Anda di halaman 1dari 25

PERATURAN DESA PANGKALAN

NOMOR 2 TAHUN 2020

TENTANG
KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL
DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
DI DESA PANGKALAN
PERATURAN DESA PANGKALAN
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG

KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN


LOKAL BERSKALA DESA DI DESA PANGKALAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA PANGKALAN

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 37 ayat (3) Peraturan


Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, perlu mengatur Kewenangan Desa Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di Desa
Pangkalan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa di Desa Pangkalan;

Mengingat : 1. Undang –undang Nomor : 53 Tahun 1999 tentang


pembentukan Daerah Otonomi Kabupaten Pelalawan ,
Kabupaten Siak, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan
Hilir, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten
Kuantan Singingi, Kabupaten Batam (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 181 Tambahan Lembaran Negara
Nomor. 3902)
2. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286 );
3. Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438 );
4. Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik ( Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4866 );
5. Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan ( Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234 );
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
7. Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539 ),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2015 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa;
12. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2014 Nomor 199);
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
Dan Trasmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa;
14. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
15. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
16. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
17. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2019;
18. Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor 4 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Tahun
2014 Nomor 4);
19. Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Pengadaan Barang dan Jasa di Desa (Berita
Daerah Tahun 2014 Nomor 5);
20. Surat Keputusan Bupati Kuantan Singingi Nomor:
Kpts.212/III/2014 Tentang Pengangkatan BPD Desa
Pangkalan tanggal 24 Maret 2014.;
21. Surat Keputusan Bupati Kuantan Singingi Nomor : Kpts.
272/VII/2013 Tentang Pengangkatan Kepala Desa
Pangkalan tanggal 28 Juli 2013.

Dengan Persetujuan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PANGKALAN
dan
KEPALA DESA PANGKALAN

MEMUTUSKAN:
Menetapkankan : PERATURAN DESA PANGKALAN KECAMATAN PUCUK
RANTAU KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TENTANG
KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI DESA
PANGKALAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Kuantan Singingi.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom;
3. Bupati adalah Bupati Kuantan Singingi.
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan
Desa yang selanjutnya disebut BPMD-PD adalah Badan
Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa
Kabupaten Kuantan Singingi.
5. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai satuan kerja
perangkat daerah Kabupaten Kuantan Singingi dalam wilayah
kerja Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi.

6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki


batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan / atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa yang selanjutnya


disebut Kepala Desa, dibantu Perangkat Desa sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Desa.
9. Badan Permusyawaratan Desa atau yang selanjutnya
disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan
ditetapkan secara demokratis.
10. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan
masyarakat desa.
11. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara BPD,
Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang – undangan
yang ditetapkan oleh Kepala Desasetelah dibahas dan
disepakati bersama BPD.
13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut
APB-Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan
Desa.
14. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.
15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang
selanjutnya disebut RPJM Desa adalah Rencana Kegiatan
Pembangunan Desa untuk Jangka Waktu 6 ( enam ) Tahun.
16. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKP-
Desa, adalah penjabaran dari RPJM-Desa untuk jangka
waktu 1 ( satu ) Tahun.
17. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
18. Aset Desa adalah Barang Milik Desa yang berasal dari
Kekayaan Asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak
lainnya yang sah.
19. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa
meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul dan adat istiadat Desa.
20. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang
merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa
atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat.
21. Kewenangan Lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang
telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan
oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa
dan prakarsa masyarakat Desa.

BAB II
PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN DANA DESA
Pasal 2
a. Keadilan : Mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga Desa
tanpa membeda-bedakan;
b. Kebutuhan Prioritas : Kebutuhan Prioritas : mendahulukan kepentingan Desa
yang lebih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan
langsung dengan kepentingan sebagian besar masyarakat
Desa;
c. Terfokus : mengutamakan pilihan penggunaan Dana Desa pada (tiga)
sampai dengan 5 (lima) jenis kegiatan sesuai dengan
kebutuhan sesuai prioritas nasional, provinsi, kabupaten/kota
dan desa, dan tidak dilakukan praktik penggunaan Dana
Desa yang dibagi rata.
d. Kewenangan Desa : mengutamakan kewenangan hak asal usul dan wenangan
lokal berskala Desa;
e. Partisipatif : mengutamakan prakarsa, kreativitas dan peran serta
masyarakat Desa;
f. Swakelola : mengutamakan kemandirian Desa dalam elaksanaan
kegiatan pembangunan Desa yang dibiayai Dana Desa.
g. Berdikari : mengutamakan pemanfaatan Dana Desa dengan
mendayagunakan sumberdaya Desa untuk membiayai
kegiatan pembangunan yang dikelola dari, oleh dan untuk
masyarakat Desa sehingga Dana Desa berputar secara
berkelanjutan di wilayah Desa dan/atau kabupaten/kota.
h. Berbasis sumber : mengutamakan pendayagunaan sumberdaya manusia dan
daya Desa sumberdaya alam yang ada di Desa dalam pelaksanaan
pembangunan yang dibiayai Dana Desa.
i. Tipologi Desa : mempertimbangkan keadaan dan kenyataan karakteristik
geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologi
Desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan dan
kemajuan Desa.

