PROVINSI BALI
TENTANG
BUPATI GIANYAR,
https://jdih.gianyarkab.go.id/
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5694);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun
2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037).
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
https://jdih.gianyarkab.go.id/
4. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
5. Bupati adalah Bupati Gianyar.
6. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa adalah
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Kabupaten Gianyar.
7. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai satuan kerja perangkat
daerah Kabupaten Gianyar dalam wilayah kerja Pemerintah Kabupaten
Gianyar.
8. Desa adalah desa dan desa adat, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintah Desa adalah Perbekel dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
11. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa.
12. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan
Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh Badan Perrnusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama
Sadan Permusyawaratan Desa.
14. Dana Desa adalah dana yang bersurnber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer
melalui anggaran pendapatan dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pernberdayaan masyarakat.
15. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD, adalah dana
perimbangan yang diterima kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disebut APB
Oesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
17. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya
disingkat RPJM Desa adalah adalah Rencana Kegiatan Pembangunan
Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
19. Rencana Kerja Pemerintah Desa, yang selanjutnya disingkat RKP Desa,
adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun.
20. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
https://jdih.gianyarkab.go.id/
21. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayan asli Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
atau perolehan hak lainnya yang sah.
22. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi
kewenangan berdasarkan Hak Asal Usul, Kewenangan Lokal Berskala
Desa, kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, serta kewenangan lain
yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan Peraturan
perundang-undangan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
BAB IV
KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL
Pasal 4
Pasal 5
https://jdih.gianyarkab.go.id/
BAB V
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
BAB VI
TAHAPAN DAN TATACARA PENETAPAN KEWENANGAN DESA
Pasal 9
https://jdih.gianyarkab.go.id/
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
dikonsultasikan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 ayat (2) dan Camat setempat.
Pasal 14
Berdasarkan hasil konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
Perbekel meyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang kewenangan
Desa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama
https://jdih.gianyarkab.go.id/
Pasal 15
(1) Kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala
Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa setelah mendapat kesepakatan
bersama dengan BPD.
(2) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar bagi
kebijakan, program, dan kegiatan Desa dalam bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
(3) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Bupati untuk diklarifikasi dan disosialisasikan kemasyarakat.
Pasal 16
Penetapan Kewenangan Desa dapat ditinjau kembali disesuaikan dengan
Potensi Desa, Sarana dan Prasarana Desa.
BAB VII
TATA CARA PENGELOLAAN KEWENANGAN HAK ASAL USUL
Pasal 17
(l) Pengelolaan Kewenangan hak asal usul merupakan rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penata
usahaan, pelaporan, penilaian, pengawasan, pengendalian kewenangan
hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa.
(2) Pengelolaan kewenangan hak asal usul sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan bersama Desa Pekraman dan Lembaga Adat
Lainnya.
(3) Kekayaan Desa Pakraman yang diperoleh dari pengelolaan Hak Asal
Usu! atas beban APBDesa tidak menjadi asset Desa.
Pasal 18
Pengelolaan kewenangan hak asal usul sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Desa.
Pasal 19
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Gianyar
Nomor 72 Tahun 2015 tentang Kewenangan Hak Asal Usul dan Lokal Berskala
Desa (Bcrita Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2015 Nomor 72) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
https://jdih.gianyarkab.go.id/
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Ditetapkan di Gianyar
pada tanggal 11 April 2018
ttd
I KETUT ROCHINENG
Diundangkan di Gianyar
pada tanggal 11 April 2018
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN GIANYAR,
https://jdih.gianyarkab.go.id/
LAMPTRAN I
PERATURAN BUPATI GIANYAR
NOMOR 51 TAHUN 2018
TENTANG DAFTAR KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL
DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL
NO BIDANG URAIAN
1 2 3
1. Bi dang Penyelenggaraan a. Penataan dan pembinaan sis tern
Pemerin tahan organisasi/lembaga adat, seperti Desa
Pakraman, Ban jar Adat, Subak, Sekaa
Teruna, Tempekan sesuai dengan kondisi
wilavah I rlP~::i ·
b. Tata linggih (penataan) swadikara (hak) dan
swadharma (kewajiban) purusa Ian pradana
sesuai adat budaya setempat (manu t dcsa
mawacara\·
c. Kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi desa berdasarkan warisan budaya,
kebiasan dan adat.
2. Bidang Pelaksanaan a. Pelestarian budaya gotong-royong; tradisi
Pembangunan ngayah, suka duka, aci-aci, dan lain-lain;
b. Penataan dan pembangunan pahrayangan,
pawongan dan palemahan Desa;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
NO BI DANG URAIAN
d. Pembinaan dan pengembangan kerajinan
tradisional, seperti: Kerajinan Tenun Bali,
Kerajinan Seni Ukir, Kerajinan Anyaman
dan kerajinan tangan lainnya;
e. Pembinaan prajuru adat dan pranata adat
lainnya
Pembinaan dan pengembangan, pelestarian
f.
harmonisasi, ko-eksistensi, Rwabineda, dualitas
desa di Bali
g. Kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi desa berdasarkan warisan budaya,
kebiasan dan adat.
4. Bidang Pemberdayaan a. Pemberdayaan masyarakat adat berbasis
Masyarakat kalender ritual (Panca Yadnya)
b. Pelestarian adat di Desa, seperti; Pelatihan
Srathi Banten Tingkat Desa, Pelatihan
Pemangku/Kepanditaan Tingkat Desa,
Pelatihan Pecalang, Etika dan Tata Susila;
ttd
I KETUT ROCHINENG
https://jdih.gianyarkab.go.id/
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI GIANYAR
NO MOR 51 TAHUN 2018
TENTANG DAFfAR KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL
DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
DAFTAR KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
NO BIDANG URAIAN KEWENANGAN
1 2 3
I Penyelenggaraan 1. Penegasan batas Desa;
Pemerintahan
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
16 Pembentukan dan pengisian Badan
Permusyawaratan Desa;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
33 Pengadaan bahan/media informasi Desa (Surat
Kabar, Majalah, Tabloid, dll);
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
II Pembangunan Desa
A. Pelayanan Dasar Desa 1. Pembangunan dan pengembangan pos
kesehatan Desa dan Polindes;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
13. Fasilitasi penyelenggaraan Desa Siaga;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
30. Pendataan penyandang masalah sosial dan
potensi kesejahteraan sosial;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
11. Pembangunan dan pengelolaan air bersih
berskala desa;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 ?. 3
24 Fasilitasi pemberian bantuan pembangunan
atau rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi
RTS;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
15. Pengembangan usaha mikro berbasis Desa;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 ?
31 Fasilitasi penyediaan benih/bibit unggul;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
4. Pengawasan terhadap kegiatan dan usaha yang
berdampak terhadap lingkungan hidup Desa;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
--
1 2 3
12. Peningkatan sumberdaya manusia bidang
olahraga;
13. Fasilitasi pembinaan organisasi dan kegiatan
pemuda Desa;
14. Penyelenggaraan kompetisi olahraga tingkat
Desa;
IV Pemberdayaan Masyarakat 1. Fasilitasi kelompok tani;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
15. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
kelompok masyarakat miskin;
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
30. Pembentukan Kader Desa untuk Pelayanan
Kesehatan Hewan;
ttd
I KETUT ROCHINENG
https://jdih.gianyarkab.go.id/
1 2 3
30. Pembentukan Kader Desa untuk Pelayanan
Kesehatan Hewan;
ttd
I KETUT ROCHINENG
https://jdih.gianyarkab.go.id/