Anda di halaman 1dari 25

BUPATI GIANYAR

PROVINSI BALI

PERATURAN BUPATI GIANYAR


NOMOR 51 TAHUN 2018

TENTANG

DAFTAR KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN


KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GIANYAR,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37


Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam
Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958
Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambaha Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

https://jdih.gianyarkab.go.id/
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5694);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun
2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : DAFTAR KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL


USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:


l. Daerah adalah Kabupaten
2. Gianyar.
Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

https://jdih.gianyarkab.go.id/
4. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
5. Bupati adalah Bupati Gianyar.
6. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa adalah
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Kabupaten Gianyar.
7. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai satuan kerja perangkat
daerah Kabupaten Gianyar dalam wilayah kerja Pemerintah Kabupaten
Gianyar.
8. Desa adalah desa dan desa adat, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintah Desa adalah Perbekel dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
11. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa.
12. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan
Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh Badan Perrnusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama
Sadan Permusyawaratan Desa.
14. Dana Desa adalah dana yang bersurnber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer
melalui anggaran pendapatan dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pernberdayaan masyarakat.
15. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD, adalah dana
perimbangan yang diterima kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disebut APB
Oesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
17. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya
disingkat RPJM Desa adalah adalah Rencana Kegiatan Pembangunan
Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
19. Rencana Kerja Pemerintah Desa, yang selanjutnya disingkat RKP Desa,
adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun.
20. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

https://jdih.gianyarkab.go.id/
21. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayan asli Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
atau perolehan hak lainnya yang sah.
22. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi
kewenangan berdasarkan Hak Asal Usul, Kewenangan Lokal Berskala
Desa, kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, serta kewenangan lain
yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan Peraturan
perundang-undangan.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud disusunnya Peraturan Bupati ini adalah untuk memberikan


pedoman bagi Pemerintah Desa dalam mengatur kewenangannya.
(2) Tujuan disusunnya Peraturan Bupati ini adalah agar Pemerintah Desa
dalam mengatur kewenangannya dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan Perundang-undangan

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 3

Daftar kewenangan yang diatur dalam peraturan Bupati ini meliputi:


a. kewenangan berdasarkan Hak Asal Usu!; dan
b. kewenangan Lokal berskala Desa.

BAB IV
KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL

Pasal 4

Kriteria kewenangan berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3 huruf a meliputi :
a. merupakan warisan sepanjang masih hidup;
b. sesuai perkembangan masyarakat;dan
c. sesuai prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 5

Perincian kewenangan berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 terdiri atas :
a. sistem organisasi masyarakat adat;
b. pembinaan kelembagaan masyarakat
c. pembinaan lembaga dan hukum adat
d. pengelolaan tanah kas desa;dan
e. pengembangan peran masyarakat Desa.

https://jdih.gianyarkab.go.id/
BAB V
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

Pasal 6

Perincian kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 3 huruf b, meliputi:
a. sesuai kepentingan masyarakat Desa;
b. telah dijalankan oleh Desa;
c. mampu dan efektif dijalankan oleh Desa
d. muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat
Desa;dan
e. program atau kegiatan sektor yang telah diserahkan ke desa.

Pasal 7

Perincian kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud Pasal 6


huruf b, paling sedikit terdiri atas:
a. pengelolaan tambatan perahu;
b. pengelolaan pasar Desa;
c. pengelolaan tempat pemandian umum;
d. pengelolaan jaringan irigasi;
e. lingkungan permukiman masyarakat Desa;
f. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan
terpadu;
g. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
h. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
1. pengelolaan embung Desa;
J. pengelolaan air minum berskala Desa; dan
k. pembuatan jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian.

