Anda di halaman 1dari 86

BUPATI KUNINGAN

PROVINSI JAWA BARAT


PERATURAN BUPATI KUNINGAN
NOMOR 49 TAHUN 2017

TENTANG
PEDOMAN TEKNIS BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUNINGAN

Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah


Kabupaten Kuningan Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Badan
Usaha Milik Desa, perlu mengatur teknis pelaksanaan
pembentukan Badan Usaha Milik Desa ( BUM Desa);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Teknis Badan
Usaha Milik Desa (BUM Desa);

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa
Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus
1950); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten
Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4443);

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4756);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga


Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5394);

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123); (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5717);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana


Desa yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5694);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2007


tentang Kerjasama desa;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014


tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
Tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);
12. Permendagri Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Aset
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
53);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 9 Tahun 2016


tentang Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Daerah Tahun
2016 Nomor 9 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI KUNINGAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS


BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten
Kuningan;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Kuningan;
4. Kabupaten adalah Kabupaten Kuningan;
5. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten
Kuningan;
6. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Kuningan;
7. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, yang selanjutnya
disebut DPMD, adalah DPMD Kabupaten Kuningan;
8. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah
Kabupaten Kuningan;
9. Desa adalah Desa-desa di Kabupaten Kuningan yang selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat setempat, hak asal usul, dan
atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
10. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

11. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat desa


sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa;

12. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BPD adalah


lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis;
13. Peraturan Desa, yang selanjutnya disebut Perdes adalah
peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala
Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa;

14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut


APBD Kabupaten adalah rencana keuangan tahunan keuangan
daerah;
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB
Desa, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa;
16. Kepala Desa adalah pejabat pemerintah desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah
tangga desanya dan melaksanakan tugas dari pemerintah dan
pemerintah daerah;
17. Pelaksana Harian Kepala Desa yang selanjutnya disebut PLH
Kepala Desa adalah Perangkat Desa yang melaksanakan tugas
harian Kepala Desa yang ditetapkan oleh surat tugas Camat atas
usul BPD, yang mendapat pelimpahan kewenangan karena
kepala desa depinitif berhalangan sementara;
18. Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang ditetapkan
dengan Keputusan Bupati atas usul BPD, untuk melaksanakan
tugas, wewenang dan kewajiban selaku Pejabat Kepala Desa;
19. Perangkat Desa adalah unsur pembantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya;
20. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa;
21. Badan Usaha Milik Desa Bersama, selanjutnya disebut BUMDes
Bersama adalah Badan Usaha yang dimiliki 2 (dua) Desa atau
lebih;
22. Usaha Desa adalah jenis usaha yang berupa pelayanan ekonomi
Desa seperti usaha di bidang jasa, perdagangan, industri,
kerajinan rakyat dan usaha lainnya;
23. Permodalan BUM Desa adalah uang atau barang yang
dipergunakan sebagai dasar kegiatan usaha yang dapat berasal
dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten,
Pemerintah Desa serta pinjaman dan/atau penyertaan modal
pihak lain atau kerjasama bagi hasil;
24. Rapat Tahunan adalah Musyawarah Desa yang diselenggarakan
khusus untuk membahas dan mengesahkan hasil pengelolaan
BUM Desa setiap tahun;
25. Penasihat adalah pemilik saham permodalan terbesar pada BUM
Desa;
26. Pelaksana Operasional adalah Direktur, Sekretaris dan
Bendahara.
27. Pengawas adalah perseorangan yang diangkat dan diberhentikan
oleh kepala Desa.
28. Pihak Ketiga adalah Lembaga Berbadan Hukum Indonesia.
29. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya
disingkat AD/ART adalah aturan tertulis organisasi yang dibuat
dan disepakati bersama oleh seluruh anggota yang berfungsi
sebagai pedoman organisasi dalam mengambil kebijakan serta
menjalankan aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama.
30. Penyertaan Modal Pemerintah Desa adalah pengalihan kekayaan
yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk
diperhitungkan sebagai modal atau saham Desa pada Badan
Usaha Milik Desa.

BAB II
AZAS BUM Desa

Pasal 2
BUM Desa dalam melakukan usahanya berazaskan:
a. Demokrasi;
b. Pengayoman;
c. Pemberdayaan;
d. Akuntabilitas;
e. Akseptabel;
f. Transparan; dan
g. Berkelanjutan.

Pasal 3
(1) Azas demokrasi BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
hurup a yaitu warga masyarakat terlibat secara aktif dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengembangan
kegiatan usaha BUM Desa.
(2) Azas pengayoman BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 hurup b yaitu memberikan bimbingan, arahan dan perlindungan
pada pelaku usaha mikro yang ada di desa.
(3) Azas pemberdayaan BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 hurup c yaitu memberi kesempatan kepada masyarakat
desa dalam meningkatkan kesempatan kerja, dan mengembangkan
wirausaha untuk meningkatkan pendapatannya.
(4) Azas akuntabilitas BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 hurup d yaitu mengikuti kaidah akuntansi yang berlaku
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat ;
(5) Azas akseptabel BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
hurup e yaitu berdasarkan kesepakatan antar pelaku dalam
masyarakat Desa sehingga memperoleh dukungan dari semua
pihak ;
(6) Azas Transparan BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
hurup f yaitu adanya keterbukaan informasi tentang pengelolaan
BUM Desa sehingga dapat diketahui, diikuti, diawasi dan
dievaluasi oleh masyarakat desa;
(7) Azas berkelanjutan BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 hurup g yaitu dalam pembentukan dan pengelolaannya BUM
Desa mempunyai misi kedepan untuk mengembangkan usahanya
yang dituangkan dalam Rencana Kerja BUM Desa;

BAB III
PERAN, STRATEGI DAN PRINSIP DASAR
Pasal 4
Peran BUMDesa dalam pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
sebagai berikut :
a. sebagai sarana perluasan kesempatan kerja dan peningkatan
pendapatan rata-rata investasi yang diserap oleh usaha mikro
bukanlah usaha yang bersifat padat modal ; dan
b. sebagai media pengembangan jiwa kewirausahawan dan potensi
usaha mikro milik masyarakat desa yang produktif.
Pasal 5
Strategi pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat melalui BUMDes
dilakukan dengan :
a. menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan
usaha mikro di desa, yang mencakup aspek regulasi dan
perlindungan usaha. Dengan demikian usaha mikro di desa
diharapkan mampu tumbuh dan berkembang secara sistematik,
mandiri dan berkelanjutan ;
b. menciptakan sistem penjaminan untuk mendukung kegiatan
ekonomi produktif usaha mikro ;
c. menyediakan bantuan teknis dan pendampingan secara
manajerial guna meningkatkan status dan kapasitas usaha ; dan
d. menata dan memperkuat lembaga keuangan mikro untuk
memperluas jangkauan layanan keuangan bagi usaha mikro dan
kecil secara cepat, tepat, mudah dan sistematis.

Pasal 6
Prinsip Dasar dalam Pembentukan BUMDes meliputi:
a. pemberdayaan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat,
keterlibatan masyarakat dan tanggungjawab masyarakat;
b. keberagaman usaha masyarakat, keberagaman usaha dimaksud
sebagai bagian dari unit usaha BUMDes tanpa mengurangi status
keberadaan dan kepemilikan usaha ekonomi masyarakat yang
sudah ada;
c. partisipasi pengelolaan, harus mampu mewujudkan peran aktif
masyarakat agar senantiasa memiliki dan turut serta
bertanggungjawab terhadap perkembangan kelangsungan
BUMDes;dan
d. demokrasi dalam mengelola didasarkan pada kebutuhan
masyarakat dan harus diselenggarakan dalam perspektif
penyelenggaraan administrasi keuangan yang benar;

BAB IV
TAHAPAN PEMBENTUKAN BUM DESA

Pasal 7
Tahapan pembentukan BUM Desa yaitu:
a. Kepala Desa menetapkan panitia yang akan merancang
pembentukan BUM Desa sebanyak 5 atau 7 orang, yang terdiri
dari Unsur BPD, Pemerintah Desa, Lembaga Kemasyarakatan,
Tokoh Masyarakat, dan praktisi usaha ekonomi secara
proporsional untuk menyusun dokumen perencanaan
pembentukan BUM Desa:
- panitia melakukan kajian tentang jenis usaha dan kebutuhan
masyarakat, alternatif usaha yang dapat dijalankan, dan
prioritas pilihan usaha yang bisa dilaksanakan;

- kajian yang dibuat oleh Panitia dituangkan dalam Rencana


Strategis (Renstra) calon BUM Desa, Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun pertama dilengkapi dengan
rencana anggaran biaya yang dibutuhkan;
b. dokumen perencanaan tersebut dibawa ke proses musyawarah
desa untuk dibahas dan disepakati yaitu:
- jenis usaha BUM Desa
- kebutuhan dana yang akan diberikan dalam penyertaan modal
c. penetapan hasil musyawarah dalam Peraturan Desa tentang
pendirian BUM Desa;
d. Rekruitmen atau seleksi pelaksana operasional dan penasihat

Pasal 8
(1) Dalam mengembangkan bisnisnya BUM Desa harus membuat
dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) untuk jangka waktu 5
(lima) tahun yang disetujui dalam musyawarah desa pembentukan
BUM Desa;
(2) Renstra memuat sekurang-kurangnya Visi, Misi, Tujuan, Strategi,
dan Rencana Bisnis global dalam 5 (lima) tahun kedepan
(3) Renstra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Penasihat dengan format sebagaimana tercantum dalam lampiran
Peraturan Bupati ini;

Pasal 9
(1) Rencana kerja tahunan BUM Desa dituangkan dalam Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang diajukan Pelaksana
Operasional kepada Penasihat melalui Pengawas;
(2) RKAP sekurang-kurangnya memuat rencana investasi, rencana
bisnis, biaya pegawai, dan belanja operasional dengan menyajikan
proyeksi pendapatan, belanja dan laba/rugi tahun berjalan;
(3) RKAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Penasihat dengan format sebagaimana tercantum dalam lampiran
Peraturan Bupati ini;

BAB V
PENGGABUNGAN LEMBAGA EKONOMI DESA SEBAGAI UNIT USAHA
BUMDES

Pasal 10
(1) Lembaga ekonomi desa yang permodalannya berasal dari
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten
dimasukan menjadi unit Usaha BUM Desa
(2) Mekanisme penyatuan lembaga ekonomi desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yaitu:
a. kepala desa membentuk tim inventarisasi lembaga ekonomi
tersebut mencakup sekurang-kurangnya: tahun penerimaan
bantuan, jumlah bantuan keseluruhan, nama kelompok, nama-
nama pengurus, dasar hukum kepengurusan, dan posisi modal
terakhir;
b. kepala desa melaksanakan musyawarah desa terkait penyatuan
lembaga ekonomi tersebut dengan menghadirkan:
- Pemerintah desa;
- BPD;
- Lembaga Kemasyarakatan;
- Tokoh masyarakat; dan
- Kelompok-kelompok ekonomi yang akan dimasukkan ke
dalam unit usaha BUM Desa.
c. Penyatuan unit usaha berdasar hasil musyawarah ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Desa.

BAB VI
PERMODALAN

Pasal 11
(1) Penyertaan modal desa merupakan modal dasar BUM Desa
berupa:
a. Penyertaan modal uang; dan
b. Penyertaan modal aset tetap;
(2) Penyertaan modal dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Desa;

Pasal 12
Penyertaan modal desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 dapat
berkelanjutan dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan
BUM Desa.

BAB VII
ORGANISASI KEPENGURUSAN BUM DESA

Pasal 13
(1) Syarat-syarat untuk diangkat menjadi Pelaksana Operasional
adalah sebagai berikut:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. warga negara Indonesia;
c. bertempat tinggal di desa yang bersangkutan sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun;
d. memiliki kredibilitas dan integritas moral yang baik;
e. memiliki integritas, loyalitas dan dedikasi tinggi terhadap
desa;
f. memiliki keahlian, kemampuan dalam bidangnya dan
memahami manajemen perusahaan;
g. mempunyai waktu yang penuh untuk melaksanakan
tugasnya;
h. sehat jasmani dan rohani;
i. berumur sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun:
j. tidak mempunyai hubungan darah atau hubungan
semenda baik sesama Pelaksana Operasional atau dengan
Penasihat dan Pengawas sampai derajat pertama; dan
k. pendidikan sekurang-kurangnya SLTA atau sederajat.
(2) Bertempat tinggal di desa sebagaiamana dimaksud pada ayat
(1) huruf c dibuktikan dengan fotocopy Kartu Tanda Penduduk
(KTP) yang dilegalisir pejabat berwenang.
(3) Memiliki kredibilitas, integritas, loyalitas dan dedikasi tinggi
sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan e dengan
menandatangani Pakta Integritas sebagaimana tercantum
dalam lampran Peraturan Bupati ini.
(4) Mempunyai waktu yang penuh untuk melaksanakan tugasnya
sebagaimana dimaksud pada aat (1) huruf g dengan
menandatangi Surat Pernyataan Kesanggupan Memberikan
Waktu Yang Penuh Dalam Melaksanakan Tugas Sebagai
Pelaksana Operasional sebagaiaman tercantum dalam lampiran
Peraturan Bupati ini.
(5) Sehat jasmani dan rohani sebagaiaman dimaksud pada ayat (1)
huruf h dibuktikan dengan Surat Keterangan Berbadan Sehat
dari dokter pemerintah.
(6) Berumur sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i dibuktikan
dengan foto copy Akta Kelahiran yang disahkan pejabat yang
berwenang.

(7) tidak mempunyai hubungan darah atau hubungan semenda


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j dengan
menandatangani Surat Pernyataan Tidak Memiliki Hubungan
Keluarga Dengan Sesama Pelaksana Operasional atau dengan
Penasihat dan Pengawas sebagaimana tercantum dalam
lampiran Peraturan Bupati ini.
(8) pendidikan sekurang-kurangnya SLTA atau sederajat
sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) huruf k dibuktikan
dengan foto copy Ijazah yang disahkan pejabat yang
berwenang.
(9) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pelaksana
operasional harus bebas dari pengaruh dan intervensi dari
semua golongan dan partai politik.
(10) Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan:
a. meninggal dunia;
b. telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggran Rumah Tangga BUM Desa;
c. mengundurkan diri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga
menghambat perkembangan kinerja BUM Desa
berdasarkan pertimbangan Dewan Pengawas; dan
e. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai
tersangka.

Pasal 14
Tata cara pengangkatan dan rekrutmen calon pelaksana
operasional:
a. kepala desa membentuk panitia seleksi sebanyak 7(tujuh) orang
terdiri dari unsur:
- pemerintah desa 2 (dua) orang;
- BPD 1 (satu) orang;
- Lembaga kemasyarakatan 2 (Dua) orang;
- Tokoh masyarakat 1 (Satu) Orang; dan
- Praktisi 1 (Satu) orang.
b. Panitia Seleksi melakukan penjaringan melalui tahapan:
- Pengumuman;
- Penerimaan pendaftaran;
- Seleksi administrasi;
- Seleksi kemampuan;
- Penetapan 3 calon peserta yang akan dibawa dalam
musyawarah desa
c. Penetapan pelaksana operasional dilakukan dalam musyawarah
desa;
d. Pelaksana operasional yang terpilih ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa dan dilantik oleh Kepala Desa.
e. Petikan surat keputusan disampaikan kepada:
- Camat;
- Bupati melalui DPMD.

