Anda di halaman 1dari 170

PENGGUNAAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KALOR


DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Nurhasanah
1110016300032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Nurhasanah
NIM : 1110016300032
Fakultas/Jurusan : FITK/Pendidikan Fisika
Jenis Penelitian : Skripsi
Judul : PENGGUNAAN TES KETERAMPILAN PROSES
SAINS (KPS) SISWA DALAM PEMBELAJARAN
KONSEP KALOR DENGAN MODEL INKUIRI
TERBIMBING.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta atas penulisan karya ilmiah saya, demi
mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/pengalih formatkan.
3. Mengolah dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya
serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tanpa perlu
meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dari
segala bentuk tuntutan hukum yng timbul atas pelanggaran hak cipta
dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 11 Juli 2016
Yang menyatakan

Nurhasanah
ABSTRAK

Nurhasanah (1110016300032). “Penggunaan Tes Keterampilan Proses Sains


(KPS) Siswa dalam Pembelajaran Konsep Kalor dengan Model Inkuiri
Terbimbing”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang
berkembang dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Serang Model tahun ajaran 2015/2016. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa
kelas X.5 MIA yang berjumlah 32 orang sebagai kelas yang menggunakan instrumen
tes keterampilan proses sains pada konsep kalor. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan tes keterampilan proses sains dalam bentuk non-tes berupa lembar
observasi dan tes berupa subjektif (uraian). Tes keterampilan proses sains yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi mengajukan pertanyaan, mengamati
(observasi), berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan (interpretasi), dan
berkomunikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek mengamati (observasi)
merupakan aspek tertinggi dengan nilai persentase rata-rata sebesar 87.50%,
sedangkan aspek merencanakan percobaan merupakan aspek terendah dengan nilai
persentase rata-rata sebesar 69,44%. Berdasarkan rata-rata keterampilan proses
sains siswa yang terukur berdasarkan lembar observasi sebesar 79,17% sedangkan
rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,19.

Kata kunci: Keterampilan proses sains, konsep kalor, model inkuiri terbimbing.

iv
ABSTRACT

Nurhasanah (1110016300032). “Uses of Science Process Skills Test (KPS)


Students in Learning Concept Heat with Guided Inquiry Models "." A thesis of
Physics Education Program, Science Education Departement, Tarbiya and
Teaching Sciences of Faculty ,Islamic State University of Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016.

This study aims to determine students' science process skills developed in guided
inquiry learning activities on the concept of heat. This research was conducted in
MAN 2 Serang Model year 2015/2016. The method used is descriptive method. The
subjects were students MIA X.5 classes totaling 29 people as a class using science
process skills test instrument on the concept of heat. Instruments in this research
used test of science process skills test in type of subjective test (essay) and non-test
in observation checklist type. Science process skills tests used in this study include
asking questions, observing the (observation), hypothesize, experiment planning,
interpreting (interpretation), and communicating. The observation show that the
highest aspect with an average percentage of 87.50%, instead the planning aspect
of the experiment is the lowest one the value of the average percentage is 69.44%.
Based on the average science process skillsthat measured in observation checklistis
79,17%. Meanwhile,the average of student’s value is 77,19.

Keywords: science process skills, heat concept, guided inquiry models.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua karena berkat rahmat- Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Penggunaan Tes
Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa dalam Pembelajaran Konsep Kalor
dengan Model Inkuiri Terbimbing sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan kita, baginda pejuang Islam Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari jaman kebodohan menuju jaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan. Begitu juga kepada seluruh keluarganya, para sahabatnya, serta
pengikut ajarannya yang setia hingga akhir jaman.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan
dosen penasehat akademik. Terimakasih atas ilmu, saran dan dorongan
semangatnya selama peneliti menyelesaikan sttudi di program studi pendidikan
fisika.
4. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah membimbing,
memberikan arahan, saran-saran yang bermanfaat, serta nasehat bagi penulis
dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Kinkin suartini, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah membimbing,
memberikan arahan, saran-saran yang bermanfaat, serta nasehat bagi penulis
dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.

vi
6. Dra. Hj. Aida, selaku Kepala MAN 2 Serang yang telah memberikan
kesempatan untuk penulis melaksanakan penelitian skripsi ini.
7. Drs. Hardiwijaya, selaku guru bidang studi fisika kelas X MAN 2 Serang yang
telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis di dalam
pelaksanaan penelitian skripsi ini.
8. Seluruh siswa-siswi MAN 2 Serang, terutama kelas X MIA 5 yang telah
bekerjasama dan membantu penulis di dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.
9. Secara khusus, penulis juga menyampaikan banyak terimakasih pada kedua
orangtua tercinta, yaitu Ayahanda Samidin (Alm) dan Ibunda Rodiah yang
senantiasa mengiringi langkah penulis dengan untaian doa, pengorbanan, serta
dukungan motivasi dan materi dengan penuh keikhlasan dan harapan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, mudah-mudahan
bantuan, bimbingan, semangat doa yang telah diberikan menjadi pintu
datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, secara terbuka penulis menerima setiap kritik dan saran yang
bersifat membangun sebagai pijakan penulis ke depan menjadi lebih baik dari
sekarang. Walaupun demikian, penulis tetap berharap semoga penelitian skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, Maret 2016

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASYAH ...................................ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................iii
ABSTRAK .........................................................................................................iv
ABSTRACK ......................................................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1


A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................4
C. Pembatasan Masalah ...................................................................4
D. Perumusan Masalah .....................................................................4
E. Tujuan Penelitian .........................................................................5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................5

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS


PENELITIAN ...................................................................................6
A. Deskripsi Teoritis ........................................................................6
1. Tes ........................................................................................6
a. Pengertian Tes ................................................................6
b. Fungsi Tes ......................................................................7
c. Jenis-jenis Tes ................................................................8
2. Keterampilan Proses Sains ...................................................9
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ...........................9
viii
b. Tujuan Melatih Keterampilan Proses Sains ...................10
c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ...........................11
d. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains (KPS)
........................................................................................15
3. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ........................................16
a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri ...................................16
b. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
........................................................................................18
c. Sintak Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ......................20
d. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran inkuiri
........................................................................................21
4. Kajian Konsep Kalor ............................................................22
a. Karakteristik Konsep Kalor ...........................................22
b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kalor .............22
c. Kompetensi Inti .............................................................22
d. Kompetensi Dasar .........................................................23
e. Peta Konsep Kalor .........................................................24
f. Uraian Materi Kalor ......................................................25
5. Penelitian Relevan ................................................................31
B. Kerangka Berpikir .......................................................................33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................36


A. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................36
B. Metode Penelitian ........................................................................36
C. Subjek Penelitian .........................................................................36
D. Prosedur Penelitian ......................................................................36
1. Tahap Persiapan ...................................................................36
2. Tahap Pelaksanaan ...............................................................37
3. Tahap Akhir ..........................................................................37
E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................39
F. Instrumen Penelitian ....................................................................39
ix

1. Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) .................................39


2. Lembar Observasi .................................................................40
G. Kalibrasi Instrumen Penelitian ....................................................40
1. Validitas................................................................................40
2. Reliabilitas ............................................................................41
3. Tingkat kesukaran ................................................................42
4. Daya Pembeda ......................................................................43
H. Teknik Analisis Data ...................................................................44
1. Teknik analisis data lembar observasi ..................................44
2. Teknik Analisis Data Tes Uaraian ........................................45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................47


A. Hasil Penelitian ............................................................................47
1. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains (KPS) ..............47
2. Hasil Belajar Siswa ..............................................................54
B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................55
1. Pembahasan Hasil Penelitian pada Lembar Observasi .........56
2. Pembahasan Hasil Tes Uraian Keterampilan Proses Sains
(KPS) .................................................................................... 57
C. Keterbatasan Penelitian ...............................................................58

BAB V PENUTUP .........................................................................................59


A. Kesimpulan ..................................................................................59
B. Implikasi ......................................................................................59
C. Saran ............................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................61


LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................64

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator ..........................................14


Tabel 2.2 Karakteristik Khusus Butir Soal KPS ................................................16
Tabel 2.3 Tahap Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ...........................................20
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) .....................39
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................41
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi ( ........................................................... 42
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .........................................................42
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran.............................................................43
Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ............................................43
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................44
Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen ...................................................44
Tabel 3.9 Kategori Keterampilan Proses Sains (KPS) .......................................45
Tabel 4.1 Penilaian Hasil Observasi I Keterampilan Proses Sains (KPS) .........48
Tabel 4.2 Penilaian Hasil Observasi II Keterampilan Proses Sains (KPS) ........48
Tabel 4.3 Penilaian Hasil Observasi III Keterampilan Proses Sains (KPS).......49
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Tes KPS .....................................50
Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan Data Hasil Belajar Siswa ....................................52
Tabel 4.11 Pengkategorian Tes Hasil Belajar ..................................................... 52

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep Kalor ..........................................................................24


Gambar 2.2 Bagan Perubahan Wujud Benda .....................................................27
Gambar 2.3 Rambatan Kalor di Dalam Konduktor ........................................... 28
Gambar 2.4 Rambatan Kalor di Dalam Isolator ................................................ 29

Gambar 2.5 Angin Laut Dan Angin Darat terjadi Melalui Konveksi Alami Udara
.....................................................................................................29
Gambar 2.6 Konveksi Paksa pada Sistem Pendingin Mobil ..............................30
Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir ...............................................................35
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian .........................................................................38
Gambar 4.1 Diagram Rekapitulasi Data Hasil Observasi KPS..........................51

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................... 67


Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................ 85
Lampiran 3 Lembar Observasi .......................................................................... 101
Lampiran 4 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ..... 113
Lampiran 5 Uji Validitas Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ............... 125
Lampiran 6 Uji Reliabilitas Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ........... 126
Lampiran 7 Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ..... 127
Lampiran 8 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains
...................................................................................................... 128
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Proses
Sains .............................................................................................. 129
Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Uraian Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS)

.......................................................................................................130

Instrumen 11 Tes Keterampilan Proses Sains .................................................... 137


Lampiran 12 Data Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses Sains ................. 142
Lampiran 13 Data Hasil belajar siswa Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
.................................................................................................... 144
Lampiran 14 Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains (KPS) ........................ 145

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Selama ini pembelajaran dan pengukuran hasil belajar fisika di sekolah
hanya memperhatikan aspek kognitif saja.1 Guru kurang melatih keterampilan-
keterampilan yang dimiliki siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
Padahal hakekat fisika itu sendiri ialah sebagai produk dan proses.2 Hakekat fisika
sebagai produk artinya sebagai hasil proses berupa pengetahuan yang diajarkan
dalam sekolah ataupun bahan-bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan.
Hakekat sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan
pengetahuan untuk menemukan pengetahuan baru.3
Secara umum, pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan aspek
produk sedangkan aspek prosesnya diabaikan. Siswa memperoleh pengetahuan
berupa konsep, fakta atau prinsip berdasarkan informasi yang didapat dari guru.
Siswa tidak dibiasakan untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Guru dianggap
sebagai sumber pengetahuan sedangkan siswa hanya sebagai penerima
pengetahuan. Seharusnya guru menjadi fasilitator dan motivator dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
seperti yang diharapkan. Akibatnya pengetahuan tersebut hanya bersifat hafalan
belaka bukan didasarkan pada aspek proses siswa. Padahal untuk menemukan
konsep, fakta atau prinsip diperlukan suatu keterampilan proses.4
Keterampilan proses yang dimaksud adalah keterampilan proses sains. Guru
harus mengukur dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa dengan
menggunakan tes keterampilan proses sains. Keterampilan ini merupakan
keterampilan atau kemampuan mendasar yang dimiliki oleh setiap siswa.

1
A. Rusmiyati , dan A. Yulianto, Peningkatan Keterampilan Proses Sains dengan
Menerapkan Model Problem Based-Instruction, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 2009), h. 75.
2
Nuryani Y Rustaman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2005), h. 103.
3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), cet VI, h. 137.
4

1
2

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa


dilakukan ilmuan untuk memperolah pengetahuan.5 Keterampilan-keterampilan
atau kemampuan-kemampuan tersebut diantaranya: mengobservasi, membuat
hipotesis, merencanakan penelitian (eksperimen), mengendalikan variabel,
menginterpretasi atau menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara,
meramalkan, menerapkan dan mengomunikasikan.6
Penggunaan tes keterampilan proses sains ini dapat dilakukan melalui
kegiatan praktikum karena siswa diberi pengalaman langsung dengan objek yang
sedang dipelajari. Selain itu, siswa juga diberi tes tertulis berupa soal uraian.
Dengan kegiatan pembelajaran ini, diharapkan dapat melatih siswa memiliki
keterampilan berpikir berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya.
Keterampilan berpikir siswa akan efektif jika keterampilan proses sains siswa
dikembangkan dan dilatih karena keterampilan proses sains ini melibatkan
keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial.7 Keterampilan kognitif
atau intelektual terlibat dalam keterampilan proses karena siswa menggunakan
pikirannya. Keterampilan manual terlibat dalam keterampilan proses karena
melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan
alat. Keterampilan sosial, siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses. Apabila
keterampilan proses sains ini dikembangkan, siswa akan menemukan konsep dan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Keterampilan proses sains perlu diterapkan karena mempunyai beberapa
alasan. Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung secara cepat
sehingga tidak mungkin lagi peran guru mengajarkan semua fakta dan
konsep kepada siswa. Kedua, siswa mudah memahami konsep yang rumit
dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang konkret. Ketiga,
penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen,
penemuannya bersifat relatif. Keempat, proses belajar mengajar

5
Zulfiani, Dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, 2009), h. 51.
6
Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
h.17.
7
Nuryani Y Rustaman, dkk. Op.Cit., h. 95
3

seyogyanya pengembangan konsep yang tidak dilepaskan dari


pengembangan sikap dan nilai dalam diri siswa.8

Tes keterampilan proses sains dalam penelitian ini menggunakan konsep


kalor. Kalor merupakan konsep yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pada konsep ini siswa dituntut untuk melakukan beberapa percobaan.
Percobaan ini seperti mengamati keadaan suhu akhir pada pencampuran zat yang
suhu yang berbeda dengan menggunakan termometer, membuat hipotesis
mengenai perpindahan kalor, mengkomunikasikan grafik hasil percobaan pada
perubahan wujud benda. Dari beberapa pengamatan tersebut siswa diberi
pengalaman langsung untuk menggabungkan interaksi siswa dengan objek belajar.
Berkaitan dengan persoalan di atas, untuk menggunakan tes keterampilan
proses sains ini perlu adanya suatu pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa.
Pembelajaran ini menuntun siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya melalui
proses penyelidikan. Salah satu pembelajaran yang dimaksud ialah model inkuiri
terbimbing (guided inquiry) yang merupakan aplikasi dari pembelajaran
kontruktivisme. Pembelajaran ini akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan
untuk menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori maupun
prinsip yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru sehingga muncul sikap
ilmiah pada diri siswa. Model inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat dirancang
penggunaannya oleh guru berdasarkan kemampuan atau tingkat perkembangan
intelektual siswa. siswa memiliki sifat yang aktif, sifat ingin tahu yang besar,
terlibat dalam suatu situasi secara utuh dan reflektif terhadap suatu proses dan hasil-
hasil yang ditemukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penggunaan Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
Siswa dalam Pembelajaran Konsep Kalor dengan Model Inkuiri Terbimbing”.

8
Conny Semiawan, Op.Cit. h.14
4

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalm latar belakang
masalah, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain:
1. Secara umum pembelajaran fisika di sekolah masih menekankan pada hasil
sedangkan proses seringkali diabaikan.
2. Kegiatan belajar mengajar fisika relatif masih menekankan pada aspek
hafalan bukan aspek proses.
3. Siswa memiliki keterampilan-keterampilan mendasar, namun guru belum
mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa.

C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi
masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:
1. Tes keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini menurut
Nuryani Y. Rustaman yang meliputi mengamati (observasi), menafsirkan
(interpretasi), mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan,
dan berkomunikasi.
2. Model inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini menurut Eggen
& Kauchak adalah menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis,
merancang percobaan, melaksanakan percobaan, mengumpulkan dan
menganalisis data serta membuat kesimpulan.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana deskripsi
penggunaan tes keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran konsep kalor
dengan model inkuiri terbimbing?”.
Rumusan masalah di atas, secara operasional dapat dijabarkan ke dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling tinggi dalam
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
5

2. Aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling rendah dalam
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
3. Bagaimana rata-rata keterampilan proses siswa yang terukur setelah
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
tes keterampilan proses sains siswa secara deskriptif dalam pembelajaran konsep
kalor dengan model inkuiri terbimbing. Secara spesifik tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling
tinggi dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
2. Untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling
rendah dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
3. Untuk mengetahui aspek rata-rata keterampilan proses siwa yang terukur
setelah pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.

F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat.
Adapun manfaat penelitian ini antara lain:
1. Dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang dimilikinya melalui
model inkuiri terbimbing.
2. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika melalui
penilaian sistematis dan berorientasi pada keterampilan berpikir.
3. Dapat memberikan masukan pada guru tentang pengembangan instrumen
penilaian yang berorientasi keterampilan berpikir khususnya yang berorientasi
pada pengembangan keterampilan proses sains.
6

BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR

A. Deskripsi Teoretis
1. Tes
a. Pengertian Tes
Tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring yang
digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain. Dalam
perkembangannya, istilah tes diadopsi dalam psikologi dan pendidikan.1 Secara
umum tes diartikan sebagai alat yang dugunakan untuk mengukur pengetahuan atau
penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten atau materi tertentu.
Menurut Sudijono, tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian. Tes juga dapat diartikan sebagai alat pengukur
yang mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara meluas,
serta betul-betul dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan psikis atau
tingkah laku individu.
Menurut Bruce, tes digunakan untuk mengukur banyaknya pengetahuan
yang diperoleh individu dari suatu bahan pelajaran yang terbatas pada tingkat
tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak digunakan dalam
dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan umumnya orang masih memandang bahwa
indikator keberhasilan seseorang mengikuti pendidikan dilihat dari seberapa banyak
orang menguasai materi yang telah dipelajari dalam suatu jenjang pendidikan
tertentu.2
Menurut Norman, mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu prosedur
evaluasi yang komperhensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran

1
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), h.2.
2
Djaali dan Pujdi Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta, 2004), h. 8.
7

yang dilakukan oleh guru.3 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa tes memiliki peranan sangat penting dalam dunia pendidikan.

b. Fungsi Tes
Secara umum ada beberapa fungsi tes di dalam dunia pendidikan, yaitu:4
1) Alat untuk mengukur prestasi belajar siswa
Hal ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau
kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar
dalam jangka waktu tertentu. Dalam kaitan ini, tes berfungsi sebagai alat untuk
mengukur keberhasilan program pengajaran. Sebagai alat untuk mengukur
keberhasilan program pengajaran, tes berfungsi untuk seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan dapat tercapai dan seberapa banyak yang belum
tercapai serta menentukan langkah apa yang perlu dilakukan untuk mencapainya.
2) Berfungsi sebagai motivator pembelajaran
Hampir semua ahli teori pembelajaran menekankan pentingnya umpan balik
yang berupa nilai untuk meningkatkan intensitas kegiatan belajar. Thorndike
mengemukakan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras
apabila mereka mengetahui bahwa diakhir program yang sedang ditempuh akan ada
tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. Menurut Ebel, tes kadang- kadang
dianggap sebagai motivator ekstrinsik. Fungsi ini dapat optimal apabila nilai hasil
tes yang diperoleh siswa betul-betul obyektif dan sahih, baik secara internal maupun
eksternal yang dapat dirasakan langsung oleh siswa yang diberi nilai melalui tes.
3) Upaya perbaikan kualitas pembelajaran
Dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran ada tiga jenis tes, yaitu tes
penempatan, tes diagnostik, dan tes formatif. Tes yang dilaksanakan untuk
keperluan penempatan bertujuan agar setipa siswa yang mengikuti kegiatan
pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran secara efektif karena sesuai dengan bakat dan

3
Ibid., h. 9.
4
Ibid.
8

kemampuannya masing-masing. Evaluasi diagnostik dilaksanakan untuk


mengidentifikasi kesulitan belajar siswa. Menentukan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kesulitan siswa dan menetapkan cara mengatasi kesulitan
belajar tersebut. Berhasil atau gagalnya suatu kegiatan pembelajaran dalam proses
pendidikan pada suatu jenis atau jenjang pendidikan tertentu sangat dipengaruhi
oleh apakah siswa mengalami kesulitan belajar atau tidak. Tes formatif pada
dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi usaha
perbaikan kulaitas pembelajaran dalam konteks kelas. Kualitas pembelajaran
ditentukan oleh intensitas proses belajar dalam diri setiap siswa sebagai subyek
belajar sekaligus siswa.
4) Menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Untuk keperluan ini dikenal istilah tes
sumatif. Tes sumatif yang dikenal dengan istilah summative test adalah tes hasil
belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan materi pelajaran atau satuan program
pengajaran setelah diberikan. Di sekolah, tes sumatif dikenal dengan tes ulangan
umum.

c. Jenis-Jenis Tes
Dalam penjelasaan ini, hanya ada dua jenis tes yang akan dibahas yaitu tes
tertulis yang dibedakan menjadi 2 yaitu tes uraian dan tes objektif.
1) Tes uraian
Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk yang sejenis yang sesuai dengan
tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata atau bahasa sendiri. Dengan
demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan
gagasan melalui bahasa tulisan. Tes uraian ini dibedakan menjadi tiga yaitu uraian
bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur.
9

2) Tes objektif
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item)
karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut
objektif karena penilaianya objektif. Tes objektif menuntut siswa untuk memilih
jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan,
memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang
belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang
menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi. Tes objektif terdiri atas beberapa
bentuk, yaitu tes benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi
jawaban singkat.5

2. Keterampilan Proses Sains


a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas siswa dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannnya dalan kehidupan
sehari-hari. Pengertian tersebut, termasuk di antaranya keterlibatan fisik, mental,
dan sosial siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan.6 Pendekatan
keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada proses IPA.7 Keterampilan proses sains dapat juga diartikan
sebagai kemampuan untuk melaksanakan tindakan dalam belajar sains sehingga
menghasilkan konsep, prinsip, hukum maupun fakta. Mengajarkan keterampilan
proses pada siswa berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
sesuatu bukan hanya membicarakannya.8 Keterampilan ini dapat digunakan sebagai
wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip atau teori. Konsep, prinsip
atau teori yang

5
Zainal arifin. Op.Cit.,h. 135
6
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung: PT Rosdakarya,2005), h. 99.
7
Nuryani Y. Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2005), h. 95.
8
Widayanto, Mengembangkan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa kelas X
Melalui KIT Optik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 2009, h. 2.
10

telah ditemukan atau dikembangkan ini akan memantapkan pemahaman tentang


keterampilan proses tersebut.
Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan yakni manual,
intelektual, dan sosial. Sesuai dengan karakteristiknya sains yang berhubungan
dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta, konsep,
dan prinsip saja namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa dalam
menemukan konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang
berorientasi proses (student centered). Dalam hal ini guru dapat mengembangkan
keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains. Terlatihnya siswa dalam
menggunakan keterampilan proses ini akan memudahkan dalam menerapkan
konsep sains dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Semiawan, dkk, keterampilan proses sains (KPS) perlu diterapkan
karena mempunyai beberapa alasan. Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan
berlangsung secara cepat sehingga tidak mungkin lagi peran guru mengajarkan
semua fakta dan konsep kepada siswa. Kedua, siswa mudah memahami konsep
yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang konkret. Ketiga,
penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen,
penemuannya bersifat relatif. Keempat, proses belajar mengajar seyogyanya
pengembangan konsep yang tidak lepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam
diri siswa.9

b. Tujuan Melatih Keterampilan Proses Sains


Melatih keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang penting
untuk memperoleh keberhasilan siswa yang optimal. Materi pelajaran akan lebih
mudah dipelajari, dipahami, dihayati, dan diingat dalam waktu yang relatif lama
bila siswa sendiri memperoleh pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut
melalui pengamatan atau eksperimen.