Pasal 8

Daftar rincian kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan


lokal berskala Desa sebagaimana tercantum dalam, lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini

BAB VI
TAHAPAN DAN TATACARA PENETAPAN KEWENANGAN DESA

Pasal 9

Untuk menetapkan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan


lokal berskala Desa, dilakukan melalui tahapan :

a. pemilihan kewenangan berdasarkan daftar yang telah ditetapkan dalam


Peraturan Bupati;
b. penyusunan draf Peraturan Desa tentang penetapan kewenangan Desa;
c. pembahasan bersama BPD;
d. penetapan berita acara; dan
e. penetapan peraturan Desa.

https://jdih.gianyarkab.go.id/
Pasal 10

(1) Pemilihan kewenangan Desa dilakukan dalam forum Musyawarah Desa


yang dihadiri BPD, Pemerintah Desa, Lembaga Kemasyarakatan
Desa,dan unsur masyarakat.
(2) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh pendidik;
e. perwakilan kelompok tani;
f. perwakilan kelompok nelayan;
g. perwakilan kelompok pengrajin;
h. perwakilan kelompok perempuan;
1. perwakilan kelompok pemerhati, dan perlindungan anak;dan
j. perwakilan kelompok masyarakat miskin.
(3) Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Musyawarah Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
(4) Pemilihan kewenangan Desa di dasarkan pada Daftar Kewenangan Desa
yang telah ditetapkan oleh Bupati.
(5) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam Serita Acara.

Pasal 11

(1) Perbekel bersama-sama SPD dapat menambah jenis kewenangan


berdasarkan hak asal usul dan kewenangan Lokal berskala Desa
lainnya sesuai dengan prakarsa masyarakat, kebutuhan dan kondisi
lokal Desa.

(2) Hasil penambahan jenis kewenangan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Berita Acara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 huruf d

Pasal 12

Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 menyusun


Rancangan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa disertai dengan
Berita Acara.

Pasal 13
Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
dikonsultasikan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 ayat (2) dan Camat setempat.
Pasal 14
Berdasarkan hasil konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
Perbekel meyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang kewenangan
Desa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama

https://jdih.gianyarkab.go.id/
Pasal 15
(1) Kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala
Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa setelah mendapat kesepakatan
bersama dengan BPD.
(2) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar bagi
kebijakan, program, dan kegiatan Desa dalam bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
(3) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Bupati untuk diklarifikasi dan disosialisasikan kemasyarakat.
Pasal 16
Penetapan Kewenangan Desa dapat ditinjau kembali disesuaikan dengan
Potensi Desa, Sarana dan Prasarana Desa.
BAB VII
TATA CARA PENGELOLAAN KEWENANGAN HAK ASAL USUL
Pasal 17
(l) Pengelolaan Kewenangan hak asal usul merupakan rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penata
usahaan, pelaporan, penilaian, pengawasan, pengendalian kewenangan
hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa.
(2) Pengelolaan kewenangan hak asal usul sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan bersama Desa Pekraman dan Lembaga Adat
Lainnya.
(3) Kekayaan Desa Pakraman yang diperoleh dari pengelolaan Hak Asal
Usu! atas beban APBDesa tidak menjadi asset Desa.
Pasal 18
Pengelolaan kewenangan hak asal usul sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Desa.

Pasal 19

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Gianyar
Nomor 72 Tahun 2015 tentang Kewenangan Hak Asal Usul dan Lokal Berskala
Desa (Bcrita Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2015 Nomor 72) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

https://jdih.gianyarkab.go.id/
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati dengan penempatannya dalam Berita Daerah
ini
Kabupaten Gianyar.

Ditetapkan di Gianyar
pada tanggal 11 April 2018

PJ. BUPATI GIANYAR,

ttd

I KETUT ROCHINENG

Diundangkan di Gianyar
pada tanggal 11 April 2018
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN GIANYAR,

I MADE GEDE WISNU WIJAYA


BERITA DAERAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2018 NOMOR 51.