Pasal 15
Pengangkatan Pengawas dilakukan dalam Musyawarah desa dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa.

BAB VIII
BAGI HASIL USAHA
Pasal 16
(1) Belanja Pegawai BUM Desa meliputi :
a. Gaji Pelaksana Operasional dan karyawan;
b. Honor Pengawas dan Penasihat; dan
c. Tunjangan Pengurus dan karyawan.
(2) Belanja pegawai BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak melebihi 30% (tiga puluh per seratus) dari total
pendapatan tahun berjalan atau 40% (empat puluh per
seratus) dari total biaya berdasarkan realisasi tahun anggaran
yang lalu.
(3) Total pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebesar
30% (tiga puluh per seratus) adalah proyeksi pendapatan
tahun berjalan ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan.
(4) Total biaya berdasarkan realisasi tahun anggaran yang lalu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebesar 40% (Empat puluh
per seratus) berlaku bagi BUM Desa yang sudah berjalan lebih
dari 1 (satu) tahun.

Pasal 17
(1) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pasal 16 ayat (1) dibagi
proporsional dengan ketentuan:
a. Honor dan tunjangan Penasihat sebagaimana dimaksud
dalam pasal 16 ayat (1) setinggi-tingginya sebesar 10%
(sepuluh per seratus) dari alokasi belanja Pegawai;
b. Gaji Pelaksana Operasional dan karyawan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) setinggi tingginya sebesar
83% (Delapan Puluh Tiga Perseratus) dari alokasi belanja
pegawai;
c. Honor dan tunjangan Pengawas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 16 ayat (1) setinggi tingginya sebesar 7% (tujuh
per seratus) dari alokasi belanja pegawai;

Pasal 18
Apabila alokasi belanja pegawai BUMDesa melebihi nilai kewajaran,
besaran alokasi belanja pegawai diatur sesuai ketentuan Upah
Minimum Regional Kabupaten Kuningan yang berlaku pada tahun
berjalan;

Pasal 19
Nilai kewajaran dimaksud dalam pasal 18 yaitu apabila gaji pokok
direktur BUMDesa lebih dari 2½ (dua setengah) Upah Minimum
Regional (UMR) Kabupaten Kuningan;

Pasal 20
(1) Honor penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf a
setinggi-tingginya 1½ x Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten
Kuningan;
(2) Gaji Pelaksana Operasional dan Karyawan BUMDes sebagaimana
dimaksud dalam pasal 17 huruf b:
a. Gaji Direktur BUM Desa setinggi-tingginya sebesar 2½ x Upah
Minimum Regional (UMR) Kabupaten Kuningan;
b. Gaji pokok Sekretaris dan Bendahara BUM Desa setinggi-
tingginya sebesar 2 x Upah Minimum Regional (UMR)
Kabupaten Kuningan;
c. Gaji pokok Kepala unit BUMDes setinggi-tingginya sebesar 1½
x Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Kuningan;
d. Gaji Pokok Karyawan BUMDes sebesar 1 x Upah Minimum
Regional (UMR) Kabupaten Kuningan;
(3) Honor Pengawas sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf c
ditetapkan secara proposional :
a. Honor Ketua 1½ x UMR Kabupaten Kuningan;
b. Sekretaris 1 x UMR Kabupaten Kuningan;
c. Anggota 1 x UMR kabupaten Kuningan

BAB IX
BIAYA OPERASIONAL

Pasal 21
(1) Untuk menjalankan kegiatannya BUM Desa dapat mengalokasikan
biaya operasional yang berasal dari pendapatan usaha BUM Desa;
(2) Biaya Operasional BUM Desa dimaksud pada ayat (1) tidak
melebihi 10% (sepuluh per seratus) dari total pendapatan tahun
berjalan atau 20% (dua puluh per seratus) dari total biaya
berdasarkan realisasi tahun anggaran yang lalu.

Pasal 22
Dalam hal BUM Desa yang baru dibentuk dan belum memperoleh
pendapatan, untuk kebutuhan biaya operasional dan belanja
pegawai yaitu dengan menyisihkan modal awal sebesar 10%
(Sepuluh perseratus) dari penyertaan modal Desa sebagai dana
talangan pembayaran gaji, honor pengurus dan biaya operasional;

Pasal 23
Nilai penyisihan diganti pada saat BUMDesa sudah memperoleh
laba di akhir tahun dan dimasukkan menjadi penambah modal.

BAB X
ADMINISTRASI BUM DESA

Pasal 24
(1) Fungsi administrasi BUMDesa adalah:
a. alat untuk mengetahui keadaan harta kekayaan lembaga
setiap saat termasuk kondisi keuangan;
b. alat kontrol bagi komponen kelembagaan (anggota, pengelola
dan pengawas) dalam menjalankan kegiatan dan
pengendalian organisasi;
c. alat monitoring dan evaluasi bagi lembaga untuk menyusun
rencana kerja; dan
d. bahan pengambil keputusan;
(2) Kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
minimal harus tersedia:
a. administrasi umum;
b. administrasi keuangan;

Pasal 25
(1) Administrasi umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat
(2) huruf a memuat tentang;
a. buku induk pegawai;
b. buku agenda surat menyurat;
c. buku inventaris;
d. dokumen surat berharga; dan
e. buku lainnya.

Pasal 26
(1) Administrasi keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ayat (2) huruf b, terdiri dari :
a. buku kas harian;
b. buku bank;
c. buku jurnal;
d. buku besar;
e. neraca saldo;
f. laporan rugi laba;
g. neraca;
h. laporan perubahan modal; dan
i. catatan atas laporan keuangan.

BAB XI
PENDIRIAN BUMDES BERSAMA

Bagian Kesatu
Kepengurusan BUMDes Bersama

Pasal 27
Susunan kepengurusan BUMDes Bersama terdiri dari:
a. Dewan penasihat;
b. Pelaksana Operasional; dan
c. Pengawas.

Pasal 28
(1) Dewan Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 huruf a
terdiri dari:
a. Ketua Dewan Penasehat; dan
b. Anggota Dewan Penasehat
(2) Dewan Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 huruf a
dijabat secara ex officio oleh para Kepala Desa yang bersangkutan
sekaligus merupakan perwakilan dari Desa.
(3) Ketua dewan penasehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dijabat oleh Kepala Desa dengan penyertaan modal
terbesar pada BUMDes Bersama;
(4) Apabila penyertaan modal desa pada BUMDes Bersama
nominalnya sama maka penetapan Ketua Dewan Penasehat
ditetapkan dalam Musyawarah Antar Desa;
(5) Penetapan Dewan Penasehat BUMDes Bersama dituangkan dalam
Musyawarah Antar Desa;

Pasal 29
(1) Pelaksana operasional dapat berasal dari unsur delegasi Desa
dalam BKAD yang dipilih dalam musyawarah antar desa,
(2) Pelaksana operasional dapat direkrut melalui sistem rekruitmen
yang terbuka dan dilaksanakan dalam musyawarah antar desa;
(3) Pelaksana operasional dimaksud dalam pasal 27 huruf (b) terdiri
dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara;
(4) Sistem rekruitmen pelaksana operasional BUMDes Bersama
diangkat dan diberhentikan melalui musyawarah antar desa dan
ditetapkan dengan Keputusan Dewan Penasehat BUMDes
Bersama mutatis mutandis dengan rekruitmen pengelola
operasional BUM Desa.

Pasal 30
Pengawas sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 huruf c diangkat
dan diberhentikan melalui Musyawarah Antar Desa dan ditetapkan
dengan Surat Keputusan Ketua Dewan Penasihat BUMDes Bersama;

Pasal 31
Ketentuan mengenai hak dan kewajiban pengelola BUMDes Bersama
berlaku mutatis mutandis dengan hak dan kewajiban pengelola BUM
Desa.
Bagian Kedua
Permodalan BUMDes Bersama

Pasal 32
Modal BUMDes Bersama berasal dari:
1) Penyertaan modal antar-Desa. Penyertaan modal antar Desa
merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan dengan
mengutamakan Dana Desa dan ditujukan untuk pendirian BUM
Desa Bersama;
2) Penyertaan modal BUM Desa terdiri dari hasil penggabungan
modal dari 2 (dua) BUM Desa atau lebih; dan/atau hasil
peleburan 2 (dua) BUM Desa atau lebih setelah mengajukan
kepailitan sesuai peraturan perundang-undangan.
3) Penyertaan modal kelompok masyarakat Desa di kawasan
perdesaan yaitu berasal dari aset kelompok masyarakat Desa yang
berkedudukan di kawasan perdesaan;
4) Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten dan bantuan pihak swasta.

Bagian Ketiga
Bagi Hasil Usaha BUMDes Bersama

Pasal 33
(1) laba BUMDes Bersama merupakan pendapatan operasional
dikurangi dengan biaya operasional dan kewajiban pada pihak
lain, serta penyusutan aset tetap dalam 1 (satu) tahun buku.
(2) Bagi hasil laba BUMDes Bersama untuk pendapatan asli Desa
mengacu pada persentase penyertaan modal masing-masing desa;

Bagian Keempat
Kerjasama BUMDes Bersama
Pasal 34
Untuk mengembangkan usahanya BUMDes Bersama dapat
melakukan kerjasama.

Pasal 35
Kerjasama BUMDes Bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
harus mendapat persetujuan Dewan Penasihat.

Pasal 36
(1) BUMDes bersama wajib memberikan laporan perkembangan
usahanya minimal setahun sekali di hadapan musyawarah antar
Desa.
(2) Ketentuan pelaporan BUM Desa berlaku secara mutatis mutandis
terhadap pelaporan BUMDes Bersama.

BAB XIII
ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA

Pasal 37
(1) Untuk kepentingan pembinaan kelembagaan BUM Desa dapat
dibentuk asosiasi BUM Desa tingkat Kabupaten.
(2) Tugas pokok Asosiasi BUM Desa adalah:
a. Memberikan asistensi atau pendampingan secara langsung
kepada BUMDes dan BUMDes Bersama;
b. Membantu dinas teknis dalam rangka Penguatan Kelembagaan
BUM Desa dan BUMDes Bersama;
c. Melaksanakan tugas lainnya yang diperlukan oleh dinas teknis.
(3) Asosiasi BUM Desa dapat membentuk kepengurusan di tingkat
Kabupaten yang difasilitasi oleh DPMD Kabupaten Kuningan
untuk ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang kepengurusan Asosiasi BUM Desa
diatur dalam AD-ART;
(5) Asosiasi BUM Desa dapat menjadi badan Hukum untuk
membentuk holding Company (Perusahaan Induk) bagi BUM
Desa-BUM Desa di Kabupaten Kuningan.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 38
Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, Peraturan Bupati Kuningan
Nomor 16 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembentukan Badan Usaha
Milik Desa (Berita Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2011 Nomor
15), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 39
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam
Berita Daerah.

Ditetapkan di Kuningan
Pada tanggal 26 September 2017

BUPATI KUNINGAN

ACEP PURNAMA

Diundangkan di Kuningan
Pada tanggal 2017
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KUNINGAN

YOSEP SETIAWABERITA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2017


NOMOR 49
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI KUNINGAN KUNINGAN

NOMOR : 49
TANGGAL :
26 September 2017
TENTANG : PEDOMAN TEKNIS BADAN USAHA MILIK DESA
(BUM Desa)

STRUKTUR ORGANISASI BADAN USAHA MILIK DESA

PENASIHAT

PENGAWAS
KETUA

BENDAHARA SEKRETARIS

KEPALA UNIT KEPALA UNIT KEPALA UNIT


…..

BUPATI KUNINGAN

ACEP PURNAMA

1. : Garis Komando
2. : Garis Kordinasi
3. : Garis Pengawasan
LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI KUNINGAN KUNINGAN

NOMOR :

TANGGAL :

TENTANG : PEDOMAN TEKNIS BADAN USAHA MILIK


DESA (BUM Desa)

A. CONTOH FORMAT PERATURAN DESA TENTANG PEMBENTUKAN BUM DESA

PERATURAN DESA ……………..

KECAMATAN ……………… KABUPATEN ………………………..

NOMOR ……….. TAHUN 20………

TENTANG

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA ……………………

Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 6


Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan
dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa,
maka Peraturan Desa …………….Nomor ……….Tahun ………..
tentang Badan Usaha Milik Desa sudah tidak sesuai lagi;

b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 4 Peraturan Menteri Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan
dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa,
bahwa Desa dapat mendirikan BUM Desa berdasarkan
Peraturan Desa; dan diwajibkan melakukan penyesuaian
dengan ketentuan Peraturan Menteri paling lama 1 (satu)
tahun terhitung sejak Peraturan Menteri tersebut berlaku.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksu
dalam huruf a,b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan
Desa tentang Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang baru.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1950);
2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 131, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4443);
3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4756);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun
2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5394);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5694);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2293);
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor1 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);

10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan


Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa;
11. P e r a t u r a n Daerah Kabupaten Kuningan
Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kewenangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan (Lembaran Daerah
Tahun 2008 Nomor 68, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 70;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12 Tahun 2010
Tentang Pedoman Pembentukan Peraturan Daerah (Lembar
Daerah Tahun 2010 Nomor seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 29);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 9 Tahun 2016
Tentang Badan Usaha Milik Desa;
14. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 49 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Teknis Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) (Berita
Daaerah Kabupaten Kuningan Tahun 2017 Nomor 49);

Dengan Persetujuan B e r s a m a
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ………………….
Dan
KEPALA DESA …………………………

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA …………………….. KECAMATAN


………..KABUPATEN ………….. TENTANG BADAN USAHA MILIK
DESA (BUM Desa)
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
2. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa;
3. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Desa;
4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis;
5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa,
dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan
Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis;
6. Kesepakatan Musyawarah Desa adalah suatu hasil keputusan dari
Musyawarah Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam
Berita Acara kesepakatan Musyawarah Desa yang ditandatangani oleh
Ketua Badan Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa;
7. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa.

BAB II
PENDIRIAN

Pasal 2
BUM Desa Desa ………… didirikan berdasarkan Peraturan Desa Nomor 7 Tahun
2013.

BAB III
NAMA DAN KEDUDUKAN

Pasal 3
(1) Badan Usaha Milik Desa ini bernama Badan Usaha Milik Desa
‘……………..;
(2) Badan Usaha Milik Desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat(1)
berkedudukan di
Desa : ……………
Kecamatan : ……………….
Kabupaten : …………………………….

BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 4
Maksud pendirian BUM Desa ‘…………….’ adalah
(1) Untuk menampung kegiatan-kegiatan dibidang ekonomi dan atau
pelayanan jasa publik dan atau barang publik yang dikelola oleh desa
dan atau kerjasama antar desa;
(2) Untuk meningkatkan nilai guna atas aset dan potensi desa untuk
sebesar- besarnya kesejahteraan masyarakat Desa; dan
(3) Untuk meningkatkan kemampuan keuangan Pemerintah Desa
………………… dalam penyelenggaraan pemerintahan dan meningkatkan
pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan ekonomi masyarakat.

