TENTANG
KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL
DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
DI DESA PANGKALAN
PERATURAN DESA PANGKALAN
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkankan : PERATURAN DESA PANGKALAN KECAMATAN PUCUK
RANTAU KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TENTANG
KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI DESA
PANGKALAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN DANA DESA
Pasal 2
a. Keadilan : Mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga Desa
tanpa membeda-bedakan;
b. Kebutuhan Prioritas : Kebutuhan Prioritas : mendahulukan kepentingan Desa
yang lebih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan
langsung dengan kepentingan sebagian besar masyarakat
Desa;
c. Terfokus : mengutamakan pilihan penggunaan Dana Desa pada (tiga)
sampai dengan 5 (lima) jenis kegiatan sesuai dengan
kebutuhan sesuai prioritas nasional, provinsi, kabupaten/kota
dan desa, dan tidak dilakukan praktik penggunaan Dana
Desa yang dibagi rata.
d. Kewenangan Desa : mengutamakan kewenangan hak asal usul dan wenangan
lokal berskala Desa;
e. Partisipatif : mengutamakan prakarsa, kreativitas dan peran serta
masyarakat Desa;
f. Swakelola : mengutamakan kemandirian Desa dalam elaksanaan
kegiatan pembangunan Desa yang dibiayai Dana Desa.
g. Berdikari : mengutamakan pemanfaatan Dana Desa dengan
mendayagunakan sumberdaya Desa untuk membiayai
kegiatan pembangunan yang dikelola dari, oleh dan untuk
masyarakat Desa sehingga Dana Desa berputar secara
berkelanjutan di wilayah Desa dan/atau kabupaten/kota.
h. Berbasis sumber : mengutamakan pendayagunaan sumberdaya manusia dan
daya Desa sumberdaya alam yang ada di Desa dalam pelaksanaan
pembangunan yang dibiayai Dana Desa.
i. Tipologi Desa : mempertimbangkan keadaan dan kenyataan karakteristik
geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologi
Desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan dan
kemajuan Desa.
BAB III
KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL
Pasal 3
Pasal 4
Daftar kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Desa ini.
BAB IV
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
Pasal 5
Kewenangan Lokal Berskala Desa meliputi :
a. Kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat.
BAB V
TAHAPAN DAN TATA CARA PENETAPAN KEWENANGAN DESA
Pasal 7
Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa, ditetapkan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Penyusunan Draft Peraturan Desa tentang Penetapan
Kewenangan Desa.
b. Pembahasan bersama BPD; dan
c. Penetapan Peraturan Desa.
Pasal 8
1. Pemilihan kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 huruf a dilakukan dalam forum Musyawarah Desa
yang dihadiri BPD, Pemerintah Desa, Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan unsur masyarakat.
2. Unsur Masyarakat sebagamana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari :
a. Tokoh Adat.
b. Tokoh Agama.
c. Tokoh Masyarakat.
d. Tokoh Pendidikan.
e. Perwakilan kelompok Tani.
f. Perwakilan kelompok Nelayan.
g. Perwakilan kelompok Perajin.
h. Perwakilan kelompok Perempuan.
i. Perwakilan kelompok Pemerhati dan Perlindungan
Anak; dan
j. Perwakilan kelompok Masyarakat Miskin.
Pasal 11
Peraturan Desa ini akan ditinjau kembali apabila ada perubahan
data sesuai dengan kondisi dan situasi.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, Kepala Desa memerintahkan
Sekretaris Desa Mengundangkan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Berita Desa Pangkalan.
Ditetapkan di : Pangkalan
Pada Tanggal : 10 Maret 2020
KEPALA DESA PANGKALAN
MARJANI
Diundangankan di Pangkalan
Pada tanggal 10 Maret 2020
SEKRETARIS DESA PANGKALAN
SORDIMAN,S.PD.i
BERITA DESA PANGKALAN TAHUN 2020 NOMOR 2
NO BIDANG URAIAN
1 2 3
1 Penyelenggaraan a. Pengelolaan Tanah Kas Desa.
Pemerintahan Pengelolaan tanah Bengkok.
b. Pendataan Tanah-tanah Kas Desa.
c. Fasilitasi pensertifikatan tanah-tanah kas Desa.
d. Fasilitasi pengadaan tanah kas Desa.
e. Fasilitasi pencatatan hak atas tanah di desa.
f. Fasilitasi pencatatan hak atas tanah di desa.
g. Fasilitasi penyelesaian sengketa tanah tingkat desa.
h. Penataan dan pemetaan Tata Guna Lahan; dan
i. Kegiatan lain yang sesuai kebutuhan dan kondisi
Desa.
2 Pelaksanaan 1. Pelestarian budaya gotong royong: kerja bakti, bakti
Pembangunan sosial.
