedaan dan persamaan antara
berbagai obyek yang diamati. Termasuk kedalam jenis keterampilan jenis ini adalah
menggolong-golongkan, membandingkan, mengontraskan, dan mengurutkan.
Meramalkan, merupakan kemampuan membuat prediksi atau perkiraan
menggunakan pola-pola tertentu terhadap sesuatu yang mungkin terjadi sebelum
dilakukan pengamatan. Meramalkan dalam sains tentu berbeda dengan meramalkan
secara magis, karena meramalkan dalam sains tidak beradasarkan hal-hal yang
sifatnya tahayul, tetapi berdasarkan teori/fakta yang sudah ada sebelumnya.
Keterampilan berkomunikasi merupakan kemampuan dalam menjelaskan
hasil pengamatan. Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan, grafik,
tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat berupa paparan sistematik
(laporan) atau transformasi parsial.
13
13
Ibid., h. 56.
15
penguasaan konsep. Secara khusus karakteristik jenis KPS tertentu akan dibahas
dan dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya.15
1) Karakteristik umum
Secara umum butir soal KPS dapat dibedakan dengan butir soal penguasaan
konsep. Butir-butir soal KPS memiliki beberapa karakteristik. Pertama, butir soal
KPS tidak boleh dibebani konsep (nonkonsep burdan). Hal ini diupayakan agar
butir soal tersebut tidak rancu dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep
dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun butir soal
sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-
hari siswa). Kedua, butir soal KPS mengandung sejumlah informasi yang harus
diolah oleh responden atau siswa. Informasi dalam butir soal KPS dapat berupa
gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya. Ketiga,
seperti butir soal pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh butir soal KPS harus
jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misal interpretasi. Keempat,
sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.16
2) Karakteristik Khusus
Rustaman menyatakan karakteristik khusus butir soal KPS seperti
terterapada Tabel 2.2.17
15
Rustaman., op. cit., h. 194.
16
Ibid.
17
Ibid.
17
20
Ibid.
21
Zulfiani, dkk. op.cit.,h. 119.
22
Carol Kuhlthau dan Ross J. Todd, 2006, “Guided Inquiry: A Framework For Learning
Through School Libraries In 21” Century School” .
19
23
Trianto., op.cit., h. 141.
21
Menurut Sudjana menyatakan ada lima (5) tahapan yang ditempuh dalam
melaksanakan pembelajaran inkuiri yaitu:24
1) Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa.
2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis.
3) Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk mencari jawaban
hipotesis atau permasalahan.
4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.
5) Mengaplikasikan kesimpulan.
24
Trianto, Ibid., h. 142.
25
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012 ),
Cet. III, h.79.
22
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
2) Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-
hari.
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik
termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan konduktivitas kalor.
c. Peta Konsep Kalor
2) Kalor Jenis
Besar kalor Q yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur zat tertentu
sebanding dengan massa m zat tersebut dan dengan perubahan temperatur ∆T. Hal
ini dapat dinyatakan dalam persamaan,29
…………………………………(2.1)
27
Douglas C Giancoli, Fisika, Edisi 5, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 488.
28
Ibid., h.489.
29
Ibid., h.492.
27
3) Kapasitas kalor
Kalor yang dibutuhkan 1 panci air agar suhunya naik 1° C disebut kapasitas
kalor. Kapasitas kalor sebenarnya banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk
kalor untuk menaikkan suhu benda sebesar satu derajat. Pada sistem SI, satuan
kapasitas kalor adalah JK-1. Namun, karena di Indonesia suhu biasa dinyatakan
dalam skala Celsius, maka satuan kapasitas kalor yang dipakai dalam buku ini
adalah J/°C. Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
Q : kalor yang diserap/dilepas (J)
C : kapasitas kalor benda (J/°C)
T : perubahan suhu benda (°C)
4) Konservasi Energi
Konservasi energi memainkan peranan penting: kehilangan kalor sebanyak
satu bagian sistem sama dengan kalor yang didapat oleh bagian yang lain:30
…………(2.2)
Pertukaran energi tersebut merupakan dasar teknik yang dikenal dengan
nama kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.
Dengan demikian, ketika kalor mengalir di dalam sistem yang terisolasi,
30
Ibid., h.494.
28
konservasi energi memberitahu kita bahwa kalor yang diterima oleh satu bagian
sistem sama dengan kalor yang dikeluarkan oleh bagian sistem yang lain.
Konservasi energi pada pertukaran kalor, seperti yang ditunjukkan oleh
Persamaan (2.2), pertama kali diukur oleh Joseph Black (1728-1799), seorang
ilmuwan Inggris. Oleh karena itu, Persamaan (2.2) dikenal sebagai asas Black.
6) Perpindahan Kalor
Kalor dapat merambat dengan tiga cara, di antaranya secara konduksi
(hantaran), secarakonveksi (aliran), dan secara radiasi (pancaran). Berikut
pembahasan mengenai setiap jenis perambatan kalor tersebut.
a) Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Perpindahan kalor yang tidak diikuti perpindahan massa ini disebut
konduksi.
Kalor yang mengalir dalam batang per satuan waktu dapat dinyatakan
dalam hubungan:
…………………………………(2.4)
Keterangan
A : luas penampang lintang benda
l : jarak antara kedua ujung, yang mempunyai temperatur
T1 : ujung batang logam bersuhu tinggi
T2 : ujung batang logam bersuhu tinggi
k : konstanta pembanding yang disebut konduktivitas termal
30
: jumlah kalor yang merambat pada batang per satuan waktu per satuan luas.
Besarnya kalor yang merambat tiap satuan waktu, dapat dituliskan sebagai
berikut.
Gambar 2.5 Angin Laut dan Angin Darat Terjadi Melalui Konveksi
Alami Udara
31
Selain terdapat proses konveksi alami, terdapat juga proses konveksi paksa.
Dalam konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan ke tujuannya
oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Satu di antara contoh dari konveksi paksa
yaitu pada sistem pendingin mobil,
W : energi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu (watt/m2)
σ : konstanta Stefan–Boltzmann = 5,672 × 10-8 watt/m2 K4
T : temperatur mutlak benda (K), dan
e : koefisien emisivitas (0 < e ≤ 1)
5. Penelitian Relevan
32
31
Marnita, Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran Kontekstual pada
Mahasiswa Semester I Materi Dinamika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9, 2013, h. 43.
33
IPA dan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
konvensional.32
c) Nita Nurtafita (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Metode
Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Suhu
Kalor”. Masalah dalam penelitian ini adalah dalam proses pembelajaran fisika
siswa hanya dituntut untuk menghafal rumus dan kurangnya keterlibatan siswa
dalam proses belajar-mengajar sehingga siswa tidak memperoleh
pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode guided
inquiry dalam pembelajarannya. Melalui metode ini didapatkan hasil bahwa
metode guided inquiry berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa
pada konsep kalor. 33
d) Winda Syafitri (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Keterampilan
Proses Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada Konsep Sistem Koloid”.