Tujuan pendirian BUM Desa ‘……………..’ adalah:

1) Mewujudkan kelembagaan perekonomian masyarakat perdesaan yang


mandiri untuk memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat;
2) Mendukung kegiatan investasi lokal, penggalian potensi lokal serta
meningkatkan keterkaitan perekonomian perdesaan dan perkotaan
dengan membangun sarana dan parasarana perekonomian perdesaan
yang dibutuhkan untuk mengembangkan produktivitas usaha perdesaan;
3) Mendorong perkembangan perekonomian masyarakat desa dengan
meningkatkan kapasitas masyarakat dalam merencanakan dan
mengelola pembangunan perekonomian desa;
4) Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif
masyarakat desa yang berpenghasilan rendah;
5) Menciptakan kesempatan berusaha dan membuka lapangan kerja; dan
6) Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa;

BAB V
PERMODALAN DAN JENIS USAHA

Pasal 5
(1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.
(2) Modal tambahan BUM Desa dapat berasal dari :
a. Penyertaan Modal Desa;
b. Pinjaman Modal; dan
c. Penyertaan Modal Masyarakat Desa.
(3) Penyertaan Modal Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf a terdiri atas:
a. hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan
dan/atau lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme
APBD desa;
b. bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten yang disalurkan melalui Mekanisme APB Desa;
c. kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial, lembaga
sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang
dipastikan sebagai kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui
mekanisme APB Desa;
d. aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai Ketentuan
peraturan perundang-undangan tentang aset Desa;
(4) Pinjaman Modal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b atas
persetujuan Pemerintah Desa.

Pasal 6

Penyertaan modal desa sebagaimana dimaksud pasal 16 ayat (1) huruf a


merupakan modal dasar BUM Desa.

Pasal 7
(1) Usaha utama BUMDesa ‘………………………’ harus memanfaatkan
semaksimal mungkin potensi desa.
(2) Usaha yang dapat dikembangkan oleh BUMDesa ‘‘………………………’
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain seperti :
a. bidang jasa;
b. bidang perdagangan umum; dan
c. bidang lain yang menguntungkan.
(3) BUM Desa ‘………………………’ dapat terdiri dari unit-unit usaha yang
berbadan hukum.
(4) Badan hukum yang termasuk pada ayat (3) adalah Perseroan
Terbatas sebagai persekutuan modal yang dibentuk berdasarkan
perjanjian serta melakukan kegiatan usaha dengan modal yang
sebagian besar dimiliki oleh BUM Desa ‘………………………’ serta
diselenggarakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang
Perseroan Terbatas.
(5) Dalam hal BUM Desa ‘………………………’ tidak mempunyai unit-unit
usaha yang berbadan hukum, bentuk organisasi BUM Desa
‘………………………’ i didasarkan pada Peraturan Desa tentang
Pendirian BUM Desa, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

BAB VI
PENGELOLAAN

Bagian Kesatu Pengelolaan


Pasal 8
(1) Pengelolaan BUM Desa dijalankan dengan berdasarkan pada
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
(2) Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) point a
sekurang- kurangnya memuat rincian nama dan kedudukan, asas dan
tujuan, kepemilikan modal, kegiatan usaha, kepengurusan dan
pembagian keuntungan;
(3) Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
point b sekurang-kurangnya memuat rincian hak dan kewajiban
pengurus, masa bakti kepengurusan, tata cara pengangkatan dan
pemberhentian pengurus, penetapan operasional jenis usaha dan sumber
permodalan;
(4) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) sebagaimana tercantum dalam lampiran I
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.

Pasal 9
Organisasi BUM Desa (Badan Usaha Milik Desa) terpisah dari Pemerintah Desa

Bagian Kedua
OrganisasiPengelola

Pasal 10
(1) Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa
‘………………………’ terdiri dari:
a. Penasihat;
b. Pelaksana Operasional; dan
c. Pengawas.
(2) Masa bakti kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa adalah 3
tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa bakti berikutnya;
(3) Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa dan dilaporkan kepada Bupati melalui
DPMD;

(4) Struktur Organisasi BUM Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran


I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini;
Tata cara, persyaratan dan ketentuan lain yang mengatur tentang
Organisasi Pengelola sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
selanjutnya diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 11
(1) Penasehat, Pelaksana Operasional dan Pengawas berhak atas
penghasilan yang sah dari pelaksanaan tugas-tugasnya;
(2) Pelaksana Operasional mendapat biaya operasional lain sesuai
dengan kemampuan keuangan BUM Desa;
(3) Penghasilan Penasehat, Pelaksana Operasional dan Pengawas serta
biaya operasional lain bagi Pelaksana Operasional ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa sesuai dengan kemampuan keuangan BUM Desa;

Pasal 12
Pengurus Organisasi Pengelola BUM Desa dilarang menyalahgunakan
wewenang dan mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung
maupun tidak langsung dari kegiatan BUM Desa selain penghasilan yang sah.

Bagian Ketiga
Kerjasama

Pasal 13
(1) Dalam rangka memajukan usaha, BUM Desa ‘………………………’
dapat melakukan kerja sama dengan pihak ketiga;
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
ketentuan :
a. kerja sama yang dilakukan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan;
apabila kerja sama yang dilakukan memerlukan jaminan harta
benda yang dimiliki atau dikelola BUM Desa dan
mengakibatkan beban hutang, maka rencana kerja sama
tersebut harus mendapat persetujuan dari Pemerintah
Desa dan BPD; dan
b. apabila kerja sama yang dilakukan tidak memerlukan jaminan
harta benda yang dimiliki atau dikelola BUM Desa dan tidak
mengakibatkan beban hutang, maka rencana kerja sama tersebut
dilaporkan secara tertulis kepada pengawas.
(3) Tata cara, ruang lingkup dan ketentuan lain yang mengatur tentang
Kerjasama sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) selanjutnya
diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
BAB VII
HASIL USAHA

Pasal 14
(1) Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang dikurangi
pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta
penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun
buku.
(2) Alokasi pembagian hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dikelola melalui sistem akuntansi.
(3) Laba bersih BUM Desa setelah dikurangi pajak yang telah disahkan
oleh Kepala Desa ditetapkan sebagai berikut:
a. Bagian laba untuk Pemerintah Desa 25%
b. Cadangan umum 35%
c. Cadangan tujuan 10%
d. Dana kesejahteraan 10%
e. Jasa produksi 10%
f. Dana sosial 10%
(4) Bagian laba untuk Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf a dianggarkan dalam penerimaan APBDes tahun
anggaran berikutnya.
(5) Cadangan umum sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf b
digunakan untuk memperkuat modal.
(6) Cadangan tujuan sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf c,
dibentuk untuk tujuan tertentu dan penggunaannya ditetapkan
oleh Pelaksana Operasional dengan persetujuan Penasihat.
(7) Penggunaan dana kesejahteraan sebagaimana dimaksud ayat (4)
huruf d, diperuntukkan bagi jaminan kesehatan pengurus dan
karyawan BUM Desa yang ditetapkan oleh Pelaksana Operasional
dengan persetujuan Penasihat.
(8) Penggunaan jasa produksi sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf e
ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dengan persetujuan
Penasihat.
(9) Penggunaan dana sosial sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf f
ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dengan persetujuan
Penasihat.

Pasal 15
(5) Belanja Pegawai BUM Desa meliputi :
d. Gaji Pengelola Operasional dan karyawan;
e. Honor Pengawas dan Penasihat; dan
f. Tunjangan Pengurus dan karyawan.
(6) Belanja pegawai BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak melebihi 30% (tiga puluh per seratus) dari total pendapatan
tahun berjalan atau 40% (empat puluh per seratus) dari total biaya
berdasarkan realisasi tahun anggaran yang lalu.
(7) Total pendapatan sebagaimana dimaksud pasal 31 ayat (2) 30%
(tiga puluh per seratus) adalah proyeksi pendapatan tahun berjalan
ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
(8) Total biaya berdasarkan realisasi tahun anggaran yang lalu
sebagaimana dimaksud pasal 31 ayat (2) sebesar 40% (Empat
puluh per seratus) berlaku bagi BUM Desa yang sudah berjalan
lebih dari 1 (satu) tahun.
Pasal 16
Dalam hal BUM Desa yang baru dibentuk dan belum memperoleh
pendapatan operasional berlaku ketentuan belanja pegawai yaitu:
(1) Jumlah penyertaan modal awal disisihkan sebesar 10% (Sepuluh
perseratus) dengan mengurangi saldo modal yang dapat
dipergunakan sebagai dana talangan pembayaran gaji dan honor
pengurus.
(2) Nilai penyisihan diganti pada saat BUMDesa sudah memperoleh laba
di akhir tahun dan dimasukkan menjadi penambah modal.
(3) Nilai penyisihan tidak melebihi ketentuan sebagaimana pasal 31 ayat
(2).

BAB VIII
KEPAILITAN DAN PEMBUBARAN

Bagian Kesatu
Kepailitan

Pasal 18
(1) Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa;
(2) Dalam hal BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian dengan aset
dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah
Desa;
(3) Unit usaha milik BUM Desa yang tidak dapat menutupi kerugian
dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan mengenai
kepailitan.

Bagian Kedua Pembubaran


Pasal 17
(1) BUM Desa dibubarkan dengan Peraturan Desa.
(2) BUM Desa dapat dibubarkan apabila :
a. rugi terus-menerus;
b. perubahan bentuk badan hukum;
c. adanya ketentuan peraturan yang lebih tinggi yang
menyatakan BUM Desa tersebut harus dibubarkan; dan
(3) Semua akibat yang timbul sebagai akibat pembubaran BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab
Pemerintah Desa.
(4) Segala aset sebagai akibat dari pembubaran BUM Desa menjadi
milik Pemerintah Desa.
(5) Tata cara serta ketentuan lain yang mengatur tentang Pembubaran
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) selanjutnya diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB IX
PELAPORAN, PEMBINAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Bagian Kesatu
Pelaporan
Pasal 18
(1) Pengelola Operasional BUM Desa wajib menyampaikan laporan
berkala sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) semester kepada
Penasihat.
(2) Laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memuat perkembangan usaha BUM Desa, jumlah
penerimaan dan jumlah pengeluaran.
(3) Penasihat menyampaikan laporan semester dan tahunan
perkembangan BUM Desa kepada Kepada Bupati melalui DPMD
dan kepada Camat sebagai laporan.

Bagian kedua
Pertanggungjawaban
Pasal 19
(1) Pelaksana Operasional melaporkan pertanggungjawaban
pengelolaan BUM Desa selama 1 (satu) tahun kepada Penasihat
selambat – lambatnya 1 (satu) bulan setelah tutup buku.
(2) BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Desa
dalam membina pengelolaan BUM Desa.
(3) Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan tugas pembinaan
pengelolaan BUM Desa kepada BPD yang disampaikan melalui
Musyawarah Desa.
(4) Laporan pertanggungjawaban BUM Desa disampaikan oleh
Pengelola Operasional kepada Pemerintah Desa dan BPD dalam
Forum Musyawarah Desa.
(5) Laporan Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sekurang-kurangnya memuat :
a. neraca;
b. laba rugi;
c. perubahan modal; dan
d. catatan atas laporan keuangan;

Bagian Ketiga
Pembinaan
Pasal 20
(1) Kepala Desa sebagai Penasihat secara ex-officio wajib
melakukan pembinaan kepada Pelaksana Operasional.
(2) BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah
Desa dalam membina pengelolaan BUM Desa.
(3) Pemerintah Desa mempertanggungjawabkan tugas pembinaan
terhadap BUM Desa kepada BPD yang disampaikan melalui
Musyawarah Desa.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku, Peraturan Desa Nomor ….
Tahun ……… tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa
………………….. Kecamatan ……………. Kabupaten Kuningan , dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Desa ini.
Pasal 22
Hal-hal yang berupa teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Kepala Desa.

Pasal 24
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Desa …………………..

Ditetapkan di : ………………….
Pada tanggal : ………………….

KEPALA DESA ………………………..,

ttd

…………………………………….

Diundangkan di : Desa ……………..


Pada tanggal : …………………

SEKRETARIS DESA

………………………..

LEMBARAN DESA …………….. NOMOR ……. TAHUN 20….


BERITA ACARA

MUSYAWARAH DESA

PEMBENTUKAN BUMD Desa

Dalam rangka pemanfaatan potensi ekonomi di Desa ……………. di Kecamatan


…………………. Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat maka pada :

Hari : ………………………….

Tanggal : ………………………….

Jam : ………………………….

Tempat : ………………………….

telah diselenggarakan pertemuan Musyawarah Desa yang dihadiri oleh BPD,


Pemerintah Desa dan wakil-wakil dari masyarakat desa, serta unsur lain yang terkait
dengan Pembentukan BUM Desa sebagaimana tercantum dalam lampiran daftar
hadir.

Materi atau topik yang dibahas dalam forum ini serta yang bertindak selaku
unsurpimpinan dan narasumber adalah :

A. Materi atau Topik :


1. Penyepakatan Pembentukan BUM Desa;
2. Pembahasan dan penyepakatan Peraturan Desa tentang Pembentukan BUM
Desa
3. pelepasan aset Desa untuk pendirian BUM Desa; dan
4. pembentukan delegasi untuk Penyusunan AD-ART BUM Desa.
B. Unsur pimpinan rapat dan nara sumber
Pimpinan rapat : ........................... Kepala Desa

Sekretaris / notulen : ........................... Kaur Umum

Narasumber : 1. ……………………. : …………………..

2. ……………………. : …………………..

3. ……………………. : …………………..

4. ……………………. : …………………..

Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi terhadap materi atau topik diatas
selanjutnya seluruh peserta memutuskan dan dapat menyepakati beberapa hal yang
berketetapan menjadi keputusan akhir dari Musyawarah desa, yaitu :

1. Penyepakatan Pembentukan BUM Desa;


……………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………….………………..
…………………………………………………………………………….………………………..
………………………………………………………………………
2. Pembahasan dan penyepakatan Peraturan desa tentang Pembentukan
BUMDes.
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………….……………..
……………………………………………………………………………….……………………..
………………………………………………………………………

3. Pelepasan aset Desa untuk pendirian BUM Desa;


……………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………….………………..
…………………………………………………………………………….………………………..
………………………………………………………………………
4. Pembentukan delegasi untuk Penyusunan AD_ART BUM Desa
……………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………….………………..
…………………………………………………………………………….………………………..
………………………………………………………………………

Semua keputusan diambil secara musyawarah mufakat yang demokratis dan


terbuka.
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

……………, … September 20.....


Pimpinan Rapat Notulis

………………… ………………….

Mengetahui
Kepala Desa ………..

……………………..
Mengetahui dan Menyetujui,
Wakil dari Peserta Musyawarah

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

1 ………………….. …………………………… 1. ……………


2. ………………
2 ………………….. ……………………………
3. ………………
3 ………………….. …………………………… 4. ………………
5. ………………
4 ………………….. …………………………… 6. ………………
7. ………………
5 ………………….. ……………………………

6 ………………….. ……………………………

7 ………………….. ……………………………

DAFTAR HADIR
Hari :
Tanggal :
Jam :
Tempat :
Acara :

NO NAMA UNSUR TANDA TANGAN

1. …………….