BAB III
KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL
Pasal 3

Kewenangan berdasarkan hak asal usul meliputi :


a. Sistem Organisasi Perangkat Desa;
b. Pembinaan Kelembagaan Masyarakat;
c. Pengelolaan Tanah Kas Desa;
d. Pengelolaan Tanah Desa atau Tanah Hak Milik Desa yang
menggunakan sebutan setempat;
e. Pengembangan Peran Masyarakat Desa.

Pasal 4
Daftar kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Desa ini.

BAB IV
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
Pasal 5
Kewenangan Lokal Berskala Desa meliputi :
a. Kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat.

b. Kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan


kegiatan hanya di dalam wilayah dan masyarakat desa yang
mempunyai dampak internal Desa.
c. Kewenagan yang dimaksud pada Poin b, pada Pasal 4 dapat
diatur melalui Permakades, Perdes, Perkades, Keputusan
Kades Fakta Inetgritas atau pengaturan Lain yang mengikat.
d. Kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan
kepentingan sehari hari masyarakat Desa.
e. Kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar
prakarsa Desa.
f. Program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten dan pihak ketiga yang telah
diserahkan dan dikelola oleh Desa; dan
g. Kewenangan lokal berskala desa yang telah diatur dalam
peraturan perundang – undangan tentang pembagian
kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintah Kabupaten.
Pasal 6
Daftar kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.

BAB V
TAHAPAN DAN TATA CARA PENETAPAN KEWENANGAN DESA
Pasal 7
Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa, ditetapkan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Penyusunan Draft Peraturan Desa tentang Penetapan
Kewenangan Desa.
b. Pembahasan bersama BPD; dan
c. Penetapan Peraturan Desa.

Pasal 8
1. Pemilihan kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 huruf a dilakukan dalam forum Musyawarah Desa
yang dihadiri BPD, Pemerintah Desa, Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan unsur masyarakat.
2. Unsur Masyarakat sebagamana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari :
a. Tokoh Adat.
b. Tokoh Agama.
c. Tokoh Masyarakat.
d. Tokoh Pendidikan.
e. Perwakilan kelompok Tani.
f. Perwakilan kelompok Nelayan.
g. Perwakilan kelompok Perajin.
h. Perwakilan kelompok Perempuan.
i. Perwakilan kelompok Pemerhati dan Perlindungan
Anak; dan
j. Perwakilan kelompok Masyarakat Miskin.

3. Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) , musyawarah desa dapat melibatkan unsur masyarakat
lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
4. Pemilihan kewenangan desa didasarkan pada Daftar
Kewenangan Desa yang telah ditetapkan Bupati.

5. Kepala Desabersama BPD dapat menambah jenis


kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala desa lainnya sesuai dengan prakarsa
masyarakat, kebutuhan dan kondisi lokal Desa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Hasil musyawarah pemilihan kewenangan desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan penambahan jenis kewenangan
Desa sebagamana pada ayat (5) dituangkan dalam Berita
Acara.
Pasal 9
1. Pemerintah Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa
tentang Kewenangan Desa berdasarkan Berita Acara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.
2. Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1 ) dikonsultasikan kepada masyarakat dan Camat
Pucuk Rantau.
Pasal 10
Berdasarkan hasil konsultasi sebagamana dimaksud dalam pasal
8,Kepala Desamenyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang
Kewenangan Desa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati
bersama.

Pasal 11
Peraturan Desa ini akan ditinjau kembali apabila ada perubahan
data sesuai dengan kondisi dan situasi.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, Kepala Desa memerintahkan
Sekretaris Desa Mengundangkan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Berita Desa Pangkalan.
Ditetapkan di : Pangkalan
Pada Tanggal : 10 Maret 2020
KEPALA DESA PANGKALAN

MARJANI

Diundangankan di Pangkalan
Pada tanggal 10 Maret 2020
SEKRETARIS DESA PANGKALAN

SORDIMAN,S.PD.i
BERITA DESA PANGKALAN TAHUN 2020 NOMOR 2

LAMPIRAN I : PERATURAN DESA PANGKALAN, KECAMATAN PUCUK


RANTAU, KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
NOMOR : 2 TAHUN 2020
TANGGAL : 10 Maret 2020
TENTANG : KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK
ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA DI DESA PANGKALAN.

DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL

NO BIDANG URAIAN
1 2 3
1 Penyelenggaraan a. Pengelolaan Tanah Kas Desa.
Pemerintahan Pengelolaan tanah Bengkok.
b. Pendataan Tanah-tanah Kas Desa.
c. Fasilitasi pensertifikatan tanah-tanah kas Desa.
d. Fasilitasi pengadaan tanah kas Desa.
e. Fasilitasi pencatatan hak atas tanah di desa.
f. Fasilitasi pencatatan hak atas tanah di desa.
g. Fasilitasi penyelesaian sengketa tanah tingkat desa.
h. Penataan dan pemetaan Tata Guna Lahan; dan
i. Kegiatan lain yang sesuai kebutuhan dan kondisi
Desa.
2 Pelaksanaan 1. Pelestarian budaya gotong royong: kerja bakti, bakti
Pembangunan sosial.
2. Pemugaran Makam.
3. Bersih Makam.
4. Pembangunan Jalan menuju Makam
5. Kegiatan lain sesuai kebutuhan dan kondisi Desa.