Masalah dalam penelitian ini adalah dalam pembelajaran kimia, siswa belum
aktif dalam menemukan konsep sendiri, dalam mengembangkan keterampilan
proses sains siswa belum dilatih, serta konsep materi hanya sebatas transfer
informasi saja. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya menggunakan
pendekatan inkuiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan keterampilan proses sains yang muncul dalam diri
siswa melalui pembelajaran ini. Melalui pendekatan ini menunjukkan bahwa
aspek yang muncul adalah aspek observasi, klasifikasi, prediksi, dan
komunikasi.34
e) Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola dan Folashade Afolabi (2010) yang
berjudul “Analysis of Science Process Skills in West African Senior Secondary
School Certificate Physics Practical Examinations in Nigeria”. Berdasarkan
penelitian dari 15 yang digunakan hanya muncul 5 keterampilan
32
Lalu Ria Suhardiman dan Asep Saepul Hamdi, Pengaruh Metode Inquiry Terhadap
Keterampilan Ptoses dan Hasil Belajar IPA (Fisika)siswa kelas VIII SMPNegeri Singaraja, Jurnal
Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan, 2012, h. 14.
33
Nita Nurtafita, “Pengaruh Metode Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Sains
pada Konsep Suhu Kalor”, Skripsi UIN Jakarta, Jakarta, 2012.
34
Winda Syafitri, Analisis Keterampilan Proses Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada
Konsep Sistem Koloid, Skripsi UIN Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan.
34
B. Kerangka Berpikir
Secara umum, pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan aspek
produk sedangkan aspek prosesnya diabaikan. Siswa memperoleh pengetahuan
berupa konsep, fakta atau prinsip berdasarkan informasi yang didapat dari guru.
Siswa tidak dibiasakan untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Sehingga
pengetahuan tersebut hanya bersifat hafalan belaka bukan didasarkan pada aspek
proses siswa. Padahal untuk menemukan konsep, fakta atau prinsip diperlukan
suatu keterampilan proses.
Guru harus mengukur dan mengembangkan keterampilan proses sains yang
siswa dengan menggunakana tes keterampilan proses sains. Keterampilan ini
merupakan keterampilan atau kemampuan mendasar yang miliki oleh setiap
35
Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola dan Folashade Afolabi, Analysis of Science Process
Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinations in
Nigeria, American-Eurasian Journal of Scientific Research, 2010, pp. 234.
36
Peggy Bricckman, dkk, Effects Of Inquiry-Based Learning On Student’ Science Skills And
Confidence, International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 2009, pp. 1.
35
siswa. Dengan kegiatan pembelajaran ini, diharapkan dapat melatih siswa memiliki
keterampilan berpikir berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya.
Keterampilan berpikir siswa akan efektif jika keterampilan proses sains siswa
dikembangkan karena keterampilan proses sains ini melibatkan keterampilan
kognitif atau intelektul, manual dan sosial.37
Berkaitan dengan persoalan di atas, untuk menggunakan tes keterampilann
proses sains ini perlu adanya suatu pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa.
Salah satu pembelajaran yang dimaksud ialah model inkuiri terbimbing (guided
inquiry) yang merupakan aplikasi dari pembelajaran kontruktivisme. Pembelajaran
ini akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk menemukan fakta-
fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori maupun prinsip yang dilihat dari
lingkungan dengan bimbingan guru sehingga muncul sikap ilmiah pada diri siswa.
Model inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat dirancang penggunaannya.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.7.
37
Nuryani Y Rustaman, op.cit., h. 95
36
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu
penelitian yang diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Metode ini berusaha
menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada atau mengenai kondisi atau
hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses yang sedang
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah
berkembang.1
Peneliti mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan analisis data
secara kuantitatif hasil tes yang diberikan kepada siswa. Oleh karena itu, penelitian
ini berorientasi pada penggunaan tes yang proses penggunaannya dideskripsikan
secara teliti.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.5 MIA di MAN 2 Serang
pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas
yang akan diterapkan instrumen penilaian keterampilan proses sains pada konsep
kalor.
D. Prosedur Penelitian
Agar semua dapat diperoleh dengan baik, ada beberapa tahapan yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:
1
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Pustaka Setia, 2011), h.100.
36
37
1. Tahap Persiapan
a. Membuat proposal penelitian
b. Pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
c. Survei tempat sekolah untuk uji coba instrumen dan penelitian.
d. Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.
Perangkat penelitian yang dibuat adalah:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Instrumen tes
Intrumen tes ini berupa soal tes urain untuk mengetahui keterampilan proses
sains siswa yang diberikan di akhir pembelajaran.
4) Intrumen nontes
Intrumen ini berupa lembar observasi keterampilan proses sains (KPS)
selama pembelajaran.
e. Menguji coba instrumen, menganalisis hasil uji coba instrument, dan
memperbaiki instrument.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Implementasi instrumen tes Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep kalor.
b. Posttest berupa tes uraian.
3. Tahap Akhir
a. Analisis data dari hasil penelitian
b. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pengolahan
data.
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian ini dapat
dilihat lebih jelas pada Gambar 3.1
38
Posttest
Penarikan kesimpulan
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.2
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Keterampilan Proses
Sains (KPS) berupa tes uraian dan lembar observasi.
1. Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
Instrument tes Keterampilan Proses Sains (KPS) berupa tes uraian
sebanayak 20 soal. Soal tersebut dibuat berdasarkan indikator aspek KPS yaitu:
mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan
(interpretasi) dan berkomunikasi. Kisi-kisi instrumen Keterampilan Proses Sains
(KPS) dapat dilihat pada tebel 3.1
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.14, h.203.
40
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains
yang dimiliki siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
∑ (∑ ) (∑ )
………… (3.1)
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +
Keterangan :
koefisien validitas
: skor item
skor total
N : jumlah siswa
3
Ibid., h.211.
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009). h.72.
41
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan.5 Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen tes
ini adalah rumus Alpha dengan rumus:.6
. /. / ……...................…….…(3.2)
( )
Di mana:
r11 = reliabilitas yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσb2 = jumlah varians butir
σt2 = varians total
Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas suatu tes dapat
dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut :
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, op.cit., h.221.
6
Ibid., h.239.
42
3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks.7 Rumus
untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut.8
……..…………(3.3)
Penentuan klasifikasi indeks kesukaran suatu butir soal dapat dilihat pada
Tabel 3.4 berikut ini.9
7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), h h.134.