2. …………….

3. …………….

4. …………….

5. …………….

6. …………….

7. …………….

8. …………….

9. …………….

10. …………….

11. …………….

12. …………….

13. …………….

14. …………….

15. …………….

16. …………….
17. …………….

18. …………….

19. …………….

20. …………….

21. …………….

22. …………….

23. …………….

24. …………….

25. …………….

PIMPINAN RAPAT

…………….
B. PERATURAN KEPALA DESA TENTANG PENETAPAN UNIT USAHA
BUMDESA

PERATURAN KEPALA DESA ………………………….

TENTANG
PENETAPAN UNIT USAHA BUMDES ………..

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA


KEPALA DESA ……………..

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan perekonomian dan


pendapatan masyarakat desa sesuai dengan kebutuhan
dan potensi desa diperlukan suatu wadah yang
mengelola perekonomian desa.
b. bahwa sehubungan telah terbentuknya BUMDes
……….. di Desa …………… untuk mengembangkan
usahanya perlu dibentuk unit Usaha BUMDes sesuai
dengan potensi Desa;
c. bahwa untuk membentuk unit usaha sebagaimana
dimaksud hurup b untuk menjamin kepastian hukum
penetapannya dengan Peraturan Kepala Desa;

Mengingat :
14. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

15. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950); sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968
tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2851);

16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

17. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539);

18. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);

19. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 2014 tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
296;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 3 Tahun


2008 tentang Kewenangan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Kuningan (Lembaran Daerah Tahun 2008
Nomor 68, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 70);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12


Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan Peraturan
Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 117 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 29);

23. Peraturan Daerah kabupaten Kuningan Nomor 9 Tahun


2016 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa;

24. Peraturan Bupati Kuningan nomor 49 Tahun 2017


Tentang Pedoman Teknis Badan Usaha milik Desa
(BUMDes)

25. Peraturan Desa ………….. nomor …… Tahun ……..


tentang pembentukan BUMDes…………..

Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA ……………………., TENTANG


PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN UNIT USAHA …………..
BUMDesa ………………..

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa Ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintahan Desa adalah Pemeritahan Desa ……………
2. Desa adalah Desa …………..
3. Kepala Desa adalah Kepala Desa ………………….
4. Perangkat desa adalah Aparatur Desa yang bertugas membantu Kepala
Desa dalam melaksakan tugas sehari-hari.
5. Badan Permusyawaratan Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa
dalam ………………….
6. Desa adalah kesatuan masarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal- usul dan adat- istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai


unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa.

8. Pemerintahan Desa adalah penyelengaraan purusan pemerintahan oleh


pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkam asal-
usul dan adt-istiadat setempat yangdiakui dan dihormati dalam Sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD. Adalah


lembaga yangmerukan perwujudan demokrasi dalam penyelengaraan
pemerintahan desa sebagai unsur penyelengara pemerintah desa.

10. Kewengan desa adalah hak dan kekuasaan Pemerintah Desa dalam
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri untuk mengatur dan
mengurus kepentigan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat-istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional
dan berada di daeah desa.

11. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah landasan


operasional dalam menjalankan usaha atau organisasi BUM Desa. Di
dalamnya terdapat visi, misi, tujuan, tugas pokok, sampai bidang
usahanya termasuk kualifikasi apa dan siapa saja yang menanam
saham serta berapa nominal saham yang ditanamkan. disyahkan oleh
forum Musyawarah Desa.
12. Pemegang saham adalah Pemerintahan Desa ……………………. dan
anggota Masyarakat yang menyertakan modalnya sesuai dengan
AD/ART.

BAB II
BENTUK DAN TUJUAN BUMDES

Pasal 2
Bentuk BUMDesa adalah
1. Sesuai dengan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan Badan Usaha Milik Desa bersama;
2. BUMDesa dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan Desa
3. Bentuk BUMDesa bersama adalah perusahaan Desa (Perusdes)
bersama
4. Nama BUMDesa sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 adalah
dengan Nama ………………….
Pasal 3
Tujuan pembentukan BUMDes
1. Meningkatkan pendapatan asli desa dalam rangka meningkatkan
kemampuan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan serta pelayanan masyarakat.
2. Mengembangkan potensi Perekonomian di wilayah pedesaan untuk
mewujudkan kelembagaan yang tangguh dalam memberikan pelayanan
terhadap kebutuhan Masyarakat .

3. Menciptakan Lapangan kerja.

4. Mengoptimalkan pengembangan potensi Desa.

5. Mengentaskan Kemiskinan.
BAB III
JENIS DAN PENGEMBANGAN USAHA

Pasal 4
Jenis Usaha BUMDes ……… meliputi:
1. Unit usaha Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
2. Unit usaha Peternakan
3. Unit Usaha Perkebunan
4. Dll.

Pasal 5
Pengembangan Usaha
1. Pemilihan Usaha BUM Desa melalui musyawarah desa.
2. Pengembangan BUM Desa dapat dikembangkan sesuai dengan potensi
dan kemampuan yang ada.

3. Untuk mencapai maksud dan tujuan ayat ( 2 ) Mak BUM Desa berhak
menjalankan segala usaha serta tindakan yang berhubungan langsung
maupun tidak langsung asal dapat memperoleh keuntungan yang sah
dan halal..
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan
Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa.
BAB IV
KERJA SAMA DENGAN PIHAK KE TIGA

Pasal 6
1. Dalam pengelolaannya unit usaha BUMDes dapat bekerja sama dengan
pihak ke tiga atas persetujuan Komisaris.
2. Apabila meninbulkan beban hutang dengan jaminan dari harta
BUMDes maka harus mendapatkan persetujuan Komisaris dan badan
Pengawas.
3. Bila tidak memerlukan jaminan dan tidak mengakibatkan beban
hutang cukup dilaporkan kepada Komisaris.

BAB V
MEKANISME PENGELOLAAN

Pasal 7
1. Personalia unit usaha BUMDesa diangkat dan diberhentikan oleh
direktur BUMDes
2. Pengelolaan Secara trasparan .
3. Pemegang saham terlibat secara aktip dalamperencanaan,pelaksanaan,
pengawasandan pengembangan usaha BUMDes.
4. Pengelolaan secara Akseptebel (Dukungan masyarakat)
5. Pengelolaan secara Akuntabel (kaidah akuntansi)
6. Pengelolaan secara berkelanjutan, memberi saran, dan bermanfaat bagi
masyarakat.

BAB VI
SANKSI-SANKSI

Pasal 8
1. Apabila Pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar dan anggaran
rumah tangga dan peraturan yang berlaku di BUMDes dikenakan
sanksi-sanksi berupa:
a. Peringatan Lisan.
b. Peringatan Tertulis.
c. Diberhentikan Dari jabatan di BUMDes.
d. Di ajukan ke Pengadilan

2. Apbila pengurus tidak tidak melaksanakan kewajiban meyelengarakan


laporan / kegiatan sesuai pasal 14 ayat 3,4,5 PERDES bersama ini
akan dikenai sanksi.
3. Ketentuan mengenai sanksi akan diatur lebih lanjut dalam anggaran
rumah tangga.

Pasal 9
1. Dalam pelaksanaan administrasi surat menyurat unit usaha BUM Desa
wajib mengunakan kop surat dan Stempel resmi.
2. Buku administrasi unit usaha BUM Desa terdiri dari:
a. Buku pengurus
b. Buku Notulen,Agenda surat Masuk Dan Keluar
c. Buku Kas dan Progam Kerja
d. Buku tamu dan lain-lain yang diperlukan

BAB VII
PENUTUP
Pasal 10
Peraturan Kepala Desa ……….. ini mulai berlaku sejak ditetapkan

Ditetapkan di : ……………………………
Pada tanggal : ……………………. 20….
KEPALA DESA ……………………….

…………………………..

Otentikasi
Pada tanggal : …………………20….
SEKRETARIS DESA……………

……………………………

C. CONTOH FORMAT AD-ART BUMDESA

LOGO
BUMDES

ANGGARAN DASAR (AD)


BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa) .............................. DESA
..............................
KECAMATAN ............................ KABUPATEN KUNINGAN

BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

Badan Usaha Milik Desa (selanjutnya disingkat BUM Desa) ini bernama BUM Desa
“..................... .”.

Pasal 2

BUM Desa “.....................” berkedudukan di Desa …………….. Kecamatan


....................., Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat
BAB II
AZAZ DAN PRINSIP

Pasal 3
(1) BUM Desa Bersama “.....................” berazaskan:
h. Demokrasi;
i. Pengayoman;
j. Pemberdayaan;
k. Akuntabilitas;
l. Akseptabel;
m. Transparan; dan
n. Berkelanjutan.

(2) Azas demokrasi BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a yaitu
warga masyarakat terlibat secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengembangan kegiatan usaha BUM Desa.
(3) Azas pengayoman BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
yaitu memberikan bimbingan, arahan dan perlindungan pada pelaku usaha
mikro yang ada di desa.
(4) Azas pemberdayaan BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c
yaitu memberi kesempatan kepada masyarakat desa dalam meningkatkan
kesempatan kerja, dan mengembangkan wirausaha untuk meningkatkan
pendapatannya.
(5) Azas akuntabilitas BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d
yaitu mengikuti kaidah akuntansi yang berlaku sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat ;
(6) Azas akseptabel BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf e yaitu
berdasarkan kesepakatan antar pelaku dalam masyarakat Desa sehingga
memperoleh dukungan dari semua pihak ;

(7) Azas Transparan BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f yaitu
adanya keterbukaan informasi tentang pengelolaan BUM Desa sehingga dapat
diketahui, diikuti, diawasi dan dievaluasi oleh masyarakat desa.
(8) Azas berkelanjutan BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf g
yaitu dalam pembentukan dan pengelolaannya BUM Desa mempunyai misi
kedepan untuk mengembangkan usahanya yang dituangkan dalam Rencana
Kerja BUM Desa.

Pasal 4

BUM Desa “.....................” memiliki prinsip:

a. kooperatif, yaitu semua komponen yang terlibat didalam BUM Desa harus mampu
melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan hidup
usahanya;
b. partisipatif, yaitu semua komponen yang terlibat didalam BUM Desa harus
bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang
dapat mendorong kemajuan usaha BUM Desa;
c. emansipatif, yaitu semua komponen yang terlibat didalam BUM Desa harus
diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama;
d. transparan, yaitu aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat
umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan
terbuka;
e. akuntabel, yaitu seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis maupun administratif; dan keberlanjutan, yaitu kegiatan usaha
harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah BUM
Desa.

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 5

Maksud pembentukan BUM Desa “......................” adalah:

a. meningkatkan nilai guna atas aset dan potensi desa untuk kepentingan sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa;
b. meningkatkan kemampuan keuangan Desa dalam penyelenggaraan
kewenangannya dan meningkatkan pendapatan masyarakat Desa melalui berbagai
kegiatan ekonomi masyarakat Desa; dan
c. sebagai wadah untuk mengorganisir usaha mikro, kecil, dan menengah yang ada
di masyarakat perdesaan sehingga terjalin kerja sama antar Desa dan berkembang
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.

Pasal 6

Pendirian BUM Desa Bersama “.........................” bertujuan:

a. meningkatkan usaha ekonomi Desa;


b. mewadahi pelaku ekonomi Desa dalam usaha bersama yang produktif;
c. mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat
Desa;
d. melindungi masyarakat Desa dari mata rantai perdagangan yang tidak sehat dan
tidak berpihak pada masyarakat Desa; dan
e. meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan pendapatan asli Desa.

BAB IV
MODAL

Pasal 7
(1) Modal awal BUM Desa “.....................” bersumber dari penyertaan modal Desa.
(2) Kekayaan BUM Desa yang bersumber dari penyertaan modal Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber modal diatur dalam anggaran rumah
tangga BUM Desa “..............................”.

BAB V
KEGIATAN USAHA

Pasal 8
Untuk mencapai tujuan dan pemanfaatan modal secara tepat sasaran, BUM Desa
“..................... .....................” melakukan kegiatan usaha

ekonomi bersama, meliputi:

a. pengelolaan beras melalui beras kemasan dan usaha pemasaran (branding) atas
beras yang dihasilkan oleh kelompok usaha tani;
b. pengelolaan potensi sayuran, termasuk kacang, terong, dan tomat, yang
diproduksi petani sayuran, dan pengembangan potensi sayuran melalui swalayan
Desa;
c. pengelolaan potensi karet dalam bentuk latex, yang dihasilkan petani karet, dan
pengembangan potensi melalui olahan karet bulat, pabrik mini, dan tempat
pembibitan;pengelolaan potensi sawit (.....................) melalui pabrik mini dan
pembibitan sawit;
d. pengelolaan usaha produktif tahu, tempe, dan cetak batako, yang dipasarkan
melalui swalayan Desa dan tambahan modal usaha untuk kelompok usaha
produktif dimaksud;
e. pengelolaan potensi alam danau untuk pengembangan usaha perikanan, air
bersih, wisata, dan irigasi;
f. pengelolaan potensi alam hutan Desa oleh masyarakat Desa untuk pengembangan
Desa Wisata, penelitian, dan konservasi;
g. pengelolaan potensi alam sumur garam untuk pengembangan produksi garam;
h. pengelolaan potensi air bersih untuk dikembangkan menjadi layanan air gallon;
i. pengelolaan potensi persampahan melalui pengolahan kompos menjadi pupuk
untuk memenuhi kebutuhan petani;
j. pengelolaan potensi pembibitan karet dan sawit untuk memenuhi kebutuhan
petani atas bibit karet dan sawit;
k. pengelolaan sarana produksi pertanian termasuk pupuk kimia, pupuk organik,
dan alat pertanian, untuk memenuhi kebutuhan petani skala lokal Desa;
l. pengelolaan potensi SPBU di sepanjang jalan strategis Desa;dan/atau
m. kegiatan usaha ekonomi bersama lainnya sesuai potensi dan kepentingan Desa.

Pasal 9

BUM DESA “.....................” dapat menyusun prioritas pengembangan bisnis yang


mendukung kegiatan usaha ekonomi bersama, meliputi:

a. pengembangan ekonomi warga melalui unit usaha pengolahan dan pembibitan


karet dan sawit;
b. pengelolaan sumberdaya alam melalui unit usaha Desa Wisata;
c. dan/atau
d. pengelolaan layanan dasar melalui unit usaha air bersih dan penyediaan pupuk.

BAB VI
JANGKA WAKTU BERDIRINYA BUM DESA

Pasal 10
BUM Desa “..................... .....................” didirikan di Desa ……………… kecamatan
..................... pada tanggal … ….. 20… untuk waktu yang tidak terbatas.