3 Pembinaan a. Pembinaan sistem organisasi masyarakat desa;


Kemasyarakatan pembinaan paguyuban warga, pembinaan rembug-
rembug warga.
b. Pembinaan kelembagaan masyarakat adat;
pembinaan proses, tradisi
c. Pembinaan pelestarian kelompok seni tradisional; dan
d. Kegiatan lain sesuai kebutuhan dan kondisi desa.

4 Pemberdayaan 1. Pelestarian Adat di Desa, seperti ; Makan Kepadang


Masyarakat Sebelum Turun ke Sawah.
2. Pelestarian Budaya; Randai
3. Syukuran setelah Panen ;
4. Kegiatan lain sesuai kebutuhan dan kondisi desa.

KEPALA DESA PANGKALAN

MARJANI

LAMPIRAN II : PERATURAN DESA PANGKALAN, KECAMATAN PUCUK


RANTAU, KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
NOMOR : 2 TAHUN 2020
TANGGAL : 10 Maret 2020
TENTANG : KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK
ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA DI DESA PANGKALAN.

DAFTAR KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

NO BIDANG URAIAN

1 2 3
I. Penyelenggaraan 1. Penetapan dan Penegasan Batas Desa.
Pemerintahan : 2. Pengembangan sistem administrasi dan informasi Desa;
3. Pengembangan tata ruang dan Peta Sosial desa;
4. Pendataan dan Pengklasifikasian Tenaga Kerja Desa;
5. Pendataan Penduduk yang bekerja pada sektor
pertanian dan sektor non pertanian;
6. Pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia
kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat
partisifasi angkatan kerja;
7. Peningkatan Kapasitas BPD
8. Pendataan penduduk yang bekerja diluar negeri;
9. Penetapan organisasi pemerintahan desa;
10. Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa;
11. Penetapan Perangkat Desa;
12. Penetapan Badan Usaha Milik Desa;
13. Penetapan APB-Desa;
14. Penetapan Peraturan Desa;
15. Penetapan Kerja sama antar Desa;
16. Pemberian ijin penggunaan gedung pertemuan atau
Balai Desa;
17. Pendataan Potensi Desa;
18. Pemberian ijin hak pengelolaan atas Tanah Desa;
19. Penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti
kejadian bencana, konplik, rawan pangan, wabah
penyakit, gangguan keamanan, dan kejadian luar biasa
lainnya dalam skala desa;
20. Pengelolaan Arsip Desa;
21. Penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan
lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial
masyarakat desa;
22. Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa / Kepala
Desa;

23. Pembentukan Organisasi Pemerintahan Desa;


24. Penyelenggaraan / Pengangkatan, Mutasi dan
Pemberhentian Perangkat Desa;
25. Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa;
26. Pembentukan pengisian BPD;
27. Penetapan Peraturan di Desa;
28. Pengelolaan Keuangan Desa;
29. Pengelolaan Pungutan Desa;
30. Pengelolaan Aset Desa;
31. Penyelenggaraan Administrasi dan Arsip Desa;
32. Penyelenggaraan Kerja sama Antar Desa dan atau
dengan Pihak Ketiga;
33. Pengelolaan Sistem Informasi Desa;
34. Pemberian Rekomendasi / penunjukan;
35. Pengembangan hasil-hasil Industri Desa;
36. Pendataan Kependudukan Desa;
37. Pengadaan sarana dan prasarana keamanan Desa
( Pos Kamling );
38. Pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
Desa;
39. Pemantauan kewaspadaan dini terhadap terjadinya
kejadian luar biasa;
40. Pembiayaan perlindungan masyarakat ( nomenklatur
berubah );
41. Pengelolaan Data dan Informasi Kebencanaan Skala
Desa;
42. Sosialisasi berbagai Peraturan Tingkat Desa;
43. Pembinaan Lembaga Komunikasi Masyarakat (LKM);
44. Pengembangan Jaringan Informasi dan Komunikasi
Desa dan Antar Desa;
45. Penyusunan Profil Desa;
46. Pembentukan dan Fasilitasi TKP2K-Desa / Tim Pendata
Penduduk Miskin;
47. Pengadaan dan pengelolaan Perpustakaan Desa;
48. Pendataan ketenaga kerjaan tingkat Desa;
49. Fasilitasi penyebar luasan bursa tenaga kerja;
50. Fasilitasi penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja; dan
51. Perlindungan Keluarga Tenaga Kerja Indonesia.