8
Ibid., h.135.
9
Ibid.
43
Berikut merupakan hasil uji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini,
sedangkan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (menguasai materi) dengan siswa yang kurang pandai
(kurang/tidak menguasai materi). Rumus untung menghitung daya pembeda soal
adalah sebagai berikut.10
̅
̅ ………………...……… (3.4)
Keterangan:
DP = daya pembeda
XKA = rata-rata kelas atas
10
Ibid., h.133.
11
Ibid.
44
Berikut merupakan hasil uji daya pembeda soal dalam penelitian ini,
sedangkan untuk tabel analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
..………………..(3.5)
Data yang telah didapat dari hasil analisis data berupa lembar observasi
kemudian dikonversikan dalam kategori nilai persentase dan dapat dilihat pada
tabel 3.7.
45
…………………(3.6)
………………. (3.7)
() ………………….(3.10)
∑( )
̅ ….…………… (3.11)
∑
, ( ̅) -
√ ….…………… (3.12)
A. Hasil Penelitian
Berikut ini merupakan penjabaran hasil penelitian mengenai penggunaan tes
keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran konsep kalor dengan model
inkuiri terbimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses
sains siswa yang berkembang dalam pembelajaran konsep kalor denagn model
inkuiri terbimbing. Tes keterampilan proses sains yang diukur pada penelitian ini
meliputi mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan,
mengamati (observasi), menafsirkan (interpretasi) dan berkomunikasi. Tes
keterampilan proses sains yang dilakukan berupa tes dan nontes. Data-data yang
dideskripsikan merupakan data hasil lembar observasi tes keterampilan proses sains
dan tes hasil belajar berupa uraian sebanyak 11 soal.
47
48
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata KPS siswa sebesar 3,14
sehingga diperoleh persentasenya sebesar 78,47%. Aspek pertama yaitu
49
Tabel 4.3 Penilaian Hasil Observasi III Keterampilan Proses Sains (KPS)
50 niilai
40
30 rata
20
10
pembelajaran (posttest) sebanyak 11 soal kepada 29 siswa yang mengikuti tes. Hasil
tes ini dapat dilihat pada Tabel 4. 5 di bawah ini.
Tabel 4.5 di atas diperoleh nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 94
sedangkan nilai terendah siswa sebesar 60. Rentang kelas yang diperoleh sebesar
34. Banyak kelas dan interval yang diperoleh adalah 6. Mean yang diperoleh dari
hasil belajar siswa sebesar 77,19 sedangkan hasil standar deviasi yang diperoleh
siswa sebesar 9,29.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh kedudukan siswa.
kedudukan siswa dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok atas,
kelompok sedang dan kelompok bawah. Untuk pengkategorian tes hasil belajar ini
dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
siswa yang mempunyai skor 67.90 sebanyak 7 siswa dan diperoleh persentasenya
sebesar 24,14%. Untuk hasil penelitian pada tes uraian KPS selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 14.
b. Berhipotesis
Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu keterampilan yang sangat
mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang
1
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), hal. 55.
55
c. Merencanakan Percobaan
Sebelum siswa melakukan percobaan, siswa melakukan perencanaan
percobaan seperti, menentukan apa yang diamati baik diukur atau ditulis ,
menentukan alat dan bahan, cara dan langkah kerja dan lain sebagainya. Pada
pertemuan pertama, aspek ini memperoleh persentase terendah sebesar 58.33%. Hal
ini dikarenakan pada percobaan pertama (asas Black dan perpindahan kalor secara
konveksi) siswa terlihat masih terlihat bingung dan kurang faham dalam melakukan
percobaan. Pada pertemuan selanjutnya, data hasil penilaian rata-rata kelompok
satu sampai enam sebesar 3,17 dan menunjukkan peningkatan sebesar 12,50%. Hal
ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik. Begitu pula pada
pertemuan ketiga mengenai percobaan perubahan wujud benda, walaupun adanya
peningkatan sebesar 8,33%, siswa masih kurang faham
2
Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
h. 25.
56
d. Observasi/Maengamati
Mengamti merupakan salah keterampilan ilmiah yang mendasar.
Mengamati tidak sama dengan melihat. Dalam mengamati (observasi) siswa harus
mampu menggunaka seluruh inderanya meliputi melihat, mendengar, merasa,
mengecap dan mencium. Keterampilan proses sains pada aspek mengamati
menggunakan indikator sebagai berikut:
1) Menggunakan sebanyak mungkin indera
2) Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan.
Aspek ini merupakan aspek tertinggi yang dicapai siswa. Hal ini terlihat
pada saat percobaan, siswa sangat antusias dalam melakukan pengamatan.
Berdasarkan hasil lembar observasi pada pertemuan pertama dan kedua,
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 4,17%. Begitu pula pada pertemuan
ketiga, keterampilan siswa pada aspek ini menunjukan peningkatan yang sama.
Adanya peningkatan keterampilan mengamati ini menunjukkan bahwa hampir
semua siswa menggunakan sebanyak mungkin alat indera dalam melakukan suatu
pengamatan. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan
mengamati (observasi) diperoleh sebesar 3,50 atau persentasenya sebesar 87,50%
atau aspek ini dikategorikan sangat baik. Hal ini karena siswa melakukan
pengamatan sesuai dengan langkah kerja.
e. Menafsirkan
Seperti Aspek mengamati memiliki indikator, pada aspek menafsirkan juga
memiliki indikator yaitu:
1) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
2) Menemukan pola dalam suatu pengamatan
3) Menyimpulkan
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa data hasil penilaian rata-rata pada
aspek ini pada kelompok satu sampai kelompok enam hanya sebesar 3,00
57
atau persentasenya sebesar 75,00%. Pada tabel 4.2, data hasil penilaian rata-rata
kelompok satu sampai enam sebesar 3,33 dan menunjukkan peningkatan sebesar
8,33%. Hal ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik. Data
ini bisa dilihat pada lampiran 12. Tabel 4.3, data hasil penilaian rata-rata kelompok
satu sampai enam sebesar 3,33. Keterampilan siswa pada aspek ini menunjukan
peningkatan lebih rendah yaitu sebesar 4,17%. Pada aspek keterampilan ini siswa
dapat menuliskan kesimpulan hasil pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan
mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,28 atau persentasenya sebesar 81,94%
atau aspek ini dikategorikan sangat baik.