2. Pemugaran Makam.
3. Bersih Makam.
4. Pembangunan Jalan menuju Makam
5. Kegiatan lain sesuai kebutuhan dan kondisi Desa.
MARJANI
NO BIDANG URAIAN
1 2 3
I. Penyelenggaraan 1. Penetapan dan Penegasan Batas Desa.
Pemerintahan : 2. Pengembangan sistem administrasi dan informasi Desa;
3. Pengembangan tata ruang dan Peta Sosial desa;
4. Pendataan dan Pengklasifikasian Tenaga Kerja Desa;
5. Pendataan Penduduk yang bekerja pada sektor
pertanian dan sektor non pertanian;
6. Pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia
kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat
partisifasi angkatan kerja;
7. Peningkatan Kapasitas BPD
8. Pendataan penduduk yang bekerja diluar negeri;
9. Penetapan organisasi pemerintahan desa;
10. Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa;
11. Penetapan Perangkat Desa;
12. Penetapan Badan Usaha Milik Desa;
13. Penetapan APB-Desa;
14. Penetapan Peraturan Desa;
15. Penetapan Kerja sama antar Desa;
16. Pemberian ijin penggunaan gedung pertemuan atau
Balai Desa;
17. Pendataan Potensi Desa;
18. Pemberian ijin hak pengelolaan atas Tanah Desa;
19. Penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti
kejadian bencana, konplik, rawan pangan, wabah
penyakit, gangguan keamanan, dan kejadian luar biasa
lainnya dalam skala desa;
20. Pengelolaan Arsip Desa;
21. Penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan
lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial
masyarakat desa;
22. Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa / Kepala
Desa;
t. Sumur resapan;
u. Tempat pembuangan sampah;
v. Gerobak sampah;
w. Kendaraan pengangkut sampah;
x. Mesin pengolah sampah; dan
y. Sarana prasarana lingkungan pemukiman
lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
1. mesin jahit;
2. peralatan bengkel endaraan bermotor;
3. mesin penepung ikan;
4. mesin penepung ketela pohon;
5. mesin bubut ntuk mebeler; dan
6. sarana dan prasarana jasa serta usaha
industri kecil dan/atau industri rumahan
lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah
Desa.
d. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan
danpemeliharaan sarana dan prasarana
pemasaran yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk
unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
1. pasar Desa;
2. pasar sayur;
3. pasar hewan;
4. tempat pelelangan ikan;
5. toko online;
6. gudang barang; dan
7. sarana dan prasarana pemasaran lainnya
yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam musyawarah Desa.
e. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana Desa
Wisata, antara lain:
1. pondok wisata;
2. panggung hiburan;
3. kios cenderamata;
4. kios warung makan;
5, wahana permainan anak;
6, wahana permainan outbound;
7. taman rekreasi;
8. tempat penjualan tiket;
9. rumah penginapan;
10. angkutan wisata; dan
11. sarana dan prasarana Desa Wisata lainnya
yang sesuai engan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan
danpemeliharaan sarana dan prasarana
Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk kemajuan
ekonomi yang difokuskan kepadapembentukan
dan pengembangan produk unggulan desa
dan/atau produk unggulan kawasan
perdesaan, antara lain:
1. penggilingan padi;
2. peraut kelapa;
3. penepung biji-bijian;
4. pencacah pakan ternak;
5. sangrai kopi;
6. pemotong/pengiris buah dan sayuran;
7. pompa air;
10. traktor mini; dan
11. sarana dan prasarana lainnya yang
sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
4. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan
pemeliharaan sarana prasarana untuk pelestarian
lingkungan hidup antara lain:
a. pembuatan terasering;
kolam untuk mata air;
b. plesengan sungai;
c. pencegahan kebakaran hutan;
pencegahan abrasi pantai; dan
d. sarana prasarana untuk pelestarian
lingkungan hidup lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
1. sosialisasi TTG;
2. pos pelayanan teknologi
Desa(Posyantekdes);
3. percontohan TTG untuk produksi
pertanian, pengembangan sumber energi
perDesaan, pengembangan sarana
transportasi dan komunikasi serta
pengembangan jasa dan industri kecil; dan
4. pengembangan dan pemanfaatan TTG
lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah
Desa.
i. pengelolaan pemasaran hasil produksi usaha
BUM Desa dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan, antara
lain:
1. penyediaan informasi harga/pasar;
2. pameran hasil usaha BUM Desa, usaha
ekonomi
3. masyarakat dan/atau koperasi;
4. kerjasama perdagangan antar Desa;
5. kerjasama perdagangan dengan pihak ketiga;
dan
6. pengelolaan pemasaran lainnya yang
sesuai dengan
7. kewenangan Desa yang diputuskan dalam
musyawarah Desa.
4. penguatan dan fasilitasi masyarakat Desa dalam
kesiapsiagaan menghadapi tanggap darurat bencana
serta kejadian luar biasa lainnya yang meliputi:
1) penyediaan layanan informasi tentang
bencana;
2) pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi Bencana;
3) pelatihan tenaga sukarelawan untuk
penanganan bencana; dan
4) penguatan kesiapsiagaan masyarakat yang
lainnya sesuai dengan kewenangan Desa
yang diputuskan dalam musyawarah Desa.
5. pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1) pembibitan pohon langka;
2) reboisasi;
3) rehabilitasi lahan gambut;
4) pembersihan daerah aliran sungai;
5) pemeliharaan hutan bakau;
6) perlindungan terumbu karang; dan
MARJANI