II. Pembangunan 1. Pelayanan Dasar Desa;


Desa :

A. Pengadaan, pembangunan, pengembangan


dan
pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan
pemukiman, antara lain:

a. Pengembangan pos kesehatan Desa dan Poliklinik


Desa;
b. Pengembangan tenaga kesehatan Desa;
c. Pengelolaan dan pembinaan Posyandu melalui :
1. Layanan gizi untuk balita;
2. Pemeriksaan ibu hamil;
3. Pemberian makanan tambahan;
4. Penyuluhan kesehatan;
5. Gerakan hidup bersih dan sehat;
6. Penimbangan Bayi;
7. Gerakan sehat untuk lanjut usia.
d. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional;
e. Pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan
Narkotika dan Zat Adiktif di Desa;
f. Penyuluhan sederhana tentang penyakit menular
dan penyakit tidak menular;
g. Pengelolaan Dana Sehat;
h. Pengelolaan kegiatan Tanaman Obat Keluarga
( Toga );

i. Pengadaan sarana kesehatan tingkat Desa;


j. Penyelenggaraan upaya promosi kesehatan;
k. Pemantauan penyalahgunaan narkotika dan zat
adiktif di Desa;
l. Fasilitasi penyelenggaraan Desa Siaga;
m. Pembentukan dan Penguatan Kelompok Warga
Peduli AIDS;
n. Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin;
o. Pembinaan dan pengelolaan Pendidikan Anak
usia Dini;
p. Pengadaan dan pengelolaan sanggar belajar ,
sanggar seni budaya, dan perpustakaan Desa;
q. Fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok –
kelompok belajar di Desa
r. Fasilitasi penyelenggaraan Pendidikan Anak
Usia Dini, Pendidikan Non Formal dan Informal;
s. Fasilitasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat;
t. Fasilitasi Taman Bacaan Masyarakat;
u. Fasilitasi Tempat Pendidikan Dasar di Desa;

v. Pendataan Pendidikan di Desa;


w. Bantuan Siswa Miskin;
x. Fasilitasi Pengembangan Seni dan Budaya di
Desa;
y. Pemantauan dan pencegahan tindakan
kekerasan terhadap perempuan dan anak;
z. Menerbitkan surat keterangan miskin / kurang
mampu;
aa Fasilitasi pengurusan orang terlantar dan difabel;
.
bb Pendataan penyandang masalah sosial dan
. potensi kesejahteraan sosial;
cc. Fasilitasi pemberian bantuan sosial bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial;
dd Penanggulangan kemiskinan tingkat Desa;
.
ee Penetapan Penduduk Miskin;
.

B. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan


pemeliharaan sarana prasarana Desa :
a. Pembangunan dan pemeliharaan Kantor dan
Balai Desa;
b. Pembangunan dan pemeliharaan Jalan Desa;
c. Pembangunan dan pemeliharaan Jalan Usaha
Tani;
d. Pembangunan energi baru dan terbarukan;
e. Pembangunan dan pemeliharaan tempat ibadah;
f. Pemeliharaan Makam;
g. Pembangunan dan pemeliharaan Sanitasi
Lingkungan;
h. Pembangunan dan pemeliharaan Lapangan
Desa;
i. Pengembangan sarana dan prasarana produksi
di Desa;
j. Fasilitasi pemberian bantuan pemugaran rumah
Untuk Fakir Miskin;
k. Fasilitasi pembangunan rumah karena bencana;
l. Pembangunan sarana dan prasarana
Pemerintahan Desa;
m. Pembangunan dan Pemeliharaan Saluran
Pembuangan Air Limbah dan Drainase Desa;
n. Penanggulangan Bencana Tingkat Desa.
0. Penerangan Lingkungan Pemukiman
p. Pedestrian
q. Tandon air bersih atau penampung air hujan
bersama;
r. Pipanisasi untuk mendukung distribusi air bersih
ke rumah penduduk;
s. Alat pemadam kebakaran hutan dan lahan;

t. Sumur resapan;
u. Tempat pembuangan sampah;
v. Gerobak sampah;
w. Kendaraan pengangkut sampah;
x. Mesin pengolah sampah; dan
y. Sarana prasarana lingkungan pemukiman
lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

C. Pengadaan, pembangunan, pengembangan


dan pemeliharaan sarana prasarana transportasi,
antara lain:
a. Perahu, ketinting Kompang bagi desa-desa di
kepulauan dan kawasan DAS;
b. Tambatan perahu/Pelabuhan
c. jalan pemukiman;
d. jalan Desa antara permukiman ke wilayah
pertanian;
e. jalan poros Desa;
f. jalan Desa antara permukiman ke lokasi wisata;
g. jembatan desa:
h. gorong-gorong;
i. terminal desa; dan
j. sarana prasarana transportasi lainnya yang
sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam musyawarah Desa.