f. Berkomunikasi
Berkomunikasi dapat dilakukan melalui tulisan, gambar, (grafik atau
bagan), membaca dan berbicara (diskusi dan presentasi).3 Keterampilan
mengomunikasikan pada aspek ini meliputi menggambarkan data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram, mendiskusikan
hasil percobaan dan membandingkan data dengan kelopok lain dan menyusun dan
menyampaikan laporan secara sistematis. Berdasarkan pada data hasil lembar
observasi, pada percobaan pertama dan kedua menunjukkan adanya peningkatan
sebesar 4,17%. Percobaan kedua dan ketiga menunjukkan peningkatan sebesar
8,33%. Adanya peningkatan ini menunjukkan aspek berkomunikasi mereka
semakin baik. Pada aspek ini siswa bebas menyampaikan gagasan mereka sesuai
dengan percobaan yang telah dilakukan. Dari semua data hasil penilaian rata-rata
aspek keterampilan mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,39 atau
persentasenya sebesar 84,17% atau aspek ini dikategorikan sangat baik.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang ditemukan pada penelitian ini adalah:
a. Pelaksanaan percobaan tidak diobservasi perindividu karena keterbatasan
observer.
b. Selama proses observasi ternyata muncul aspek lain yaitu aspek
menggunakan alat/bahan.
c. Waktu yang diberikan oleh guru kepada peneliti.
4
Lutfi Eko Wahyudi dan Z.A. Imam Supardi, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap
Hasil Belajar Di Sman 1 Sumenep, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, h.
62.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil lembar observasi aspek keterampilan proses sains yang
terukur paling tinggi dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri
terbimbing adalah aspek mengamati (observasi) dengan nilai persentase rata-
rata sebesar 87,50%.
2. Berdasarkan hasil lembar observasi aspek keterampilan proses sains yang
terukur paling rendah dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri
terbimbing adalah aspek merencanakan percobaan dengan nilai persentase rata-
rata sebesar 69,44%.
3. Rata-rata keterampilan proses sains siswa yang terukur berdasarkan lembar
observasi sebesar 79,17% sedangkan rata-rata hasil tes uraian KPS siswa
sebesar 77,19.
B. Implikasi
Implikasi yang menjadi upaya peningkatan dan perbaikan pada penelitian
ini adalah:
1. Penggunaan tes keterampilan proses sains ini seharusnya lebih dapat
mengembangkan keterampilan siswa dan dapat dijadikan bekal untuk
kehidupan nantinya.
2. Keterampilan proses sains dapat melatih keterampilan berpikir siswa yang
efektif karena siswa dilatih untuk menemukan konsep dibandingkan menghafal
konsep.
59
60
C. Saran
Mengacu pada hasil kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan tes KPS sebaiknya harus memperhatikan aspek KPS mana
yang akan ditentukan.
2. Tes keterampilan proses sains merupakan salah satu pembelajaran yang dapat
mengembangkan keterampilan siswa. Dengan demikian, tes keterampilan
proses sains dan pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat dijadikan salah satu
alternatif pembelajaran dalam pembelajaran fisika.
3. Pastikan bahwa siswa telah memahami cara kerja peralatan praktikum agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
61
62
RENCANA
PELAKSANAANPEMB
ELAJARAN (RPP)
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
65
V. Materi Pembelajaran
1. Kalor atau panas merupakan energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Satuan SI untuk kalor adalah joule dan
kilokalori. Kalor berhubungan dengan energi termal, kapasitas kalor, dan kalor jenis.
2. Energi termal merupakan energi total yang dimiliki suatu benda, baik energi kinetik maupun energi potensial. Kapasitas
kalor merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan suatu benda dalam menaikkan suhu sebesar 1oC. Kalor jenis merupakan
jumlah kalor yang dibutuhkan 1 kg benda dalam menaikkan suhu sebesar 1oC.
3. Asas Black merupakan suatu prinsip pencampuran dua zat atau lebih suatu benda yang
ditemukan oleh Joseph Black, yang berbunyi “Jumlah kalor yang dilepaskan suatu benda sama
dengan jumlah kalor yang diserap oleh benda yang lain.”. Persamaan : Qlepas = Qterima
4. Asas Black dimanfaatkan untuk mengetahui kalor jenis suatu benda.
5. Konveksi adalah perpindahan kalor yang dilakukan oleh pergerakan fluida akibat perbedaan
massa jenis.
6. Laju kalor konveksi (Q/t) melalui suatu dinding adalah: dengan h adalah koefisien konveksi
(J/m2sK)
7. Contoh konveksi dalam kehidupan sehari-hari di antaranya arus konveksi udara yang
membawa asap bergerak ke atas, sistem ventilasi udara di rumah, angin laut, dan angin darat.
X. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
74
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
percobaan percobaan
Memberikan kesempatan pada menentukan langkah-langkah
siswa untuk menentukan langkah- percobaan
langkah percobaan
LEMBAR KERJA
Pertemuan ke-1
Kelompok : .................................
Nama Anggota : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Air panas
Air dingin
Pewarna merah
86
Pewarna biru
Termometer
Solatif
Fase 2 : Hipotesis
1. Bagaimanakah dengan keadaan suhu akhir ketika air panas dan air
dingin dicampurkan?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
2. Bagaiamanakah keadaan air ketika air panas diletakkan di atas air
Fase 3 : Percobaan
dingin ataupun sebaliknya? Apakah bercampur?
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
87
Langkah kerja I
1. Siapkan alat dan bahan
2. Campurkan pewarna merah pada air panas dan pewarna biru pada air
dingin
3. Masukan ke dalam masing-masing botol
4. Catatlah suhu awalnya (air panas dan air dingin)
5. Letakan botol air dingin di atas botol air panas kemudian rekatkan
dengan menggunakan solatif.
6. Hitung suhu akhir setelah dicampurkan
7. Catatlah hasil pengamatanmu
Langkah kerja II
1. Ulangi langkah kerja I no. 1-3
2. Letakan botol air panas di atas botol air dingin kemudian rekatkan
dengan menggunakan solatif
3. Catatlah hasil pengamatanmu.
Fase 4 : Analisis
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Dari langkah kerja I, bagaimana keadaan suhu akhir setelah
pencampuran/penggabungan?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
4. Pada langkah kerja I, air manakah yang melepas dan menyerap kalor?
Bagaimanakah perbedaan keduanya!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
5. Pada langkah kerja I, jika kedua air tersebut melepas dan menyerap kalor,
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Fase 5 : Kesimpulan
Kelompok : .................................
Nama Anggota : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Konduksi
Kawat
Plastisin
Lilin
90
Korek api
Fase 2 : Hipotesis
Fase 3 : Percobaan
Langkah kerja I
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum!
2. Buatlah bulatan plastisin dan letakkan pada masing-masing ujung
kawat besi ( 5 cm, 10 cm, 15 cm)
3. Panaskan alat konduksi bahan tersebut dalam pemanas spiritus
4. Amatilah bulatan plastisin mana yang cepat jatuh dari ketiga kawat
tersebut bahan tersebut.