Pasal 11

(1) Jangka waktu berdirinya BUM Desa “........................” dinyatakan berakhir


berdasarkan alasan:
a. kerugian; atau
b. kepailitan.
(2) Dalam hal terjadi kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, maka
pelaksana operasional BUM Desa menyampaikan kondisi bahwa BUM Desa tidak
dapat menutupi kerugian dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dan
selanjutnya dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa.
(3) Hasil Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dapat menjadi acuan bagi Kepala Desa untuk mengajukan kerugian sesuai
dengan mekanisme yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(5) Dalam hal terjadi kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yang
dialami oleh unit usaha BUM Desa yang berbadan hukum privat, Kepala Desa
dan pelaksana operasional menyampaikan kondisi kepailitan dimaksud dalam
Musyawarah Desa dan selanjutnya diselesaikan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang kepailitan.

BAB VII
KEUNTUNGAN USAHA

Pasal 12
Keuntungan usaha BUM Desa ……………. berasal dari jasa pengelolaan unit-unit
usaha.

Bagian kesatu
Unit Simpan Pinjam/Bank Mikro/ atau sebutan lainnya

Pasal 13

(1) Untuk mempermudah akses permodalan usaha Kecil masyarakat BUM Desa ……
membuka unit jasa usaha Simpan-Pinjam /Lembaga Keuangan Mikro/ atau
sebutan lainnya;
(1) Ketentuan pelayanan simpan pinjam/Bank Mikro/ atau sebutan lainnya
meliputi:
a. Besar pinjaman maksimal tiap Keluarga maksimal Rp………….,-
b. Jasa Pinjaman sebesar ….. % per tahun;
c. Jasa Simpanan Sebesar ….. % Per Tahun;

(2) Syarat Pinjaman:


a. Peminjam adalah warga Desa …….;
b. Melampirkan Poto Copy KTP dan KK;
c. Mengisi Formulir Permohonan Pinjaman;
d. Memiliki usaha yang dinyatakan dengan surat keterangan usaha dari RT/RW
setempat;
e. Tidak mempunyai tunggakan piutang pada bank atau lembaga keuangan
lainnya;

Pasal 14
Pelayanan pengiriman uang melalui bank dikenakan biaya sebesar Rp………..,- setiap
transaksi;

Pasal 15
Tabungan masyarakat

Setiap warga masyarakat dapat berpartisipasi dalam permodalan BUMDesa melaui


tabungan masyarakat;
Tabungan masyarakat dimaksud terdiri dari:
(1) Simpanan wajib sebesar Rp. ………..
(2) Simpanan sukarela sebesar Rp
(3) Setiap simpanan masyarakat mendapat jasa sebesar Rp. ………
(4) Jasa atas tabungan masyarakat diberikan setiap ahir tahun

Bagian Kedua
Unit Usaha Peternakan
Pasal 15

(1) Untuk mengembangkan potensi bidang pertanian BUM Desa ….. membentuk
unit usaha Peternakan ….
(2) Usaha peternakan dimaksud ayat (1) diperuntukan bagi masyarakat petani yang
mempunyai lahan dan potensi SDM untuk mengelolanya;
(3) Bentuk peternakan pada BUM Desa ….. hewan ternak dipelihara oleh
perorangan dan ditempatkan sesuai ketersediaan kandang yang disediakan oleh
peternak;
(4) Dalam penyediaan ternak, Peternak dapat memilih hewan peliharaanya dengan
disaksikan oleh Pengurus BUMD Desa ….., setelah ada kecocokan BUM Desa ….
membayar ternak dimaksud;
(5) Transaksi pembelian dan penjualan ternak wajib dihadiri oleh pengurus Unit
usaha BUM Desa;
(6) Untuk tertibnya administrassi keuangan, hasil penjualan ternak seluruhnya
disetor terlebih dulu ke kas BUM Desa;
(7) Bagi hasil Peternakan setelah dikurangi modal adalah:
a. 70% untuk Peternak
b. 30% sebagai keuntungan BUMDes …………

Bagian Ketiga
Unit Pengelolaan Air Bersih Desa/ BPSPAM/KKM
Pasal 16
(1) Untuk keadilan dan pemerataan penggunaan air bersih desa, pengelolaan air
bersih desa dikelola dibawah naungan BUM Desa;
(2) Retribusi Pengelolaan Air Minum (BPSPAM Desa)
a. Biaya sambung air bersih dikenakan biaya sebesar Rp……….,- meliputi :
1. Pemasangan jaringan pipa,
2. Pemasangan water meter; dan
3. Pemasangan dua buah kran air;

Pasal 17
Tarif pemakaian air
Tarip pemakaian atas air dibebankan berdasarkan kategori:

a. Katagori Pelanggan Bisnis;


b. Katagori pelanggan Fasilitas Umum
c. Katagori Rumah Tangga; dan
d. Katagori Pelanggan Rumah Tangga Miskin (RTM);

Pasal 18

(1) Setiap pemakaian pelanggan bisnis sebagaimana dimaksud pasal 17 huruf a


kurang dari …. meter kubik dikenakan biaya beban water meter sebesar Rp. ….,-
(…….. Rupiah);
(2) Pemakaian air lebih dari …. m3 dikenakan tarif sebesar Rp………….,- /m3
ditambah biaya beban water meter;
(3) Pemakaian air lebih dari 10 m3 dikenakan tarif sebesar Rp………,- (lebih besar dari
tarif normal );

Pasal 18

(1) Setiap pemakaian Fasilitas Umum sebagaimana dimaksud pasal 17 huruf b


kurang dari ….. meter kubik dikenakan biaya beban water meter sebesar Rp. 0,-
(Nol Rupiah);
(2) Pemakaian air lebih dari …. m3 dikenakan tarif sebesar Rp………….,- /m3
ditambah biaya beban water meter;
(3) Pemakaian air lebih dari …. m3 dikenakan tarif sebesar Rp………,- (lebih besar dari
tarif normal);

Pasal 19

(1) Setiap pemakaian Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pasal 17 huruf c kurang
dari …. meter kubik dikenakan biaya beban water meter sebesar Rp. ….,- (……..
Rupiah);
(2) Pemakaian air lebih dari …. m3 dikenakan tarif sebesar Rp………….,- /m3
ditambah biaya beban water meter;
(3) Pemakaian air lebih dari …. m3 dikenakan tarif sebesar Rp………,- (lebih besar
dari tarif normal);

Pasal 19

(1) Setiap pemakaian Rumah Tangga Miskin sebagaimana dimaksud pasal 17 huruf d
kurang dari atau sama dengan 6 meter kubik dikenakan biaya beban water meter
sebesar Rp. 0,- (Nol Rupiah);
(2) Pemakaian air lebih dari 6 m3 dikenakan tarif sebesar Rp………….,- /m3 ditambah
biaya beban water meter;
(3) Pemakaian air lebih dari …. m3 dikenakan tarif sebesar Rp………,- (lebih besar
dari tarif normal);

Bagian Keempat
Unit Pengelolaan Wisata Desa dan Parkiran.
Pasal 20
Untuk mengembangkan potensi pariwisata desa, maka perlu ditetapkan retribusi
untuk biaya pemeliharaan, pengembangan agar berdaya guna dan menyerap lapangan
pekerjaan bagi masyarakat desa. Adapun retribusi wisata desa …. Meliputi:
(1) Karcis masuk kawasan wisata ……. sebesar Rp…….,-
(2) Karcis parkir Rp………,-;
(3) Sewa kios Rp………..,- per tahun;
(4) Pasang baligo, baner, iklan dan lainnya Rp………,- per meter dalam jangka waktu
satu tahun;
(5) Sewa aula rapat Rp………,- per hari
(6) Dll.

Bagian Kelima
Unit Pengelolaan Jasa dll.
Pasal 21

(7) Biaya sewa gedung Plus Sound sistem Rp…………,- per hari
(8) Biaya sewa sewa kursi Rp……….,- per buah
(9) Biaya sewa Blandongan hajat sebesar Rp……….,- per lokal
(10) Dll.

BAB VIII
ORGANISASI PENGELOLA

Pasal 22
(1) Dalam rangka pengelolaan BUM Desa “..................... .....................” dapat
dibentuk kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa.
(2) Kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa “...........................” sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. penasehat;
b. pelaksana operasional; dan
c. pengawas.
(1) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pengangkatan dan pemberhentian
personel organisasi pengelola BUM Desa “.....................” diatur dalam anggaran
rumah tangga.

Pasal 23

(2) Dalam menjalankan usaha ekonomi Desa secara maksimal, organisasi pengelola
BUM Desa “..................... .....................” terdiri dari unit usaha yang mengelola
jenis usaha sesuai hasil pembahasan dan kesepakatan dalam Musyawarah Desa.
(3) Unit usaha yang dimiliki dan dikelola BUM Desa “.....................” sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. unit usaha pengolahan dan pembibitan karet dan sawit;
b. unit usaha Desa Wisata; dan/atau
c. unit usaha pelayanan air bersih dan penyediaan pupuk.

Pasal 24

(1) Dalam hal unit usaha BUM Desa “.....................” dibutuhkan pengembangan skala
usaha yang lebih besar dan bermanfaat untuk Desa, maka unit usaha BUM Desa
dimaksud dapat berbentuk badan hukum privat.

(2) Unit usaha BUM Desa “.....................” yang berbadan hukum privat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya
sebagian besar dimiliki oleh BUM Desa dan terbuka untuk masyarakat Desa,
terdiri atas:
a. 60% (enam puluh perseratus) dimiliki oleh BUM Desa; dan
b. 40% (empat puluh perseratus) dimiliki oleh masyarakat Desa.

BAB IX
TATA CARA PENGGUNAAN DAN PEMBAGIAN KEUNTUNGAN

Pasal 25

(1) Hasil usaha BUM Desa “.....................” merupakan pendapatan yang diperoleh
dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada
pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun
buku.
(2) Laba bersih BUM Desa setelah dikurangi pajak yang telah disahkan oleh Kepala
Desa ditetapkan sebagai berikut:
g. Bagian laba untuk Pemerintah Desa 25%
h. Cadangan umum 35%
i. Cadangan tujuan 10%
j. Dana kesejahteraan 10%
k. Jasa produksi 10%
(3) Dana sosial 10%
(4) Bagian laba untuk Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf
a dianggarkan dalam penerimaan APBDes tahun anggaran berikutnya.
(5) Cadangan umum sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf b digunakan untuk
memperkuat modal.
(6) Cadangan tujuan sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf c, dibentuk untuk
tujuan tertentu dan penggunaannya ditetapkan oleh Pelaksana Operasional
dengan persetujuan Penasihat.
(7) Penggunaan dana kesejahteraan sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf d,
diperuntukkan bagi jaminan kesehatan pengurus dan karyawan BUM Desa
yang ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dengan persetujuan Penasihat.
(8) Penggunaan jasa produksi sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf e ditetapkan
oleh Pelaksana Operasional dengan persetujuan Penasihat.
(9) Penggunaan dana sosial sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf f ditetapkan oleh
Pelaksana Operasional dengan persetujuan Penasihat.
(10) Belanja Pegawai BUM Desa meliputi :
g. Gaji Pelaksana Operasional dan karyawan;
h. Honor Pengawas dan Penasihat; dan
i. Tunjangan Pengurus dan karyawan.

Pasal 26

Belanja pegawai BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (10) tidak melebihi
30% (tiga puluh per seratus) dari total pendapatan tahun berjalan atau 40% (empat
puluh per seratus) dari total biaya berdasarkan realisasi tahun anggaran yang lalu.

Pasal 27

(1) Gaji Pelaksana operasional dimaksud pasal 25 ayat (10) huruf a sebesar 83%
dari total jumlah belanja pegawai dengan ketentuan:
a. direktur sebesar 40%
b. sekretaris sebesar 20%
c. bendahara sebesar 20%
(2) Honor Penasihat adalah sebesar 10% dari total jumlah belanja Pegawai
(3) Honor Pengawas sebesar 7% dari total belanja Pegawai

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Ketentuan operasional dari Anggaran Dasar diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 29

Ketentuan dalam Anggaran Dasar mengikat seluruh personil organisasi pengelola


BUM Desa Bersama “.....................I”.

Pasal 30
Anggaran Dasar ini disahkan pada Musyawarah Desa

Ditetapkan di : .....................
Pada Tanggal : ……………… 201….
PELAKSANA OPERASIONAL

1. ……………………… Ketua ……………………….

2. ……………………… Sekretaris ……………………….

3. ……………………… Bendahara ……………………….

Mengetahui

Pengawas Penasehat

………………… …………………….
LOGO

BUMDES

ANGGARAN RUMAH TANGGA


BADAN USAHA MILIK DESA ………………….

BAB I
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 1

(1) Dalam penyelenggaraan kerja sama pengembangan usaha ekonomi Desa melalui
BUM Desa “.....................”, setiap warga Desa berhak:
a. memperoleh pelayanan yang aman, bermutu, dan terjangkau;
b. mendapatan informasi tentang pelayanan yang diberikan unit usaha BUM
Desa; dan
c. mengajukan usulan perbaikan pelayananan kepada personel organisasi
pengelola BUM Desa;
(2) Kewajiban masyarakat Desa dalam penyelenggaraan usaha ekonomi Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. ikut serta memajukan unit usaha yang dikelola BUM Desa “.....................”;
b. menghormati hak warga Desa lainnya dalam upaya memperoleh pelayanan
yang diberikan BUM Desa “.....................”;
c. turut serta dalam program atau kegiatan yang dilakukan oleh BUM Desa
“.....................”.

Pasal 2

(1) Dalam penyelenggaraan kerja sama pengembangan usaha ekonomi Desa melalui
BUM Desa “.....................”, setiap pengelola BUM Desa berhak:
a. menentukan pengembangan usaha yang menguntungkan Desa di;
b. menerima imbalan jasa pelayanan;
c. melakukan kerja sama untuk pengembangan unit usaha BUM Desa;
d. mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan; dan
e. mempromosikan pengembangan usaha ekonomi yang dijalankan oleh unit
usaha yang dikelola BUM Desa “..................... .”.
(2) Setiap pengelola BUM Desa “......................” dalam melaksanakan kegiatannya
harus:
a. menyusun dan menetapkan rencana bisnis (business plan);
b. menyusun dan menetapkan standar prosedur operasional;
c. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Desa; dan
d. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai pelayanan usaha
yang dikelola.

BAB II
MASA BAKTI

Pasal 3
(3) Masa bakti organisasi pengelola BUM Desa “.....................” adalah 3 (tiga) tahun
dan dapat diangkat kembali tiga priode berturut-turut, terhitung sejak anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga ditetapkan.
(4) Setiap tahun organisasi pengelola BUM Desa dilakukan evaluasi melalui
Musyawarah Desa.

BAB III
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERSONEL
ORGANISASI PENGELOLA

Pasal 4
Dalam pendirian BUM Desa “..................... .”, BKAD mengusulkan nama-nama yang
akan menduduki jabatan dalam kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa
dengan memperhatikan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar
BUM Desa “.....................” ini.

Pasal 5

(1) Penasihat dijabat secara ex officio oleh Kepala Desa.


(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas:
a. memberikan nasihat kepada pelaksana operasional dalam melaksanakan
pengelolaan BUM Desa “.....................”;
b. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUM Desa “.....................”; dan
c. mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa “.....................”.
(1) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang meminta penjelasan
dari pelaksana operasional mengenai pengurusan dan pengelolaan BUM Desa
“.....................”.