9
Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
h.17.
11

Menurut Muhammad, tujuan melatihkan keterampilan proses sains


diharapkan sebagai berikut:10
1. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam melatih
keterampilan proses siswa dipacu untuk berpasrtisipasi secara aktif dan efisien
dalam belajar.
2. Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik keterampilan produk,
proses, maupun keterampilan kinerjanya.
3. Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat mendefinisikan
secara benar untuk mencegah terjadinya miskonsepsi.
4. Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajarinya
karena dengan latih keterampilan proses, siswa sendiri yang berusaha mencari
dan menemukan konsep tersebut.
5. Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan kenyataan dalam
kehidupan masyarakat.
6. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di dalam
masyarakat, karena siswa telah dilatih keterampilan dan berpikir logis dalam
memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan.

c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains


Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama lain
sebenarnya tak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-
masing keterampilan proses tersebut.11 Keterampilan proses yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran IPA, yaitu:12
1) Melakukan observasi
2) Menafsirkan hasil pengamatan
3) Mengelompokkan
4) Meramalkan

10
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), Cet ke-6, h.
150.
11
Nuryani Y. Rustaman, op.cit., h. 96.
12
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 53.
12

5) Keterampilan berkomunikasi
6) Hipotesis
7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan
8) Menerapkan konsep atau prinsip
9) Mengajukan pertanyaan
10) Keterampilan menyimpulkan
Melakukan observasi merupakan keterampilan yang dilakukan melalui
kegiatan dengan menggunakan seluruh alat indera secara optimal, seperti telinga,
mata, hidung, lidah dan kulit. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Pengamatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
ataupun tidak.
Menafsirkan hasil pengamatan merupakan keterampilan mencatat hasil
pengamatan dalam bentuk angka. Pengamatan tersebut siswa dapat menghubung-
hubungkan hasil pengamatan dan menemukan pola dalam suatu pengamatan.
Setelah itu, siswa dapat menemukan kesimpulan sementara terhadap hasil observasi
atau pengamatan.
Mengelompokkan merupakan keterampilan mendasar dimana siswa
memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan perbedaan dan persamaan antara
berbagai obyek yang diamati. Termasuk kedalam jenis keterampilan jenis ini adalah
menggolong-golongkan, membandingkan, mengontraskan, dan mengurutkan.
Meramalkan, merupakan kemampuan membuat prediksi atau perkiraan
menggunakan pola-pola tertentu terhadap sesuatu yang mungkin terjadi sebelum
dilakukan pengamatan. Meramalkan dalam sains tentu berbeda dengan meramalkan
secara magis, karena meramalkan dalam sains tidak beradasarkan hal-hal yang
sifatnya tahayul, tetapi berdasarkan teori/fakta yang sudah ada sebelumnya.
Keterampilan berkomunikasi merupakan kemampuan dalam menjelaskan
hasil pengamatan. Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan, grafik,
tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat berupa paparan sistematik
(laporan) atau transformasi parsial.
13

Hipotesis merupakan kemampuan yang mendasar dalam kerja ilmiah.


Hipotesis sendiri adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
berdasarkan teori-teori/fakta-fakta yang ada. Kebenaran suatu hipotesis diuji
melalui sebuah eksperimen. Oleh karena itu, suatu hipotesis ada kalanya benar dan
ada kalanya tidak.
Merencanakan percobaan atau penyelidikan merupakan keterampilan
menentukan alat bahan yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu,
dalam lembar kerja siswa (LKS) tidak dicantumkan secara khusus alat-alat dan
bahan yang diperlukan.
Menerapkan konsep atau prinsip, Keterampilan ini meliputi keterampilan
menggunakan konsep-konsep yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa
baru, menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru atau menerapkan rumus-
rumus pada pemecahan soal-soal baru.
Mengajukan pertanyaan, Keterampilan ini sebenarnya merupakan
keterampilan mendasar yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu
masalah lebih lanjut. Setiap berhadapan dengan suatu masalah semestinya siswa
mengajukan pertanyaan. Keberanian siswa untuk bertanya, harus ditumbuhkan
guru dalam setiap pembelajaran.
Keterampilan menyimpulkan, Keterampilan-keterampilan proses yang
dipaparkan di atas menjadi kurang begitu bermakna bagi hasil belajar siswa,
terutama dalam hal menguasai konsep, apabila tidak ditunjang dengan keterampilan
menarik suatu generalisasi dari serangkaian hasil kegiatan percobaan atau
penyelidikan. Tetapi perlu diingat bahwa untuk siswa pada pendidikan dasar,
kesimpulan yang dibuat harus dibimbing guru secara proposional sesuai dengan
tingkat usia mereka hingga pada akhirnya menyimpulkan secara mandiri.
14

Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator


(Harlen 1992, Rustaman 2005)13
Keterampilan Proses Sains Indikator
1. Mengamati/observasi a. Menggunakan sebanyak mungkin indera
b. Mengumpulkan/menggunakan fakta-
fakta yang relevan
2. Mengelompokkan/klasifiskasi a. Mencatat setiap pengamatan secara
terpisah
b. Mencari perbedaan, persamaan
c. Mengontraskan ciri-ciri
d. Membandingkan
e. Mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan
f. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
3. Menafsirkan/interpretasi a. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
b. Menemukan pola dalam satu seri
pengamatan
c. Menyimpulkan
4. Meramalkan/prediksi a. Menggunaka pola-pola hasil pengamatan
b. Mengemukakan apa yang mungkin
terjadi pada keadaan yang belum diamati
5. Mengajukan pertanyaan a. bertanya apa, bagaimana, dan mengapa
b. bertanya untuk meminta penjelasan
c. mengajukan pertanyaan yang berlatar
belakang hipotesis
6. Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari satu
kejadian
b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti lebih banyak atau melakukan cara
pemecahan masalah
7. Merencanakan a. Menentukan alat/bahan/sumber yang
percobaan/penelitian akan digunakan
b. Menentukan variabel/faktor penentu
c. Menentukan apa yang akan diukur,
diamati, dicatat
d. Menentukkan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah kerja

13
Ibid., h. 56.
15

8. Menggunakan alat/bahan a. Memakai alat/bahan


b. Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/bahan
c. Menggunakan bagaimana menggunakan
alat/bahan
9. Menerapkan konsep b. Menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru
c. Menggunakan konsep pada pengalamn
baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi
10. Berkomunikasi a. Memeriksa/menggambarkan data
empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel
atau diagram
b. Menyusun dan menyampaikan laporan
secara sistematis
c. Menjelaskan hasil percobaan atau
penelitian
d. Membaca grafik atau tabel atau diagram
e. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu
masalah aau suatu peristiwa
11. Melaksanakan percobaan

Menurut Frunk, keterampilan proses sains (KPS) terdiri atas keterampilan


proses tingkat dasar (basic science process skills) dan keterampilan proses terpadu
(integrated science process skills). Keterampilan proses tingkat dasar terdiri atas
enam keterampilan yakni observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi,
dan interferensi. Keterampilan proses tepadu terdiri atas menentukan variabel,
menyusun tabel data, menyusun garfik, memberi hubungan variabel, memproses
data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara
operasional, merencanakan penyelidikan, dan melakukan eksperimen.14

d. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains (KPS)


Nuryani Rustaman mengemukakan bahwa karakteristik butir soal KPS
dibahas secara umum dan secara khusus. Secara umum pembahasan butir soal KPS
lebih ditujukan untuk membedakan dengan butir soal biasa yang mengukur
14
Trianto, op. cit., h. 144.
16

penguasaan konsep. Secara khusus karakteristik jenis KPS tertentu akan dibahas
dan dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya.15
1) Karakteristik umum
Secara umum butir soal KPS dapat dibedakan dengan butir soal penguasaan
konsep. Butir-butir soal KPS memiliki beberapa karakteristik. Pertama, butir soal
KPS tidak boleh dibebani konsep (nonkonsep burdan). Hal ini diupayakan agar
butir soal tersebut tidak rancu dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep
dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun butir soal
sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-
hari siswa). Kedua, butir soal KPS mengandung sejumlah informasi yang harus
diolah oleh responden atau siswa. Informasi dalam butir soal KPS dapat berupa
gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya. Ketiga,
seperti butir soal pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh butir soal KPS harus
jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misal interpretasi. Keempat,
sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.16
2) Karakteristik Khusus
Rustaman menyatakan karakteristik khusus butir soal KPS seperti
terterapada Tabel 2.2.17

Tabel 2.2 Karakteristik Khusus Butir Soal KPS


Aspek KPS Keterangan
Observasi Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya

Interpretasi Harus menyajikan sejumlah data yang menyajikan pola

Harus ada kesempata mencari/menemukan persamaan dan


Klasifikasi perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk
melakukan pengelompokkan, atau ditentukan jumlah
kelompok yang harus terbentuk

15
Rustaman., op. cit., h. 194.
16
Ibid.
17
Ibid.
17

Prediksi Harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat


mengajukan dugaan atau ramalan
Harus ada bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke
Berkomunikasi bentuk penyajian lain, misalnya bentuk uraian ke bentuk
bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik
Dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau
Berhipotesis menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan
dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja
atau menguji atau membuktikan
Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan
Merencanakan berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan
percobaan prosedur yang harus ditempuh, menentukan perubah
(variabel), mengendalikan peubah
Menerapkan Harus membuat konsep atau prinsip yang akan diterapkan
konsep tanpa menyebutkan nama konsepnya
Harus memunculkan sesuatu yang mengherankan,
Mengajukan
mustahil, tidak bias, atau kontradiktif agar responden atau
pertanyaan
siswa termotivasi untuk bertanya

3. Model Inkuiri Terbimbing


a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri
Kata “inquiry” dalam bahasa inggris berarti pertanyaan, memeriksa, atau
penyelidikan. Menurut Schmid, inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang
dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap
pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah merupakan yang dapat
mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.18
Menurut Gulo, pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis,
analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.19 Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan
18
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif Dan Kreatif dalam
Kelas (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2010), h. 85.
19
Trianto, Mode-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2011), Cet V, h. 135.
18

kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, mengembangkan


sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa adalah:20
1) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi
2) Inkuiri berfokus pada hipotesis
3) Penggunaan fakta sebagai evidensi(informasi dan fakta).
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke
dalam proses ilmiah kedalam waktu yang relative singkat. Salah satu prinsip utama
inkuiri, yaitu siswa dapat mengonstruk sendiri pemahamannya dengan melakukan
aktivitas aktif dalam pembelajarannya.21 Proses belajar mengajar, inkuiri ini
digunakan sebagai metode pengajaran yang memungkinkan ide siswa berperan
dalam investigasi yang akan dilakukan oleh siswa.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Menurut Carol C. Kuhlthau dan Ross J. Todd ada enam karakteristik inkuiri
terbimbing (Guided Inquiry) yaitu:22
1) Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman
Jhon dewey menggambarkan pembelajaran sebagai proses aktif individu,
bukan sesuatu dilakukan untuk seseorang tetapi lebih kepada sesuatu itu dilakukan
oleh seseorang. Pembelajaran merupakan sebuah kombinasi dari tindakan dan
refleksi pada pengalaman. Deway sangat menekankan pembelajaran Hands On
(berdasar pengalaman) sebagai penentang metode otoriter dan menganggap bahwa
pengalaman dan inkuiri (penemuan) sangat penting dalam pembelajaran bermakna.
2) Siswa belajar pada apa yang mereka tahu

20
Ibid.
21
Zulfiani, dkk. op.cit.,h. 119.
22
Carol Kuhlthau dan Ross J. Todd, 2006, “Guided Inquiry: A Framework For Learning
Through School Libraries In 21” Century School” .
19

Pengalaman masa lalu dan pengertian sebelumnya merupakan bentuk dasar


untuk membangun pengetahuan baru. Menurut Ausubel, faktor yang terpenting
mempengaruhi pembelajaran adalah melalui apa yang mereka tahu.
3) Siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses pembelajaran
melalui bimbingan
Rangkaian berpikir kearah yang lebih tinggi memerlukan proses mendalam
yang membawa kepada sebuah pemahaman. Proses yang mendalam memerlukan
waktu dan motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik
mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan keingin tahuan siswa.
Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan kemampuan intelektual
yang melebihi dari penemuan dan pengumpulan fakta. Menurut Bloom,
kemampuan intelektual seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
dan evaluasi membantu merangsang untuk berinkuiri yang membawa kepada
pengetahuan dan pendalaman yang mendalam.
4) Perkembangan siswa terjadi secara bertahap.
Siswa berkembang melalui tahap perkembangan kognitif, kapasitas mereka
untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur. Perkembangan ini merupakan proses
kompleks yang meliputi kegiatan berpikir, tindakan, refleksi, menemukan dan
menghubungkan ide, membuat hubungan, mengembangkan dan mengubah
pengetahuan sebelumnya, kemampuan serta sikap dan nilai.
5) Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran
Siswa belajar melalui semua pengertiannya. Mereka menggunakan seluruh
kemampuan fisik, mental dan sosial untuk membangun pemahaman yang
mendalam mengenai dunia dan apa yang hidup didalamnya.
6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain
Siswa hidup di lingkungan sosial dimana mereka terus menerus belajar
melalui interaksi dengan orang lain di sekitar mereka. Orang tua, teman, saudara,
guru, kenalan, dan orang asing merupakan bagian dari lingkungan sosial yang
membentuk pembelajaran lingkungan pergaulan dimana mereka membangun
pemahaman mengenai dunia dan membuat makna untuk mereka, Vigotsky
20

berpendapat bahwa perkembangan proses hidup bergantung pada interaksi sosial


dan pembelajaran sosial berperan penting untuk perkembangan kognitif.
Berdasarkan karakteristik tersebut, inkuiri terbimbing merupakan sebuah
pembelajaran yang berfokus pada proses berpikir yang membangun pengalaman
oleh keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar dengan
membangun pemahaman mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman dan
apa yang mereka tahu. Selain itu, siswa juga belajar melalui interaksi dengan orang
lain yang berperan penting dalam perkembangan kognitifnya.

c. Sintak Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari
tahapan pembelajaran yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak. Adapun tahapan
pembelajaran inkuiri sebagai berikut.23

Tabel 2.2 Tahap Pembelajaran Inkuiri


Fase Perilaku guru

Guru membimbing siswa mengidentifikasi


Menyajikan pertanyaan
masalah dan masalah ditulis di papan tulis. Guru
atau masalah
membagi siswa dalam kelompok
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
curah pendapat dalam membentuk hipotesis.
Guru membimbing siswa dalam menentukan
Membuat hipotesis
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi
prioritas penyelidikan
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan
Merancang percobaan hipotesis yang akan dilakukan. Guru
membimbing siswa mengurutkan langkah-
langkah percobaan
Guru membimbing siswa mendapatkan
Melakukan percobaan
informasi melalui percobaan

23
Trianto., op.cit., h. 141.
21

Guru memberi kesempatan pada kelompok untuk


Mengumpulkan dan
menyampaikan hasil percobaan data yang
menganalisis data
terkumpul
Guru membimbing siswa dalam membuat
Memberi kesimpulan
kesimpulan

Menurut Sudjana menyatakan ada lima (5) tahapan yang ditempuh dalam
melaksanakan pembelajaran inkuiri yaitu:24
1) Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa.
2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis.
3) Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk mencari jawaban
hipotesis atau permasalahan.
4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.
5) Mengaplikasikan kesimpulan.

d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri


Model pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan yaitu:25
1) Membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan
keterampilam dalam proses kognitif.
2) Siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti
dan mengendap dalam pikirannya.
3) Membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar lebih giat
lagi.
4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan
dan minat masing-masing.
5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses
menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa dengan guru
yang terbatas.

24
Trianto, Ibid., h. 142.
25
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012 ),
Cet. III, h.79.
22

Adapun beberapa kelamahan dari model pembelajaran inkuiri yaitu:26


1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani
dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
2) Keadaan kelas di kita kenyataannya gemuk jumlah siswanya makan metode
ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.
3) Guru dan siswa sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka metode
inkuiri ini akan mengecewakan.
4) Ada kritik bahwa proses dalam metode inkuiri terlalu mementingkan proses
pengertian saja, kurang memerhatikan perkembangan sikap dan keterampilan
bagi siswa.

4. Kajian Konsep Kalor


a. Karakteristik Konsep Kalor
Materi kalor yang diajarkan di SMA pada kurikulum 2013 diajarkan di kelas
X. Sebelum memulai materi kalor, siswa dituntut untuk menguasai materi suhu
karena materi ini saling berkaitan. Setelah itu siswa dapat mempelajari konsep
kalor. Materi pokok yang dipelajari pada konsep di kelas X adalah kalor dan
perubahan wujud, asas Black, serta perpindahan kalor. Siswa dapat
mengaplikasikan konsep kalor ini dalam kehidupan sehari-hari seperti termos,
setrika, memasak air dengan menggunakan panci logam, solder, terjadinya angin
darat dan angin laut, oven microwave, radiasi panas dari tungku perapian dan masih
banyak lagi.

b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kalor


Kompetensi inti dan kompetensi dasar kalor pada kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut:
1) Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
26
Ibid.
23

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

2) Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-
hari.
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik
termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan konduktivitas kalor.
c. Peta Konsep Kalor

Gambar 2.1 Peta Konsep Kalor


26

d. Uraian Materi Kalor


Ketika suatu ketel air dingin diletakkan di atas kompor, temperatur air akan
naik. Kita katakan bahwa kalor mengalir dari kompor ke air yang dingin. Ketika
kedua benda yang temperaturnya berbeda diletakkan saling bersentuhan, kalor akan
mengalir seketika dari yang panas ke yang dingin. Aliran kalor seketika ini selalu
dalam arah yang cenderung menyatakan temperature. Jika kedua benda tersebut
disentuhkan cukup lama sehingga temperatur keduanya sama, keduanya dikatakan
dalam keadaan setimbang termal, dan tidak ada lagi kalor yang mengalir di
antaranya. Sebagai contoh, ketika teermometer demam pertama kali dimasukkan ke
mulut pasien, kalor mengalir dari mulut pasien tersebut ke thermometer; ketika
pembacaan termometer berhenti naik, termometer setimbang dengan mulut orang
tersebut dan temperaturnya sama.27

1) Kalor sebagai Transfer Energi


Kalor mengalir dengan sendirinya dari suatu benda yang temperaturnya
lebih tinggi ke benda lain dengan temperatur yang lebih rendah. Satuan yang umum
untuk kalor, yang masih digunakan sekarang, dinamakan kalori. Satuan yang lebih
sering digunakan dari kalori adalah kilokalori (kkal), yang besarnya 1000 kalori.
Kadangkala satu kilokalori disebut Kalori (dengan huruf K besar).28 Dimana 1 kal
= 4,186 J yang merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 g air
sebesar 1 Co. Jadi, kalor mengacu pada transfer energi dari satu benda ke yang
lainnya karena adanya perbedaan temperatur.

2) Kalor Jenis
Besar kalor Q yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur zat tertentu
sebanding dengan massa m zat tersebut dan dengan perubahan temperatur ∆T. Hal
ini dapat dinyatakan dalam persamaan,29
…………………………………(2.1)

27
Douglas C Giancoli, Fisika, Edisi 5, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 488.
28
Ibid., h.489.
29
Ibid., h.492.
27

di mana c adalah besaran karakteristik dari zat tersebut, yang disebut


kalor jenis. Dimana kalor jenis durumuskan sebagai berikut: c = Q/m∆T,
Keterangan:
Q : kalor (Joule)
m : massa benda (kg)
c : kalor jenis benda (J/kg °C)
T : perubahan suhu benda (° C)
Jadi, kalor jenis, c, dari zat didefinisikan sebagai energi (atau kalor) yang
dibutuhkan untuk mengubah temperatur massa satuan zat sebesar 1 derajat.