Fase 4
Fase 4: Analisis
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
4. Energi kalor berpindah dari suhu ……………… ke suhu ………………
Fase 5
Radiasi
Air
Lilin
Korek api
Fase 2 : Hipotesis
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis
Fase 3 : Percobaan
Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum!
2. Basahi karton hitam dan karton putih dengan sedikit air!
3. Panaskan karton di atas lilin yang menyala.
4. Perhatikan dan catat hasilnya!
Fase 4 : Analisis
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Fase 5 : Kesimpulan
Kelompok : .................................
Nama Anggota : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Es batu
Gelas kimia
Termometer
97
Stopwatch
Kaki tiga
Pembakar / bunsen
Kasa
Korek api
Fase 2 : Hipotesis
Fase A3pa yang akan terjadi ketika suatu zat di tambah kalor secara terus
menerus?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Fase 3 : Percobaan
Langkah kerja
1. Susunlah peralatan yang sudah disiapkan seperti pada gambar.
Fase 4 : Analisis
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
4. Lengkapilah tabel di bawah ini berdasarkan percobaan di atas?
Lama pemanasan
No Wujud zat Suhu (0C) keterangan
(menit)
1 Es Keadaan mula-mula
2 Es dalam air Es mulai mencair
3 air Es telah mencair
4 Mendidih
5 Air menjadi uap
5. Jelaskan grafik di bawah ini berdasarkan tabel no.4?
100
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Fase 5 : Kesimpulan
Mengajukan 2
1
pertanyaan 3
4
1
2
2 Berhipotesis
3
4
1
Merencanakan 2
3
Percobaan 3
4
1
Mengamati/ 2
4
Observasi 3
4
1
Menafsirkan / 2
5
Interpretasi 3
4
1
6 Berkomunikasi
2
102
3
4
Observer
(…….……………...)
103
Mengajukan 2
1
pertanyaan 3
4
1
2
2 Berhipotesis
3
4
1
Merencanakan 2
3
Percobaan 3
4
1
Mengamati/ 2
4
Observasi 3
4
1
Menafsirkan / 2
5
Interpretasi 3
4
1
6 Berkomunikasi
2
106
3
4
Observer
(…….……………...)
107
Aspek
No Kteterampilan Skor Keterangan Penilaian
Proses Sains
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
Siswa bertanya mengenai langkah kerja
2
Menyajikan percobaan
1 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
masalah 3
percobaan dan hal-hal yang diamati
Siswa bertanya mengenai langkah percobaan,
4
hal-hal yang diamati dan analisis data
1 Siswa tidak mengajukan hipotesis
Siswa mengajukan hipotesis namun
2
penjelasannya tidak tepat
2 Berhipotesis Siswa mengajukan hipotesis namun
3
penjelasannya kurang tepat
Siswa mengajukan hipotesis secara
4
penjelasannya tepat
Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah
1
kerja
Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
2
Merencanakan namun tidak tepat
3
percobaan Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
3
namun kurang tepat
Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
4
secara tepat
1 Siswa tidak melakukan pengamatan
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
2 pembakaran kertas karton berwarna hitam dan
putih tanpa mencatat hasil pengamatan
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pembakaran kertas karton berwarna hitam dan
4 Mengamati 3
putih dan mencatat hasil pengamatan namun
kurang tepat
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pembakaran kertas karton berwarna hitam dan
4
putih dan mencatat hasil pengamatan secara
tepat
Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil
1
Menafsirkan/ pengamatan
5
Interpretasi Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
2
pengamatan tanpa menghubungkan konsep
108
materi
Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
3 pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi namun kurang tepat
Siswa dapat menuliskan kesimpulan dan hasil
4 pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi secara tepat
1 Tidak menjelaskan hasil percobaan
Siswa menjelaskan hasil percobaan namun tidak
2
sistematis
6 Berkomunikasi Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
3
sistematis namun tidak sesuai konsep
Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
4
sistematis sesuai konsep
109
Mengajukan 2
1
pertanyaan 3
4
1
2
2 Berhipotesis
3
4
1
Merencanakan 2
3
Percobaan 3
4
1
Mengamati/ 2
4
Observasi 3
4
1
Menafsirkan / 2
5
Interpretasi 3
4
1
6 Berkomunikasi
2
110
3
4
Observer
(…….……………...)
111
Aspek
No Kteterampilan Skor Keterangan Penilaian
Proses Sains
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
Siswa bertanya mengenai langkah kerja
2
Menyajikan percobaan
1 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
masalah 3
percobaan dan hal-hal yang diamati
Siswa bertanya mengenai langkah percobaan,
4
hal-hal yang diamati dan analisis data
1 Siswa tidak mengajukan hipotesis
Siswa mengajukan hipotesis namun
2
penjelasannya tidak tepat
2 Berhipotesis Siswa mengajukan hipotesis namun
3
penjelasannya kurang tepat
Siswa mengajukan hipotesis secara
4
penjelasannya tepat
Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah
1
kerjasesuai dengan LKS
Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
2
Merencanakan sesuai dengan LKS namun tidak tepat
3
percobaan Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
3
sesuai dengan LKS namun kurang tepat
Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
4
secara tepat
1 Siswa tidak melakukan pengamatan
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
2 pemanasan es menjadi uap tanpa mencatat hasil
pengamatan
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
4 Mengamati 3 pemanasan es menjadi uap dan mencatat hasil
pengamatan namun kurang tepat
Siswa melakukan pegamatan mengenai
4 pemanasan es menjadi uap dan mencatat hasil
pengamatan secara tepat
Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil
1
pengamatan
Menafsirkan/I Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
5
nterpretasi 2 pengamatan tanpa menghubungkan konsep
materi
3 Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
112
Lampiran 4
Pedoman
Aspek KPS Indikator KPS No Soal Jawaban
Penskoran
1. Andi dan Ana memakai baju dengan Jawaban: yang merasakan Jawaban benar,
warna yang berbeda. Ani memakai baju kepanasan adalah Andi kriteria lengkap =
berwarna hitam sedangkan Ani memakai 4
baju berwarna putih. Keduanya sama- Kriteria: Karena memakai baju Jawaban benar,
sama pergi berbelanja pada siang hari. warna hitam yang sifatnya kriteria kurang
Berdasarkan warna baju yang mereka menyerap panas sedangkan warna lengkap =3
pakai, siapa yang merasa kepanasan? putih sifatnya memantulkan Jawaban benar,
Bertanya Megapa? panas. warna hitam akan kriteria tidak ada =
mengapa menyerap semua spektrum 2
mengenai cahaya. Inilah yang kemudian Jawaban salah = 1
peristiwa membuat energi radiasi yang Tidak menuliskan
perpindahan kalor diterima benda berwarna hitam jawaban = 0
menjadi lebih besar dibandingkan
Mengajukan warna putih atau yang lainnya.