D. Pengadaan, pembangunan, pengembangan


dan pemeliharaan sarana dan prasarana energi,
antara lain:
a. pembangkit listrik tenaga mikrohidro;
b. pembangkit listrik tenaga diesel;
c. pembangkit listrik tenaga matahari;
d instalasi biogas;
e. jaringan distribusi tenaga listrik; dan
f. sarana prasarana energi lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan
dalam musyawarah Desa.
E. Pengadaan, Pembangunan, Pemanfaatan dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Informasi dan
Komunikas antara lain :
a. jaringan internet untuk warga Desa;
b. website Desa;
c. peralatan pengeras suara (loudspeaker);
d. radio Single Side Band (SSB); dan
e. sarana prasarana komunikasi lainnya yang
sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam musyawarah Desa.
2. Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan
Sosial Dasar

a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan


danpemeliharaan sarana prasarana kesehatan,
antara lain:
1. air bersih berskala Desa;
2. sanitasi lingkungan;
3. jambanisasi;
4. mandi, cuci, kakus (MCK);
5. mobil/kapal motor untuk ambulance
Desa;
6. alat bantu penyandang disabilitas;
7. panti rehabilitasi penyandang disabilitas;
8. balai pengobatan;
9. posyandu;
10. poskesdes/polindes;
11. posbindu;
13.      12.  reagen rapid tes kid untuk menguji
sampel-sampel makanan; dan
14. 13. sarana prasarana kesehatan
lainnya yang              sesuai dengan kewenangan
Desa dan              diputuskan dalam
musyawarah Desa.
b. Pengadaan, pembangunan, pengembangan
dan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan
kebudayaan dan Olahraga antara lain:
1 taman bacaan masyarakat;
2. bangunan Pendidikan Anak Usia Dini;
3. buku dan peralatan belajar Pendidikan
Anak Usia Dini lainnya;
4. wahana permainan anak di Pendidikan
Aanak Usia Dini;
5. taman belajar keagamaan;
6. bangunan perpustakaan Desa;
7. buku/bahan bacaan;
8. balai pelatihan/kegiatan belajar
9. masyarakat;
10. sanggar seni;
11. film dokumenter;
12 Sarana dan Prasarana Olahraga
13. peralatan kesenian; dan
sarana prasarana pendidikan
kebudayaan dan Olahraga lainnya yang
sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam musyawarah Desa
3. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan
pemeliharaan sarana prasarana usaha ekonomi Desa
a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan
dan pemeliharaan sarana prasarana produksi
usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan
usaha pertanian berskala produktif yang
difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Desa
dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan,
antara lain:
1. bendungan berskala kecil;
3 pembangunan atau perbaikan embung;
2. irigasi Desa;

3. percetakan lahan pertanian;


4 kolam ikan;
5. kapal penangkap ikan;
6. tempat pendaratan kapal penangkap ikan;
7. tambak garam;
8. kandang ternak;
9. mesin pakan ternak;
10. gudang penyimpanan sarana produksi
11. pertanian (saprotan); dan
12. sarana prasarana produksi pertanian
lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah
Desa.

b. Pengadaan, pembangunan,pemanfaatan dan


pemeliharaan sarana dan prasarana
pengolahan hasil pertanian untuk ketahanan
pangan dan usaha pertanian yang difokuskan
kepada pembentukan dan pengembangan
produk unggulan desa dan/atau produk
unggulan kawasan perdesaan, antara lain:

1. pengeringan hasil pertanian seperti:lantai


jemur gabah, jagung, kopi, coklat, kopra,
dan tempat penjemuran ikan;
2. lumbung Desa;
3. gudang pendingin (cold storage); dan
4. sarana dan prasarana pengolahan hasil
pertanian lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.

c. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan


danpemeliharaan sarana dan prasarana jasa
serta usaha industri kecil dan/atau industri
rumahan yang difokuskan kepada pembentukan
dan pengembangan produk unggulan desa
dan/atau produk unggulan kawasan
perdesaan, antara lain:

1. mesin jahit;
2. peralatan bengkel endaraan bermotor;
3. mesin penepung ikan;
4. mesin penepung ketela pohon;
5. mesin bubut ntuk mebeler; dan
6. sarana dan prasarana jasa serta usaha
industri kecil dan/atau industri rumahan
lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah
Desa.
d. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan
danpemeliharaan sarana dan prasarana
pemasaran yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk
unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:

1. pasar Desa;
2. pasar sayur;
3. pasar hewan;
4. tempat pelelangan ikan;
5. toko online;
6. gudang barang; dan
7. sarana dan prasarana pemasaran lainnya
yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam musyawarah Desa.
e. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana Desa
Wisata, antara lain:

1. pondok wisata;
2. panggung hiburan;
3. kios cenderamata;
4. kios warung makan;
5, wahana permainan anak;
6, wahana permainan outbound;
7. taman rekreasi;
8. tempat penjualan tiket;
9. rumah penginapan;
10. angkutan wisata; dan
11. sarana dan prasarana Desa Wisata lainnya
yang sesuai engan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan
danpemeliharaan sarana dan prasarana
Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk kemajuan
ekonomi yang difokuskan kepadapembentukan
dan pengembangan produk unggulan desa
dan/atau produk unggulan kawasan
perdesaan, antara lain:

1. penggilingan padi;
2. peraut kelapa;
3. penepung biji-bijian;
4. pencacah pakan ternak;
5. sangrai kopi;
6. pemotong/pengiris buah dan sayuran;
7. pompa air;
10. traktor mini; dan
11. sarana dan prasarana lainnya yang
sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
4. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan
pemeliharaan sarana prasarana untuk pelestarian
lingkungan hidup antara lain:

a. pembuatan terasering;
kolam untuk mata air;
b. plesengan sungai;
c. pencegahan kebakaran hutan;
pencegahan abrasi pantai; dan
d. sarana prasarana untuk pelestarian
lingkungan hidup lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.