https://jdih.gianyarkab.go.id/
LAMPTRAN I
PERATURAN BUPATI GIANYAR
NOMOR 51 TAHUN 2018
TENTANG DAFTAR KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL
DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL
NO BIDANG URAIAN
1 2 3
1. Bi dang Penyelenggaraan a. Penataan dan pembinaan sis tern
Pemerin tahan organisasi/lembaga adat, seperti Desa
Pakraman, Ban jar Adat, Subak, Sekaa
Teruna, Tempekan sesuai dengan kondisi
wilavah I rlP~::i ·
b. Tata linggih (penataan) swadikara (hak) dan
swadharma (kewajiban) purusa Ian pradana
sesuai adat budaya setempat (manu t dcsa
mawacara\·
c. Kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi desa berdasarkan warisan budaya,
kebiasan dan adat.
2. Bidang Pelaksanaan a. Pelestarian budaya gotong-royong; tradisi
Pembangunan ngayah, suka duka, aci-aci, dan lain-lain;
b. Penataan dan pembangunan pahrayangan,
pawongan dan palemahan Desa;

c. Penataan dan pembangunan subak;

d. Kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan


kondisi desa berdasarkan warisan budaya,
kebiasaan dan adat;
3. Bidang Pembinaan a. Pembinaan sis tern organisasi masyarakat
Ke masyaraka tan desa, seperti; Sekaa-Sekaa sesuai dengan
kearifan lokal desa, Pembinaan Ban jar-
Ban jar, Subak, Pembinaan Dadia/Warga,
Pembinaan Pecalanz:
b. Pembinaan kegiatan kelembagaan
masyarakat adat, seperti; Agama, Pasraman
Desa, Pembinaan A wig-A wig (Adat dan
Subak), dan Kerukunan Umat Beragama;

c. Pembinaan dan pelestarian kelornpok-


kelompok seni tradisonal, seperti; Seni
Pertunjukan, Seni Rupa, Seni Kriya,
Arsitektur, Seni Ukir, Seni Sinematografi
dan Seni Sastra;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
NO BI DANG URAIAN
d. Pembinaan dan pengembangan kerajinan
tradisional, seperti: Kerajinan Tenun Bali,
Kerajinan Seni Ukir, Kerajinan Anyaman
dan kerajinan tangan lainnya;
e. Pembinaan prajuru adat dan pranata adat
lainnya
Pembinaan dan pengembangan, pelestarian
f.
harmonisasi, ko-eksistensi, Rwabineda, dualitas
desa di Bali
g. Kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi desa berdasarkan warisan budaya,
kebiasan dan adat.
4. Bidang Pemberdayaan a. Pemberdayaan masyarakat adat berbasis
Masyarakat kalender ritual (Panca Yadnya)
b. Pelestarian adat di Desa, seperti; Pelatihan
Srathi Banten Tingkat Desa, Pelatihan
Pemangku/Kepanditaan Tingkat Desa,
Pelatihan Pecalang, Etika dan Tata Susila;

c. Pelestarian Budaya Bali, seperti; Pembinaan


Tari dan Tabuh, Wayang/Pedalangan,
Pande, Payas, Ukir, Tenu n, Anyaman,
Undagi;
d. Kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi desa berdasarkan warisan budaya,
kebiasan dan adat; ·
e. Pengorganisasian mclalui pembentukan dan
fasilitasi lembaga kemasyarakatan dan ··-
lembaga adat. -
f. Fasilitasi Pembentukan dan Penguatan ..
pengembangan Pusat Kemasyarakatan -·..

PEJABAT BUPATI GIANYAR,

ttd

I KETUT ROCHINENG

https://jdih.gianyarkab.go.id/
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI GIANYAR
NO MOR 51 TAHUN 2018
TENTANG DAFfAR KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL
DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
DAFTAR KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
NO BIDANG URAIAN KEWENANGAN
1 2 3
I Penyelenggaraan 1. Penegasan batas Desa;
Pemerintahan

2. Penetapan dan pengembangan Pola Tata Ruang


Desa;

3. Pemberian izin hak pengelolaan atas tanah


Desa;

4. Penyelenggaraan Pengangkatan dan


pemberhentian Perbekel;
5 Pengangkatan dan pemberhentian perangkat
Desa, dan staf perangkat Desa maupun tenaga
honorer

6 Pengangkatan Lembaga kemasyarakatan,


Kader pemberdayaan Masyarakat Desa

7 Pendataan dan pengklasifi.kasian tenaga kerja


Desa;