pertanyaan
Bertanya untuk 3 Dalam kehdupan sehari-hari, ketika Jawaban: karena untuk Jawaban benar,
meminta menjemur pakaian, biasanya seseorang mempercepat proses penguapan kriteria lengkap =
penjelasan membentangkan pakaian tersebut. air sehingga pakaian akan cepat 4
mengenai Mengapa hal itu dilakukan? Jelaskann! kering. Jawaban benar,
perubahan wujud kriteria kurang
benda Kriteria : Ketika pakaian lengkap =3
tersebut dibentangkan maka Jawaban benar,
memperluas bidang pakaian kriteria tidak ada =
tersebut sehingga proses 2
penguapan akan semakin cepat. Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Bertanya 4 Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Sarah Jawaban: yang akan merasakan Jawaban benar,
mengapa menggunakan pengaduk untuk panas adalah Yuni kriteria lengkap =
mengenai membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai 4
peristiwa Yuni terbuat dari bahan besi, sedangkan Kriteria : Karena pengaduk yg Jawaban benar,
perpindahan kalor Sarah menggunakan pengaduk yang dipakai Yuni sifatnya konduktor kriteria kurang
terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan yaitu bisa menghantarkan panas lengkap =3
siapakah yang kira-kira akan merasakan sedangkan pengaduk yang Jawaban benar,
alat pengaduknya panas dan apa dipakai Wilu sifatnya isolator kriteria tidak ada =
alasannya? Mengapa! yakni tidak dapat menghantarkan 2
panas. Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
115
jawaban = 0
Mengetahui 5 Mencair merupakan salah satu peristiwa Jawaban: Es akan berubah Jawaban benar,
bahwa ada lebih perubahan wujud benda. Pada kasus wujud dari padat menjadi cair. kriteria lengkap =
dari satu berikut: Hasan meletakan es krim yang 4
kemungkinan massanya 200 gram dan suhunya -50C di Kriteria : Hal ini disebabkan Jawaban benar,
penjelasan perlu dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan karena suhu ruangan lebih tinggi kriteria kurang
diuji tersebut memiliki suhu sebesar 280C. dibandingkan suhu es sehingga lengkap =3
kebenarannya Setelah beberapa saat kemudian, apa terjadi pertukaan energi. Jawaban benar,
dengan yang akan terjadi pada es krim tersebut? kriteria tidak ada =
memperoleh Berikan hipotesismu mengenai peristiwa 2
penjelasan dari tesebut! Jawaban salah = 1
suatu kejadian Tidak menuliskan
mengenai jawaban = 0
perubahan wujud
Berhipotesis
Mengetahui 6 Konduksi merupakan proses Jawaban: yang paling cepat Jawaban benar,
bahwa ada lebih perpindahan kalor tanpa disertai menghantarkan panas adalah kriteria lengkap =
dari satu perpindahan partikel. Pada peristiwa sendok teh. 4
kemungkinan berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi Jawaban benar,
penjelasan perlu panas dengan menggunakan sendok kriteria kurang
diuji yang terbuat dari logam besi. Kopi A Kriteria : karena panjang sendok lengkap =3
kebenarannya menggunakan sendok makan sedangkan teh lebih pendek dibandingkan Jawaban benar,
dengan kopi B menggunakan sendok teh. sendok makan sehingga sendok kriteria tidak ada =
memperoleh Sendok manakah yang paling cepat teh membutuhkan waktu yang 2
penjelasan dari menghantarkan panas? Berikan lebih sedikit untuk Jawaban salah = 1
suatu kejadian alasanmu! menghantarkan kalor. Tidak menuliskan
116
mengenai jawaban = 0
perpindahan kalor
7 Andi mempunyai tiga balon gas Jawaban: balon yang akan naik Jawaban benar,
berukuran sama. Balon I, II dan III paling cepat adalah balon hitam. kriteria lengkap =
berturut-turut berwarna merah, putih dan 4
hitam. Kemudian ketiga balon tersebut Kriteria: Karena menyerap panas Jawaban benar,
dilepasan secara bersamaan pada siang lebih banyak sehingga udara di kriteria kurang
hari. dalamnya lebih panas dan lengkap =3
mengembang. udara yang Jawaban benar,
mengembang massa jenisnya kriteria tidak ada =
lebih kecil = m/v > v pada udara 2
yang mengembang lebih besar, Jawaban salah = 1
massa udara di dalamnya tetap. Tidak menuliskan
jawaban = 0
Gambar. Balon
Mengetahui 8 Sehabis berolahraga Andi merasa haus, Jawaban: Gelas B Jawaban benar,
bahwa ada lebih tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di kriteria lengkap =
dari satu mana hanya ada air panas. Di sekitar Kriteria: karena Gelas B yang 4
kemungkinan Andi ada dua gelas yaitu gelas A dan B. lebih besar sehingga Kalor yang Jawaban benar,
penjelasan dari Untuk memudahkan supaya air tersebut kriteria kurang
diserap atau diterima oleh gelas
satu kejadian azas cepat dingin gelas mana yang akan Andi lengkap =3
Black pilih? Berikan hipotesismu! besar lebih banyak daripada gelas Jawaban benar,
117
Gelas A Gelas B
Menentukkan 9 Di bawah ini merupakan tabel alat dan Jawaban: Empat kriteria
alat/bahan yang bahan percobaan: Terdapat empat kriteria jawaban jawaban benar = 4
akan digunakan Tabel 1. Alat dan bahan sebagai berikut: Tiga kriteria
mengenai Gelas kimia jawaban benar = 3
percobaan azas Air dingin Dua kriteria
Black Air panas jawaban benar = 2
Termometer Satu kriteria
jawaban benar = 1
Jawaban salah atau
tidak di jawab = 0
Merencanka
Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan
n percobaan
apa sajakah yang digunakan dalam
percobaan untuk membuktikan prinsip
azas Black? Sebutkan!