5 Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan


pemeliharaan sarana prasarana untuk
penanggulangan bencana alam dan/atau kejadian
luar biasa lainnya yang meliputi:

1. kegiatan tanggap darurat bencana alam;


2. pembangunan gedung pengungsian;
3. pembersihan lingkungan perumahan yang
4. terkena bencana alam;
5. rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan
6. perumahan yang terkena bencana alam; dan
7. sarana prasarana untuk penanggulangan
bencana yang lainnya sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.

III. Pembinaan 1. Membina keamanan, ketertiban dan ketentraman


Kemasyarakatan wilayah dan masyarakat Desa;
Desa : 2. Membina kerukunan warga masyarakat Desa;
3. Memelihara perdamaian, menangani konflik dan
melakukan mediasi di Desa;
4. Melestarikan dan mengembangkan gotong royong
masyarakat Desa;
5. Pelaksanaan Penyuluhan tentang Keluarga
Berencana;
6. Pelaksanaan pembinaan Terhadap Kelembagaan di
Desa;
7. Pengelolaan kelompok – kelompok Bina Keluarga;
8. Fasilitasi keikutsertaan rumah tangga miskin dalam
program keluarga berencana;
9. Fasilitasi ketrampilan produktif bagi keluarga
prasejahtera;
10. Fasilitasi bantuan pelayanan kesehatan keluarga
bagi rumah tangga miskin;
11. Pengembangan sarana dan prasarana olah raga di
Desa;
12. Peningkatan sumberdaya manusia bidang olah
raga;

13 Fasiliatsi pembinaan organisasi dan kegiatan pemuda


. desa; dan
14 Penyelenggaraan Olah Raga Tingkat Desa.
.

IV. Pemberdayaan 1 Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap


Masyarakat : Pelayanan Sosial
Dasar
a. pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan
masyarakat, antara lain:
1. penyediaan air bersih;
2. pelayanan kesehatan lingkungan;
3. kampanye dan promosi hidup sehat guna
mencegah penyakit seperti penyakit
menular, penyakit seksual, HIV/AIDS,
tuberkulosis, hipertensi, diabetes mellitus
dan gangguan jiwa;

4. bantuan insentif untuk kader kesehatan


masyarakat;
pemantauan pertumbuhan dan
5. penyediaan makanan sehat untuk
peningkatan gizi bagi balita dan anak
sekolah;
6. kampanye dan promosi hak-hak anak,
ketrampilan pengasuhan anak dan
perlindungan Anak;
7. pengelolaan balai pengobatan Desa dan
persalinan;
8. perawatan kesehatan dan/atau
9. pendampingan untuk ibu hamil, nifas dan
menyusui;
10 pengobatan untuk lansia; keluarga
. berencana;
pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi
11 penyandang disabilitas;
. pelatihan kader kesehatan masyarakat;
12 pelatihan hak-hak anak, ketrampilan
. pengasuhan anak dan perlindungan Anak;
13 pelatihan pangan yang sehat dan aman;
. kegiatan pengelolaan pelayanan
14 kesehatan masyarakat Desa lainnya
. yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam
15 musyawarah Desa.
.
16
.
b. pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan
dan kebudayaan antara lain:

1. bantuan insentif guru PAUD;


2. bantuan insentif guru taman belajar
keagamaan;
3. penyelenggaraan pelatihan kerja;
4. penyelengaraan kursus seni budaya;
5. bantuan pemberdayaan bidang olahraga;
6. pelatihan pembuatan film dokumenter; dan
7. kegiatan pengelolaan pendidikan dan
kebudayaan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
2. Pengelolaan sarana prasarana Desa berdasarkan
kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang
tersedia
a. pengelolaan lingkungan perumahan Desa, antara
lain:
1. pengelolaan sampah berskala rumah
tangga;
2. pengelolaan sarana pengolahan air limbah;
dan
3. pengelolaan lingkungan pemukiman lainnya
yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
b. pengelolaan transportasi Desa, antara lain:
1. pengelolaan terminal Desa;
2. pengelolaan tambatan perahu; da

3. pengelolaan transportasi lainnya yang


sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
c. pengembangan energi terbarukan, antara lain:
1. pengolahan limbah peternakan untuk energi
biogas;
2. pembuatan bioethanol dari ubi kayu;
3. pengolahan minyak goreng bekas menjadi
biodiesel;
4 pengelolaan pembangkit listrik tenaga angin;
dan
5. Pengembangan energi terbarukan lainnya
yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
d. pengelolaan informasi dan komunikasi, antara
lain:
1. sistem informasi Desa;
2. koran Desa;
3. Internet Desa
3. website Desa;
4. radio komunitas; dan
5. pengelolaan informasi dan komunikasi
lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah
Desa.