3) Kapasitas kalor
Kalor yang dibutuhkan 1 panci air agar suhunya naik 1° C disebut kapasitas
kalor. Kapasitas kalor sebenarnya banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk
kalor untuk menaikkan suhu benda sebesar satu derajat. Pada sistem SI, satuan
kapasitas kalor adalah JK-1. Namun, karena di Indonesia suhu biasa dinyatakan
dalam skala Celsius, maka satuan kapasitas kalor yang dipakai dalam buku ini
adalah J/°C. Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
Q : kalor yang diserap/dilepas (J)
C : kapasitas kalor benda (J/°C)
T : perubahan suhu benda (°C)

4) Konservasi Energi
Konservasi energi memainkan peranan penting: kehilangan kalor sebanyak
satu bagian sistem sama dengan kalor yang didapat oleh bagian yang lain:30
…………(2.2)
Pertukaran energi tersebut merupakan dasar teknik yang dikenal dengan
nama kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.
Dengan demikian, ketika kalor mengalir di dalam sistem yang terisolasi,
30
Ibid., h.494.
28

konservasi energi memberitahu kita bahwa kalor yang diterima oleh satu bagian
sistem sama dengan kalor yang dikeluarkan oleh bagian sistem yang lain.
Konservasi energi pada pertukaran kalor, seperti yang ditunjukkan oleh
Persamaan (2.2), pertama kali diukur oleh Joseph Black (1728-1799), seorang
ilmuwan Inggris. Oleh karena itu, Persamaan (2.2) dikenal sebagai asas Black.

5) Perubahan Wujud Zat


Kecenderungan untuk berubah wujud ini disebabkan oleh kalor yang
dimiliki setiap zat. Suatu zat dapat berubah menjadi tiga wujud zat, di antaranya
cair, padat, dan gas. Perubahan wujud zat ini diikuti dengan penyerapan dan
pelepasan kalor.

Gambar 2.2 Diagram Perubahan Wujud Zat


a) Kalor Penguapan dan Pengembunan
Kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk
menguapkan zat tersebut. Jadi, setiap zat yang akan menguap membutuhkan kalor.
Adapun kalor pengembunan adalah kalor yang dilepaskan oleh uap air yang
berubah wujud menjadi air. Secara matematis, kalor penguapan dan pengembunan
dapat dituliskan sebagai berikut.
…………………………(2.3)
Keterangan
Q : kalor yang dibutuhkan saat penguapan atau kalor yang dilepaskan saat
pengembunan,
m : massa zat, dan
L : kalor laten penguapan atau pengembunan.
29

b) Kalor Peleburan dan Pembekuan


Jika benda mengalami peleburan, perubahan wujud yang terjadiadalah dari
wujud zat padat menjadi zat cair. Dalam hal ini, akan terjadi penyerapan kalor pada
benda. Adapun perubahan wujud zat dari cair ke padat disebut sebagai proses
pembekuan. Dalam hal ini, akan terjadi proses pelepasan kalor. Besarnya kalor yang
dibutuhkan pada saat peleburan dan besarnya kalor yang dilepaskan dalam proses
pembekuan adalah sama.

6) Perpindahan Kalor
Kalor dapat merambat dengan tiga cara, di antaranya secara konduksi
(hantaran), secarakonveksi (aliran), dan secara radiasi (pancaran). Berikut
pembahasan mengenai setiap jenis perambatan kalor tersebut.
a) Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Perpindahan kalor yang tidak diikuti perpindahan massa ini disebut
konduksi.

Gambar 2.3 Rambatan Kalor di Dalam Konduktor

Kalor yang mengalir dalam batang per satuan waktu dapat dinyatakan
dalam hubungan:

…………………………………(2.4)

Keterangan
A : luas penampang lintang benda
l : jarak antara kedua ujung, yang mempunyai temperatur
T1 : ujung batang logam bersuhu tinggi
T2 : ujung batang logam bersuhu tinggi
k : konstanta pembanding yang disebut konduktivitas termal
30

: jumlah kalor yang merambat pada batang per satuan waktu per satuan luas.

b) Perpindahan Kalor secara Konveksi


Perambatan kalor yang disertai perpindahan massa atau perpindahan
partikel- partikel zat perantaranya disebut perpindahan kalor secara aliran atau
konveksi. Rambatan kalor konveksi terjadi pada fluida atau zat alir, seperti pada zat
cair, gas, atau udara.

Gambar 2.4 Rambatan Kalor di dalam Isolator

Besarnya kalor yang merambat tiap satuan waktu, dapat dituliskan sebagai
berikut.

: jumlah kalor yang berpindah tiap satuan waktu,

A : luas penampang aliran,


ΔT : perbedaan temperatur antara kedua tempat fluida mengalir, dan
h : koefisien konveksi termal.
Perpindahan panas secara konveksi disebabkan oleh perbedaan massa jenis
pada fluida. Angin laut dan angin darat merupakan satu di antara contoh dari
konveksi udara secara alami.

Gambar 2.5 Angin Laut dan Angin Darat Terjadi Melalui Konveksi
Alami Udara
31

Selain terdapat proses konveksi alami, terdapat juga proses konveksi paksa.
Dalam konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan ke tujuannya
oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Satu di antara contoh dari konveksi paksa
yaitu pada sistem pendingin mobil,

Gambar 2.6 Konveksi Paksa pada Sistem Pendingin Mobil


c) Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Matahari merupakan sumber energi utama bagi manusia di permukaan ini.
Energi yang dipancarkan Matahari sampai di Bumi berupa gelombang
elektromagnetik. Cara perambatannya disebut sebagai radiasi, yang tidak
memerlukan adanya medium zat perantara. Semua benda setiap saat memancarkan
energi radiasi dan jika telah mencapai kesetimbangan termal atau temperatur benda
sama dengan temperatur lingkungan, benda tersebut tidak akan memancarkan
radiasi lagi. Dalam kesetimbangan ini, jumlah energi yang dipancarkan sama
dengan jumlah energi yang diserap oleh benda tersebut. Dari hasil percobaan yang
dilakukan oleh Josef Stefan dan Ludwig Boltzmann, diperoleh besarnya energi per
satuan luas per satuan waktu yang dipancarkan oleh benda yang bersuhu T, yakni
…………………………(2.5)
Keterangan

W : energi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu (watt/m2)
σ : konstanta Stefan–Boltzmann = 5,672 × 10-8 watt/m2 K4
T : temperatur mutlak benda (K), dan
e : koefisien emisivitas (0 < e ≤ 1)
5. Penelitian Relevan
32

Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian yang


berhubungan dan kesemuanya mendapatkan hasil yang positif atau berhasil, berikut
diantaranya:
a) Marnita (2013) dalam jurnal yang Berjudul “Peningkatan Keterampilan Proses
Sains Melalui Pembelajaran Kontekstual pada Mahasiswa Semester I Materi
Dinamika”. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Terjadi peningkatan
keterampilan proses sains mahasiswa melalui penerapan model pembelajaran
kontekstual pada mahasiswa semester I materi dinamika, hal ini dapat dilihat
dari perolehan hasil belajar berupa keterampilan proses sains mahasiswa pada
siklus I hanya tuntas hanya dua komponen keterampilan proses saja yaitu
komponen “mengamati” dan “mengkomunikasikan”, sedangkan pada siklus II
hasil belajar mahasiswa berupa keterampilan proses sains secara keseluruhan
semua komponen keterampilan proses dapat tuntas.
2) Aktivitas dosen melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada
mahasiswa semester I materi dinamika mengalami peningkatan. 3) Aktivitas
mahasiswa melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada
mahasiswa semester I materi dinamika juga mengalami peningkatan.31
b) Lalu Ria Suhardiman dan Asep Saepul Hamdi (2012) dalam jurnal Vol. 2. No.
1 yang berjudul “Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Keterampilan Proses
dan Hasil Belajar IPA (Fisika) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja”.
Berdasarkan analisis statistik, diperoleh hasil: Pertama, keterampilan proses
IPA siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry
lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses IPA siswa yang diajar
dengan metode pembelajaran konvensional. Kedua, hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode
pembelajaran konvensional. Ketiga, keterampilan proses IPA dan hasil belajar
siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry lebih
baik dibandingkan dengan keterampilan proses

31
Marnita, Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran Kontekstual pada
Mahasiswa Semester I Materi Dinamika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9, 2013, h. 43.
33

IPA dan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
konvensional.32
c) Nita Nurtafita (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Metode
Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Suhu
Kalor”. Masalah dalam penelitian ini adalah dalam proses pembelajaran fisika
siswa hanya dituntut untuk menghafal rumus dan kurangnya keterlibatan siswa
dalam proses belajar-mengajar sehingga siswa tidak memperoleh
pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode guided
inquiry dalam pembelajarannya. Melalui metode ini didapatkan hasil bahwa
metode guided inquiry berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa
pada konsep kalor. 33
d) Winda Syafitri (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Keterampilan
Proses Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada Konsep Sistem Koloid”.
Masalah dalam penelitian ini adalah dalam pembelajaran kimia, siswa belum
aktif dalam menemukan konsep sendiri, dalam mengembangkan keterampilan
proses sains siswa belum dilatih, serta konsep materi hanya sebatas transfer
informasi saja. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya menggunakan
pendekatan inkuiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan keterampilan proses sains yang muncul dalam diri
siswa melalui pembelajaran ini. Melalui pendekatan ini menunjukkan bahwa
aspek yang muncul adalah aspek observasi, klasifikasi, prediksi, dan
komunikasi.34
e) Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola dan Folashade Afolabi (2010) yang
berjudul “Analysis of Science Process Skills in West African Senior Secondary
School Certificate Physics Practical Examinations in Nigeria”. Berdasarkan
penelitian dari 15 yang digunakan hanya muncul 5 keterampilan

32
Lalu Ria Suhardiman dan Asep Saepul Hamdi, Pengaruh Metode Inquiry Terhadap
Keterampilan Ptoses dan Hasil Belajar IPA (Fisika)siswa kelas VIII SMPNegeri Singaraja, Jurnal
Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan, 2012, h. 14.
33
Nita Nurtafita, “Pengaruh Metode Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Sains
pada Konsep Suhu Kalor”, Skripsi UIN Jakarta, Jakarta, 2012.
34
Winda Syafitri, Analisis Keterampilan Proses Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada
Konsep Sistem Koloid, Skripsi UIN Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan.
34

proses sains yang muncul atau terkemuka yakni memanipulasi (17.20%),


perhitungan (14,20%), menalar (13,60%), mengamati (12,00%) dan
berkomunikasi (11,40%). Hasil penelitian juga menunjukkan tingkat
persentase yang tinggi dari dasar (urutan bawah) keterampilan proses sains
(62.80%) dibandingkan dengan yang terintegrasi (orde tinggi) keterampilan
proses sains (37.20%). Hasil juga menunjukkan bahwa jumlah keterampilan
proses dasar secara signifikan lebih tinggi dari keterampilan proses terintegrasi
dalam Ujian praktis SMA Afrika Barat fisika di Nigeria.. 35
f) Peggy Bricckman, dkk., (2009), yang berjudul “Effects of Inquiry-Based
Learning on Student’ Science Skills and Confidence”. Masalah dalam peneltian
ini adalah cara pembelajaran yang masih memakai cara tradisional sehingga
kemampuan atau keterampilan siswa tidak berkembang. Oleh karena itu
pembelajaran menggunakan “inquiry-based learning” untuk meningkatkan
pendidikan dan keterampilan. Berdasarkan dari penelitian ini siswa
memperoleh kepercayaan diri dalam kemampuan ilmiah, dibandingkan siswa
yang menggunakan pembelajaran tradisional.36

B. Kerangka Berpikir
Secara umum, pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan aspek
produk sedangkan aspek prosesnya diabaikan. Siswa memperoleh pengetahuan
berupa konsep, fakta atau prinsip berdasarkan informasi yang didapat dari guru.
Siswa tidak dibiasakan untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Sehingga
pengetahuan tersebut hanya bersifat hafalan belaka bukan didasarkan pada aspek
proses siswa. Padahal untuk menemukan konsep, fakta atau prinsip diperlukan
suatu keterampilan proses.
Guru harus mengukur dan mengembangkan keterampilan proses sains yang
siswa dengan menggunakana tes keterampilan proses sains. Keterampilan ini
merupakan keterampilan atau kemampuan mendasar yang miliki oleh setiap
35
Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola dan Folashade Afolabi, Analysis of Science Process
Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinations in
Nigeria, American-Eurasian Journal of Scientific Research, 2010, pp. 234.
36
Peggy Bricckman, dkk, Effects Of Inquiry-Based Learning On Student’ Science Skills And
Confidence, International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 2009, pp. 1.
35

siswa. Dengan kegiatan pembelajaran ini, diharapkan dapat melatih siswa memiliki
keterampilan berpikir berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya.
Keterampilan berpikir siswa akan efektif jika keterampilan proses sains siswa
dikembangkan karena keterampilan proses sains ini melibatkan keterampilan
kognitif atau intelektul, manual dan sosial.37
Berkaitan dengan persoalan di atas, untuk menggunakan tes keterampilann
proses sains ini perlu adanya suatu pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa.
Salah satu pembelajaran yang dimaksud ialah model inkuiri terbimbing (guided
inquiry) yang merupakan aplikasi dari pembelajaran kontruktivisme. Pembelajaran
ini akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk menemukan fakta-
fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori maupun prinsip yang dilihat dari
lingkungan dengan bimbingan guru sehingga muncul sikap ilmiah pada diri siswa.
Model inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat dirancang penggunaannya.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.7.

37
Nuryani Y Rustaman, op.cit., h. 95
36

 Pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan aspek produk


sedangkan aspek prosesnya diabaikan..
 Siswa tidak dilatih untuk menemukan konsep, fakta, atau prinsip pada
pembelajaran fisika
 Pengetahuan siswa hanya bersifat hafalan bukan diadasarkan pada
pengalaman belajar
siswa.
 Keterampilan berpikir siswa akan efektif jika keterampilan proses siswa
dikembangkan.
 keterampilan proses sains dikembangkan maka siswa akan membentuk
konsep sendiri

Keterampilan proses sains (KPS) siswa kurang berkembang

Tes keterampilan proses sains (KPS) dapat


mengembangkan keterampilan siswa

Pembelajaran menggunakan model inkuiri


terbimbing (guided inquiry)

Keterampilan siswa berkembang

Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan di MAN 2 kota Serang pada semester ganjil tahun
ajaran 2015/2016. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2015.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu
penelitian yang diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan
akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Metode ini berusaha
menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada atau mengenai kondisi atau
hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses yang sedang
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah
berkembang.1
Peneliti mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan analisis data
secara kuantitatif hasil tes yang diberikan kepada siswa. Oleh karena itu, penelitian
ini berorientasi pada penggunaan tes yang proses penggunaannya dideskripsikan
secara teliti.

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.5 MIA di MAN 2 Serang
pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas
yang akan diterapkan instrumen penilaian keterampilan proses sains pada konsep
kalor.

D. Prosedur Penelitian
Agar semua dapat diperoleh dengan baik, ada beberapa tahapan yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:

1
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Pustaka Setia, 2011), h.100.

36
37

1. Tahap Persiapan
a. Membuat proposal penelitian
b. Pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
c. Survei tempat sekolah untuk uji coba instrumen dan penelitian.
d. Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.
Perangkat penelitian yang dibuat adalah:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Instrumen tes
Intrumen tes ini berupa soal tes urain untuk mengetahui keterampilan proses
sains siswa yang diberikan di akhir pembelajaran.
4) Intrumen nontes
Intrumen ini berupa lembar observasi keterampilan proses sains (KPS)
selama pembelajaran.
e. Menguji coba instrumen, menganalisis hasil uji coba instrument, dan
memperbaiki instrument.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Implementasi instrumen tes Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep kalor.
b. Posttest berupa tes uraian.

3. Tahap Akhir
a. Analisis data dari hasil penelitian
b. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pengolahan
data.
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian ini dapat
dilihat lebih jelas pada Gambar 3.1
38

Membuat proposal penelitian


Mengurus surat izin
Survei tempat peneltian
Tahap Persiapan Uji coba intrumen, analisis hasil uji
coba intrumen dan perbaikan intrumen.
Menyusun perangkat pembelajaran
seperti: RPP, LKS, lembar observasi
KPS dan soal posttest.

Pelaksanaan tes keterampilan proses sains


Tahap Pelaksanaan (KPS) dalam pembelajaran konsep kalor
dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing.

Posttest

Tahap Akhir Analisis data

Penarikan kesimpulan

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian


39

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
dan nontes. Tes KPS diberikan diakhir (posttest) pembelajaran konsep kalor.
Nontes yang digunakan adalah pedoman observasi untuk mengamati aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.2
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Keterampilan Proses
Sains (KPS) berupa tes uraian dan lembar observasi.
1. Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
Instrument tes Keterampilan Proses Sains (KPS) berupa tes uraian
sebanayak 20 soal. Soal tersebut dibuat berdasarkan indikator aspek KPS yaitu:
mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan
(interpretasi) dan berkomunikasi. Kisi-kisi instrumen Keterampilan Proses Sains
(KPS) dapat dilihat pada tebel 3.1

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS)


No Aspek KPS indikator Nomor Soal
1. a. Bertanya apa, bagaimana dan
Mengajukan mengapa 1, 2*,
pertanyaan b. Bertanya untuk meminta penjelasan 4*, 3

2. a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu


kemungkinan penjelasan perlu diuji 5*,6*,
Berhipotesis
kebenarannya dengan memperoleh 7, 8*
penjelasan dari suatu kejadian
3. Merencankan a. Menentukkan alat/bahan yang akan 9*, 10,
percobaan digunakan 11, 12*
4. Menafsirkan/in a. Menemukan pola dalam suatu seri
13*, 16
terpretasi pengamatan
14*, 15
b. Menyimpulkan

2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.14, h.203.
40

5. a. Membaca grafik atau tabel atau


diagram
17*, 18
Berkomunikasi b. Menggambarkan data hasil
19, 20*
pengamatan dengan grafik atau tabel
atau diagram

Keterangan: * soal yang valid

2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains
yang dimiliki siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

G. Kalibrasi Instrumen Penelitian


Untuk instrumen tes keterampilan proses sains, sebelum tes diberikan
kepada sampel penelitian, instrumen tersebut harus diuji cobakan dahulu diluar
kelas sampel dengan tujuan untuk menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda instrumen tersebut.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan.3 Teknik yang digunakan untuk mengetahui
validitas suatu instrumen evaluasi adalah teknik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson, yaitu :4

∑ (∑ ) (∑ )
………… (3.1)
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +

Keterangan :

koefisien validitas
: skor item
skor total
N : jumlah siswa

3
Ibid., h.211.
4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009). h.72.
41

Cara penafsiran harga koefisien korelasi yaitu membandingkan koefisien


korelasi butir soal (rhitung) dengan koefisien korelasi product moment (rtabel). Butir
soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel pada taraf signifikan α = 0,05. rtabel untuk n
= 29 adalah 0,367 yang artinya jika validitas soal ≥ 0,367 maka soal valid, begitu
sebaliknya. Berikut merupakan hasil uji validitas dalam penelitian ini, sedangkan
tabel analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen


Statistik
Jumlah Soal 20
Jumlah Siswa 29
Nomor Soal Valid 2,4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 17, 20
Jumlah Soal Valid 11

2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan.5 Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen tes
ini adalah rumus Alpha dengan rumus:.6

. /. / ……...................…….…(3.2)
( )

Di mana:
r11 = reliabilitas yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσb2 = jumlah varians butir
σt2 = varians total
Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas suatu tes dapat
dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut :

5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, op.cit., h.221.
6
Ibid., h.239.
42

Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi ( )


Rentang Kriteria Koefisien Korelasi
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Cukup
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah

Cara penafsiran harga koefisien reliabilitas yaitu membandingkan koefisien


reliabilitas butir soal (r11) dengan rtabel. Instrumen soal dikatakan reliabel jika r11 >
rtabel pada taraf signifikan α = 0,05. rtabel untuk n = 29 adalah 0,367 yang artinya jika
reliabilitas soal ≥ 0,367 maka soal reliabel, begitu sebaliknya. Berikut merupakan
hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini, sedangkan tabel analisis selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 6.

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen


Statistik
r11 0.796
Kesimpulan Tingkat reliabel tinggi

3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks.7 Rumus
untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut.8

……..…………(3.3)

Penentuan klasifikasi indeks kesukaran suatu butir soal dapat dilihat pada
Tabel 3.4 berikut ini.9

7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), h h.134.
8
Ibid., h.135.
9
Ibid.
43

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran


Rentang Indeks Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
Sukar
Sedang
Mudah

Berikut merupakan hasil uji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini,
sedangkan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.

Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen


Kategori Soal Jumlah Soal Persentase (%)
Sukar 3 15 %
Sedang 14 70 %
Mudah 3 15 %
Jumlah 20 100 %

4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (menguasai materi) dengan siswa yang kurang pandai
(kurang/tidak menguasai materi). Rumus untung menghitung daya pembeda soal
adalah sebagai berikut.10

̅
̅ ………………...……… (3.4)

Keterangan:
DP = daya pembeda
XKA = rata-rata kelas atas

XKB = rata-rata kelas bawah


Skor maks = skor maksimum
Penentuan klasifikasi daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.6
berikut ini.11

10
Ibid., h.133.
11
Ibid.
44

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda


Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
0,40 Sangat baik
0,30 – 0,39 Baik
0,20 – 0,29 Cukup, soal perlu perbaikan
0,19 Kurang baik, soal harus dibuang

Berikut merupakan hasil uji daya pembeda soal dalam penelitian ini,
sedangkan untuk tabel analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.

Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen


Kategori Soal Jumlah Soal Persentase (%)
Sangat baik 6 30 %
Baik 0 0%
Cukup 7 35 %
Kurang baik 7 35 %
Jumlah 20 100 %

H. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa lembar observasi KPS dan
tes uraian.
1. Teknik analisis data lembar observasi
Dalam teknik analisis lembar obsevasi yang akan dinilai adalah aspek dari
keterampilan proses sains berupa metode check-list. Lembar observasi digunakan
untuk mengetahui gambaran keterampilan proses sains pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Adapun tahapan anlisisnya adalah sebagai berikut:
a. Menjumlahkan indikator dari aspek KPS yang diamati
b. Menghitung persentase aspek KPS dalam kelompok dengan rumus

..………………..(3.5)

Data yang telah didapat dari hasil analisis data berupa lembar observasi
kemudian dikonversikan dalam kategori nilai persentase dan dapat dilihat pada
tabel 3.7.
45

Tabel 3.9 Kategori Keterampilan Proses Sains (KPS)


Persentase Kategori
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat kurang

2. Teknik Analisis Data Tes Uaraian


Pada penelitain intrumen tes uaraian ini adalah hasil dari jawaban siswa
terhadap intrumen tes fisika pada konsep kalor. Data dianalisis dengan cara sebagai
berikut:
a. Skor yang diperoleh siswa yang menjawab dengan benar dapat menggunakan
rumus penskoran sebagai berikut:

…………………(3.6)

b. Menghitung persentase aspek KPS dengan menggunakan rumus

………………. (3.7)

Adapun untuk mencari kedudukan siswa dalam kelompok menggunakan


langkah-langkah sebagai berikut
a. Mencari nilai tertinggi (Xmaks) dan terendah ((Xin)
b. Mencari tentang dengan rumus:

Rentang = Xmaks- Xmin ……..…………..(3.8)

c. Mencari banyak kelas dengan rumus:

Banyak Kelas : = 1 + 3,3 log n …….………….. (3.9)


46

d. Mencari interval Kelas (i) dengan rumus:

() ………………….(3.10)

e. Membuat tabel distribusi


Interval fi xi fi.xi xi-x (xi-x)2 fi(xi-x)2
Jumlah ∑fi ∑(xi-x)2 ∑ fi(xi-x)2

f. Mencari rata-rata mean

∑( )
̅ ….…………… (3.11)

g. Mencari standar deviasi (SD), dengan rumus:

, ( ̅) -
√ ….…………… (3.12)

h. Menentukan batas-batas kelompok


1) Kelompok atas
Semua siswa yang mempunyai skor +1 SD
2) Kelompok sedang
Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD
3) Kelompok bawah
Semua siswa yang mempunyai skor -1 SD
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berikut ini merupakan penjabaran hasil penelitian mengenai penggunaan tes
keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran konsep kalor dengan model
inkuiri terbimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses
sains siswa yang berkembang dalam pembelajaran konsep kalor denagn model
inkuiri terbimbing. Tes keterampilan proses sains yang diukur pada penelitian ini
meliputi mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan,
mengamati (observasi), menafsirkan (interpretasi) dan berkomunikasi. Tes
keterampilan proses sains yang dilakukan berupa tes dan nontes. Data-data yang
dideskripsikan merupakan data hasil lembar observasi tes keterampilan proses sains
dan tes hasil belajar berupa uraian sebanyak 11 soal.

1. Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)


Observasi dilakukan terhadap 32 siswa yang dibagi menjadi enam kelompok
dan dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama mengenai
asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi, pertemuan kedua mengenai
perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi dan pertemuan ketiga mengenai
perubahan wujud benda. Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) yang diukur pada
observasi ini meliputi mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan
percobaan, mengamati (observasi), menafsirkan (interpretasi) dan berkomunikasi.
Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini, siswa menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) sedangkan lembar observasi digunakan untuk memantau
keterampilan siswa melalui kegiatan praktikum. Skala yang digunakan adalah 1 –
4 kemudian dikonversikan dalam kategori nilai persentase. Hasil penilaian obervasi
I tes KPS dapat dilihat pada tabel 4.1

47
48

Tabel 4.1 Penilaian Hasil Observasi I Keterampilan Proses Sains (KPS)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains


(KPS) siswa sebesar 2,92 sehingga diperoleh prosentesenya sebesar 72,92%. Aspek
pertama yaitu mengajukan pertanyaan, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan
Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,83 sehingga diperoleh persentase sebesar
70.83%. Aspek kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai rata- rata Keterampilan
Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,83 sehingga diperoleh persentase sebesar
70.83%. Aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan, diperoleh nilai rata-rata
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,33 sehingga diperoleh persentase
sebesar 58.33%. Aspek keempat yaitu mengamati (observasi), diperoleh nilai rata-
rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,33 sehingga diperoleh
persentase sebesar 83.33%. Aspek kelima yaitu menafsirkan (interpretasi),
diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,00
sehingga diperoleh persentase sebesar 70.00%. Aspek terakhir yaitu
berkomunikasi, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa
sebesar 3,17 sehingga diperoleh persentase sebesar 70.83%.
.
Tabel 4.2 Penilaian Hasil Observasi II Keterampilan Proses Sains (KPS)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata KPS siswa sebesar 3,14
sehingga diperoleh persentasenya sebesar 78,47%. Aspek pertama yaitu
49

mengajukan pertanyaan, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS)


siswa sebesar 3,17 sehingga diperoleh persentase sebesar 79,17%. Aspek kedua
yaitu berhipotesis, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa
sebesar 2,67 sehingga diperoleh persentase sebesar 66,67%. Aspek ketiga yaitu
merencanakan percobaan, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains
(KPS) siswa sebesar 2,83 sehingga diperoleh persentase sebesar 70,83%. Aspek
keempat yaitu mengamati (observasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses
Sains (KPS) siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh persentase sebesar 87,53%.
Aspek kelima yaitu menafsirkan (interpretasi), diperoleh nilai rata-rata
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,33 sehingga diperoleh persentase
sebesar 83,33%. Aspek terakhir yaitu berkomunikasi, diperoleh nilai rata-rata
keterampilan proses sains (KPS) siswa sebesar 3,33 sehingga diperoleh persentase
sebesar 83,33%.

Tabel 4.3 Penilaian Hasil Observasi III Keterampilan Proses Sains (KPS)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata keterampilan proses sains


(KPS) siswa sebesar 3,44 sehingga diperoleh persentasenya sebesar 86,11%. Aspek
pertama yaitu mengajukan pertanyaan, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan
Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh persentase sebesar
87,50%. Aspek kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai rata- rata Keterampilan
Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,00 sehingga diperoleh persentase sebesar
75,00%. Aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan, diperoleh nilai rata-rata
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,33 sehingga diperoleh persentase
sebesar 83,33%. Aspek keempat yaitu mengamati (observasi), diperoleh nilai rata-
rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,67 sehingga diperoleh
persentase sebesar 91,67% . Aspek kelima yaitu
50

menafsirkan (interpretasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains


(KPS) siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh persentase sebesar 87,50%. Aspek
terakhir yaitu berkomunikasi, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains
(KPS) siswa sebesar 3,67 sehingga diperoleh persentase sebesar 91,67%.

2. Rekapitulasi Data Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)


Berdasarkan hasil perhitungan lembar observasi tes KPS, maka diperoleh
data sebagai berikut:

Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Tes KPS

Berdasarkan tabel 4.4, aspek pertama yaitu mengajukan pertanyaan,


diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,17 sehingga diperoleh
persentase sebesar 79.17% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik.
Aspek kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar
2,89 sehingga diperoleh persentase sebesar 72.22% atau dikategorikan aspek
keterampilan siswa baik. Aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan, diperoleh
nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 2,78 sehingga diperoleh persentase
sebesar 69.44% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik. Aspek keempat
yaitu mengamati (observasi), diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar
3,50 sehingga diperoleh persentase sebesar 87.50% atau dikategorikan aspek
keterampilan siswa sangat baik. Aspek kelima yaitu menafsirkan (interpretasi),
diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,28 sehingga diperoleh
persentase sebesar 81.94% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa sangat
baik. Aspek terakhir yaitu berkomunikasi, diperoleh
51

nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,39 sehingga diperoleh persentase


sebesar 84.72% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik. Dari semua
aspek KPS diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,17 sehingga
diperoleh persentase sebesar 79.17% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa
baik. Data di atas dapat disajikan dalam diagram Gambar 4.1 di bawah ini.

Rata-rata Hasil Observasi Tes KPS


90
80 87.50
81.94 84.72
70 79.17
72.22 69.44
60
persentase

50 niilai
40
30 rata
20
10

Gambar 4.1 Diagram Rekapitulasi Data Hasil Observasi KPS


Berdasarkan Gambar 4.1, dari semua aspek KPS yang terukur terlihat bahwa
aspek mengamati merupakan aspek yang tertinggi yang dicapai oleh siswa. Aspek
merencanakan percobaan merupakan aspek yang terendah yang dicapai
siswa. Tabel hasil observasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.

3. Hasil Tes Uraian Keterampilan Proses Sains (KPS)


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap tes
KPS yang telah diberikan. Tes ini dirancang oleh guru. Aspek keterampilan proses
sains yang diukur pada tes hasil belajar ini meliputi mengajukan pertanyaan,
berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan/interpretasi dan
berkomunikasi. Tes yang digunakan berupa tes uraian yang diberikan di akhir
52

pembelajaran (posttest) sebanyak 11 soal kepada 29 siswa yang mengikuti tes. Hasil
tes ini dapat dilihat pada Tabel 4. 5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan Data Tes Uraian KPS


Data Hasil
Banyaknya siswa 29
Nilai tertinggi 94
Nilai terendah 60
Rentang 34
Banyak kelas 6
Interval 6
Mean 77,19
Standar deviasi 9,29

Tabel 4.5 di atas diperoleh nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 94
sedangkan nilai terendah siswa sebesar 60. Rentang kelas yang diperoleh sebesar
34. Banyak kelas dan interval yang diperoleh adalah 6. Mean yang diperoleh dari
hasil belajar siswa sebesar 77,19 sedangkan hasil standar deviasi yang diperoleh
siswa sebesar 9,29.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh kedudukan siswa.
kedudukan siswa dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok atas,
kelompok sedang dan kelompok bawah. Untuk pengkategorian tes hasil belajar ini
dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6 Pengkategorian Tes Uraian KPS


No Skor Kategori Siswa Jumlah Siswa Persentase
1 86.48 Atas 5 17,24%
2 67.90 - 86.48 Sedang 17 58,62%
3 67,90 Bawah 7 24,14%

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diperoleh kelompok atas yang mempunyai


skor diatas 86.48 sebanyak 5 siswa dan diperoleh persentasenya sebesar 17.24%.
Kelompok sedang, siswa yang mempunyai skor diantara 67.90 sampai 86.48
sebanyak 17 siswa dan diperoleh persentase sebesar 58,62%. Kelompok bawah,
53

siswa yang mempunyai skor 67.90 sebanyak 7 siswa dan diperoleh persentasenya
sebesar 24,14%. Untuk hasil penelitian pada tes uraian KPS selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 14.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Keterampilan proses dijabarkan dalam
kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan sikap, nilai
serta keterampilan. Aspek KPS yang diteliti pada penelitian ini meliputi meliputi
mengajukan pertanyaan, mengamati (observasi), berhipotesis, merencanakan
percobaan, menafsirkan (interpretasi), dan berkomunikasi.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada lembar observasi, dari semua
aspek keterampilan proses sains siswa terdapat aspek tertinggi dan terendah. Aspek
mengamati (observasi) merupakan aspek tertinggi dengan nilai persentase rata-rata
sebesar 87.50%. Hal ini karena pada aspek ini siswa diajak atau berinteraksi
langsung pada objek atau peristiwa sesungguhnya. Sehingga siswa merasa senang
ketika kegiatan pengamatan (observasi). Selain itu, dalam pembelajarannya juga
mengguanakan model inkuiri terbimbing. Model ini dapat menarik minat belajar
siswa karena kegiatan pembelajaran seperti ini tidak bosan atau monoton. Aspek
merencanakan percobaan merupakan aspek terendah dengan nilai persentase rata-
rata sebesar 69,44%. Hal ini siswa kurang memiliki kesiapan sebelum melakukan
percobaan. Selain itu, dalam pembelajarannya menggunakan model inkuiri
terbimbing dimana sehingga siswa sulit dilakukan karena mereka belum terbiasa
untuk terbiasa belajar mandiri. Mereka terbiasa mengandalkan guru dalam belajar.
Hasil dari semua aspek KPS memperoleh rata- rata persentase diperoleh sebesar
79,17% dan berdasarkan indikator keberhasilan, nilai tersebut dikategorikan baik.
Untuk hasil penelitian pada lembar observasi tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
54

1. Pembahasan Hasil Penelitian pada Lembar Observasi


Berikut akan dijelaskan data hasil penelitian pada masing-masing aspek
Keterampilan Proses Sains (KPS)
a. Aspek Mengajukan Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan merupakan keterampilan mendasar yang harus
dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut.1 Keterampilan
proses sains pada aspek mengajukan pertanyaan ini menggunakan indikator sebagai
berikut:
1) Bertanya untuk meminta penjelasan
2) Bertanya mengenai percobaan yang dilakukan.
Pada aspek ini memiliki nilai persentase yang cukup tinggi. Hal ini karena
mengajukan peranyaan merupakan hal yang mudah dilakukan oleh siswa. Terlihat
pada saat penyajian masalah pada LKS dan siswa diminta untuk memberikan
penjelasan, banyak siswa yang menjawab dengan cukup baik. Selain itu, terlihat
pada saat percobaan berlangsung banyak siswa bertanya, tanpa ragu mengenai
percobaan, tetapi masih banyak juga siswa yang masih ragu dan malu. untuk
bertanya. Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa data hasil penilaian rata-rata
pada aspek ini pada kelompok satu sampai kelompok enam sebesar 2,83 atau
persentasenya sebesar 70,83%. Pada tabel 4.2, data hasil penilaian rata-rata
kelompok satu sampai enam sebesar 3,17 dan menunjukkan peningkatan sebesar
8,33%. Hal ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik. Begitu
pula pada tabel 4.3, keterampilan siswa pada aspek ini menunjukan peningkatan
sebesar 8,33%. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan
mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,17 atau persentasenya sebesar 79,19%
atau aspek ini dikategorikan baik.

b. Berhipotesis
Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu keterampilan yang sangat
mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang

1
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), hal. 55.
55

berlasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.2


Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa data hasil penilaian rata-rata pada aspek
ini pada kelompok satu sampai kelompok enam sebesar 2,83 atau persentasenya
sebesar 70,83%. Pada tabel 4.2, data hasil penilaian rata-rata kelompok satu sampai
enam sebesar 2,67 atau persentasenya sebesar 66,67%. Data ini menunjukkan
adanya penurunan sebesar 0.16 atau persentasenya sebesar 4,13%. Hal ini
dikarenakan adanya kelompok siswa yang tidak melakukan hipotesis pada LKS
pada saat melakukan percobaan perpindahan kalor secara konveksi dan radiasi.
Data ini bisa dilihat pada lampiran 11 tabel kedua. Pada tabel 4.3, data hasil
penilaian rata-rata sebesar 3,00 atau persentasenya sebesar 75,00%. Walaupun
adanya peningkatan kembali sebesar 8,33%, tetapi pada lembar observasi ini atau
pada saat siswa melakukan percobaan perubahan wujud benda ada kelompok siswa
yang tidak melakukan hipotesis. data ini bisa dilihat pada lampiran 12 tabel ketiga.
Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan berhipotesis diperoleh
sebesar 2,83 atau persentasenya sebesar 70,19% atau aspek ini dikategorikan baik.

c. Merencanakan Percobaan
Sebelum siswa melakukan percobaan, siswa melakukan perencanaan
percobaan seperti, menentukan apa yang diamati baik diukur atau ditulis ,
menentukan alat dan bahan, cara dan langkah kerja dan lain sebagainya. Pada
pertemuan pertama, aspek ini memperoleh persentase terendah sebesar 58.33%. Hal
ini dikarenakan pada percobaan pertama (asas Black dan perpindahan kalor secara
konveksi) siswa terlihat masih terlihat bingung dan kurang faham dalam melakukan
percobaan. Pada pertemuan selanjutnya, data hasil penilaian rata-rata kelompok
satu sampai enam sebesar 3,17 dan menunjukkan peningkatan sebesar 12,50%. Hal
ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik. Begitu pula pada
pertemuan ketiga mengenai percobaan perubahan wujud benda, walaupun adanya
peningkatan sebesar 8,33%, siswa masih kurang faham

2
Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
h. 25.
56

memakai alat termometer. Aspek keterampilan ini merupakan aspek yang


terendah yang dicapai siswa.

d. Observasi/Maengamati
Mengamti merupakan salah keterampilan ilmiah yang mendasar.
Mengamati tidak sama dengan melihat. Dalam mengamati (observasi) siswa harus
mampu menggunaka seluruh inderanya meliputi melihat, mendengar, merasa,
mengecap dan mencium. Keterampilan proses sains pada aspek mengamati
menggunakan indikator sebagai berikut:
1) Menggunakan sebanyak mungkin indera
2) Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan.
Aspek ini merupakan aspek tertinggi yang dicapai siswa. Hal ini terlihat
pada saat percobaan, siswa sangat antusias dalam melakukan pengamatan.
Berdasarkan hasil lembar observasi pada pertemuan pertama dan kedua,
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 4,17%. Begitu pula pada pertemuan
ketiga, keterampilan siswa pada aspek ini menunjukan peningkatan yang sama.
Adanya peningkatan keterampilan mengamati ini menunjukkan bahwa hampir
semua siswa menggunakan sebanyak mungkin alat indera dalam melakukan suatu
pengamatan. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan
mengamati (observasi) diperoleh sebesar 3,50 atau persentasenya sebesar 87,50%
atau aspek ini dikategorikan sangat baik. Hal ini karena siswa melakukan
pengamatan sesuai dengan langkah kerja.

e. Menafsirkan
Seperti Aspek mengamati memiliki indikator, pada aspek menafsirkan juga
memiliki indikator yaitu:
1) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
2) Menemukan pola dalam suatu pengamatan
3) Menyimpulkan
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa data hasil penilaian rata-rata pada
aspek ini pada kelompok satu sampai kelompok enam hanya sebesar 3,00
57

atau persentasenya sebesar 75,00%. Pada tabel 4.2, data hasil penilaian rata-rata
kelompok satu sampai enam sebesar 3,33 dan menunjukkan peningkatan sebesar
8,33%. Hal ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik. Data
ini bisa dilihat pada lampiran 12. Tabel 4.3, data hasil penilaian rata-rata kelompok
satu sampai enam sebesar 3,33. Keterampilan siswa pada aspek ini menunjukan
peningkatan lebih rendah yaitu sebesar 4,17%. Pada aspek keterampilan ini siswa
dapat menuliskan kesimpulan hasil pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan
mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,28 atau persentasenya sebesar 81,94%
atau aspek ini dikategorikan sangat baik.

f. Berkomunikasi
Berkomunikasi dapat dilakukan melalui tulisan, gambar, (grafik atau
bagan), membaca dan berbicara (diskusi dan presentasi).3 Keterampilan
mengomunikasikan pada aspek ini meliputi menggambarkan data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram, mendiskusikan
hasil percobaan dan membandingkan data dengan kelopok lain dan menyusun dan
menyampaikan laporan secara sistematis. Berdasarkan pada data hasil lembar
observasi, pada percobaan pertama dan kedua menunjukkan adanya peningkatan
sebesar 4,17%. Percobaan kedua dan ketiga menunjukkan peningkatan sebesar
8,33%. Adanya peningkatan ini menunjukkan aspek berkomunikasi mereka
semakin baik. Pada aspek ini siswa bebas menyampaikan gagasan mereka sesuai
dengan percobaan yang telah dilakukan. Dari semua data hasil penilaian rata-rata
aspek keterampilan mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,39 atau
persentasenya sebesar 84,17% atau aspek ini dikategorikan sangat baik.

2. Pembahasan Hasil Tes Uraian Keterampilan Proses Sains (KPS)


Hasil belajar merupakan tingkat peguasaan siswa terhadap materi yang telah
diajarkan kepada siswa. Hasil belajar ini adalah salah satu tolok ukur tingkat
keberhasilan proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini
3
Nuryani Y, Rustaman, op.cit., h. 101
58

adalah menggunakan model inkuiri terbimbing (guided inquiry) untuk mengukur


dan mengembangkan keterampilan siswa melalui tes keterampilan proses sians.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lutfi Eko Wahyudi, Z.A.
Imam Supardi, dengan melatihkan keterampilan proses sains (KPS) dengan
menggunakan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.4
Hal ini sesuai dengan data tabel 4.5 diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 77,19 dan data pada tabel 4.6, yang menunjukkan bahwa kategori siswa
kelompok atas sebesar 17,24%, kelompok sedang sebesar 58,62%, kelompok
bawah sebesar 24,14%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki
nilai yang baik.
Berdsarakan pembahasan di atas, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keterampilan proses sains siswa yang berkembang dalam pembelajaran konsep
kalor dengan model inkuiri terbimbing. Untuk itu, keterampilan ini perlu diberikan
kepada siswa agar keterampilan dasar siswa berkembang dan siswa dapat berfikir
efektif. Pembelajaran ini juga diharapkan siswa dapat menemukan pengetahuan
berupa konsep, prinsip maupun terori dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang ditemukan pada penelitian ini adalah:
a. Pelaksanaan percobaan tidak diobservasi perindividu karena keterbatasan
observer.
b. Selama proses observasi ternyata muncul aspek lain yaitu aspek
menggunakan alat/bahan.
c. Waktu yang diberikan oleh guru kepada peneliti.