8 Pendataan penduduk yang bekerja di Luar


Negeri;

9 Perlindungan keluarga Tenaga Kerja Indonesia


(TKI);

10 Fasilitasi penyebarluasan bursa tenaga kerja;

11 Fasilitasi penyelenggaraan pelatihan tenaga


kerja;
12 Pelaksanaan pendataan, registrasi dan mutasi
penduduk Desa;

13 Pembentukan organisasi pemerintah Desa;

14 Penetapan Badan Usaha Milik Desa;


15 Pendataan potensi Desa dan penyusunan Profil
Desa;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
16 Pembentukan dan pengisian Badan
Permusyawaratan Desa;

17 Peningkatan kapasitas pemerintahan Desa;

18 Penyusunan penetapan APB Desa, Perubahan


APBDesa dan Pertanggungjawaban APBDesa;

19 Pengelolaan dan peningkatan pendataan Desa;

20 Pengelolaan keuangan Desa;

21 Pengelolaan Pungutan Desa;


22 Fasilitasi dan Pengembangan sistem
managemen informasi pengelolaan keuangan
Desa;
23 Penyusunan dan Penetapan RPJM Desa dan
RKPDesa;

24 Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan


Pembangunan Desa;

25 Fasilitasi dan pembentukan Tim Pendata


Penduduk Miskin;

26 Penetapan peraturan Desa;

27 Penyelenggaraan tata car a kerjasama


pemerintah Desa;

28 Sosialisasi berbagai peraturan tingkat Desa;

29 Penetapan dan pengel.olaan Aset-Aset Desa;

30 Fasilitasi dalam pembentukan Lembaga


Komunikasi Masyarakat (LKM);

31 Fasilitasi dan pengembangan jaringan


informasi dan komunikasi Desa dan antar
Desa;

32 Pelaksanaan dan pengelolaan Sistem Informasi


Desa;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
33 Pengadaan bahan/media informasi Desa (Surat
Kabar, Majalah, Tabloid, dll);

34 Pengadaan dan pemeliharaan fasilitas jalan


desa (rambu-rambu, guadril, deliniator dan
marka jalan);
35 Pengelolaan arsip Desa;

36 Pengadaan dan pengelolaan Perpustakaan


Desa;

37 Fasilitasi pelaksanaan Perpustakaan


Keliling/MobilUnit;

38 Penetepan Desa dalam keadaan darurat,


seperti; kejadian bencana, konflik, rawan
pangan, wabah penyakit, gangguan keamanan,
dan kejadian luar biasa lainnya dalam skala
desa;

39 Pembentukan Desa Tangguh Bencana;

40 Pembentukan relawan penanggulangan


bencana;
41 Pelatihan / Sosialisasi kebencanaan;

42 Pembentukan peta rawan dalam bencana desa;

43 Pengadaan peralatan kebencanaan;

44 Penetapan pos keamanan dan kesiapsiagaan


Desa;

45 Pengadaan sarana dan prasarana keamanan


Desa;

46 Pembiayaan Perlindungan Masyarakat;

47 Pengelolaan data da:n informasi kebencanaan


skala Desa;
48 Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban
masyarakat Desa;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
II Pembangunan Desa
A. Pelayanan Dasar Desa 1. Pembangunan dan pengembangan pos
kesehatan Desa dan Polindes;

2. Pengembangan dan fasilitasi peningkatan


kapasitas tenaga kesehatan Desa;

3. Pengelolaan dan pembinaan Posyandu melalui;


layanan gizi balita, pemeriksaan ibu hamil.
Pemberian makanan tambahan, penyuluhan
kesehatan, gerakan hidup bersih dan sehat,
penimbangan bayi, dan gerajan sehat untuk
lanjut usia;

4. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan


tradisional;

5. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi


lingkungan;

6. Pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan


narkotika dan zat adiktif di desa;

7. Penyuluhan sederhana ten tang penyakit


menular dan penyakit. tidak menular;

8. Pengelolaan dana sehat tingkat Desa;

9. Pengelolaan kegiatan tanaman obat keluarga


(Toga);