3. pengelolaan usaha ekonomi produktif serta


pengelolaan sarana dan prasarana ekonomi
a. pengelolaan produksi usaha pertanian untuk
ketahanan pangan danusaha pertanian yang
difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Desa
dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan,
antara lain:
1. pembibitan tanaman pangan;
2. pembibitan tanaman keras;
3. pengadaan pupuk;
4. pembenihan ikan air tawar;
5. pengelolaan usaha hutan Desa;
6. pengelolaan usaha hutan sosial;
7. pengadaan bibit/induk ternak;
8. inseminasi buatan;
9. pengadaan pakan ternak; dan
10 sarana dan prasarana produksi pertanian
. lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah
Desa.

b. pengolahan hasil produksi usaha pertanian


untuk ketahanan pangan dan usaha pertanian
yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan, antara
lain:
1. tepung tapioka;
2. kerupuk;
3. keripik jamur;
4. keripik jagung;
5. ikan asin;
6. abon sapi;
7. susu sapi;
8. susu sapi;
9. kopi;
10 coklat;
.
11 karet; dan
.
12 pengolahan hasil pertanianlainnya yang
. sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam musyawarah Desa.
c. pengelolaan usaha jasa dan industri kecil yang
difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan, antara
lain:
1. meubelair kayu dan rotan,
2. alat-alat rumah tangga,
3. pakaian jadi/konveksi kerajinan tangan;
4. kain tenun;
5. kain batik;
6. bengkel kendaraan bermotor;
7. pedagang di pasar;
8. pedagang pengepul;dan
9. pengelolaan jasa dan industri kecil lainnya
yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

d. pendirian dan pengembangan BUM Desa


dan/atau BUMDesa Bersama, antara lain:
1. pendirian BUM Desa dan/atau BUM Desa
Bersama;
2. penyertaan modal BUM Desa dan/atau
BUM Desa Bersama;

3. penguatan permodalan BUM Desa dan/atau


BUM Desa Bersama;dan

4. kegiatan pengembangan BUM Desa


dan/atau BUM Desa Bersama lainnya
yang sesuai dengan kewenangan Desa
diputuskan dalam musyawarah Desa.
e. pengembangan usaha BUM Desa dan/atau
BUM Desa Bersama yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk
unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
1. pengelolaan hutan Desa;
2. pengelolaan hutan Adat;
3. industri air minum;
4. industri pariwisata Desa;
5. industri pengolahan ikan; dan
6. produk unggulan lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa diputuskan
dalam musyawarah Desa.
f. pengembangan usaha BUM Desa dan/atau
BUM DesaBersama yang difokuskan pada
pengembangan usaha layanan jasa, antara lain:

1. pembangunan dan penyewaan sarana


prasarana olahraga;
2. pengadaan dan penyewaan alat
transportasi;
3. pengadaan dan penyewaan peralatan pesta;
dan
4. pengadaan atau pembangunan sarana
prasarana lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
g. pembentukan dan pengembangan usaha
ekonomi masyarakat dan/atau koperasi yang
difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan, antara
lain:
1. hutan kemasyarakatan;
2. hutan tanaman rakyat;
3. kemitraan kehutanan;
4. pembentukan usaha ekonomi masyarakat;
5. pembentukan dan pengembangan usaha
industri kecil dan/atau industri rumahan;
6. bantuan sarana produksi, distribusi dan
pemasaran untuk usaha ekonomi
masyarakat; dan
7. pembentukan dan pengembangan usaha
ekonomi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.

h. pemanfaatan Teknologi Tepat Guna untuk


kemajuan ekonomi yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk
unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:

1. sosialisasi TTG;
2. pos pelayanan teknologi
Desa(Posyantekdes);
3. percontohan TTG untuk produksi
pertanian, pengembangan sumber energi
perDesaan, pengembangan sarana
transportasi dan komunikasi serta
pengembangan jasa dan industri kecil; dan
4. pengembangan dan pemanfaatan TTG
lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan dalam musyawarah
Desa.
i. pengelolaan pemasaran hasil produksi usaha
BUM Desa dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan, antara
lain:
1. penyediaan informasi harga/pasar;
2. pameran hasil usaha BUM Desa, usaha
ekonomi
3. masyarakat dan/atau koperasi;
4. kerjasama perdagangan antar Desa;
5. kerjasama perdagangan dengan pihak ketiga;
dan
6. pengelolaan pemasaran lainnya yang
sesuai dengan
7. kewenangan Desa yang diputuskan dalam
musyawarah Desa.
4. penguatan dan fasilitasi masyarakat Desa dalam
kesiapsiagaan menghadapi tanggap darurat bencana
serta kejadian luar biasa lainnya yang meliputi:
1) penyediaan layanan informasi tentang
bencana;
2) pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi Bencana;
3) pelatihan tenaga sukarelawan untuk
penanganan bencana; dan
4) penguatan kesiapsiagaan masyarakat yang
lainnya sesuai dengan kewenangan Desa
yang diputuskan dalam musyawarah Desa.
5. pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1) pembibitan pohon langka;
2) reboisasi;
3) rehabilitasi lahan gambut;
4) pembersihan daerah aliran sungai;
5) pemeliharaan hutan bakau;
6) perlindungan terumbu karang; dan