4
Lutfi Eko Wahyudi dan Z.A. Imam Supardi, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap
Hasil Belajar Di Sman 1 Sumenep, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, h.
62.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil lembar observasi aspek keterampilan proses sains yang
terukur paling tinggi dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri
terbimbing adalah aspek mengamati (observasi) dengan nilai persentase rata-
rata sebesar 87,50%.
2. Berdasarkan hasil lembar observasi aspek keterampilan proses sains yang
terukur paling rendah dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri
terbimbing adalah aspek merencanakan percobaan dengan nilai persentase rata-
rata sebesar 69,44%.
3. Rata-rata keterampilan proses sains siswa yang terukur berdasarkan lembar
observasi sebesar 79,17% sedangkan rata-rata hasil tes uraian KPS siswa
sebesar 77,19.

B. Implikasi
Implikasi yang menjadi upaya peningkatan dan perbaikan pada penelitian
ini adalah:
1. Penggunaan tes keterampilan proses sains ini seharusnya lebih dapat
mengembangkan keterampilan siswa dan dapat dijadikan bekal untuk
kehidupan nantinya.
2. Keterampilan proses sains dapat melatih keterampilan berpikir siswa yang
efektif karena siswa dilatih untuk menemukan konsep dibandingkan menghafal
konsep.

59
60

C. Saran
Mengacu pada hasil kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan tes KPS sebaiknya harus memperhatikan aspek KPS mana
yang akan ditentukan.
2. Tes keterampilan proses sains merupakan salah satu pembelajaran yang dapat
mengembangkan keterampilan siswa. Dengan demikian, tes keterampilan
proses sains dan pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat dijadikan salah satu
alternatif pembelajaran dalam pembelajaran fisika.
3. Pastikan bahwa siswa telah memahami cara kerja peralatan praktikum agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Khoiru, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi cetakan I. Jakarta:


Prestasi Pustaka.
Akinbobola, Olufunminiyi dan Afolabi, Folashade. 2010. Analysis of Science
Process Skills in West African Senior Secondary School Certificate
Physics Practical Examinations in Nigeria. American-Eurasian Journal of
Scientific Research, , pp. 234. 6 Desember 2014 pukul 09.00 WIB.
Amri, Sofan dan Ahmadi, Iif Khoiru. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan
Kreatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.
----------. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Bricckman, Peggy, dkk. 2009. Effects Of Inquiry-Based Learning On Student’
Science Skills And Confidence, International Journal for the Scholarship of
Teaching and Learning, , pp. 1.
Dahar, Ratna Wiliis. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Erlangga.
Djaali dan Muljono, Pujdi . 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan,.
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2001.
K, Roestiyah N. 2008. Strategi Belajar Mengajar cetakan VII. Jakarta: Rineka
Cipta.
Kanginan, Marthen. Fisika 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2006.
Kuhlthau, Carol dan J, Ross. Todd. 2006. Guided Inquiry: A Framework For
Learning Through School Libraries In 21” Century School”. 6 Desember
2014

61
62

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung, Pustaka Setia.


Marnita, 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran
Kontekstual pada Mahasiswa Semester I Materi Dinamika, Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Rosdakarya,
Nuh, Usep. 2010. Keterampilan Proses Sains, http://fisikasma-
online.blogspot.com/ keterampilan-proses-sains.html, 01 Mei 2014.
Nurtafita, Nita, 2012. Pengaruh Metode Guided Inquiry Terhadap Keterampilan
Proses Sains pada Konsep Suhu Kalor. Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, tidak
dipublikasikan.
Rustaman, Nuryani Y, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Semiawan, Conny. 1992. Pendekatan Proses Sains. Jakarta: PT Gramedia
Widiasmara.
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan Cetakan IX. Bandung: Kencana.
Sudjana.1989. Metoda Statistika Edisi VI. Bandung: Tarsito.
Suhana, Cucu . 2012. Konsep Strategi Pembelajaran Cetakan III. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Suhardiman, Lalu Ria dan Hamdi, Asep Saepul. 2012. Pengaruh Metode Inquiry
Terhadap Keterampilan Ptoses dan Hasil Belajar IPA (Fisika)siswa kelas
VIII SMPNegeri Singaraja, Jurnal Teknologi Pendidikan, Program Studi
Teknologi Pendidikan. 5 Desember 2014.
Syafitri, Winda. 2010. Analisis Keterampilan Proses Siswa Melalui Pendekatan
Inkuiri pada Konsep Sistem Koloid. Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, tidak
dipublikasikan.
Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu cetakan VI. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahyudi, Lutfi Eko dan. Imam Supardi, Z.A . Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan
63

Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Di Sman 1 Sumenep,


Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013.
64

RENCANA
PELAKSANAANPEMB
ELAJARAN (RPP)

Sekolah : MAN 2 Kota


Serang Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Genap
Materi Pokok : Kalor
Konsep : Asas Black dan Perpindahan Kalor secara
Konveksi Pertemuan : Ke-1
AlokasiWaktu : 3 x 45 menit

I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
65

bangsa dalam pergaulan dunia.


KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah
abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah


secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

II. Kompetensi Dasar


3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan
sehari-hari.
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki
karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan
konduktivitas kalor
.
III. Indikator
1. Merencanakan percobaan mengenai asas Black dan perpindahan kalor
secara konveksi.
2. Berhipotesis mengenai peristiwa asas Black dan perpindahan kalor
secara konveksi.
3. Merencanakan percobaan untuk membuktikan prinsip asas Black dan
perpindahan kalor secara konveksi.
4. Melakukan percobaan untuk membuktikan prinsip asas Black dan
perpindahan kalor secara konveksi.
5. Mengamati percobaan asas Black dan perpindahan kalor secara
konveksi. dalam memecahkan masalah.
6. Berkomunikasi mengenai percobaan asas Black dan perpindahan kalor
secara konveksi.
7. Interpretasi/menafsirkan mengenai percobaan dalam membuktikan
prinsip asas Black perpindahan kalor secara konveksi..
68

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa dapat menjawab pertanyaan dalam penyajian masalah mengenai peristiwa asas Black dan perpindahan kalor secara
konveksi.
2. Siswa dapat merencanakan percobaan mengenai asas black dan perpindahan kalor secara konveksi.
3. Siswa dapat berhipotesis mengenai peristiwa asas black dan perpindahan kalor secara konveksi.
4. Siswa dapat merencanakan percobaan untuk membuktikan prinsip asas black dan perpindahan kalor secara konveksi.
5. Siswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan prinsip asas black dan perpindahan kalor secara konveksi.
6. Siswa dapat mengamati percobaan asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi dalam memecahkan masalah.
7. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas.
8. Siswa dapat menafsirkan/interpretasi dari hasil percobaan.

V. Materi Pembelajaran
1. Kalor atau panas merupakan energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Satuan SI untuk kalor adalah joule dan
kilokalori. Kalor berhubungan dengan energi termal, kapasitas kalor, dan kalor jenis.
2. Energi termal merupakan energi total yang dimiliki suatu benda, baik energi kinetik maupun energi potensial. Kapasitas
kalor merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan suatu benda dalam menaikkan suhu sebesar 1oC. Kalor jenis merupakan
jumlah kalor yang dibutuhkan 1 kg benda dalam menaikkan suhu sebesar 1oC.
3. Asas Black merupakan suatu prinsip pencampuran dua zat atau lebih suatu benda yang
ditemukan oleh Joseph Black, yang berbunyi “Jumlah kalor yang dilepaskan suatu benda sama
dengan jumlah kalor yang diserap oleh benda yang lain.”. Persamaan : Qlepas = Qterima
4. Asas Black dimanfaatkan untuk mengetahui kalor jenis suatu benda.
5. Konveksi adalah perpindahan kalor yang dilakukan oleh pergerakan fluida akibat perbedaan
massa jenis.
6. Laju kalor konveksi (Q/t) melalui suatu dinding adalah: dengan h adalah koefisien konveksi
(J/m2sK)

7. Contoh konveksi dalam kehidupan sehari-hari di antaranya arus konveksi udara yang
membawa asap bergerak ke atas, sistem ventilasi udara di rumah, angin laut, dan angin darat.

VI. Model Pembelajaran : Model inkuiri terbimbing (guided inquiry)

VII. Kegiatan Pembelajaran


Langkah-Langkah Kegiatan Alokasi
Tahapan Pembelajaran waktu
Pembelajaran Guru Siswa

Pendahuluan Motivasi  Membuka  Berdoa sebelum


pelajaran dengan belajar
berdoa dan
memfokuskan 15 menit
perhatian siswa
serta
memberikan
motivasi untuk
belajar
Apersepsi  Mengajukan  Menjawab
pertanyaan pertanyaanyang
Mengapa diberikan oleh
kita harus guru
mencampurk
an air panas
dan air
dingin jika
kita
70

ingin mandi air hangat?”


 Menyampaikan tujuan  Memperhatikan informasi
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru

Inkuiri Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


terbimbing Guru Siswa waktu
Menyajikan Membimbing siswa dalam  Membentuk kelompok dan
pertanyaan membentuk kelompok sebanyak 6 menerima LKS
atau kelompok dan membagikan LKS
masalah Menyajikan permasalahan yang
 Memahami permasalahan
terkait Asas Blackdan perpindahan
yang terkait Asas Black dan
kalor secara konveksi yang
perpindahan kalor secara
terdapat dalam
konveksi
LKS
Membuat hipotesis  Menyajikan pertanyaan berupa  Menjawab pertanyaan
hipotesis yang terdapat dalam hipotesis 100
Kegiatan Inti
LKS menit
Meranc  Menyediakan alat dan bahan  Mengambil alat dan bahan
ang percobaan
percoba  Memberikan kesempatan pada siswa  menentukan langkah-
an untuk menentukan langkah- langkah langkah percobaan
percobaan

Melakukanpercoba  Membimbing siswa melakukan  Melakukan percobaan


an percobaan mengenai asasBlack
Mengumpulkan  Membimbing siswa dalam diskusi  Melakukan diskusi.
dan
71

menganalisis data kelompok


 Memberi kesempatan pada  Menyampaikan hasil
kelompok untuk menyampaikan percobaan di depan kelas
hasilpercobaan data yang melalui perwakilan
terkumpul. kelompok
Memberi kesimpulan  Membimbing siswa dalam  Memberikan kesimpulan
membuat kesimpulan mengenai mengenai Asas Blackdan
Asas Black dan perpindahan kalor perpindahan kalor secara
secara konveksi konveksi
Memberikan tes kepada siswa Menjawab soal-soal tes
tentang materi yang telah yang diberikan oleh guru
dipelajari secara tertulis atau lisan
Menginfomasikan materi yang Memperhatikan informasi 20
Penutup
akan dipelajari pada pertemuan dari guru dan menutup menit
selanjutnya dan menutup pembelajaran
pembelajaran

VIII. Sumber Belajar


1. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA (Jilid 1, Edisi 5). Jakarta :Erlangga.
2. Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA kelas XI Semester 2 Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.
3. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-asas Fisika SMA Kelas X Semester 2. Yogyakarta: Yudhistira.
72

IX. Penilaian Pembelajaran


1. Pedoman Observasi KPS (terlampir)
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Ciputat, Agustus 2015


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

Drs. Hardiwijaya…………………….. Nurhasanah


73

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : MAN 2 Kota Serang


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Genap
Materi Pokok : Kalor
Konsep : Perpindahan Kalor Konduksi dan Radiasi
Pertemuan : Ke-2
AlokasiWaktu : 3 x 45 menit

X. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
74

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

XI. Kompetensi Dasar


3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan
konduktivitas kalor
.
XII. Indikator
1. Mengajukan pertanyaan mengenai peristiwa konduksi, dan radiasi.
2. Merencanakan percobaan mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
3. Berhipotesis mengenai peristiwa perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
4. Merencanakan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
5. Melakukan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
6. Mengamati percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi
7. Berkomunikasi mengenai percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
8. Interpretasi/menafsirkan mengenai percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
75

XIII. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa dapat menjawab pertanyaan dalam penyajian masalah mengenai peristiwa perpindahan kalor secara konduksi dan
radiasi.
2. Siswa dapat merencanakan percobaan mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi
3. Siswa dapat berhipotesis mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi
4. Siswa dapat merencanakan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
5. Siswa dapat melakukan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
6. Siswa dapat mengamati percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
7. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
8. Siswa dapat menafsirkan/interpretasi dari hasil percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.

XIV. Materi Pembelajaran


1. Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah.
2. Ada tiga perpindahan kalor yakni konduksi, konveksi dan radiasi.
3. Konduksi terjadi pada medium padat, sedangkan radiasi terjadi tanpa memerlukan medium.
4. Contoh perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari, misalnya terjadi saat mencelupkan sendok logam ke kopi panas,
memasak air atau makanan, terjadinya angin laut dan angin darat, panas matahari sampai ke bumi, saat menjemur pakaian,
dan sebagainya.
76

XV. Model Pembelajaran : Model inkuiri terbimbing (guided inquiry)

XVI. Kegiatan Pembelajaran


Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahapan Pembelajaran
Guru Siswa waktu
Pendahuluan Motivasi  Membuka pelajaran dengan  Berdoa sebelum belajar
berdoa dan memfokuskan
perhatian siswa serta memberikan
motivasi untuk belajar
Apersepsi  Mengajukan pertanyaan  Menjawab pertanyaanyang
“Mengapa kita menggunakan diberikan oleh guru 15 menit
kain ketika mengangkat panci
yang baru selesai digunakan
untuk memasak?”  Memperhatikan informasi
yang disampaikan oleh
 Menyampaikan tujuan
guru
pembelajaran
Inkuiri terbimbing Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Guru Siswa waktu
Menyajikan Membimbing siswa dalam  Membentuk kelompok dan
pertanyaan atau membentuk kelompok sebanyak 6 menerima LKS
masalah kelompok dan membagikan LKS
100
Kegiatan Inti Menyajikan permasalahan yang
 Memahami permasalahan menit
terkait perpindahan kalor secara
yang terkait perpindahan
konduksi, dan radiasi yang
kalor secara konduksi, dan
terdapat dalam LKS
radiasi
77

Membuat hipotesis  Menyajikan pertanyaan berupa  Menjawab pertanyaan


hipotesis yang terdapat dalam hipotesis
LKS
Merancang  Menyediakan alat dan bahan  Mengambil alat dan bahan
percobaan percobaan
 Memberikan kesempatan pada  menentukan langkah-
siswa untuk menentukan langkah- langkah percobaan
langkah percobaan

Melakukanpercobaan  Membimbing siswa melakukan  Melakukan percobaan


percobaan mengenai perpindahan
kalor secara konduksi, konveksi,
dan radiasi
Mengumpulkan dan  Membimbing siswa dalam diskusi Melakukan diskusi.
menganalisis data kelompok
 Memberi kesempatan pada
kelompok untuk menyampaikan Menyampaikan hasil
hasil percobaan data yang percobaan di depan kelas
terkumpul. melalui perwakilan
kelompok
Memberi kesimpulan  Membimbing siswa dalam  Memberikan kesimpulan
membuat kesimpulan mengenai mengenai perpindahan
perpindahan kalor secara kalor secara konduksi dan
konduksi dan radiasi radiasi
78

Memberikan tes kepada siswa Menjawab soal-soal tes


tentang materi yang telah yang diberikan oleh guru
dipelajari secara tertulis atau lisan
Menginfomasikan materi yang Memperhatikan informasi 20
Penutup
akan dipelajari pada pertemuan dari guru dan menutup menit
selanjutnya dan menutup pembelajaran
pembelajaran

XVII. Sumber Belajar


1. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA (Jilid 1, Edisi 5). Jakarta :Erlangga.
2. Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA kelas XI Semester 2 Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.
3. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-asas Fisika SMA Kelas X Semester 2. Yogyakarta: Yudhistira.

XVIII. Penilaian Pembelajaran


1. Pedoman Observasi KPS (terlampir)
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
79

Ciputat, Agustus 2015


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

Drs. Hardiwijaya…………………….. Nurhasanah


80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : MAN 2 Kota Serang


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / Ganjil
Materi Pokok : Kalor
Konsep : Perubahan Wujud Zat
Pertemuan : Ke-3
AlokasiWaktu : 3 x 45 menit

XIX. Kompetensi Inti


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
81

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

XX. Kompetensi Dasar


3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan
konduktivitas kalor
.
XXI. Indikator
1. Merencanakan percobaan mengenai perubahan wujud zat.
2. Berhipotesis mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
3. Merencanakan percobaan pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
4. Melakukan percobaan perubahan wujud zat.
5. Mengamati percobaan perubahan wujud zat.
6. Berkomunikasi mengenai percobaan perubahan wujud zat.
7. Interpretasi/menafsirkan mengenai percobaan perubahan wujud zat.
82

XXII. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa dapat menjawab pertanyaan dalam penyajian masalah mengenai peristiwa perubahan wujud zat.
2. Siswa dapat merencanakan percobaan mengenai perubahan wujud zat.
3. Siswa dapat berhipotesis mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
4. Siswa dapat merencanakan percobaan perubahan wujud zat.
5. Siswa dapat melakukan percobaan perubahan wujud zat.
6. Siswa dapat mengamati percobaan perubahan wujud zat.
7. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas.
8. Siswa dapat menafsirkan/interpretasi dari hasil percobaan.

XXIII. Materi Pembelajaran


1. Perubahan wujud ada tiga wujud zat, yaitu padat, cair, dan gas yang dapat berubah karena pengaruh kalor.
2. Peristiwa mencair, menguap, dan menyublim dibutuhkan kalor, sedangkan pada peristiwa membeku, mengembun, dan
mengkristal kalor dilepaskan.
3. Jumalah kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama proses proses perubahan zat, ditulis: .
4. Contoh peristiwa perubahan wujud di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya es yang mencair, pembuatanes, air yang
habis jika dimasak terus-menerus, embun pagi, kamper yang menyublim, pembuatan garam, dll.

XXIV. Model Pembelajaran : Model inkuiri terbimbing (guided inquiry)


83

XXV. Kegiatan Pembelajaran


Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahapan Pembelajaran
Guru Siswa waktu
Pendahuluan Motivasi  Membuka pelajaran dengan  Berdoa sebelum belajar
berdoa dan memfokuskan
perhatian siswa serta memberikan
motivasi untuk belajar
Apersepsi  Mengajukan pertanyaan “Apakah  Menjawab pertanyaanyang
yang akan terjadi jika air diberikan oleh guru 15 menit
dimasak terus-menerus di atas
kompor? Mengapa hal tersebut
dapat terjadi?”
 Menyampaikan tujuan
 Memperhatikan informasi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Inkuiri Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Terbimbing Guru Siswa waktu
Menyajikan Membimbing siswa dalam  Membentuk kelompok dan
pertanyaan atau membentuk kelompok sebanyak 6 menerima LKS
masalah kelompok dan membagikan LKS
Menyajikan permasalahan yang
 Memahami permasalahan yang
Kegiatan Inti terkait perubahan wujud zat yang 100 menit
terkait perubahan wujud zat
terdapat dalam LKS
Membuat hipotesis  Menyajikan pertanyaan berupa  Menjawab pertanyaan
hipotesis yang terdapat dalam hipotesis
LKS
Merancang  Menyediakan alat dan bahan  Mengambil alat dan bahan
84

percobaan percobaan
 Memberikan kesempatan pada  menentukan langkah-langkah
siswa untuk menentukan langkah- percobaan
langkah percobaan

Melakukan  Membimbing siswa melakukan  Melakukan percobaan


percobaan percobaan mengenai perubahan
wujud zat
Mengumpulkan  Membimbing siswa dalam diskusi Melakukan diskusi.
dan menganalisis kelompok
Menyampaikan hasil
data  Memberi kesempatan pada percobaan di depan kelas
kelompok untuk menyampaikan melalui perwakilan kelompok.
hasil percobaan data yang
terkumpul.

Memberi  Membimbing siswa dalam  Memberikan kesimpulan


kesimpulan membuat kesimpulan mengenai mengenai percobaan
percobaan perubahan wujud zat perubahan wujud zat
Memberikan tes kepada siswa Menjawab soal-soal tes yang
tentang materi yang telah diberikan oleh guru.
dipelajari secara tertulis atau lisan
Menginfomasikan materi yang Memperhatikan informasi dari
Penutup 20 menit
akan dipelajari pada pertemuan guru dan menutup
selanjutnya dan menutup pembelajaran.
pembelajaran
85

XXVI. Sumber Belajar


1. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA (Jilid 1, Edisi 5). Jakarta :Erlangga.
2. Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA kelas XI Semester 2 Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.
3. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-asas Fisika SMA Kelas X Semester 2. Yogyakarta: Yudhistira.

XXVII. Penilaian Pembelajaran


1. Pedoman Observasi KPS (terlampir)
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Ciputat, Agustus 2015


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

Drs. Hardiwijaya…………………….. Nurhasanah


85

LEMBAR KERJA
Pertemuan ke-1

Konsep : Asas Black dan Perpindahan kalor secara


Konveksi
Tujuan : Mengamati, berhipotesis, melakukan percobaan,
interpretasi dan berkomunikasi dalam percobaan
azas Black dan konveksi.

Hari / Tanggal : .................................

Kelompok : .................................

Nama Anggota : 1. 4.

2. 5.

3. 6.