10. Pengadaan sarana kesehatan tingkat Desa;

11. Penyelenggaraan upaya promosi kesehatan;

12. Pemantauan penyalahgunaan narkotika dan


zat adiktif pasca rehabilitasi di Tingkat Desa;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
13. Fasilitasi penyelenggaraan Desa Siaga;

14. Pembentukan dan Penguatan kelompok warga


Peduli HIV AIDS;

15. Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin;

16. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi


lingkungan;

17. Pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak


usia dini;

18. Fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok•


kelompok belajar di Desa;

19. Fasilitasi penyelenggaraan Pendidikan Anak


Usia Dini (PAUDNI), Pendidikan Formal dan
Pendidikan Non Formal;
20. Fasilitasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarkat
(PKBM);
21. Fasilitasi tempat penclidikan Dasar di Desa;

22. Pendataan pendidikan di Desa;

23. Bantuan Siswa Miskin;

24. Bantuan Siswa berprestasi;

25. Pengadaan dan pengelolaan sanggar belajar


dan sanggar seni budaya;

26. Fasilitasi pengembangan seni dan budaya di


Desa;

27. Fasilitasi Taman Bacaan Masyarakat (TBM);

28. Pemantauan dan pencegahan tindakan


kekerasan terhadap perempuan dan anak;

29. Fasilitasi pengurusan orang terlantar dan


difabel;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
30. Pendataan penyandang masalah sosial dan
potensi kesejahteraan sosial;

31. Fasilitasi pemberian bantuan sosial bagi


penyandang masalah kesejahteraan sosial;

32. Fasilitasi penyelenggaraan transmigrasi;

33. Penanggulangan kemi.skinan Tingkat Desa;

34. Penetapan Penduduk Miskin Tingkat Desa


berdasarkan indikator kemiskinan daerah;

B. Sarana dan Prasarana 1. Pembangunan dan pemeliharaan Kantor


Perbekel, dan Balai Masyarakat;

2. Pembangunan sarana dan prasarana


Pemerintahan Desa;

3. Pembangunan dan pemeliharaanjalan Desa;

4. Pembangunan dan pemeliharaan


embung/ cu bang Desa;

5. Pembangunan energi baru dan terbarukan;

6. Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha


tani;

7. Pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier;

8. Pengembangan sarana dan prasarana produksi


di Desa;
9. Pembangunan dan pemeliharaan ternpat
ibadah;
10. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi
lingkungan;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
11. Pembangunan dan pengelolaan air bersih
berskala desa;

12. Fasilitasi pembangunan dan pengelolaan


tempat MCKKomunal;

13. Fasilitasi pembangunan Sanitasi Berbasis


Masyarakat (Sanimas);

14. Fasilitasi pembangunan MCKuntuk RTM;

15. Pembangunan dan pemeliharaan saluran


pembuangan air limbah dan drainase Desa;

16. Pembangunan dan pemeliharaan lapangan


Desa dan sarana olah raga Desa lainnya;

17. Pembangunan dan pemeliharaan taman Desa;

18. Fasilitasi pembangunan Tempat Pengelolaan


Sampah Terpadu Tingkat Desa;

19. Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Tingkat


Desa;

20. Penanganan kebersihan di desa, seperti


pengadaan tong-tong sampah, alat-alat
kebersihan lainnya;

21. Penanganan penerangan jalan di desa, seperti :


lampu-lampu dijalan masuk gang desa, lampu
lampu di pura, lampu di balai banjar;

22. Pengadaan dan pemeliharaan taman desa;

23 Pembangunan dan pemeliharaan serta


pengelolaan saluran untuk budidaya
perikanan;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 ?. 3
24 Fasilitasi pemberian bantuan pembangunan
atau rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi
RTS;

25 Fasilitasi pembangunan rumah karena


bencana;

26 Fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana


untuk penanggulangan bencana tingat Desa;

C. Pengembangan 1. Pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan


Ekonomi Lokal Desa kios Desa;

2. Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik


Desa;

3. Pembangunan dan pengelolaan tempat


pelelangan ikan milik Desa;