10 Di bawah ini merupakan alat dan bahan Jawaban: Empat atau semua
percobaan perpindahan: Terdapat lima kriteria jawaban kriteria jawaban
Menentukkan
sebagai berikut: benar = 4
alat/bahan yang
Tabel 2. Alat dan bahan Sendok makan Tiga kriteria
akan digunakan
mengenai Sendok teh jawaban benar = 3
percobaan Margarine Dua kriteria
perpindahan kalor Lilin jawaban benar = 2
Korek api Satu kriteria
jawaban benar = 1
118
Air panas
Kaleng timah
Margarin
Termometer
Cat hitam
kusam Korek api
air berkurang. 2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0
Menyimpulkan 15 Perhatikan tabel berikut: Jawaban: Suhu campuran berada Jawaban benar,
pengamatan diantara suhu air dingin dengan ada empat kriteria
mengenai azas air panas. = 7-8
Black Jawaban benar,
Kriteria: ada tiga kriteria =
Jumlah kalor yang dilepas sama 5-6
dengan jumlah kalor yang Jawaban benar,
121
Membaca tabel 18 Hasan memanaskan 600 gram air selama Jawaban: Grafik benar,
mengenai 8 menit. Hasil pengamatan tabel sebagai kriteria benar,
perubahan wujud berikut: lengkap = 5
benda Grafik benar,
kriteria benar,
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan kurang lengkap =
jelaskan besarnya kalor ( ) yang 4
dibutuhkan dengan perubahan suhu ( ) Grafik salah,
dalam bentuk grafik? kriteria benar,
kurang lengkap =3
Kriteria: Ketika memanaskan Grafik benar, tidak
air semakin banyak waktunya ada kriteria = 2
semakin tinggi kenaikan suhunya, Jawaban salah = 1
dan semakin tinggi suhunya Tidak menuliskan
semakin banyak pula energi kalor jawaban = 0
yang diperlukan. Dengan
demikian, perubahan suhu
berpengaruh terhadap banyaknya
energi kalor yang diperlukan.
Jadi, kenaikan suhu zat sebanding
dengan kalor yang dibutuhkan
atau secara bentuk persamaannya
Menggambarkan 19 Berikut adalah tabel perubahan wujud zat Jawaban: Ada tiga kategori
data hasil =3
pengamatan Gambar. Perubahan Wujud Skema Bagan Perubahan Wujud
Ada dua kategori =
dengan grafik 2
atau tabel atau Ada satu kategori
diagram pada =1
124
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Keteampilan Proses Sains (KPS)
Validitas Reliabilitas
Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
No Kesimpulan
Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan
1 0,411 Valid 0,183 Kurang baik 0,629 Sedang Tidak dipakai
2 0,453 Valid 0,250 Cukup 0.595 Sedang Dipakai
3 0.276 Invalid 0,022 Kurang baik 0,593 Sedang Tidak dipakai
4 0,578 Valid 0,295 Cukup 0,819 Mudah Dipakai
5 0,488 Valid 0,219 Cukup 0,552 Sedang Dipakai
6 0,783 Valid 0,536 Sangat baik 0,517 Sedang Dipakai
7 0,341 Invalid 0,210 Cukup 0,388 Sedang Tidak dipakai
8 0,697 Valid 0,603 Sangat baik 0,500 Sedang Dipakai
9 0,529 Valid 0,290 Cukup 0,819 Mudah Dipakai
10 0,108 Invalid 0,143 Kurang baik 0,457 Sedang Tidak dipakai
0,796 Tinggi
11 0,316 Invalid 0,089 Kurang baik 0,262 Sukar Tidak dipakai
12 0,465 Valid 0,241 Cukup 0.664 Sedang Dipakai
13 0,608 Valid 0,438 Sangat baik 0,690 Sedang Dipakai
14 0,561 Valid 0,438 Sangat baik 0,414 Sedang Dipakai
15 0,341 Invalid 0,438 Kurang baik 0,172 Sukar Tidak dipakai
16 0,294 Invalid 0,158 Kurang baik 0,569 Sedang Tidak dipakai
17 0,725 Valid 0,156 Sangat baik 0,378 Sedang Dipakai
18 0,347 Invalid 0,461 Kurang baik 0,476 Sedang Tidak dipakai
19 0,284 Invalid 0,429 Sangat baik 0,828 Mudah Tidak dipakai
20 0,457 Valid 0,293 cukup 0,628 Sukar Dipakai
130
Pedoman
Aspek KPS Indikator KPS No Soal Jawaban
Penskoran
Bertanya 1 Dalam perjalanan pulang sekolah Suci Jawab: wadah B yaitu air dingin Jawaban benar,
mengapa kehujanan, sesampainya di rumah Suci kriteria
mengenai ingin membuat kopi hangat tetapi yang Kriteria: Wadah B yang berisi air lengkap = 4
peristiwa asas Suci temukan adalah kopi panas. Dimeja dingin yang dicampurkan ke dalam Jawaban benar,
Black terdapat wadah A yang berisi air panas kopi panas akan menerima kalor kriteria kurang
dan wadah B berisi air dingin. Untuk karena air dingin memiliki suhu yang lengkap =3
mendapatkan kopi hagat, wadah manakah rendah sedangkan kopi panas akan Jawaban benar,
yang harus dicampurkan supaya melepaskan kalor karena kopi kriteria tidak
menghasilkan kopi hangat? Mengapa! memiliki suhu yang lebih tinggi. ada = 2
Jawaban salah
=1
Tidak
menuliskan
Mengajukan jawaban = 0
pertanyaan
Bertanya 2 Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Jawaban: yang akan merasakan Jawaban benar,
mengapa Sarah menggunakan pengaduk untuk panas adalah Yuni kriteria
mengenai membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai lengkap = 4
peristiwa Yuni terbuat dari bahan besi, sedangkan Kriteria : Karena pengaduk yg Jawaban benar,
perpindahan kalor Sarah menggunakan pengaduk yang dipakai Yuni sifatnya konduktor yaitu kriteria kurang
terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan bisa menghantarkan panas sedangkan lengkap =3
siapakah yang kira-kira akan merasakan pengaduk yang dipakai Wilu sifatnya Jawaban benar,
alat pengaduknya panas dan apa isolator yakni tidak dapat kriteria tidak
alasannya? Mengapa! menghantarkan panas. ada = 2
Jawaban salah
=1
Tidak
131
menuliskan
jawaban = 0
Mengetahui 3 Mencair merupakan salah satu peristiwa Jawaban: Es akan berubah wujud Jawaban benar,
bahwa ada lebih perubahan wujud benda. Pada kasus dari padat menjadi cair. kriteria
dari satu berikut: Hasan meletakan es krim yang lengkap = 4
kemungkinan massanya 200 gram dan suhunya -50C di Kriteria : Hal ini disebabkan karena Jawaban benar,
penjelasan perlu dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan suhu ruangan lebih tinggi kriteria kurang
diuji tersebut memiliki suhu sebesar 280C. dibandingkan suhu es sehingga lengkap =3
kebenarannya Setelah beberapa saat kemudian, apa terjadi pertukaan energi. Jawaban benar,
dengan yang akan terjadi pada es krim tersebut? kriteria tidak
memperoleh Berikan hipotesismu mengenai peristiwa ada = 2
penjelasan dari tesebut! Jawaban salah