Gambar Nama Alat dan Bahan

2 botol bekas berwarna bening

Air panas

Air dingin

Pewarna merah
86

Pewarna biru

Termometer

Solatif

Fase 1 : Menyajikan masalah

Ketika cuaca panas, pernahkah kamu merasa haus dan


menginginkan sebuah minuman yang dapat menghilangkan rasa dahaga
dan bagaimana cara mendapatkannya? Hal yang pasti kamu lakukan
adalah mencampurkan air dengan air dingin sesuai dengan keinginanmu.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

Fase 2 : Hipotesis

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis

Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:

1. Bagaimanakah dengan keadaan suhu akhir ketika air panas dan air
dingin dicampurkan?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
2. Bagaiamanakah keadaan air ketika air panas diletakkan di atas air
Fase 3 : Percobaan
dingin ataupun sebaliknya? Apakah bercampur?
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
87

Langkah kerja I
1. Siapkan alat dan bahan
2. Campurkan pewarna merah pada air panas dan pewarna biru pada air
dingin
3. Masukan ke dalam masing-masing botol
4. Catatlah suhu awalnya (air panas dan air dingin)
5. Letakan botol air dingin di atas botol air panas kemudian rekatkan
dengan menggunakan solatif.
6. Hitung suhu akhir setelah dicampurkan
7. Catatlah hasil pengamatanmu

Langkah kerja II
1. Ulangi langkah kerja I no. 1-3
2. Letakan botol air panas di atas botol air dingin kemudian rekatkan
dengan menggunakan solatif
3. Catatlah hasil pengamatanmu.

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan


keterampilan berkomunikasi
Tabel Hasil Pengamatan
Massa Suhu awal Suhu campuran
Fase zat
(gram) ( ) ( )
Air panas
Air dingin

Fase 4 : Analisis

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati


1. Pada langkah kerja I dan II, apakah ada perbedaan antara pencampuran
kedua warna? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Pada langkah kerja I, bagaimanakah kedua warna (air panas dan air dingin)
setelah dicampur/digabungkan?
88

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Dari langkah kerja I, bagaimana keadaan suhu akhir setelah
pencampuran/penggabungan?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
4. Pada langkah kerja I, air manakah yang melepas dan menyerap kalor?
Bagaimanakah perbedaan keduanya!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
5. Pada langkah kerja I, jika kedua air tersebut melepas dan menyerap kalor,

samakah jumlah kalor yang dilepas dan diterima itu? Jelaskan!

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

Fase 5 : Kesimpulan

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan interpretasi

Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari


percobaan azas Black dan konveksi?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
89

LEMBAR KERJA SISWA


Pertemuan ke-2

Tujuan : Mengajukan pertanyaan, berhipotesis, mengamati,


interpretasi dan berkomunikasi pada percobaan
perpindahan kalor secara konduksi, dan radiasi

Hari / Tanggal : .................................

Kelompok : .................................

Nama Anggota : 1. 4.

2. 5.

3. 6.

Konduksi

Gambar Nama alat / bahan

Kawat

Plastisin

Lilin
90

Korek api

Fase 1 : Menyajikan masalah

Saat kamu menggoreng, Apakah kamu merasakan panas ketika


memegang bagian ujung sodet? Padahal ujung sodet yang kamu pegang
tidak bersentuhan langsung dengan minyak yang mendidih, melainkan
ujung sodek yang lain. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Gambar 1. Peristiwa konduksi kalor saat


Memasak dengan menggunakan sodet.

Fase 2 : Hipotesis

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis


Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:

Gambar Kawat besi

 Di antara ketiga lilin tersebut, manakah yang akan cepat


menghantarkan panas? Jelaskan!
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
91

Fase 3 : Percobaan

Langkah kerja I
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum!
2. Buatlah bulatan plastisin dan letakkan pada masing-masing ujung
kawat besi ( 5 cm, 10 cm, 15 cm)
3. Panaskan alat konduksi bahan tersebut dalam pemanas spiritus
4. Amatilah bulatan plastisin mana yang cepat jatuh dari ketiga kawat
tersebut bahan tersebut.

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan


berkomunikasi
Kawat Panjang Waktu
I
II
III

Fase 4

Fase 4: Analisis

Aspek KPS yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan interpretasi


1. Kawat besi mana yang lebih cepat melelehkan plastisin? Jelaskan!
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
2. Apa yang kamu rasakan ketika menyentuh ujung batang pada kawat
tersebut?
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
3. Jelaskan bagaimana bergeraknya partikel dari batang logam yang
dipanaskan bisa sampai ke bagian batang yang masih dingin!
..............................................................................................................................................
92

..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
4. Energi kalor berpindah dari suhu ……………… ke suhu ………………

Fase 5

Kesimpulan: Aspek KPS yang dinilai yaitu interpretasi

Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari


percobaan perpindahan kalor secara konduksi?
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
93

Radiasi

Alat dan bahan:

Gambar Nama Alat dan Bahan

Karton berwarna hitam

Karton berwarna putih

Air

Lilin

Korek api

Fase 1 : Menyajikan masalah

Bila kita berjalan pada siang hari di bawah terik matahari,


Sering kali kita merasakan panasnya sinar matahari yang dipancarkan
ke bumi. Warna pakaian yang kita kenakan sering berpengaruh
terhadap panas yang di rasakan. Mengapa demikian?
94

Fase 2 : Hipotesis
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis

Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:

 Menurutmu diantara warna hitam dan warna putih, manakah warna


yang lebih mudah menyerap kalor? Apa Berikan hipotesismu!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Fase 3 : Percobaan

Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum!
2. Basahi karton hitam dan karton putih dengan sedikit air!
3. Panaskan karton di atas lilin yang menyala.
4. Perhatikan dan catat hasilnya!

Fase 4 : Analisis

Aspek KPS yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan interpretasi


1. Apakah pada karton hitam atau karton putih, air lebih cepat
mengering? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Manakah warna yang lebih cepat menghantarkan panas? Jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
95

3. Setelah kamu melakukan percobaan di atas kamu dapat menjelaskan,


mengapa pakaian ihram di anjurkan berwarna putih?

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

Fase 5 : Kesimpulan

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan interpretasi

Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari


percobaan perpindahan kalor secara radiasi?
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
96

LEMBAR KERJA SISWA


Pertemuan ke-3

Konsep : Perubahan Wujud Zat


Tujuan : Berhipotesis, merencanakan percobaan, melakukan
percobaan, mengamati, berkomunikasi, dan
interpretasi pada percobaan perubahan wujud zat.

Hari / Tanggal : .................................

Kelompok : .................................

Nama Anggota : 1. 4.

2. 5.

3. 6.

Nama alat dan


Gambar
bahan

Es batu

Gelas kimia

Termometer
97

Stopwatch

Kaki tiga

Pembakar / bunsen

Kasa

Korek api

Fase 1 : Menyajikan masalah

Ketika memanaskan air, apakah air tersebut muncul uap? Mengapa


hal tersebut bisa terjadi?

Gambar 1. Proses penguapan


Untuk memhaminya, marilakh kita melakukan hipotesis dan percobaan
di bawah ini.
98

Fase 2 : Hipotesis

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis


Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:

Fase A3pa yang akan terjadi ketika suatu zat di tambah kalor secara terus
menerus?
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................

Fase 3 : Percobaan

Langkah kerja
1. Susunlah peralatan yang sudah disiapkan seperti pada gambar.

2. Masukkan es batu ke dalam wadah dan ukurlah suhu awal es .


3. Panaskan es batu diatas pembakar Bunsen/spirtus sampai es mencair dan
mendidih.
4. Catat suhunya setiap menit.
5. Catat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan


berkomunikasi
Tabel hasil pengamatan
Menit ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Suhu
99

Fase 4 : Analisis

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan


keterampilan berkomunikasi
1. Pada saat memanaskan es batu, apa yang terjadi pada es batu tersebut?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. apa yang menyebabkan es mencair atau air menguap?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Buatlah dan jelaskan grafik hungungan waktu dengan suhu?

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
4. Lengkapilah tabel di bawah ini berdasarkan percobaan di atas?
Lama pemanasan
No Wujud zat Suhu (0C) keterangan
(menit)
1 Es Keadaan mula-mula
2 Es dalam air Es mulai mencair
3 air Es telah mencair
4 Mendidih
5 Air menjadi uap
5. Jelaskan grafik di bawah ini berdasarkan tabel no.4?
100

...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

Fase 5 : Kesimpulan

Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan interpretasi

Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari


percobaan perubahan wujud zat?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................
..........................................................................................................................
101

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA


PERTEMUAN KE-1

Hari/ Tanggal : …….……………...


Kelas : …….……………...
Materi : Asas Black dan Perpindahan Kalor Secara Konveksi

Berilah tanda check list ( ) pada kolom sesuai denganhasilpengamatan!


Keterampilan Kelompok
No Skor
Proses Sains 1 2 3 4 5 6
1

Mengajukan 2
1
pertanyaan 3
4
1
2
2 Berhipotesis
3
4
1

Merencanakan 2
3
Percobaan 3
4
1

Mengamati/ 2
4
Observasi 3
4
1

Menafsirkan / 2
5
Interpretasi 3
4
1
6 Berkomunikasi
2
102

3
4

Observer

(…….……………...)
103

Pedoman Penilaian Lembar Observasi Praktikum I


Aspek
No Kteterampilan Skor Keterangan Penilaian
Proses Sains
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
Siswa bertanya mengenai langkah kerja
2
Mengajukan percobaan
1 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
pertanyaan 3
percobaan dan hal-hal yang diamati
Siswa bertanya mengenai langkah percobaan,
4
hal-hal yang diamati dan analisis data
1 Siswa tidak mengajukan hipotesis
Siswa mengajukan hipotesis namun
2
penjelasannya tidak tepat
2 Berhipotesis Siswa mengajukan hipotesis namun
3
penjelasannya kurang tepat
Siswa mengajukan hipotesis secara
4
penjelasannya tepat
Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah
1
kerjasesuai dengan LKS
Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
2
Merencanakan sesuai dengan LKS namun tidak tepat
3
percobaan Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
3
sesuai dengan LKS namun kurang tepat
Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
4
secara tepat
1 Siswa tidak melakukan pengamatan
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pencampuran/penggabungan larutan (air panas
2
dan air dingin) dalam botol tanpa mencatat hasil
pengamatan
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
4 Mengamati pencampuran/penggabungan larutan (air panas
3
dan air dingin) dalam botol dan mencatat hasil
pengamatan namun kurang tepat
Siswa melakukan pegamatan mengenai
pencampuran/penggabungan larutan (air panas
4
dan air dingin) dalam botol dan mencatat hasil
pengamatan secara tepat
Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil
1
pengamatan
Menafsirkan/
5 Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
Interpretasi
2 pengamatan tanpa menghubungkan konsep
materi
104

Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil


3 pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi namun kurang tepat
Siswa dapat menuliskan kesimpulan dan hasil
4 pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi secara tepat
1 Tidak menjelaskan hasil percobaan
Siswa menjelaskan hasil percobaan namun tidak
2
sistematis
6 Berkomunikasi Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
3
sistematis namun tidak sesuai konsep
Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
4
sistematis sesuai konsep
105

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA


PERTEMUAN KE-2

Hari/ Tanggal : …….……………...


Kelas : …….……………...
Materi :Perpidahan Kalor secara Konduksi dan Radiasi

Berilah tanda check list ( ) pada kolom sesuai denganhasilpengamatan!


Keterampilan Kelompok
No Skor
Proses Sains 1 2 3 4 5 6
1

Mengajukan 2
1
pertanyaan 3
4
1
2
2 Berhipotesis
3
4
1

Merencanakan 2
3
Percobaan 3
4
1

Mengamati/ 2
4
Observasi 3
4
1

Menafsirkan / 2
5
Interpretasi 3
4
1
6 Berkomunikasi
2
106

3
4

Observer

(…….……………...)
107

Pedoman Penilaian Lembar Observasi Praktikum II

Aspek
No Kteterampilan Skor Keterangan Penilaian
Proses Sains
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
Siswa bertanya mengenai langkah kerja
2
Menyajikan percobaan
1 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
masalah 3
percobaan dan hal-hal yang diamati
Siswa bertanya mengenai langkah percobaan,
4
hal-hal yang diamati dan analisis data
1 Siswa tidak mengajukan hipotesis
Siswa mengajukan hipotesis namun
2
penjelasannya tidak tepat
2 Berhipotesis Siswa mengajukan hipotesis namun
3
penjelasannya kurang tepat
Siswa mengajukan hipotesis secara
4
penjelasannya tepat
Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah
1
kerja
Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
2
Merencanakan namun tidak tepat
3
percobaan Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
3
namun kurang tepat
Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
4
secara tepat
1 Siswa tidak melakukan pengamatan
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
2 pembakaran kertas karton berwarna hitam dan
putih tanpa mencatat hasil pengamatan
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pembakaran kertas karton berwarna hitam dan
4 Mengamati 3
putih dan mencatat hasil pengamatan namun
kurang tepat
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
pembakaran kertas karton berwarna hitam dan
4
putih dan mencatat hasil pengamatan secara
tepat
Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil
1
Menafsirkan/ pengamatan
5
Interpretasi Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
2
pengamatan tanpa menghubungkan konsep
108

materi
Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
3 pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi namun kurang tepat
Siswa dapat menuliskan kesimpulan dan hasil
4 pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi secara tepat
1 Tidak menjelaskan hasil percobaan
Siswa menjelaskan hasil percobaan namun tidak
2
sistematis
6 Berkomunikasi Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
3
sistematis namun tidak sesuai konsep
Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
4
sistematis sesuai konsep
109

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA


PERTEMUAN KE-3

Hari/ Tanggal : …….……………...


Kelas : …….……………...
Materi : Perubahan Wujud Zat

Berilah tanda check list ( ) pada kolom sesuai denganhasilpengamatan!


Keterampilan Kelompok
No Skor
Proses Sains 1 2 3 4 5 6
1

Mengajukan 2
1
pertanyaan 3
4
1
2
2 Berhipotesis
3
4
1

Merencanakan 2
3
Percobaan 3
4
1

Mengamati/ 2
4
Observasi 3
4
1

Menafsirkan / 2
5
Interpretasi 3
4
1
6 Berkomunikasi
2
110

3
4

Observer

(…….……………...)
111

Pedoman Penilaian Lembar Observasi Praktikum III

Aspek
No Kteterampilan Skor Keterangan Penilaian
Proses Sains
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
Siswa bertanya mengenai langkah kerja
2
Menyajikan percobaan
1 Siswa bertanya mengenai langkah kerja
masalah 3
percobaan dan hal-hal yang diamati
Siswa bertanya mengenai langkah percobaan,
4
hal-hal yang diamati dan analisis data
1 Siswa tidak mengajukan hipotesis
Siswa mengajukan hipotesis namun
2
penjelasannya tidak tepat
2 Berhipotesis Siswa mengajukan hipotesis namun
3
penjelasannya kurang tepat
Siswa mengajukan hipotesis secara
4
penjelasannya tepat
Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah
1
kerjasesuai dengan LKS
Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
2
Merencanakan sesuai dengan LKS namun tidak tepat
3
percobaan Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
3
sesuai dengan LKS namun kurang tepat
Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja
4
secara tepat
1 Siswa tidak melakukan pengamatan
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
2 pemanasan es menjadi uap tanpa mencatat hasil
pengamatan
Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai
4 Mengamati 3 pemanasan es menjadi uap dan mencatat hasil
pengamatan namun kurang tepat
Siswa melakukan pegamatan mengenai
4 pemanasan es menjadi uap dan mencatat hasil
pengamatan secara tepat
Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil
1
pengamatan
Menafsirkan/I Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
5
nterpretasi 2 pengamatan tanpa menghubungkan konsep
materi
3 Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
112

pengamatan dan menghubungkan dengan


konsep materi namun kurang tepat
Siswa dapat menuliskan kesimpulan dan hasil
4 pengamatan dan menghubungkan dengan
konsep materi secara tepat
1 Tidak menjelaskan hasil percobaan
Siswa menjelaskan hasil percobaan namun tidak
2
sistematis
6 Berkomunikasi Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
3
sistematis namun tidak sesuai konsep
Siswa menjelaskan hasil percobaan secara
4
sistematis sesuai konsep
113

Lampiran 4

Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains

Pedoman
Aspek KPS Indikator KPS No Soal Jawaban
Penskoran
1. Andi dan Ana memakai baju dengan Jawaban: yang merasakan Jawaban benar,
warna yang berbeda. Ani memakai baju kepanasan adalah Andi kriteria lengkap =
berwarna hitam sedangkan Ani memakai 4
baju berwarna putih. Keduanya sama- Kriteria: Karena memakai baju Jawaban benar,
sama pergi berbelanja pada siang hari. warna hitam yang sifatnya kriteria kurang
Berdasarkan warna baju yang mereka menyerap panas sedangkan warna lengkap =3
pakai, siapa yang merasa kepanasan? putih sifatnya memantulkan Jawaban benar,
Bertanya Megapa? panas. warna hitam akan kriteria tidak ada =
mengapa menyerap semua spektrum 2
mengenai cahaya. Inilah yang kemudian Jawaban salah = 1
peristiwa membuat energi radiasi yang Tidak menuliskan
perpindahan kalor diterima benda berwarna hitam jawaban = 0
menjadi lebih besar dibandingkan
Mengajukan warna putih atau yang lainnya.
pertanyaan

2. Dalam perjalanan pulang sekolah Suci Jawab: wadah B Jawaban benar,


kehujanan, sesampainya di rumah Suci kriteria lengkap =
Bertanya ingin membuat kopi hangat tetapi yang Kriteria: Wadah B yang berisi 4
mengapa Suci temukan adalah kopi panas. Dimeja air dingin yang dicampurkan ke Jawaban benar,
mengenai terdapat wadah A yang berisi air panas dalam kopi panas akan menerima kriteria kurang
peristiwa asas dan wadah B berisi air dingin. Untuk lengkap =3
kalor karena air dingin memiliki
Black mendapatkan kopi hagat, wadah manakah Jawaban benar,
yang harus dicampurkan supaya suhu yang rendah sedangkan kopi
kriteria tidak ada =
menghasilkan kopi hangat? Mengapa! panas akan melepaskan kalor 2
114

karena kopi memiliki suhu yang Jawaban salah = 1


lebih tinggi. Tidak menuliskan
jawaban = 0

Bertanya untuk 3 Dalam kehdupan sehari-hari, ketika Jawaban: karena untuk Jawaban benar,
meminta menjemur pakaian, biasanya seseorang mempercepat proses penguapan kriteria lengkap =
penjelasan membentangkan pakaian tersebut. air sehingga pakaian akan cepat 4
mengenai Mengapa hal itu dilakukan? Jelaskann! kering. Jawaban benar,
perubahan wujud kriteria kurang
benda Kriteria : Ketika pakaian lengkap =3
tersebut dibentangkan maka Jawaban benar,
memperluas bidang pakaian kriteria tidak ada =
tersebut sehingga proses 2
penguapan akan semakin cepat. Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0

Bertanya 4 Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Sarah Jawaban: yang akan merasakan Jawaban benar,
mengapa menggunakan pengaduk untuk panas adalah Yuni kriteria lengkap =
mengenai membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai 4
peristiwa Yuni terbuat dari bahan besi, sedangkan Kriteria : Karena pengaduk yg Jawaban benar,
perpindahan kalor Sarah menggunakan pengaduk yang dipakai Yuni sifatnya konduktor kriteria kurang
terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan yaitu bisa menghantarkan panas lengkap =3
siapakah yang kira-kira akan merasakan sedangkan pengaduk yang Jawaban benar,
alat pengaduknya panas dan apa dipakai Wilu sifatnya isolator kriteria tidak ada =
alasannya? Mengapa! yakni tidak dapat menghantarkan 2
panas. Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
115

jawaban = 0

Mengetahui 5 Mencair merupakan salah satu peristiwa Jawaban: Es akan berubah Jawaban benar,
bahwa ada lebih perubahan wujud benda. Pada kasus wujud dari padat menjadi cair. kriteria lengkap =
dari satu berikut: Hasan meletakan es krim yang 4
kemungkinan massanya 200 gram dan suhunya -50C di Kriteria : Hal ini disebabkan Jawaban benar,
penjelasan perlu dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan karena suhu ruangan lebih tinggi kriteria kurang
diuji tersebut memiliki suhu sebesar 280C. dibandingkan suhu es sehingga lengkap =3
kebenarannya Setelah beberapa saat kemudian, apa terjadi pertukaan energi. Jawaban benar,
dengan yang akan terjadi pada es krim tersebut? kriteria tidak ada =
memperoleh Berikan hipotesismu mengenai peristiwa 2
penjelasan dari tesebut! Jawaban salah = 1
suatu kejadian Tidak menuliskan
mengenai jawaban = 0
perubahan wujud

Berhipotesis

Mengetahui 6 Konduksi merupakan proses Jawaban: yang paling cepat Jawaban benar,
bahwa ada lebih perpindahan kalor tanpa disertai menghantarkan panas adalah kriteria lengkap =
dari satu perpindahan partikel. Pada peristiwa sendok teh. 4
kemungkinan berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi Jawaban benar,
penjelasan perlu panas dengan menggunakan sendok kriteria kurang
diuji yang terbuat dari logam besi. Kopi A Kriteria : karena panjang sendok lengkap =3
kebenarannya menggunakan sendok makan sedangkan teh lebih pendek dibandingkan Jawaban benar,
dengan kopi B menggunakan sendok teh. sendok makan sehingga sendok kriteria tidak ada =
memperoleh Sendok manakah yang paling cepat teh membutuhkan waktu yang 2
penjelasan dari menghantarkan panas? Berikan lebih sedikit untuk Jawaban salah = 1
suatu kejadian alasanmu! menghantarkan kalor. Tidak menuliskan
116

mengenai jawaban = 0
perpindahan kalor

7 Andi mempunyai tiga balon gas Jawaban: balon yang akan naik Jawaban benar,
berukuran sama. Balon I, II dan III paling cepat adalah balon hitam. kriteria lengkap =
berturut-turut berwarna merah, putih dan 4
hitam. Kemudian ketiga balon tersebut Kriteria: Karena menyerap panas Jawaban benar,
dilepasan secara bersamaan pada siang lebih banyak sehingga udara di kriteria kurang
hari. dalamnya lebih panas dan lengkap =3
mengembang. udara yang Jawaban benar,
mengembang massa jenisnya kriteria tidak ada =
lebih kecil = m/v > v pada udara 2
yang mengembang lebih besar, Jawaban salah = 1
massa udara di dalamnya tetap. Tidak menuliskan
jawaban = 0

Gambar. Balon

Manakah balon yang akan naik paling


cepat? Berikan alasanmu!