4. Penetapan komoditas unggulan pertanian dan


perikanan Desa;

5. Pengaturan pelaksanaan penanggulangan


hama dan penyakit pertanian dan perikanan;

6. Pengembangan benih lokal;

7. Pengembangan temak secara kolektif;

8. Pembangunan dan pengelolaan tambatan


perahu;

9. Pengelolaan balai benih ikan;

10. Pengelolaan teknologi tepat guna pengolahan


hasil pertanian dan perikanan;
11. Fasilitasi penyediaan benih/bibit unggul;
12. Inseminasi Buatan (IB);
13. Perbaikan melalui Kawin Alami;
14. Pembentukan dan Pengembangan UPR (Unit
Pembenihan Rakyat);

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
15. Pengembangan usaha mikro berbasis Desa;

16. Pendayagunaan keu.angan mikro berbasis


Desa;

17. Fasilitasi pemasaran produk Usaha Mikro


Kecil;

18. Pengelolaan kelompok usaha ekonomi


prokduktif;

19. Fasilitasi permodalan bagi Usaha Mikro Kecil;

20. Penguatan kapasitas kelompok Usaha Mikro


Kecil;

21. Pembinaan dan Pengembangan Pedagang


Mikro dan Kecil;

22. Pembangunan dan pengelolaan lumbung


pangan dan penetapa:n cadangan pangan Desa;

23. Pengembangan lumbung pangan;

24. Pengelolaan Teknologi Tepat Guna pengelolaan


hasil pertanian, perikanan dan industri;

25 Penetapan komoditas unggulan pertanian dan


perikanan Desa;
26 Pengembangan sistem usaha produksi
pertanian yang bertumpu pada sumberdaya,
kelembagaan dan buclaya lokal;

27 Pengembangan kelembagaan petani lokal;

28 Pengelolaan jaringan irigasi tingkat usaha tani


dan jaringan irigasi tingkat Desa;

29 Pemasyarakatan pupuk organik;

30 Fasilitasi modal 'usaha tani;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 ?
31 Fasilitasi penyediaan benih/bibit unggul;

32 Pengelolaan hutan desa, kecuali hutan desa


memiliki fungsi khusus:

33 Penghijauan dan konservasi tanah yang


disediakan dari kebun. bibit Desa;

34 Pelestarian kebun bibit Desa;

35 Pengembangan hasil hutan bukan kayu sesuai


potensi lokal Desa yang berlokasi pada hutan
rakyat/hutan Desa/wana wisata Desa;

36 Pengembangan kawasan agropolitan yang


mendorong tumbuhnya kota pertanian melalui
berjalannya sistem dan usaha agribisnis untuk
melayani, mendorong, menarik, menghela
kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis)
di wilayah sekitarnya.

37 Pembangunan dan pengelolaan energi mandiri;

38 Pengembangan wisata Desa di luar rencana


induk pengembangan pariwisata kabupaten;

39 Penumbuhan dan pengembangan industri kecil


dan kerajinan;
40 Fasilitasi pemasaran produk industri kecil;

41 Fasilitasi Sarana clan prasarana industri


kerajinan;
42 Fasilitasi sarana dan prasarana pedagang kecil;

D. Pemanfaatan Sumber 1. Fasilitasi dan pelaksanaan penghijauan Desa;


Daya Alam dan
Lingkungan Desa 2. Fasilitasi pembuatan terasering;

3. Pembersihan daerah aliran sungai;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
4. Pengawasan terhadap kegiatan dan usaha yang
berdampak terhadap lingkungan hidup Desa;

5. Fasilitasi pembentukan Kelompok Peduli


Lingkungan di Desa;
6. Melestarikan ekosistem dan lingkungan hidup;

7. Pelaksanaan perlindungan mata air;

8. Perlindungan terumbu karang;

9. Peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang


berupa kegiatan pemanfaatan ruang yang
sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata
ruang yang telah ditetapkan;

III Pembinaan Kemasyarakatan 1. Membina keamanan, ketertiban dan


ketenteraman wilayah dan masyarakat Desa;