suatu kejadian =1
mengenai Tidak
perubahan wujud menuliskan
Berhipotesis jawaban = 0
Mengetahui 4 Konduksi merupakan proses Jawaban: yang paling cepat Jawaban benar,
bahwa ada lebih perpindahan kalor tanpa disertai menghantarkan panas adalah sendok kriteria
dari satu perpindahan partikel. Pada peristiwa teh. lengkap = 4
kemungkinan berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi Jawaban benar,
penjelasan perlu panas dengan menggunakan sendok kriteria kurang
diuji yang terbuat dari logam besi. Kopi A Kriteria : karena panjang sendok teh lengkap =3
kebenarannya menggunakan sendok makan sedangkan lebih pendek dibandingkan sendok Jawaban benar,
dengan kopi B menggunakan sendok teh. makan sehingga sendok teh kriteria tidak
memperoleh Sendok manakah yang paling cepat membutuhkan waktu yang lebih ada = 2
132
penjelasan dari menghantarkan panas? Berikan sedikit untuk menghantarkan kalor. Jawaban salah
suatu kejadian alasanmu! =1
mengenai Tidak
perpindahan kalor menuliskan
jawaban = 0
Mengetahui 5 Sehabis berolahraga Andi merasa haus, Jawaban: Gelas B Jawaban benar,
bahwa ada lebih tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di kriteria
dari satu mana hanya ada air panas. Di sekitar Kriteria: karena luas permukaan lengkap = 4
kemungkinan Andi ada dua gelas yaitu gelas A dan B. pada gelas B yang lebih besar Jawaban benar,
penjelasan dari Untuk memudahkan supaya air tersebut sehingga kalor yang diserap atau kriteria kurang
satu kejadian asas cepat dingin gelas mana yang akan Andi diterima oleh gelas besar lebih lengkap =3
Black pilih? Berikan hipotesismu! banyak daripada gelas kecil; Jawaban benar,
penurunan suhu air panas di gelas kriteria tidak
besar lebih banyak daripada di gelas ada = 2
kecil. Jawaban salah
=1
Tidak
Gelas A Gelas B menuliskan
jawaban = 0
Menentukkan 6 Di bawah ini merupakan tabel alat dan Jawaban: Empat kriteria
alat/bahan yang bahan percobaan: Terdapat empat kriteria jawaban jawaban benar
akan digunakan Tabel 1. Alat dan bahan sebagai berikut: =4
Merencanka mengenai Gelas kimia Tiga kriteria
n percobaan percobaan azas Air dingin jawaban benar
Black Air panas =3
Termometer Dua kriteria
jawaban benar
133
=2
Satu kriteria
jawaban benar
=1
Jawaban salah
atau tidak di
jawab = 0
4 3 44 kurang lengkap
5 4 52 =4
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan Grafik salah,
jelaskan grafik hubungan waktu dengan kriteria benar,
suhu pada proses pemanasan! kurang lengkap
=3
Grafik benar,
tidak ada
Kriteria: Ketika memanaskan air kriteria = 2
semakin banyak waktunya semakin Jawaban salah
tinggi kenaikan suhunya sehinnga =1
pada grafik di atas mengalami Tidak
peningkatan . menuliskan
jawaban = 0
137
1. Dalam perjalanan pulang sekolah Suci kehujanan, sesampainya di rumah Suci ingin membuat kopi hangat tetapi yang Suci temukan adalah
kopi panas. Dimeja terdapat wadah A yang berisi air panas dan wadah B berisi air dingin. Untuk mendapatkan kopi hagat, wadah manakah
yang harus dicampurkan supaya menghasilkan kopi hangat? Mengapa!
2. Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Sarah menggunakan pengaduk untuk membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai Yuni terbuat dari bahan
besi, sedangkan Sarah menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan siapakah yang kira-kira akan merasakan alat
pengaduknya panas dan apa alasannya? Mengapa!
3. Mencair merupakan salah satu peristiwa perubahan wujud benda. Pada kasus berikut: Hasan meletakan es krim yang massanya 200 gram dan
suhunya -50C di dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan tersebut memiliki suhu sebesar 280C. Setelah beberapa saat kemudian, apa yang
akan terjadi pada es krim tersebut? Berikan hipotesismu mengenai peristiwa tesebut!
138
4. Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Pada peristiwa berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi
panas dengan menggunakan sendok yang terbuat dari logam besi. Kopi A menggunakan sendok makan sedangkan kopi B menggunakan sendok
teh. Sendok manakah yang paling cepat menghantarkan panas? Berikan alasanmu!
5. Sehabis berolahraga Andi merasa haus, tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di mana hanya ada air panas. Di sekitar Andi ada dua gelas yaitu
gelas A dan B. Untuk memudahkan supaya air tersebut cepat dingin gelas mana yang akan Andi pilih? Berikan hipotesismu!
Gelas A Gelas B
6. Di bawah ini merupakan tabel alat dan bahan percobaan:
Tabel 1. Alat dan bahan
139
Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan apa sajakah yang digunakan dalam percobaan untuk membuktikan prinsip azas Black? Sebutkan!
Berdasarkan gambar di atas, alat dan bahan apa saja yang dapat digunakan dalam percobaan perubahan wujud seperti mencair dan
menguap?
8. Perhatikan gambar di bawah ini. Sebanayak air 600 ml dipanaskan selama 40 menit air akan bekurang.
9. Berikut ini merupakan data laju perpindahan kalor terhadap terhadap beberapa panjang kawat alumunium. Dimana luasnya sebesar 5 mm
dan kenaikan suhunya 400C. (k = 200 J/sm0C).
Kawat A B C D
10-1 1,5x10-1 2,0x10-1 2,5x10-1
400 266,7 200 160
Grafik di atas menunjukkan lima kurva perubahan wujud. Jelaskan bagian kurva I-V pada grafik tersebut?
141
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
60 62 64 64 66 66
66 70 72 72 74 74
74 77 77 79 79 81
81 81 83 85 85 85
87 89 91 94 94
4. Daftar distribusi frekuensi hasil tes uraian Keterampilan Proses Sains (KPS)
5. Mean (x)
Mean = Σ(fi.Xi) / Σfi = 2238.5/29= 77.190
( ̅)
√
7. Batas-batas kelompok
Batas kelompok bawah sedang adalah
77.190 – = 67.897
Batas kelompok sedang atas adalah
77.190 + = 86.483
Jadi
a. Kelompok atas
Semua siswa yang mempunyai skor 86.483 ke atas ada 5 orang
b. Kelompok sedang
Semua siswa yang mempunyai skor 67.897 dan 86.483 ada 17 orang
c. Kelompok bawah
Semua siswa yang mempunyai skor 67.897 ada 7 orang.