Pasal 6

(2) Pelaksana operasional dapat direkrut melalui sistem rekrutmen yang terbuka dan
dilaksanakan dalam Musyawarah Desa.
(3) Susunan kepengurusan pelaksana operasional dapat terdiri atas:
a. direktur;
b. sekretaris;
c. bendahara; dan
d. kepala unit usaha.
(1) Pelaksana operasional bertugas :
a. mengelola BUM Desa “.....................” di Kawasan Perdesaan;
b. menumbuhkan prakarsa kerja sama antar BUM Desa “.....................”;
c. mengembangkan kerja sama antara BUM Desa dan BUM Desa “.....................”;
d. mengembangkan kerja sama BUM Desa “.....................” dengan badan usaha
milik negara, badan usaha milik daerah, dan/atau pihak swasta;
e. mewakili BUM Desa “.....................” di dalam dan di luar pengadilan dalam
pengurusan dan pengelolaan usaha Desa;
f. bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh BUM Desa “.....................”;
dan
g. melaksanakan tugas administrasi pengembangan BUM Desa.
(2) Dalam pelaksanaan tugas administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
g, pelaksana operasional melakukan:
a. penyusunan laporan keuangan BUM Desa “.....................”;
b. penyusunan laporan perkembangan kegiatan BUM Desa “.....................”; dan
c. penyampaian laporan pertanggungjawaban pengurusan dan pengelolaan BUM
Desa “.....................” kepada Penasihat secara berkala.
(3) Dalam melaksanakan tugas administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
pelaksana operasional dapat mengangkat karyawan sesuai dengan kebutuhan,
yang berasal dari warga Desa yang bersepakat membentuk BUM Desa
“.....................”, dan harus disertai dengan uraian tugas berkenaan dengan
tanggung jawab, pembagian peran, dan aspek pembagian kerja lainnya.

Pasal 7

(1) Persyaratan menjadi pelaksana operasional meliputi:


a. warga Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha ekonomi
Desa;
c. pendidikan minimal setingkat sekolah menengah umum, madrasah aliyah,
sekolah menengah kejuruan, atau sederajat; dan/atau
d. tidak menjadi perangkat Desa sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan: meninggal dunia;
a. telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga BUM Desa “.....................”; mengundurkan diri;
b. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat
perkembangan kinerja BUM Desa “.....................”;
c. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 8

(1) Pengawas berasal dari unsur masyarakat.


(2) Susunan Pengawas terdiri dari:
a. ketua;
b. wakil ketua merangkap anggota;
c. sekretaris merangkap anggota;
d. anggota.
(3) Pengawas bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja
pelaksana operasional BUM Desa “.....................” sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun sekali.
(4) Pengawas dapat meminta kantor akuntan publik untuk melakukan pemeriksaan
laporan keuangan BUM Desa “.....................” secara periodik.
(5) Hasil pengawasan dan pemeriksaan laporan keuangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) harus disampaikan kepada publik melalui Musyawarah Desa yang
sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi.

BAB IV
PENETAPAN JENIS USAHA
Pasal 9
Dalam menjalankan usaha ekonomi Desa secara maksimal bagi masyarakat Desa,
BUM Desa telah menetapkan unit usaha:

a. pengolahan dan pembibitan tanaman;


b. Desa Wisata; dan
c. layanan air bersih dan penyediaan pupuk.

Pasal 10

Pengelola unit usaha BUM Desa melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk
menyusun kerangka bisnis yang memberdayakan dan menguntungkan masyarakat
Desa, antara lain:

a. pengelolaan beras melalui beras kemasan dan usaha pemasaran (branding) atas
beras yang dihasilkan oleh kelompok usaha tani;
b. pengelolaan potensi sayuran, termasuk kacang, terong, dan tomat, yang
diproduksi petani sayuran, dan pengembangan potensi sayuran melalui swalayan
Desa;
c. pengelolaan potensi karet dalam bentuk latex, yang dihasilkan petani karet, dan
pengembangan potensi melalui olahan karet bulat, pabrik mini, dan tempat
pembibitan;
d. pengelolaan potensi sawit (.....................) melalui pabrik mini dan pembibitan
sawit;
e. pengelolaan usaha produktif tahu, tempe, dan cetak batako, yang dipasarkan
melalui swalayan Desa dan tambahan modal usaha
f. untuk kelompok usaha produktif dimaksud;
g. pengelolaan potensi alam danau untuk pengembangan usaha perikanan, air
bersih, wisata, dan irigasi;
h. pengelolaan potensi alam hutan Desa oleh masyarakat Desa untuk pengembangan
Desa Wisata, penelitian, dan konservasi;
i. pengelolaan potensi alam sumur garam untuk pengembangan produksi garam;
j. pengelolaan potensi air bersih untuk dikembangkan menjadi layanan
k. air gallon;
l. pengelolaan potensi persampahan melalui pengolahan kompos menjadi pupuk
untuk memenuhi kebutuhan petani;
m. pengelolaan potensi pembibitan karet dan sawit untuk memenuhi kebutuhan
petani atas bibit karet dan sawit;
n. pengelolaan sarana produksi pertanian termasuk pupuk kimia, pupuk organik,
dan alat pertanian, untuk memenuhi kebutuhan petani skala lokal Desa;
o. pengelolaan potensi SPBU di sepanjang jalan strategis Desa;dan/atau
p. kegiatan usaha ekonomi bersama lainnya sesuai potensi dan kepentingan Desa.

BAB V
SUMBER MODAL

Pasal 11

(1) Modal awal BUM Desa “.....................” bersumber dari APB Desa sesuai dengan
hasil pembahasan dan kesepakatan dalam Musyawarah Desa.
(2) Penyertaan modal awal BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal
dari Desa, berupa dana tunai/penyertaan aset desa senilai Rp ………..,00 (…….
rupiah) yang diberikan secara langsung.
(3) Modal BUM Desa “.....................” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
jumlah modal yang disetorkan oleh Pemerintah Desa secara akumulatif dan
ditujukan untuk kegiatan unit usaha yang berada dibawah pengelolaan BUM
Desa.

Pasal 12

(1) Dalam rangka untuk penambahan modal, Desa dapat melakukan penyertaan
modal Desa kepada BUM Desa sesuai dengan perkembangan unit usaha BUM
Desa …………… dan/atau kemampuan keuangan Desa.
(2) Selain penambahan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masyarakat Desa
dapat melakukan penyertaan modal kepada BUM Desa paling banyak paling
banyak 40 (empat puluh) perseratus dari modal awal pendirian BUM Desa
…………. yang bersumberkan dari APBDesa.

Pasal 13

(1) BUM Desa “.....................” dapat menerima bantuan pengembangan usaha yang
ditujukan dalam rangka pengembangan usaha ekonomi bersama dari pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau pihak ketiga.
(2) Ketentuan bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
Musyawarah Desa.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14
Ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga mengikat seluruh personel organisasi
pengelola BUM Desa.

Pasal 15

disahkan pada Musyawarah Desa …………. kecamatan ....................., Kabupaten


Kuningan, Provinsi Jawa Barat, pada tanggal .. ….. 201….

Ditetapkan : di .....................
Tanggal : … …. 201…..

DIREKTUR BUMDes …………

………………….

MENGETAHUI

KETUA KEPALA DESA…………..


PENGAWAS (PENASEHAT)

………………………. ………………………
D. CONTOH SK PENGURUS BUMDES

KEPUTUSAN KEPALA DESA ……………………


NO : 141.1 / KPTS / Ekonomi

TENTANG
PENGANGKATAN PELAKSANA OPERASIONAL BUMDES ………………….
MASA BAKTI TAHUN …………- …………….

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan Pengelolaan


BUMDes ………….., Perlu mengangkat Pelaksana
Operasional ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud hurup a,
untuk menjamin adanya kepastian hukum,
penetapannya perlu ditetapkan dengan keputusan
Kepala desa;

Mengingat : 26. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
27. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950); sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968
tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2851);
28. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
29. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539);
30. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
31. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pendirian, Pengurusan
dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 296;
32. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Tahun
2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4587);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 3
Tahun 2008 tentang Kewenangan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Kuningan (Lembaran Daerah Tahun
2008 Nomor 68, Tambahan Lembaran Daerah Nomor
70);
34. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12
Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan Peraturan
Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 117 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 29);
35. Peraturan Daerah kabupaten Kuningan Nomor 9
Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa;
36. Peraturan Desa …………. No …….. Tahun ………… 20…
Tentang Pembentukan BUMDes ……

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

PERTAMA : Mengangkat Pelaksana Operasional BUMDes ………………..


Desa ……………….. Kecamatan …………. Kabupaten
Kuningan Priode Tahun …………-…………… sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan Kepala Desa ini;

KEDUA : Komposisi Pelaksana Operasional dimaksud diktum


PERTAMA, sebagaimana tercantum dalam lampiran
Keputusan ini;
KETIGA : 1. Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud diktum
PERTAMA mempunyai tugas mengurus dan mengelola
BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
2. Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud
berkewajiban:
a. Melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa
agar menjadi lembaga yang melayani kebutuhan
ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat
Desa;
b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha
ekonomi Desa untuk meningkatkan Pendapatan
Asli Desa; dan
c. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga
perekonomian Desa lainnya.
d. membuat laporan keuangan seluruh unit-unit
usaha BUM Desa setiap bulan;
e. membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit
usaha BUM Desa setiap bulan;
f. memberikan laporan perkembangan unit-unit
usaha BUM Desa kepada masyarakat Desa melalui
Musyawarah Desa sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun.

KEEMPAT : Masa tugas Pelaksana Operasional BUMDes …………….


sebagaimana dimaksud dictum PERTAMA, adalah sampai
dengan Berakhir masa Jabatannya;

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan;

KEENAM : Surat Keputusan Keputusan ini diberikan kepada seluruh


personalia pelaksana Operasional BUMDes, untuk
diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan
penuh rasa tanggung jawab;

Ditetapkan di : ………………………
Pada Tanggal : ………………… 201..
KEPALA DESA …………………..

………………………

OTENTIKASI
SEKRETARIS DESA

……………………….
Lampiran Keputusan Kepala Desa ………………………
No : 141.1/Kpts ………./Ekonomi
Tanggal : …………….. 20…..
Tentang : Pengangkatan Pelaksana Operasional BUMDes …………… Desa
………….. .

KOMPOSISI PELAKSANA OPERASIONAL BUMDES ……………….


DESA …………………….
KECAMATAN ………………………..

NO NAMA JABATAN TEMPAT TGL. LAHIR

1 2 3 4

1 DIREKTUR

2 SEKRETARIS

3 BENDAHARA

KOMPOSISI DEWAN PENGAWAS BUMDES ……………….


DESA …………………….
KECAMATAN ………………………..

NO NAMA JABATAN TEMPAT TGL. LAHIR


1 2 3 4

1 KETUA

2 SEKRETARIS

3 ANGGOTA

Ditetapkan di : ………………………………
Pada Tanggal : ……………… ………20…..
KEPALA DESA ………………………

………………………..
PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN
KEPALA DESA ……………………
KECAMATAN ………………….
Alamat : Jl. ………………….. tlpn ( 085302320139) kode pos 45583

PETIKAN
KEPUTUSAN KEPALA DESA …………………….
Nomor : 141.1 / / KPTS / Ekonomi
TENTANG
PENGANGKATAN PENGELOLA BUMDES ……………………………
DESA ………………………….
KEPALA DESA …………………………….

Mengingat : ………………………… Dst;


Menimbang : ………………………… Dst;

M E M U T U S K A N:

Menetapkan :
PERTAMA : Mengangkat:
Nama : ………………………………….
Tempat tanggal Lahir : ………………………………….

Alamat : ………………………………….
:
Jenis Kelamin : ………………………………….
Pendidikan : ………………………………….
Sebagai : ………………………………….

Terhitung mulai tanggal …….. Mei ……… sampai dengan …….. Mei ……….. berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

KEDUA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


KETIGA :
PETIKAN Keputusan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana
KEEMPAT : mestinya.

Ditetapkan di : ………………..
Pada tanggal : ………………20….
KEPALA DESA ………………………

…………………..

OTENTIKASI
Pada Tanggal ……………………..
SEKRETARIS DESA

………………………

56
E. CONTOH BUKU KAS UMUM BUM DESA

LOGO
BUMDESA

BUKU KAS
BUMDESA ………………………..

Bulan : ………………..
Tahun : ………………..
DEBET KREDIT
SALDO
NO TGL URAIAN STORAN JASA PERGULIR OPERASI
(Rp)
(Rp) (Rp) AN (Rp) ONAL (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH

Buku kas BUM Desa ……………… ditutup pada tgl ………….. 20…………

……………………….., ……………………………… 20 ……
Menyetujui Bendahara

…………………………….
KETUA

57
F. CONTOH FORMAT KARTU PINJAMAN BUMDES

LOGO
BUMDESA

KARTU PINJAMAN
BUMDESA …………………

Nomor : ……………
Nama : ………………………….
Alamat : ………………………….
Besar Pinjaman : ………………………….
Bungan Pinjaman : ………………………….
Jumlah Pinjaman : ………………………….
Tgl. Realisasi : ………………………….
Tgl. Jatuh Tempo : ………………………….

SETORAN PARAF
NO TGL/BULAN SALDO KET
POKOK JASA PENERIMA
1

10

11

12

……………………….., ……………………………… 20 ……
Menyetujui Bendahara

…………………………….
KETUA

58
G. CONTOH FORMAT SLIP PENARIKAN

LOGO
BUMDESA

SLIP PENARIKAAN
BUM DESA …………………

Telah Terima Dari : Bendahara Bum Desa ………………….


Uang Sebesar : …………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………
Untuk pembayaran : Pinjaman modal usaha /………………………….

Rp. ……………………..

Mengetahui ………………..,……………...20…
KETUA Yang membayar Yang menerima

…………………… ……………………... …………………………

59
H. CONTOH FORMAT SLIP SETORAN BUM DESA

LOGO
BUMDESA

SLIP PENYETORAN
BUM DESA …………………

Telah Terima Dari : ……………………………………………………………….………………….


Angsuran Pokok : Rp. ……………………………
Jasa/Bunga : Rp. ……………………………+
Jumlah : Rp. ……………………………
Terbilang : …………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..

Rp. ……………………..

Yang menerima
…………..,……………...20…
Ketua Sekretaris Bendahara
Penyetor

…………………… ……………… ……………………


…………………………

60
I. CONTOH FORMAT BUKU TABUNGAN MASYARAKAT

LOGO
BUMDESA

BUKU TABUNGAN MASYARAKAT


BUM DESA …………………
DESA ……………….. KEC. ………………………

NOMOR : ……………………..
NAMA : ……………………..
ALAMAT : ………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..