2. Membina kerukunan warga masyarakat Desa;

3. Memelihara perdamaian, menangani konflik


dan melakukan mediasi di Desa;

4. Melestarikan dan mengembangkan gotong-


royong masyarakat Desa;

5. Pelaksanaan penyuluhan tentang Keluarga


Berencana;
6. Pelaksanaan pembinaan akseptor;

7. Pengelolaan kelompok-kelompok bina keluarga


balita;
8. Fasilitasi keikutsertaan RTMdalam Program
KB;
9. Fasilitasi ketrampilan produktif bagi keluarga
prasejahtera;
10. Fasilitasi bantuan peJayanan kesehatan
keluarga bagi RTM;

11. Pembinaan olah raga tingkat Desa;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
--

1 2 3
12. Peningkatan sumberdaya manusia bidang
olahraga;
13. Fasilitasi pembinaan organisasi dan kegiatan
pemuda Desa;
14. Penyelenggaraan kompetisi olahraga tingkat
Desa;
IV Pemberdayaan Masyarakat 1. Fasilitasi kelompok tani;

Masyarakat 2. Fasilitasi kelompok nelayan;

3. Peningkatan kapasitas masyarakat kelompok


nelayan;

4. Fasilitasi kelompok seni budaya;

5. Fasilitasi kelompok masyarakat lain di Desa;

6. Pengelolaan obyek wisata milik desa;

7. Fasilitasi pelaku usaha pariwisata di desa;

8. Pemberian santunan sosial kepada keluarga


fakir miskin;
9. Fasilitasi terhadap kelompok-kelompok rentan;
kelompok masyarakat miskin, perempuan,
anak, masyarakat adat, dan difabel;

10. Analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa;

11. Pengorganisasian melalui pembentukan dan


fasilitasi kader pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat;

12. Peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha


ekonomi Desa;
13. Pendayagunaan teknologi tepat guna;

14. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui


kader pemberdayaan masyarakat desa;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
15. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
kelompok masyarakat miskin;

16. Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan


Desa;

17. Pembentukan dan penguatan kader


pemberdayaan masyarakat;

18. Pembentukan dan penguatan organisasi


kemasyarakatan di desa;

19. Pengelolaan Pemberdayaan dan Kesejahteraan


Keluarga;

20. Pengorganisasian melalui pembentukan dan


fasilitasi paralegal untuk memberikan bantuan
hukum kepada warga masyarakat Desa;

21. Penyelenggaraan promosi kesehatan dan


gerakan hidup bersih dan sehat;

22. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui


kelompok usaha ekonomi produktif;

23. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui


kelompok perempuan;
24. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
Kelompokpemerhati dan perlindungan anak;

25. Pembentukan dan Fasilitasi kelompok


perlindungan anak desa;
26. Pemberdayaan masyarakat berbasis gender;

27. Perlindungan korban kekerasan Berbasis


Gender dan Anak di desa;

28. Pelaksanaan pengarusutamaan gender;

29. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui


kelompok nelayan;

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
30. Pembentukan Kader Desa untuk Pelayanan
Kesehatan Hewan;

31. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui


kelompok pengrajin dan pedagang;

32. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui


kelompok pemuda;

33. Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan


Desa;

34. Monitoring, evaluasi, dan pengendalian


pembangunan desa;

35. Peningkatan per an serta masyarakat dalam


kebijakan pemerintahan;

PENJABAT BUPATI GIANYAR

ttd

I KETUT ROCHINENG

https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
30. Pembentukan Kader Desa untuk Pelayanan
Kesehatan Hewan;

31. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui


kelompok pengrajin dan pedagang;

32. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui


kelompok pemuda;

33. Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan


Desa;

34. Monitoring, evaluasi, dan pengendalian


pembangunan desa;

35. Peningkatan per an serta masyarakat dalam


kebijakan pemerintahan;

PEJABAT BUPATI GIANYAR

ttd

I KETUT ROCHINENG

https://jdih.gianyarkab.go.id/

Anda mungkin juga menyukai