7) kegiatan lainnya yang sesuai dengan


kewenangan Desa yang diputuskan
dalam musyawarah Desa.
6. Pemberdayaan masyarakat Desa untuk memperkuat
tata kelola Desa yang demokratis dan berkeadilan
sosial

a. mendorong partisipasi masyarakat


dalamperencanaan dan pembangunan Desa
yang dilaksanakan secara swakelola oleh Desa,
antara lain:
1) pengembangan sistem informasi Desa (SID);
2) pengembangan pusat kemasyarakatan
Desa dan/atau
3) balai rakyat; dan
4) kegiatan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan
5) Desa yang diputuskan dalam musyawarah
Desa.
b. mengembangkan program dan kegiatan
pembangunan Desa secara berkelanjutan
dengan mendayagunakan sumber daya manusia
dan sumber daya alam yang ada di Desa, antara
lain:
1) penyusunan arah pengembangan Desa;
2) penyusunan rancangan program/kegiatan
3) pembangunan Desa yang berkelanjutan; dan
4) kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan
Desa dan
5) diputuskan dalam musyawarah Desa.
c. menyusun perencanaan pembangunan Desa
sesuai dengan prioritas, potensi, dan nilai kearifan
lokal, antara lain:
1) pendataan potensi dan aset Desa;
2) penyusunan profil Desa/data Desa;
3) penyusunan peta aset Desa; dan
4) kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan
Desa yang
5) diputuskan dalam musyawarah Desa.
d. menyusun perencanaan dan penganggaran yang
berpihak kepada kepentingan warga miskin,
warga disabilitas, perempuan, anak, dan
kelompok marginal, antara lain:
1. sosialisasi penggunaan dana Desa;
2. penyelenggaraan musyawarah kelompok
warga
3. miskin, warga disabilitas, perempuan, anak,
dan kelompok marginal;
4. penyusunan usulan kelompok warga
miskin, warga
5. disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok
marginal; dan
6. kegiatan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan

7. Desa yang diputuskan dalam musyawarah


Desa.
e. mengembangkan sistem transparansi dan
akuntabilitas dalam pelaksanaan pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat Desa, antara
lain:
1) pengembangan sistem administrasi
keuangan dan aset Desa berbasis data
digital;
2) pengembangan laporan keuangan dan aset
Desa yang terbuka untuk publik;
3) pengembangan sistem informasi Desa
yang berbasis masyarakat; dan
4) kegiatan lainnya yang sesuai dengan
kewenanganDesa yang diputuskan dalam
musyawarah Desa.
f. mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyusunan kebijakan Desa yang dilakukan
melalui musyawarah Desa, antara lain :
1) penyebarluasan informasi kepada
masyarakat Desa
2) perihal hal- hal strategis yang akan
dibahas dalam Musyawarah Desa;
3) penyelenggaraan musyawarah Desa; dan
4) kegiatan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa yang diputuskan dalam
musyawarah Desa.
g. melakukan pendampingan masyarakat Desa
melalui pembentukan dan pelatihan kader
pemberdayaan masyarakat Desa yang
diselenggarakan di Desa.
h. menyelenggarakan peningkatan kualitas dan
kapasitas sumber daya manusia masyarakat
Desa untuk pengembangan Kesejahteraan
Ekonomi Desa yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk
unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
1) pelatihan usaha pertanian, perikanan,
perkebunan, industri kecil dan perdagangan;
2) pelatihan teknologi tepat guna;
3) pelatihan kerja dan keterampilan bagi
masyarakat Desa sesuai kondisi Desa; dan
4) kegiatan peningkatan kapasitas lainnya
untuk mendukung pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa
dan/atau produk unggulan kawasan
perdesaan yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa

i. melakukan pengawasan dan pemantauan


penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan
pembangunan Desa yang dilakukan secara
partisipatif oleh masyarakat Desa, antara lain:
1) pemantauan berbasis komunitas;
2) audit berbasis komunitas;
3) pengembangan unit pengaduan di Desa;
4) pengembangan bantuan hukum dan
paralegal Desa untuk penyelesaian
masalah secara mandiri oleh Desa;
5) pengembangan kapasitas paralegal
Desa;
6) penyelenggaraan musyawarah Desa
untuk pertanggungjawaban dan serah
terima hasil pembangunan Desa; dan
7) kegiatan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa yang diputuskan
dalam musyawarah Desa.

KEPALA DESA PANGKALAN

MARJANI

Anda mungkin juga menyukai