SIMPANAN PENARIKAN SALDO


NO TANGGAL PENERIMA
(Rp) (Rp) (Rp)

61
J. CONTOH FORMAT CATATAN WATER METER BUMDES

LOGO
BUMDESA

CATATAN PEMAKAIAN WATER METER


BUM DESA …………………
DESA ……………….. KEC. ………………………

No Pelanggan: ……………
Nama : …………….
Alamat : ……………........................................
ANGKA
TANGGAL ANGKA JUMLAH
NO BULAN METER
PEMERIKSAAN TAGIHAN (M3) TAGIHAN (Rp)
(M3)
1 JANUARI 0
2 PEBRUARI 100 100
3 MARET 125 25
4 APRIL
5 MEI
6 JUNI
7 JULI
8 AGUSTUS
9 SEPTEMBER
10 OKTOBER
11 NOPEMBER
12 DESEMBER

………………, ……………… 20…..


Petugas

……………….

62
K. CONTOH FORMAT NERACA BUM DESA

LOGO
BUMDE
SA

NERACA
BUM DESA …………………
PRIODE : ……………………. 20 ….

AKTIVA PASIVA
A. AKTIVA LANCAR Tahun 2016 Tahun 2017 A. MODAL Tahun 2016 Tahun 2017

1. Kas 25.000.000,- 30.000.000,- 1. Penyertaan modal Desa 105.000.000,- 100.000.000,-


2. Bank 50.000.000,- 55.000.000,- Thn 20…
3. Perguliran/piutang 25.000.000,- 30.000.000,- 2. Penyertaan Modal 245.000.000,- 245.000.000,-
Pinjaman Gedung
4. Perguliran Ternak 50.000.000,- 55.000.000,- 3. Pinjaman Bank 50.000.000,- 50.000.000,-
4. Cadangan umum th. ,- 15.000.000,-
Lalu
5. Modal lain-lain. 15.000.000,- 15.000.000,-

Sub Jumlah 150.000.000,- 165.000.000,- Sub Jumlah 415.000.000,- 430.000.000,-

B. AKTIVA TETAP B. LABA


1. Gedung 50.000.000,- 50.000.000,- 1. Jasa Peternakan 25.000.000,- 28.000.000,-
2. Lahan 200.000.000,- 200.000.000,- 2. Bunga Bank 1.000.000,- 2.000.000,-
3. Inventaris Kantor 15.000.000,- 15.000.000,- 3. Jasa LKM 15.000.000,- 20.000.000,-
4. Laba Pengelolaan Air 35.000.000,- 35.000.000,-
Sub Jumlah Bersih
265.000.000,- 265.000.000,- 5. Cadangan tujuan th. 0,- 3.742.000,-
2016. 76.000.000,- 88.742.000,-
Sub Jumlah
C. BIAYA/KEWAJIBAN
1. Adm Bank 300.000,- 450.000,-
2. Biaya ATK 1.000.000,- 3.742.000,-
3. Biaya perjalanan 5.000.000,- 5.000.000,-
dinas
4. Jasa simpanan 10.000.000,- 11.250.000,-
anggota
Sub Jumlah 16.300.000,- 21.192.000,-
D. HONOR PENGELOLA
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Penasehat
5. Pengawas
Sub Jumlah 22.280.000 26.622.600
E. BAGI HASIL
1. Bagian untuk APBDes 9.355.000,- 10.419.350,-
(25%)
2. Cadangan Umum 13.097.000,- 14.587.090,-
(35%)/Penambahan
Modal
3. Cadangan tujuan (10%) 3.742.000,- 4.167.740,-
4. Dana kesejahteraan 3.742.000,- 4.167.740,-
(10%)
5. Jasa produksi (10%) / 3.742.000,- 4.167.740,-
bonus
6. Dana sosial (10%) 3.742.000,- 4.167.740,-
Sub Jumlah 37.420.000,- 41.677.400,-

JUMLAH 415.000.000,- 430.000.000,- JUMLAH{(A+B+)- (C+D+E)} 415.000.000,- 430.000.000,-

……………….., ………….. 20…


KETUA BENDAHARA

…………………… ………………………..

MENGETAHUI/MENYETUJUI
PENGAWAS PENASEHAT

………………………. …………………..

63
L. CONTOH FORMAT LAPORAN LABA RUGI BUM DESA

LOGO
BUMDESA

LAPORAN LABA RUGI


BUM DESA …………………
PRIODE : ……………………. 20 ….

A. LABA TAHUN 2016 TAHUN 2017

6. Jasa Peternakan 25.000.000,- 28.000.000,-


7. Bunga Bank 1.000.000,- 2.000.000,-
8. Jasa LKM 15.000.000,- 20.000.000,-
9. Laba Pengelolaan Air Bersih 35.000.000,- 35.000.000,-
10. Cadangan tujuan th. 2016 0,- 3.742.000,-

JUMLAH 76.000.000,- 88.742.000,-

B. BIAYA

1. Belanja ATK dan Alat Kebersihan Kantor (cadangan tujuan) 1.000.000,- 3.742.000,-
2. Administrasi Bank 300.000,- 450.000,-
3. Angsuran Bunga Bank 15.000.000,- 15.000.000,-
4. Honor Pengelola (30% dari laba kotor Tahun berjalan) 22.280.000,- 26.622.600,-
5. Jasa simpanan masyarakat 0,- 1.250.000,-

JUMLAH 38.580.000,- 47.064.600,-


SALDO (A-B) 37.420.000,- 41.677.400,-

MENGETAHUI ……………….., ………….. 20…


KETUA BENDAHARA

…………………… ………………………..

MENGETAHUI/MENYETUJUI
PENGAWAS PENASEHAT

………………………. …………………..

64
M. CONTOH FORMAT LAPORAN BAGI HASIL USAHA

LOGO
BUMDESA

LAPORAN BAGI HASIL USAHA


BUM DESA …………………
PRIODE : ……………………. 20 ….

LABA BIAYA
URAIAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 BIAYA TAHUN 2016 TAHUN 2017

1. Laba 37.420.000,- 41.677.400,- 7. Bagian untuk 9.355.000,- 10.419.350,-


bersih APBDes (25%)
8. Cadangan Umum 13.097.000,- 14.587.090,-
(35%)/Penambahan
Modal
9. Cadangan tujuan 3.742.000,- 4.167.740,-
(10%)
10. Dana kesejahteraan 3.742.000,- 4.167.740,-
(10%)
11. Jasa produksi (10%) 3.742.000,- 4.167.740,-
/ bonus
12. Dana sosial (10%) 3.742.000,- 4.167.740,-

JUMLAH 37.420.000,- 41.677.400,- JUMLAH 37.420.000,- 41.677.400,-


SALDO 0,- 0,-

MENGETAHUI ……………….., ………….. 20…


KETUA BENDAHARA

…………………… ………………………..

MENGETAHUI/MENYETUJUI
PENGAWAS PENASEHAT

………………………. …………………..

65
N. CONTOH FORMAT PENERIMAAN SLIP HONOR/TUNJANGAN PENGELOLA
BUMDES

LOGO
BUMDESA

TANDA PENERIMAAN HONOR DAN TUNJANGAN PENGELOLA


BUM DESA …………………
TGL. : ……………
BULAN : ……………
TAHUN : ……………

JUMLAH
JUMLAH POTONGAN
NO NAMA JABATAN DITERIMA TANDA TERIMA
GAJI (Rp) (PPH)
(Rp)
1 ……………………… PENASEHAT 1.671.000,- 83,550,- 1,587,450,- 1. …….

2 ……………………… PENGAWAS 1.114.000,- 55,700,- 1,058,300,- 2. ……..

3 ……………………… KETUA 6,684,000,- 334,200,- 6,349,800,- 3. …….

4 ……………………… SEKRETARIS 5,013,000,- 250,650,- 4,762,350,- 4. ……..

5 ……………………… BENDAHARA 5,013,000.,- 250,650,- 4,762,350,- 5. …….


JUMLAH

MENGETAHUI ……………….., ………….. 20…


KETUA BENDAHARA

…………………… ………………………..

MENGETAHUI/MENYETUJUI
PENGAWAS PENASEHAT

………………………. …………………..

66
O. CONTOH FORMAT PAKTA INTEGRITAS

PAKTA INTEGRITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa saya:

1. Tidak akan melakukan praktek KKN;

2. Akan melaporkan kepada pihak yang berwajib/berwenang apabila mengetahui ada

indikasi KKN didalam proses pengadaan ini;

3. Dalam proses pengadaan ini, berjanji akan melaksanakan tugas secara bersih,

transparan, dan profesional dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan dan

sumber daya secara optimal untuk memberikan hasil kerja terbaik mulai dari

penyiapan penawaran, pelaksanaan, dan penyelesaian pekerjaan/kegiatan ini;

4. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA

INTEGRITAS ini, saya bersedia dikenakan sanksi moral, sanksi administrasi,

serta dituntut ganti rugi dan pidana sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Kuningan, ………………… 2017

Matrai Rp.6000,-

………………………

67
P. CONTOH FORMAT PERNYATAAN MEMPUNYAI WAKTU LUANG

SURAT PERNYATAAN MEMPUNYAI WAKTU LUANG

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : …………………….
Tempat Tgl Lahir : ……………………………………………………..
Alamat : ………………………………………………………
………………………………………………………
Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa saya mempunyai waktu luang untuk
diangkat menjadi pengelola Bumdes …………………
Demikian Pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. saya sanggup dituntut dimuka pengadilan apabila semua keterangan
yang diberikan tidak benar.

Kuningan, …………………… 2017


Yang membuat pernyataan

Matrai Rp.6000

………………………….

68
Q. CONTOH FORMAT PERNYATAAN TIDAK MENJADI PENGURUS PARPOL

SURAT PERNYATAAN TIDAK MEMPUNYAI HUBUNGAN DARAH ATAU HUBUNGAN


SAUDARA BAIK SESAMA PELAKSANA OPERASIONAL ATAU DENGAN PENASIHAT
DAN PENGAWAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ……………………………………………………..
Tempat Tgl Lahir : ……………………………………………………..
Alamat : …………………………………………………….
……………………………………………………..
Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa saya pada saat ini tidak menjadi
pengurus partai Politik manapun
Demikian surat pernyataan saya dibuat dengan sebenarnya, apabila semua
keterangan yang diberikan tidak benar sanggup dituntut dimuka pengadilan

Kuningan, ……………… 2017


Yang membuat pernyataan

Matrai Rp.6000

………………………….

69
R. CONTOH FORMAT SURAT PERNYATAAN TIDAK MENJADI PENGURUS PARTAI
POLITIK

SURAT PERNYATAAN TIDAK MENJADI PENGURUS PARTAI POLITIK

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ……………………………………………………
Tempat Tgl Lahir : ……………………………………………………..
Alamat : …………………………………………………….
……………………………………………………..
Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa:
Saya tidak mempunyai hubungan darah atau hubungan saudara baik sesama
Pelaksanao Operasional atau dengan Penasehat dan Pengawas Bumdes ……………...
Demikian surat pernyataan saya dibuat dengan sebenarnya, apabila semua
keterangan yang diberikan tidak benar sanggup dituntut dimuka pengadilan

Kuningan, ……………… 2017


Yang membuat pernyataan

Matrai Rp.6000

………………………….

70
S. CONTOH FORMAT PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA TENTANG
PEMBENTUKAN BUMDES BERSAMA

PERATURAN BERSAMA
KEPALA DESA ………… NOMOR ……. TAHUN 20…,
KEPALA DESA ……………. NOMOR ……. TAHUN 20…,
KEPALA DESA ……………… NOMOR ……. TAHUN 20…,
KEPALA DESA ……………… NOMOR ……. TAHUN 20…

TENTANG
KERJA SAMA ANTAR DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA

KEPALA DESA
DESA …………, KEPALA DESA ……….., KEPALA DESA ……….., KEPALA DESA
……….., Dst

Menimbang : d. bahwa dalam rangka pengembangan usaha bersama,


kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan,
dan pemberdayaan masyarakat antar-Desa dilakukan
kerja sama antar-Desa;
e. bahwa untuk melaksanakan kerja sama antar Desa
sebagaimana dimaksud dalam huruf a telah
diselenggarakan Musyawarah Antar Desa;
f. bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 92ayat (2) dan
ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, kerja sama antar-Desa dan pelaksanaannya oleh
Badan Kerja sama Antar-Desa dituangkan dalam
Peraturan Bersama Kepala Desa;
g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b, dan c perlu menetapkan
Peraturan Bersama Kepala Desa tentang Kerja sama
Antar Desa;
Mengingat : 37. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950); sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968
tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2851);

71
38. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);

39. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

40. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang


Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558)
sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5864);

41. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun


2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2091);

42. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun


2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);

43. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015
tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);

44. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296);

45. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun


2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89);

72
46. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 3 Tahun
2008 tentang Kewenangan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Kuningan (Lembaran Daerah Tahun 2008
Nomor 68, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 70);

47. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 4 Tahun


2013 Tentang Pedoman Kerjasama Desa (Lembar
Daerah Nomor 4 Seri E)

48. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 9 Tahun


2016 tentang Badan Usaha Milik Desa (Lembar Daerah
Kabupaten kuningan Nomor 9 tahun 2016);

49. Peraturan Bupati Kuningan Nomor .... Tahun 2017


tentang Pedoman Teknis Badan usaha Milik Desa;

50. Peraturan Desa........ Nomor .... tahun .... tentang


Kerjasama Desa (Lembaran Desa Nomor.... Tahun ....

51. Peraturan Desa........ Nomor .... tahun .... tentang


Kerjasama Desa (Lembaran Desa Nomor.... Tahun ....

52. Peraturan Desa........ Nomor .... tahun .... tentang


Kerjasama Desa (Lembaran Desa Nomor.... Tahun ....

53. Peraturan Desa........ Nomor .... tahun .... tentang


Kerjasama Desa (Lembaran Desa Nomor.... Tahun ....

54. Peraturan Desa........ Nomor .... tahun .... tentang


Kerjasama Desa (Lembaran Desa Nomor.... Tahun ....

Menetapkan : PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA …………………….,


DESA ……………………., DESA ……………………. DESA
……………………., DESA ……………………., DESA
……………………., TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
13. Pemerintahan Desa adalah Pemeritahan Desa dalam wilayah Kecamatan
…………………
14. Desa adalah Desa dalam wilayah Kecamatan ………………
15. Kepala Desa adalah Kepala Desa dalam wilayah Kecamatan ………………
16. Perangkat desa adalah Aparatur Desa yang bertugas membantu Kepala Desa
dalam melaksakan tugas sehari-hari.
17. Badan Permusyawaratan Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa dalam
wilayah Kecamatan ……………….
18. Desa adalah kesatuan masarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

73
setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

19. Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Desa.

20. Pemerintahan Desa adalah penyelengaraan urusan pemerintahan oleh


pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkam asal- usul dan
adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

21. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD. Adalah


lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelengaraan
pemerintahan desa sebagai unsur penyelengara pemerintah desa.

22. Kewengan desa adalah hak dan kekuasaan Pemerintah Desa dalam
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri untuk mengatur dan mengurus
kepentigan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat
setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di
daerah desa.

23. BKAD adalah lembaga yang mempasilitasi kerjasama antar desa dalam lingkup
Kecamatan ……………
24. Pemegang saham adalah Pemerintahan Desa …………, Desa …………, Desa
…………Dan …………….. dan anggota Masyarakat yang menyertakan modalnya
sesuai dengan AD/ART.