Mengetahui 8 Sehabis berolahraga Andi merasa haus, Jawaban: Gelas B Jawaban benar,
bahwa ada lebih tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di kriteria lengkap =
dari satu mana hanya ada air panas. Di sekitar Kriteria: karena Gelas B yang 4
kemungkinan Andi ada dua gelas yaitu gelas A dan B. lebih besar sehingga Kalor yang Jawaban benar,
penjelasan dari Untuk memudahkan supaya air tersebut kriteria kurang
diserap atau diterima oleh gelas
satu kejadian azas cepat dingin gelas mana yang akan Andi lengkap =3
Black pilih? Berikan hipotesismu! besar lebih banyak daripada gelas Jawaban benar,
117

kecil; penurunan suhu air panas di kriteria tidak ada =


gelas besar lebih banyak daripada 2
di gelas kecil. Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0

Gelas A Gelas B

Menentukkan 9 Di bawah ini merupakan tabel alat dan Jawaban: Empat kriteria
alat/bahan yang bahan percobaan: Terdapat empat kriteria jawaban jawaban benar = 4
akan digunakan Tabel 1. Alat dan bahan sebagai berikut: Tiga kriteria
mengenai  Gelas kimia jawaban benar = 3
percobaan azas  Air dingin Dua kriteria
Black  Air panas jawaban benar = 2
 Termometer Satu kriteria
jawaban benar = 1
Jawaban salah atau
tidak di jawab = 0

Merencanka
Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan
n percobaan
apa sajakah yang digunakan dalam
percobaan untuk membuktikan prinsip
azas Black? Sebutkan!
10 Di bawah ini merupakan alat dan bahan Jawaban: Empat atau semua
percobaan perpindahan: Terdapat lima kriteria jawaban kriteria jawaban
Menentukkan
sebagai berikut: benar = 4
alat/bahan yang
Tabel 2. Alat dan bahan  Sendok makan Tiga kriteria
akan digunakan
mengenai  Sendok teh jawaban benar = 3
percobaan  Margarine Dua kriteria
perpindahan kalor  Lilin jawaban benar = 2
 Korek api Satu kriteria
jawaban benar = 1
118

Nama Alat Nama Alat dan Jawaban salah atau


Gambar Gambar
dan Bahan Bahan tidak di jawab = 0

Air panas
Kaleng timah

Gelas kimia Sendok teh

Margarin
Termometer

Sendok makan Lilin

Cat hitam
kusam Korek api

Berdasarkan tabel di atas, alat dan


bahan apa saja yang dapat digunakan
dalam percobaan untuk perpindahan
kalor secara konduksi?
Menentukkan 11 Mengkristal merupakan perubahan wujud Jawaban: Lima kriteria
alat/bahan yang dari gas ke padat. Yuni ingin melakukan  Air garam jawaban benar = 5
akan digunakan percobaan untuk melihat proses Empat kriteria
119

dan menentukkan terbentuknya Kristal garam melalui  Es batu jawaban benar = 4


langkah kerja perubahan wujud tersebut. Berdasarkan  Gelas kimia Tiga kriteria
mengenai percobaan tersebut alat dan bahan apa  Piring kaca jawaban benar = 3
percobaan sajakah yang dibutuhkan Yuni?  Pembakar spirtus Dua kriteria
perubahan wujud jawaban benar = 2
Satu kriteria
jawaban benar = 1
Jawaban salah atau
tidak di jawab = 0
Menentukkan 12 Di bawah ini merupakan alat dan bahan Jawaban: Empat atau semua
alat/bahan yang percobaan perubahan wujud. Terdapat enam kriteria jawaban kriteria jawaban
akan digunakan sebagai berikut: benar = 4
mengenai  Es batu Tiga kriteria
percobaan  Gelas kimia jawaban benar = 3
perubahan wujud  Pembakar Bunsen Dua kriteria
 Kaki tiga jawaban benar = 2
 Kasa Satu kriteria
jawaban benar = 1
Jawaban salah atau
Gambar. Alat dan bahan tidak di jawab = 0

Berdasarkan gambar di atas, alat dan


bahan apa saja yang dapat digunakan
dalam percobaan perubahan wujud
seperti mencair dan menguap?
Menemukan pola 13 Perhatikan gambar di bawah ini. Jawaban: Peritiwa tersebut Jawaban benar,
dalam suatu seri Sebanayak air 600 ml dipanaskan selama merupakan proses penguapan kriteria lengkap =
pengamatan 40 menit air akan bekurang. yakni dari cair menjadi uap. 4
Menafsirkan
mengenai Jawaban benar,
/interpretasi
percobaan wujud kriteria kurang
benda Kriteria: Hal ini terjadi karena lengkap =3
air menerima kalor akibat adanya Jawaban benar,
perbedaan suhu sehingga volume kriteria tidak ada =
120

air berkurang. 2
Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
jawaban = 0

Gambar. Proses pemanasan air

Mengapa hal tersebut bisa terjadi?


Menyimpulkan 14 Berikut ini merupakan data laju Jawaban: Laju perpindahan kalor Jawaban benar,
pengamatan perpindahan kalor terhadap terhadap berbanding terbalik dengan kriteria lengkap =
mengenai beberapa panjang kawat alumunium. panjang kawat 4
perpindahan kalor Jawaban benar,
Dimana luasnya sebesar 5 mm dan
kriteria kurang
kenaikan suhunya 400C. (k = 200 Alasan: Semakin panjang kawat lengkap =3
J/sm0C). semakin kecil laju perpindahan Jawaban benar,
kalor. kriteria tidak ada =
Kawat A B C D
10-1 1,5x10-1 2,0x10-1 2,5x10-1 2
400 266,7 200 160 Jawaban salah = 1
Tidak menuliskan
Berdasarkan tabel di atas apa yang dapat jawaban = 0
kamu simpulkan?

Menyimpulkan 15 Perhatikan tabel berikut: Jawaban: Suhu campuran berada Jawaban benar,
pengamatan diantara suhu air dingin dengan ada empat kriteria
mengenai azas air panas. = 7-8
Black Jawaban benar,
Kriteria: ada tiga kriteria =
 Jumlah kalor yang dilepas sama 5-6
dengan jumlah kalor yang Jawaban benar,
121

diterima sesuai dengan hukum ada dua kriteria


azas Black . =3-4
 Pada percobaan I, massa air Jawaban benar,
panas lebih besar dibandingkan kriteria tidak ada =
massa air panas pada percobaan 2
II dan III sehingga suhu akhir Jawaban salah = 1
atau campuran yang dihasilkan Tidak menuliskan
Berdasarkan tabel di atas, apa yang dapat akan lebih tinggi. jawaban = 0
kamu simpulkan? (c= 4200 ⁄ 0C)  Pada percobaan II, massa air
dingin sama dengan massa air
panas sehingga suhu akhir atau
campuran di antara suhu
percobaan I dan III.
 Pada percobaan III
menghasilkan suhu akhir atau
campuran lebih rendah
dibandingkan percobaan I dan II
karena massa air dingin lebih
sedikit dibandingan massa air
panas.
Menemukan pola 16 Perhatikan gambar di bawah ini: Jawaban: Setelah 30 menit maka Jawaban benar,
dalam suatu seri es akan mencair dan bercampur kriteria lengkap =
pengamatan dengan air 4
mengenai Jawaban benar,
perubahan wujud Kriteria: Karena adanya kriteria kurang
zat perbedaan suhu dari suhu tinggi lengkap =3
Berdasarkan percobaan di atas, jelaskan
ke suhu rendah sehingga wujud es Jawaban benar,
hasil campuran gelas (a) dan (b) setelah
berubah menjadi air (mencair) kriteria tidak ada =
30 menit!
dan bercampur. Hal tersebut 2
sesuai dengan azas Black Jawaban salah = 1
. Tidak menuliskan
jawaban = 0
Berkomunik Membaca grafik 17 Perhatikan grafik di bawah ini Jawaban: Menjelaskan 5
122

asi atau tabel Terdapat lima kriteria jawaban kurva dengan


mengenai sebagai berikut: benar = 9-10
perubahan wujud  Pada kurva I, ketika sejumlah Menjelaskan 4
massa es yang suhunya kurva dengan
dibawah 00C kemudian benar = 7-8
dipanaskan (diberi kalor), Menjelaskan 3
maka suhunya naik sampai kurva dengan
sampai titik lebur es mencapai benar = 5-6
00C. pada grafik ini terdapat Menjelaskan 2
satu wujud yaitu padat (es). kurva dengan
 Pada kurva II, ketika kalor benar = 3-4
terus ditambahkan maka terjadi Menjelaskan 1
Grafik di atas menunjukkan lima kurva proses peleburan (air menjadi kurva dengan
perubahan wujud. Jelaskan bagian kurva uap). Pada kurva ini benar = 1-2
I-V pada grafik tersebut? membutuhkan kalor laten dan Tidak menuliskan
pada tidak ada perubahan suhu jawaban = 0
sehingga grafiknya mendatar.
 Pada kurva III, suhu air akan
naik kembali sampai titik didih
1000C dicapai. Pada kurva ini
terdapat satu yaitu wujud cair
(air).
 Pada kurva IV, titik didih suhu
kembali tetap walau kalor terus
ditambahkan, sampai semua air
mendidih menjadi uap (wujud
gas). Pada kurva ini juga
membutuhkan kalor laten dan
pada tidak ada perubahan suhu
sehingga grafiknya mendatar.
Pada kurva ini terdapat dua
wujud, yaitu wujud cair (air)
dan wujud gas.
123

 Pada kurva V, suhu air akan


naik kembali jika kalor terus
ditambahkan.

Membaca tabel 18 Hasan memanaskan 600 gram air selama Jawaban: Grafik benar,
mengenai 8 menit. Hasil pengamatan tabel sebagai kriteria benar,
perubahan wujud berikut: lengkap = 5
benda Grafik benar,
kriteria benar,
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan kurang lengkap =
jelaskan besarnya kalor ( ) yang 4
dibutuhkan dengan perubahan suhu ( ) Grafik salah,
dalam bentuk grafik? kriteria benar,
kurang lengkap =3
Kriteria: Ketika memanaskan Grafik benar, tidak
air semakin banyak waktunya ada kriteria = 2
semakin tinggi kenaikan suhunya, Jawaban salah = 1
dan semakin tinggi suhunya Tidak menuliskan
semakin banyak pula energi kalor jawaban = 0
yang diperlukan. Dengan
demikian, perubahan suhu
berpengaruh terhadap banyaknya
energi kalor yang diperlukan.
Jadi, kenaikan suhu zat sebanding
dengan kalor yang dibutuhkan
atau secara bentuk persamaannya

Menggambarkan 19 Berikut adalah tabel perubahan wujud zat Jawaban: Ada tiga kategori
data hasil =3
pengamatan Gambar. Perubahan Wujud Skema Bagan Perubahan Wujud
Ada dua kategori =
dengan grafik 2
atau tabel atau Ada satu kategori
diagram pada =1
124

perubahan wujud Tidak menuliskan


zat jawaban = 0

Berdasarkan tabel di atas, buatlah


perubahan wujud zat kalor yang diserap Kategori 1: melebur, membeku
dan kalor yang dilepas dalam bentuk Kategori 2: menguap,
skema bagan! mengembun
Kategori 3: menyublim,
mengkristal
Menjelaskan 20 Perhatikan tabel di bawah ini Jawaban: Grafik benar,
grafik No Waktu (menit) Suhu (0C) kriteria benar,
pada perubahan 1 0 20 lengkap = 5
wujud 2 1 28 Grafik benar,
3 2 36 kriteria benar,
4 3 44 kurang lengkap =
5 4 52 4
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan Grafik salah,
jelaskan grafik hubungan waktu dengan kriteria benar,
kurang lengkap =3
suhu pada proses pemanasan!
Kriteria: Ketika memanaskan air Grafik benar, tidak
semakin banyak waktunya ada kriteria = 2
semakin tinggi kenaikan suhunya Jawaban salah = 1
sehinnga pada grafik di atas Tidak menuliskan
mengalami peningkatan . jawaban = 0
125

Lampiran 5 Uji Validitas Instrumen Keterampilan Proses Sains

Butir Soal (X)


Siswa Skor Y Y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 3 0 2 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 7 3 3 5 63 3969
B 2 3 2 2 3 1 0 1 3 2 0 2 2 0 0 1 5 3 3 4 39 1521
C 3 2 3 3 2 2 1 0 3 1 0 3 4 0 0 3 5 3 3 4 45 2025
D 3 3 1 4 2 2 3 4 4 3 0 3 3 3 1 3 4 1 3 3 53 2809
E 2 4 4 4 4 3 2 3 4 0 3 2 4 4 1 3 8 3 3 4 65 4225
F 2 2 2 3 2 2 2 0 3 2 0 2 4 2 2 3 2 1 3 2 41 1681
G 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 0 4 2 1 3 3 4 3 0 3 47 2209
H 2 3 3 2 2 0 0 1 2 2 1 3 3 0 0 2 4 2 3 3 38 1444
I 2 3 1 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 0 6 0 3 3 53 2809
J 2 2 1 3 2 1 1 2 3 3 2 2 0 0 0 3 2 4 3 5 41 1681
K 3 1 2 3 2 2 2 2 4 2 0 3 1 1 3 3 2 2 3 2 43 1849
L 2 3 3 3 2 2 1 0 3 3 2 2 1 1 2 2 0 2 3 0 37 1369
M 2 3 3 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 0 2 4 1 3 3 45 2025
N 3 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 4 4 0 3 10 5 3 5 70 4900
O 2 1 2 3 3 1 1 1 3 1 2 2 2 0 1 2 4 2 0 3 36 1296
P 3 2 1 4 2 3 1 3 4 0 3 3 2 1 0 3 5 3 0 3 46 2116
Q 2 3 2 4 3 3 0 2 3 2 2 2 4 1 0 2 5 4 3 4 51 2601
R 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 1 3 8 0 3 0 54 2916
S 3 1 2 2 1 0 0 1 2 1 2 3 2 1 0 2 2 3 3 3 34 1156
T 3 2 1 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 0 0 2 3 4 50 2500
U 2 1 0 3 1 1 2 0 3 1 1 2 3 1 0 2 3 1 3 2 32 1024
V 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 0 3 4 3 3 3 6 5 3 5 67 4489
W 3 2 2 3 0 2 0 2 3 3 0 3 1 2 2 3 0 2 3 3 39 1521
X 2 3 3 2 3 1 3 0 3 2 0 2 2 2 1 2 2 3 0 3 39 1521
Y 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 0 5 3 5 3 3 5 66 4356
Z 2 2 3 3 2 1 2 2 3 0 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 35 1225
AA 2 2 2 3 3 2 3 2 4 0 2 2 4 1 2 0 0 3 3 4 44 1936
BB 3 2 2 4 2 2 2 2 0 2 0 1 2 3 2 2 2 3 3 4 43 1849
CC 3 4 3 4 1 3 1 3 4 3 0 3 4 3 0 3 5 0 3 0 50 2500
jumlah 73 69 63 95 64 60 45 58 95 53 38 77 80 48 40 66 110 69 72 91
Nilai maksimal 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 8 4 10 5 3 5
r hitung 0.411 0.453 0.276 0.578 0.488 0.783 0.341 0.679 0.529 0.108 0.316 0.465 0.608 0.561 0.341 0.294 0.725 0.347 0.284 0.457
r tabel n=29 0,367
keterangan valid valid invalid valid valid valid invalid valid valid invalid invalid valid valid valid invalid invalid valid invalid invalid valid
126

Lampiran 6 Uji Reliabilitas Instrumen Keterampilan Proses Sains

Butir Soal (X)


Siswa Skor Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 3 0 2 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 7 3 3 5 63
B 2 3 2 2 3 1 0 1 3 2 0 2 2 0 0 1 5 3 3 4 39
C 3 2 3 3 2 2 1 0 3 1 0 3 4 0 0 3 5 3 3 4 45
D 3 3 1 4 2 2 3 4 4 3 0 3 3 3 1 3 4 1 3 3 53
E 2 4 4 4 4 3 2 3 4 0 3 2 4 4 1 3 8 3 3 4 65
F 2 2 2 3 2 2 2 0 3 2 0 2 4 2 2 3 2 1 3 2 41
G 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 0 4 2 1 3 3 4 3 0 3 47
H 2 3 3 2 2 0 0 1 2 2 1 3 3 0 0 2 4 2 3 3 38
I 2 3 1 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 0 6 0 3 3 53
J 2 2 1 3 2 1 1 2 3 3 2 2 0 0 0 3 2 4 3 5 41
K 3 1 2 3 2 2 2 2 4 2 0 3 1 1 3 3 2 2 3 2 43
L 2 3 3 3 2 2 1 0 3 3 2 2 1 1 2 2 0 2 3 0 37
M 2 3 3 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 0 2 4 1 3 3 45
N 3 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 4 4 0 3 10 5 3 5 70
O 2 1 2 3 3 1 1 1 3 1 2 2 2 0 1 2 4 2 0 3 36
P 3 2 1 4 2 3 1 3 4 0 3 3 2 1 0 3 5 3 0 3 46
Q 2 3 2 4 3 3 0 2 3 2 2 2 4 1 0 2 5 4 3 4 51
R 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 1 3 8 0 3 0 54
S 3 1 2 2 1 0 0 1 2 1 2 3 2 1 0 2 2 3 3 3 34
T 3 2 1 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 0 0 2 3 4 50
U 2 1 0 3 1 1 2 0 3 1 1 2 3 1 0 2 3 1 3 2 32
V 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 0 2 4 3 3 3 6 5 3 5 66
W 3 2 2 3 0 2 0 2 3 3 0 3 1 2 2 3 0 2 3 3 39
X 2 3 3 2 3 1 3 0 3 2 0 2 2 2 1 2 2 3 0 3 39
Y 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 0 5 3 5 3 3 5 66
Z 2 2 3 3 2 1 2 2 3 0 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 35
AA 2 2 2 3 3 2 3 2 4 0 2 2 4 1 2 0 0 3 3 4 44
BB 3 2 2 4 2 2 2 2 0 2 0 1 2 3 2 2 2 3 3 4 43
CC 3 4 3 4 1 3 1 0 4 3 0 3 4 3 0 3 5 0 3 0 47
Var 0.330 1.101 0.862 0.493 0.813 0.995 0.899 1.596 0.778 0.933 1.293 0.601 1.547 1.591 1.887 0.921 6.956 1.744 1.330 2.052 111.820
Jml Var 28.722
r11 (rms Alpha) 0.796
r tabel n=29 0.367
Reliabel
Ket
Baik
127

Lampiran 7 Uji Daya Pembeda Instrumen Keterampilan Proses Sains

Butir Soal (X)


Siswa Skor Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
N 3 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 4 4 0 3 10 5 3 5 70
V 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 0 3 4 3 3 3 6 5 3 5 67
Y 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 0 5 3 5 3 3 5 66
E 2 4 4 4 4 3 2 3 4 0 3 2 4 4 1 3 8 3 3 4 65
A 3 0 2 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 7 3 3 5 63
R 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 1 3 8 0 3 0 54
D 3 3 1 4 2 2 3 4 4 3 0 3 3 3 1 3 4 1 3 3 53
I 2 3 1 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 0 6 0 3 3 53
Q 2 3 2 4 3 3 0 2 3 2 2 2 4 1 0 2 5 4 3 4 51
T 3 2 1 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 0 0 2 3 4 50
CC 3 4 3 4 1 3 1 3 4 3 0 3 4 3 0 3 5 0 3 0 50
G 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 0 4 2 1 3 3 4 3 0 3 47
P 3 2 1 4 2 3 1 3 4 0 3 3 2 1 0 3 5 3 0 3 46
C 3 2 3 3 2 2 1 0 3 1 0 3 4 0 0 3 5 3 3 4 45
M 2 3 3 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 0 2 4 1 3 3 45
AA 2 2 2 3 3 2 3 2 4 0 2 2 4 1 2 0 0 3 3 4 44
K 3 1 2 3 2 2 2 2 4 2 0 3 1 1 3 3 2 2 3 2 43
BB 3 2 2 4 2 2 2 2 0 2 0 1 2 3 2 2 2 3 3 4 43
F 2 2 2 3 2 2 2 0 3 2 0 2 4 2 2 3 2 1 3 2 41
J 2 2 1 3 2 1 1 2 3 3 2 2 0 0 0 3 2 4 3 5 41
B 2 3 2 2 3 1 0 1 3 2 0 2 2 0 0 1 5 3 3 4 39
W 3 2 2 3 0 2 0 2 3 3 0 3 1 2 2 3 0 2 3 3 39
X 2 3 3 2 3 1 3 0 3 2 0 2 2 2 1 2 2 3 0 3 39
H 2 3 3 2 2 0 0 1 2 2 1 3 3 0 0 2 4 2 3 3 38
L 2 3 3 3 2 2 1 0 3 3 2 2 1 1 2 2 0 2 3 0 37
O 2 1 2 3 3 1 1 1 3 1 2 2 2 0 1 2 4 2 0 3 36
Z 2 2 3 3 2 1 2 2 3 0 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 35
S 3 1 2 2 1 0 0 1 2 1 2 3 2 1 0 2 2 3 3 3 34
U 2 1 0 3 1 1 2 0 3 1 1 2 3 1 0 2 3 1 3 2 32
XKA 2.875 3 2.375 3.750 2.875 3 2.125 3.125 3.875 2 1.875 3.250 3.750 2.750 2.125 2.625 6.750 2.500 3 3.750
XKB 2.143 2.000 2.286 2.571 2.000 0.857 1.286 0.714 2.714 1.429 1.429 2.286 2.000 1.000 0.857 2.000 2.143 2.143 1.714 2.286
Skor Max 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 8 4 10 5 3 5
DP 0.183 0.250 0.022 0.295 0.219 0.536 0.210 0.603 0.290 0.143 0.089 0.241 0.438 0.438 0.158 0.156 0.461 0.071 0.429 0.293
Ket Kurang baik Cukup Kurang baik Cukup Cukup Sangat baik Cukup Sangat baik Cukup Kurang baik Kurang baik Cukup Sangat baik Sangat baik Kurang baik Kurang baik Sangat baik Kurang baik Sangat baik Cukup
128

Lampiran 8 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Keterampilan Proses Sains

Butir Soal (X)


Siswa Skor Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 3 0 2 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 7 3 3 5 63
B 2 3 2 2 3 1 0 1 3 2 0 2 2 0 0 1 5 3 3 4 39
C 3 2 3 3 2 2 1 0 3 1 0 3 4 0 0 3 5 3 3 4 45
D 3 3 1 4 2 2 3 4 4 3 0 3 3 3 1 3 4 1 3 3 53
E 2 4 4 4 4 3 2 3 4 0 3 2 4 4 1 3 8 3 3 4 65
F 2 2 2 3 2 2 2 0 3 2 0 2 4 2 2 3 2 1 3 2 41
G 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 0 4 2 1 3 3 4 3 0 3 47
H 2 3 3 2 2 0 0 1 2 2 1 3 3 0 0 2 4 2 3 3 38
I 2 3 1 4 3 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 0 6 0 3 3 53
J 2 2 1 3 2 1 1 2 3 3 2 2 0 0 0 3 2 4 3 5 41
K 3 1 2 3 2 2 2 2 4 2 0 3 1 1 3 3 2 2 3 2 43
L 2 3 3 3 2 2 1 0 3 3 2 2 1 1 2 2 0 2 3 0 37
M 2 3 3 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 0 2 4 1 3 3 45
N 3 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 4 4 0 3 10 5 3 5 70
O 2 1 2 3 3 1 1 1 3 1 2 2 2 0 1 2 4 2 0 3 36
P 3 2 1 4 2 3 1 3 4 0 3 3 2 1 0 3 5 3 0 3 46
Q 2 3 2 4 3 3 0 2 3 2 2 2 4 1 0 2 5 4 3 4 51
R 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 1 3 8 0 3 0 54
S 3 1 2 2 1 0 0 1 2 1 2 3 2 1 0 2 2 3 3 3 34
T 3 2 1 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 0 0 2 3 4 50
U 2 1 0 3 1 1 2 0 3 1 1 2 3 1 0 2 3 1 3 2 32
V 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 0 3 4 3 3 3 6 5 3 5 67
W 3 2 2 3 0 2 0 2 3 3 0 3 1 2 2 3 0 2 3 3 39
X 2 3 3 2 3 1 3 0 3 2 0 2 2 2 1 2 2 3 0 3 39
Y 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 3 4 4 0 5 3 5 3 3 5 66
Z 2 2 3 3 2 1 2 2 3 0 2 2 1 2 2 2 0 2 0 2 35
AA 2 2 2 3 3 2 3 2 4 0 2 2 4 1 2 0 0 3 3 4 44
BB 3 2 2 4 2 2 2 2 0 2 0 1 2 3 2 2 2 3 3 4 43
CC 3 4 3 4 1 3 1 3 4 3 0 3 4 3 0 3 5 0 3 0 50
Rerata 2.517 2.379 2.172 3.276 2.207 2.069 1.552 2.000 3.276 1.828 1.310 2.655 2.759 1.655 1.379 2.276 3.793 2.379 2.483 3.138
Skor Max 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 8 4 10 5 3 5
TK 0.629 0.595 0.543 0.819 0.552 0.517 0.388 0.500 0.819 0.457 0.262 0.664 0.690 0.414 0.172 0.569 0.379 0.476 0.828 0.628
Ket Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang
129

Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Keteampilan Proses Sains (KPS)

Validitas Reliabilitas
Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
No Kesimpulan
Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan
1 0,411 Valid 0,183 Kurang baik 0,629 Sedang Tidak dipakai
2 0,453 Valid 0,250 Cukup 0.595 Sedang Dipakai
3 0.276 Invalid 0,022 Kurang baik 0,593 Sedang Tidak dipakai
4 0,578 Valid 0,295 Cukup 0,819 Mudah Dipakai
5 0,488 Valid 0,219 Cukup 0,552 Sedang Dipakai
6 0,783 Valid 0,536 Sangat baik 0,517 Sedang Dipakai
7 0,341 Invalid 0,210 Cukup 0,388 Sedang Tidak dipakai
8 0,697 Valid 0,603 Sangat baik 0,500 Sedang Dipakai
9 0,529 Valid 0,290 Cukup 0,819 Mudah Dipakai
10 0,108 Invalid 0,143 Kurang baik 0,457 Sedang Tidak dipakai
0,796 Tinggi
11 0,316 Invalid 0,089 Kurang baik 0,262 Sukar Tidak dipakai
12 0,465 Valid 0,241 Cukup 0.664 Sedang Dipakai
13 0,608 Valid 0,438 Sangat baik 0,690 Sedang Dipakai
14 0,561 Valid 0,438 Sangat baik 0,414 Sedang Dipakai
15 0,341 Invalid 0,438 Kurang baik 0,172 Sukar Tidak dipakai
16 0,294 Invalid 0,158 Kurang baik 0,569 Sedang Tidak dipakai
17 0,725 Valid 0,156 Sangat baik 0,378 Sedang Dipakai
18 0,347 Invalid 0,461 Kurang baik 0,476 Sedang Tidak dipakai
19 0,284 Invalid 0,429 Sangat baik 0,828 Mudah Tidak dipakai
20 0,457 Valid 0,293 cukup 0,628 Sukar Dipakai
130

Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Uraian Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS)

Pedoman
Aspek KPS Indikator KPS No Soal Jawaban
Penskoran
Bertanya 1 Dalam perjalanan pulang sekolah Suci Jawab: wadah B yaitu air dingin Jawaban benar,
mengapa kehujanan, sesampainya di rumah Suci kriteria
mengenai ingin membuat kopi hangat tetapi yang Kriteria: Wadah B yang berisi air lengkap = 4
peristiwa asas Suci temukan adalah kopi panas. Dimeja dingin yang dicampurkan ke dalam Jawaban benar,
Black terdapat wadah A yang berisi air panas kopi panas akan menerima kalor kriteria kurang
dan wadah B berisi air dingin. Untuk karena air dingin memiliki suhu yang lengkap =3
mendapatkan kopi hagat, wadah manakah rendah sedangkan kopi panas akan Jawaban benar,
yang harus dicampurkan supaya melepaskan kalor karena kopi kriteria tidak
menghasilkan kopi hangat? Mengapa! memiliki suhu yang lebih tinggi. ada = 2
Jawaban salah
=1
Tidak
menuliskan
Mengajukan jawaban = 0
pertanyaan

Bertanya 2 Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Jawaban: yang akan merasakan Jawaban benar,
mengapa Sarah menggunakan pengaduk untuk panas adalah Yuni kriteria
mengenai membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai lengkap = 4
peristiwa Yuni terbuat dari bahan besi, sedangkan Kriteria : Karena pengaduk yg Jawaban benar,
perpindahan kalor Sarah menggunakan pengaduk yang dipakai Yuni sifatnya konduktor yaitu kriteria kurang
terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan bisa menghantarkan panas sedangkan lengkap =3
siapakah yang kira-kira akan merasakan pengaduk yang dipakai Wilu sifatnya Jawaban benar,
alat pengaduknya panas dan apa isolator yakni tidak dapat kriteria tidak
alasannya? Mengapa! menghantarkan panas. ada = 2
Jawaban salah
=1
Tidak
131

menuliskan
jawaban = 0

Mengetahui 3 Mencair merupakan salah satu peristiwa Jawaban: Es akan berubah wujud Jawaban benar,
bahwa ada lebih perubahan wujud benda. Pada kasus dari padat menjadi cair. kriteria
dari satu berikut: Hasan meletakan es krim yang lengkap = 4
kemungkinan massanya 200 gram dan suhunya -50C di Kriteria : Hal ini disebabkan karena Jawaban benar,
penjelasan perlu dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan suhu ruangan lebih tinggi kriteria kurang
diuji tersebut memiliki suhu sebesar 280C. dibandingkan suhu es sehingga lengkap =3
kebenarannya Setelah beberapa saat kemudian, apa terjadi pertukaan energi. Jawaban benar,
dengan yang akan terjadi pada es krim tersebut? kriteria tidak
memperoleh Berikan hipotesismu mengenai peristiwa ada = 2
penjelasan dari tesebut! Jawaban salah
suatu kejadian =1
mengenai Tidak
perubahan wujud menuliskan
Berhipotesis jawaban = 0

Mengetahui 4 Konduksi merupakan proses Jawaban: yang paling cepat Jawaban benar,
bahwa ada lebih perpindahan kalor tanpa disertai menghantarkan panas adalah sendok kriteria
dari satu perpindahan partikel. Pada peristiwa teh. lengkap = 4
kemungkinan berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi Jawaban benar,
penjelasan perlu panas dengan menggunakan sendok kriteria kurang
diuji yang terbuat dari logam besi. Kopi A Kriteria : karena panjang sendok teh lengkap =3
kebenarannya menggunakan sendok makan sedangkan lebih pendek dibandingkan sendok Jawaban benar,
dengan kopi B menggunakan sendok teh. makan sehingga sendok teh kriteria tidak
memperoleh Sendok manakah yang paling cepat membutuhkan waktu yang lebih ada = 2
132

penjelasan dari menghantarkan panas? Berikan sedikit untuk menghantarkan kalor. Jawaban salah
suatu kejadian alasanmu! =1
mengenai Tidak
perpindahan kalor menuliskan
jawaban = 0

Mengetahui 5 Sehabis berolahraga Andi merasa haus, Jawaban: Gelas B Jawaban benar,
bahwa ada lebih tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di kriteria
dari satu mana hanya ada air panas. Di sekitar Kriteria: karena luas permukaan lengkap = 4
kemungkinan Andi ada dua gelas yaitu gelas A dan B. pada gelas B yang lebih besar Jawaban benar,
penjelasan dari Untuk memudahkan supaya air tersebut sehingga kalor yang diserap atau kriteria kurang
satu kejadian asas cepat dingin gelas mana yang akan Andi diterima oleh gelas besar lebih lengkap =3
Black pilih? Berikan hipotesismu! banyak daripada gelas kecil; Jawaban benar,
penurunan suhu air panas di gelas kriteria tidak
besar lebih banyak daripada di gelas ada = 2
kecil. Jawaban salah
=1
Tidak
Gelas A Gelas B menuliskan
jawaban = 0

Menentukkan 6 Di bawah ini merupakan tabel alat dan Jawaban: Empat kriteria
alat/bahan yang bahan percobaan: Terdapat empat kriteria jawaban jawaban benar
akan digunakan Tabel 1. Alat dan bahan sebagai berikut: =4
Merencanka mengenai  Gelas kimia Tiga kriteria
n percobaan percobaan azas  Air dingin jawaban benar
Black  Air panas =3
 Termometer Dua kriteria
jawaban benar
133

=2
Satu kriteria
jawaban benar
=1
Jawaban salah
atau tidak di
jawab = 0

Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan


apa sajakah yang digunakan dalam
percobaan untuk membuktikan prinsip
azas Black? Sebutkan!
7 Di bawah ini merupakan alat dan bahan Jawaban: Empat atau
percobaan perubahan wujud. Terdapat lima kriteria jawaban semua kriteria
sebagai berikut: jawaban benar
 Es batu =4
 Gelas kimia Tiga kriteria
Menentukkan  Pembakar Bunsen jawaban benar
alat/bahan yang  Kaki tiga =3
akan digunakan  Kasa Dua kriteria
mengenai jawaban benar
percobaan =2
perubahan wujud Gambar. Alat dan bahan Satu kriteria
jawaban benar
Berdasarkan gambar di atas, alat dan =1
bahan apa saja yang dapat digunakan Jawaban salah
dalam percobaan perubahan wujud atau tidak di
seperti mencair dan menguap? jawab = 0
Menafsirkan Menemukan pola 8 Perhatikan gambar di bawah ini. Jawaban: Peritiwa tersebut Jawaban benar,
/interpretasi dalam suatu seri Sebanayak air 600 ml dipanaskan selama merupakan proses penguapan yakni kriteria
pengamatan 40 menit air akan bekurang. dari cair menjadi uap. lengkap = 4
134

mengenai Jawaban benar,


percobaan wujud kriteria kurang
benda Kriteria: Hal ini terjadi karena air lengkap =3
menerima kalor akibat adanya Jawaban benar,
perbedaan suhu sehingga volume air kriteria tidak
berkurang. ada = 2
Jawaban salah
=1
Gambar. Proses pemanasan air Tidak
menuliskan
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? jawaban = 0
Menyimpulkan 9 Berikut ini merupakan data laju Jawaban: laju perpindahan kalor Jawaban benar,
pengamatan perpindahan kalor terhadap terhadap berbanding terbalik dengan panjang kriteria
mengenai beberapa panjang kawat alumunium. kawat lengkap = 4
perpindahan kalor Dimana luasnya sebesar 5 mm dan Jawaban benar,
kenaikan suhunya 400C. (k = 200 kriteria kurang
J/sm0C). Kriteria: semakin panjang kawat lengkap =3
semakin kecil laju perpindahan Jawaban benar,
Kawat A B C D kalor.
10-1 1,5x10-1 2,0x10-1 2,5x10-1
kriteria tidak
ada = 2
400 266,7 200 160
Jawaban salah
=1
Berdasarkan tabel di atas apa yang dapat Tidak
kamu simpulkan? menuliskan
jawaban = 0
Berkomunik Membaca grafik 10 Perhatikan grafik di bawah ini Jawaban: Menjelaskan 5
asi atau tabel Terdapat lima kriteria jawaban kurva dengan
mengenai sebagai berikut: benar = 9-10
perubahan wujud  Pada kurva I, ketika sejumlah Menjelaskan 4
massa es yang suhunya dibawah kurva dengan
00C kemudian dipanaskan (diberi benar = 7-8
kalor), maka suhunya naik sampai Menjelaskan 3
135

sampai titik lebur es mencapai 00C. kurva dengan


pada grafik ini terdapat satu wujud benar = 5-6
yaitu padat (es). Menjelaskan 2
 Pada kurva II, ketika kalor terus kurva dengan
ditambahkan maka terjadi proses benar = 3-4
peleburan (air menjadi uap). Pada Menjelaskan 1
kurva ini membutuhkan kalor laten kurva dengan
dan pada tidak ada perubahan suhu benar = 1-2
sehingga grafiknya mendatar. Tidak
 Pada kurva III, suhu air akan naik menuliskan
kembali sampai titik didih 1000C jawaban = 0
dicapai. Pada kurva ini terdapat
Grafik di atas menunjukkan lima kurva satu yaitu wujud cair (air).
perubahan wujud. Jelaskan bagian kurva  Pada kurva IV, titik didih suhu
I-V pada grafik tersebut? kembali tetap walau kalor terus
ditambahkan, sampai semua air
mendidih menjadi uap (wujud
gas). Pada kurva ini juga
membutuhkan kalor laten dan pada
tidak ada perubahan suhu sehingga
grafiknya mendatar. Pada kurva ini
terdapat dua wujud, yaitu wujud
cair (air) dan wujud gas.
 Pada kurva V, suhu air akan naik
kembali jika kalor terus
ditambahkan.

Menjelaskan 11 Perhatikan tabel di bawah ini Jawaban: Grafik benar,


grafik No Waktu (menit) Suhu (0C) kriteria benar,
pada perubahan 1 0 20 lengkap = 5
wujud 2 1 28
Grafik benar,
3 2 36
kriteria benar,
136

4 3 44 kurang lengkap
5 4 52 =4
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan Grafik salah,
jelaskan grafik hubungan waktu dengan kriteria benar,
suhu pada proses pemanasan! kurang lengkap
=3
Grafik benar,
tidak ada
Kriteria: Ketika memanaskan air kriteria = 2
semakin banyak waktunya semakin Jawaban salah
tinggi kenaikan suhunya sehinnga =1
pada grafik di atas mengalami Tidak
peningkatan . menuliskan
jawaban = 0
137

Lampiran 11 Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)

1. Dalam perjalanan pulang sekolah Suci kehujanan, sesampainya di rumah Suci ingin membuat kopi hangat tetapi yang Suci temukan adalah
kopi panas. Dimeja terdapat wadah A yang berisi air panas dan wadah B berisi air dingin. Untuk mendapatkan kopi hagat, wadah manakah
yang harus dicampurkan supaya menghasilkan kopi hangat? Mengapa!

2. Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Sarah menggunakan pengaduk untuk membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai Yuni terbuat dari bahan
besi, sedangkan Sarah menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan siapakah yang kira-kira akan merasakan alat
pengaduknya panas dan apa alasannya? Mengapa!

3. Mencair merupakan salah satu peristiwa perubahan wujud benda. Pada kasus berikut: Hasan meletakan es krim yang massanya 200 gram dan
suhunya -50C di dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan tersebut memiliki suhu sebesar 280C. Setelah beberapa saat kemudian, apa yang
akan terjadi pada es krim tersebut? Berikan hipotesismu mengenai peristiwa tesebut!
138

4. Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Pada peristiwa berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi
panas dengan menggunakan sendok yang terbuat dari logam besi. Kopi A menggunakan sendok makan sedangkan kopi B menggunakan sendok
teh. Sendok manakah yang paling cepat menghantarkan panas? Berikan alasanmu!

5. Sehabis berolahraga Andi merasa haus, tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di mana hanya ada air panas. Di sekitar Andi ada dua gelas yaitu
gelas A dan B. Untuk memudahkan supaya air tersebut cepat dingin gelas mana yang akan Andi pilih? Berikan hipotesismu!

Gelas A Gelas B
6. Di bawah ini merupakan tabel alat dan bahan percobaan:
Tabel 1. Alat dan bahan
139

Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan apa sajakah yang digunakan dalam percobaan untuk membuktikan prinsip azas Black? Sebutkan!

7. Di bawah ini merupakan alat dan bahan percobaan perubahan wujud.

Gambar. Alat dan bahan

Berdasarkan gambar di atas, alat dan bahan apa saja yang dapat digunakan dalam percobaan perubahan wujud seperti mencair dan
menguap?
8. Perhatikan gambar di bawah ini. Sebanayak air 600 ml dipanaskan selama 40 menit air akan bekurang.

Gambar. Proses pemanasan air

Mengapa hal tersebut bisa terjadi?


140

9. Berikut ini merupakan data laju perpindahan kalor terhadap terhadap beberapa panjang kawat alumunium. Dimana luasnya sebesar 5 mm
dan kenaikan suhunya 400C. (k = 200 J/sm0C).

Kawat A B C D
10-1 1,5x10-1 2,0x10-1 2,5x10-1
400 266,7 200 160

Berdasarkan tabel di atas apa yang dapat kamu simpulkan?


10. Perhatikan grafik di bawah ini

Grafik di atas menunjukkan lima kurva perubahan wujud. Jelaskan bagian kurva I-V pada grafik tersebut?
141

Perhatikan tabel di bawah ini

No Waktu (menit) Suhu (0C)


1 0 20
2 1 28
3 2 36
4 3 44
5 4 52
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan jelaskan grafik hubungan waktu dengan suhu pada proses pemanasan!
142

Lampiran 12

Pengolahan Data Hasil Observasi Pertemuan I

Pengolahan Data Hasil Observasi Pertemuan II

Pengolahan Data Hasil Observasi Pertemuan III


143

Kesimpulan Data Hasil Observasi


144

Lampiran 13

Data Hasil belajar siswa Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)


145

Lampiran 14

HASIL POSTTEST KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)


Perolehan nilai terkecil hingga nilai terbesar berdasarkan hasil tes uraian
Keterampilan Proses Sains (KPS) dapat dilihat sebagai berikut:

60 62 64 64 66 66
66 70 72 72 74 74
74 77 77 79 79 81
81 81 83 85 85 85
87 89 91 94 94

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:


1. Rentang : Xmaks- Xmin = 94 - 60 = 34
2. Banyak Kelas : = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 29 = 5.83 6
3. Interval Kelas (i) : 6

4. Daftar distribusi frekuensi hasil tes uraian Keterampilan Proses Sains (KPS)

Interval fi xi fi.xi xi-x (xi-x)2 fi(xi-x)2


60 – 65 4 62.5 250 -14.690 215.786 863.144
66 – 71 4 68.5 274 -8.690 75.510 302.040
72 – 77 7 74.5 522 -2.690 7.234 50.640
78 - 83 6 80.5 483 3.310 10.958 65.750
84 - 89 5 86.5 433 9.310 86.683 433.413
90 - 95 3 92.5 278 15.310 234.407 703.220
29 2238.50 2418.207

5. Mean (x)
Mean = Σ(fi.Xi) / Σfi = 2238.5/29= 77.190

6. Standar deviasi (S)


146

( ̅)

7. Batas-batas kelompok
Batas kelompok bawah sedang adalah
77.190 – = 67.897
Batas kelompok sedang atas adalah
77.190 + = 86.483

Jadi
a. Kelompok atas
Semua siswa yang mempunyai skor 86.483 ke atas ada 5 orang
b. Kelompok sedang
Semua siswa yang mempunyai skor 67.897 dan 86.483 ada 17 orang
c. Kelompok bawah
Semua siswa yang mempunyai skor 67.897 ada 7 orang.

Anda mungkin juga menyukai