BAB II
BENTUK DAN TUJUAN BUMDES

Pasal 2
Bentuk BUMDes adalah
5. Sesuai dengan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan Badan Usaha Milik Desa Bersama;
6. BUMDes Bersama dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
Bersama Kepala Desa

7. Bentuk BUMDes bersama adalah Perusahaan Desa (Perusdes) Bersama

8. Nama BUMDes sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 adalah dengan


Nama …………………..
Pasal 3

Tujuan pembentukan BUMDes bersama


6. Meningkatkan pendapatan asli desa dalam rangka meningkatkan kemampuan
pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
serta pelayanan masyarakat.
7. Mengembangkan potensi perekonomian di wilayah pedesaan untuk
mewujudkan kelembagaan yang tangguh dalam memberikan pelayanan
terhadap kebutuhan masyarakat .

8. Menciptakan lapangan kerja.

9. Mengoptimalkan pengembangan potensi desa.

74
10. Mengentaskan kemiskinan.

BAB III
JENIS DAN PENGEMBANGAN USAHA KEPENGURUSAN

Pasal 4
Jenis Usaha BUMDes Bersama meliputi:
1. Jenis usaha disesuaikan dengan potensi yang ada di desa dan mempunyai
prospek untuk berkembang.
2. Menjalankan pengembangan usaha umum terutama pasar Kawasan.

3. Usaha indrustri kecil dan kerajinan rakyat.

4. Jasa simpan pinjam dan perkreditan.

5. Perdagangaan saprodi, pupuk, dan obat-obatan pertanian

6. Pengadaan dan penyaluran sembako masyarakat.

7. Usaha lainnya yang dibutuhkan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat..
Pasal 5
Pengembangan Usaha
4. Pemilihan usaha BUMDes melalui musyawarah desa bersama.
5. Pengembangan BUMDes dapat dikembangkan sesuai dengan potensi dan
kemampuan yang ada.

6. Untuk mencapai maksud dan tujuan ayat ( 2 ) Mak BUMDes Bersama berhak
menjalankan segala usaha serta tindakan yang berhubungan langsung
maupun tidak langsung asal dapat memperoleh keuntungan yang sah dan
halal.

BAB IV
TEMPAT DAN KEDUDUKAN

Pasal 6
1. BUMDes Bersama berkedudukan di Desa …………………….
2. Jika diperlukan BUMDes Bersama dapat membuka cabang ditempat lain.
BAB V
PERMODALAN

Pasal 7
1. Dana aset atau kekayaan Desa yang dipisahkan dari APBdes.Unit-unit usaha
yang sudah ada dan pengelolanya diserahkan ke masyarakat Desa;
2. Bantuan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah
Kabupaten.
3. Pinjaman dari lembaga perbankan.
4. Penyerahan modal pihak ketiga/swasta.
5. Permodalan dari masyarakat.

BAB VI
ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPENGURUSAN

Pasal 8
Organisasi
Organisasi pengelola BUMDes bersama terpisah dari organisasi Pemerintahan Desa.

75
Pasal 9
(1). Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUMDes Bersama terdiri dari:
a. Penasehat;
b. Pelaksana Operasional; dan
c. Pengawas.

Pasal 10
(1) Penasehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a dijabatsecara
ex officio oleh Kepala Desa yang dipilih melalui musyawarah antar desa.
(2) Pensehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban:
a. memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUMDes Bersama;
b. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BUMDes Bersama; dan
c. mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.
(3) Penasehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan
yang menyangkut pengelolaan usaha Desa; dan
b. melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja
BUMDes Bersama.

Pasal 11
(1) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b
mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUMDes Bersama sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban:
a. Melaksanakan dan mengembangkan BUMDes Bersama agar menjadi
lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum
masyarakat Desa;
b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Desa; dan
c. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa
lainnya.
(3) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUMDes Bersama
setiap bulan;
b. membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUMDes
Bersama setiap bulan;
c. memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUMDes Bersama
kepada masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sekurang-kurangnya
2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 12
(1) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat
(2), Pelaksana Operasional dapat menunjuk Anggota Pengurus sesuai dengan
kapasitas bidang usaha, khususnya dalam mengurus pencatatan dan
administrasi usaha dan fungsi operasional bidang usaha.
(2) Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan sesuai dengan kebutuhan dan
harus disertai dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung jawab,
pembagian peran dan aspek pembagian kerja lainnya.

Pasal 13
(1) Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi:
l. bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;
m. Warga Negara Indonesia;
n. bertempat tinggal di desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun dibuktikan dengan foto copy Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir

76
pejabat yang berwenang;
o. memiliki kredibilitas, integritas moral yang baik, loyalitas dan dedikasi
tinggi terhadap BUM Desa dengan menandatangani pakta integritas;
p. memiliki keahlian, kemampuan dalam bidangnya dan memahami
manajemen perusahaan;
q. mempunyai waktu yang penuh untuk melaksanakan tugasnya dengan
menandatangani surat pernyataan kesanggupan memberikan waktu yang
penuh dalam melaksanakan tugas sebagai pelaksana operasional;
r. sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan dengan dibuktikan surat
keterangan berbadan sehat dari dokter pemerintah;
s. berumur sekurang-kurangnya 21 (Dua Puluh Satu) tahun, dibuktikan
dengan foto copy akta kelahiran yang disahkan pejabat yang berwenang;
t. tidak mempunyai hubungan darah atau hubungan saudara baik sesama
Pelaksana Operasional atau dengan Penasihat dan Pengawas sampai
derajat pertama, dengan menandatangani surat pernyataan tidak memiliki
hubungan keluarga dengan sesama Pelaksana Operasional atau dengan
Penasihat dan Pengawas;
u. pendidikan sekurang-kurangnya SLTA atau sederajat, dibuktikan dengan
foto copy ijasah yang disahkan pejabat yang berwenang; dan
v. tidak menjadi pengurus partai politik dengan menandatangani surat
pernyataan bukan sebagai pengurus partai politik;
(2) Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan:
a. Meninggal dunia;
b. Telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa;
c. Mengundurkan diri;
d. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat
perkembangan kinerja BUM Desa;
e. Terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Pasal 14
(1) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c mewakili
kepentingan masyarakat.
(2) Susunan kepengurusan Pengawas terdiri dari:
a. Ketua;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Anggota.

(3) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban


menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUMDes
Bersamasekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
(4) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang menyelenggarakan
Rapat Umum Pengawas untuk:
a. Pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat
(2);
b. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM Desa;dan
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana
Operasional.

(5) Masa bakti Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga BUMDes Bersama.

Pasal 15
Susunan kepengurusan BUMDes Bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
dipilih oleh masyarakat Desa melalui Musyawarah antar Desa sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa.

77
BAB VII
BAGI HASIL USAHA

Pasal 16
(1) Tahun Anggaran BUMDes adalah 1 Januari 20….. sampai dengan 31
Desember 20….
(2) Pembagian keuntungan antara Unit Usaha danBUMDes akan diatur tersendiri
dalam AD/ART.
(10) Laba bersih BUM Desa setelah dikurangi pajak yang telah disahkan oleh Kepala
Desa ditetapkan sebagai berikut:
a. Bagian laba untuk Pemerintah Desa 25%
b. Cadangan umum 35%
c. Cadangan tujuan 10%
d. Dana kesejahteraan 10%
e. Jasa produksi 10%
f. Dana sosial 10%
(11) Bagian laba untuk Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf
a dianggarkan dalam penerimaan APBDes tahun anggaran berikutnya.
(12) Cadangan umum sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf b digunakan untuk
memperkuat modal.
(13) Cadangan tujuan sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf c, dibentuk untuk
tujuan tertentu dan penggunaannya ditetapkan oleh Pelaksana Operasional
dengan persetujuan Penasihat.
(14) Penggunaan dana kesejahteraan sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf d,
diperuntukkan bagi jaminan kesehatan pengurus dan karyawan BUM Desa
yang ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dengan persetujuan Penasihat.
(15) Penggunaan jasa produksi sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf e ditetapkan
oleh Pelaksana Operasional dengan persetujuan Penasihat.
(16) Penggunaan dana sosial sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf f ditetapkan oleh
Pelaksana Operasional dengan persetujuan Penasihat.

Pasal 17
(9) Belanja Pegawai BUM Desa meliputi :
j. Gaji Pengelola Operasional dan karyawan;
k. Honor Pengawas dan Penasihat; dan
l. Tunjangan Pengurus dan karyawan.
(10) Belanja pegawai BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak melebihi
30% (tiga puluh per seratus) dari total pendapatan tahun berjalan atau 40%
(empat puluh per seratus) dari total biaya berdasarkan realisasi tahun anggaran
yang lalu.
(11) Total pendapatan sebagaimana dimaksud pasal 31 ayat (2) 30% (tiga puluh per
seratus) adalah proyeksi pendapatan tahun Berjalan ditetapkan dalam Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan.
(12) Total biaya berdasarkan realisasi tahun anggaran yang lalu sebagaimana
dimaksud pasal 31 ayat (2) sebesar 40% (Empat puluh per seratus) berlaku bagi
BUM Desa yang sudah berjalan lebih dari 1 (satu) tahun.

BAB VII
KERJA SAMA DENGAN PIHAK KETIGA

Pasal 18
4. Dalam mengelola aset-aset BUMDes dapat bekerja sama dengan pihak ke tiga
atas persetujuan Penasehat.
5. Apabila menimbulkan beban hutang dengan jaminan dari harta BUMDes
maka harus mendapatkan persetujuan Penasehat dan badan Pengawas.

78
6. Bila tidak memerlukan jaminan dan tidak mengakibatkan beban hutang
cukup dilaporkan kepada Penasehat.

BAB IX
MEKANISME PENGELOLAAN

Pasal 19
7. Pengelolaan secara trasparan .
8. Pemegang saham terlibat secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengembangan usaha BUMDes Bersama

9. Pengelolaan secara Akseptebel

10. Pengelolaan secara Akuntabel


11. Pengelolaan secara berkelanjutan, memberi saran, dan bermanfaat bagi
masyarakat.

BAB X
SANKSI-SANKSI

Pasal 20
2. Apabila Pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar dan anggaran rumah
tangga dan peraturan yang berlaku di BUMDes Bersama dikenakan sanksi-
sanksi berupa:
a. Peringatan Lisan.
b. Peringatan Tertulis.
c. Diberhentikan Dari jabatan di BUMDes Bersama.
d. Di ajukan ke Pengadilan
4. Apbila pengurus tidak melaksanakan kewajiban meyelengarakan laporan /
kegiatan sesuai pasal 14 ayat 3,4,5 Peraturan bersama Kepala Desa ini akan
dikenai sanksi.
5. Ketentuan mengenai sanksi akan diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah
tangga.

Pasal 21
3. Dalam pelaksanaan administrasi surat menyurat BUMDes Bersama wajib
mengunakan kop surat dan stempel resmi.
4. Buku administrasi BUMDes Bersama terdiri dari:
e. Buku pengurus
f. Buku Notulen,Agenda surat Masuk Dan Keluar
g. Buku Kasdan Progam Kerja
h. Buku tamu dan lain-lain yang diperlukan
3. BUMDes bersama harus memiliki papan nama yang ditempatkan di halaman
kantor BUMDes bersama

4. Pembinaan Teknis BUMDes bersama dilakukan oleh Pemerintah Daerah


Kabupaten Kuningan sesuai dengan tugas dan fungsi.
5. DPMD Kabupaten Kuningan melakukan fasilitasi teknik manajemen melalui
pelatihan, pendampingan, dan pengawasan.

79
BAB XI
PENUTUP

Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan desa ini, sepanjang pelaksanaannya akan
diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa di wilayah kecamatan ………………...
Pasal 23
Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak ditetapkan

Ditetapkan di : ……………………………
Pada tanggal : …………………. 20…

KEPALA DESA ………….. KEPALA DESA ………….. KEPALA DESA …………..

……………………….. ……………………….. ………………………..

KEPALA DESA ………….. KEPALA DESA ………….. KEPALA DESA …………..

……………………….. ……………………….. ………………………..

80
BERITA ACARA
MUSYAWARAH ANTAR DESA
KERJASAMA ANTAR DESA

Dalam rangka pemanfaatan potensi ekonomi di antar desa-desa ……………. di Kecamatan


…………………. Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat maka pada :
Hari : ………………………….
Tanggal : ………………………….
Jam : ………………………….
Tempat : ………………………….
telah diselenggarakan pertemuan Musyawarah antar desa yang dihadiri oleh BPD,
Pemerintah Desa dan wakil-wakil dari masyarakat desa, serta unsur lain yang terkait dengan
Pembentukan BUMDesa sebagaimana tercantum dalam lampiran Daftar Hadir.
Materi atau topik yang dibahas dalam Forum ini serta yang bertindak selaku unsurpimpinan
dan narasumber adalah :
C. Materi atau Topik :
5. Penyepakatan kerjasama desa melalui Pembentukan BUMDes Bersama;
6. Pembahasan dan penyepakatan Peraturan Desa tentang Pembentukan BUM Desa
7. pelepasan aset desa untuk pendirian BUM Des Bersama; dan
8. pembentukan delegasi untuk mewakili desa dalam Musyawarah Antar Desa
mengenai pendirian BUMDes Bersama.
D. Unsur Pimpinan Rapat dan Nara Sumber
Pimpinan rapat : ........................... Ketua BKAD

Sekretaris / notulen : ........................... dari BKAD

Narasumber : 1. ……………………. : Kepala DPMD

2. ……………………. : Camat …………..

3. ……………………. : Kasie PPM

4. ……………………. : Pendamping

Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi terhadap materi atau topik diatas selanjutnya
seluruh peserta memutuskan dan dapat menyepakati beberapa hal yang berketetapan
menjadi keputusan akhir dari Musyawarah antar desa, yaitu :

5. Penyepakatan Pembentukan BUMDes Bersama;


……………………………………………………………………………………………………..…………
…………………………………………………………………………………………..……………………
……………………………………………………………………………….

6. Pembahasan dan penyepakatan Peraturan desa tentang Pembentukan BUMDes


Bersama.
………………………………………………………………………………………………..………………
……………………………………………………………………………………..…………………………
………………………………………………………………..………………

7. pelepasan aset Desa untuk pendirian BUMDes Bersama;


…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

8. pembentukan delegasi untuk Penyusunan AD_ART BUMDes Bersama


.…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

81
Semua keputusan diambil secara musyawarah mufakat yang demokratis dan terbuka.
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

……………, … September 2016


Pimpinan Rapat Notulen

………………… ………………….

Mengetahui
Kepala Desa ………..

……………………..

Mengetahui dan Menyetujui,


Wakil dari Peserta Musyawarah

No Nama Alamat Tanda Tangan

1 ………………….. …………………………… 1. ……………


2 ………………….. …………………………… 2. ………………
3 ………………….. …………………………… 3. ………………
4 ………………….. …………………………… 4. ………………
5 ………………….. …………………………… 5. ………………
6 ………………….. …………………………… 6. ………………
7 ………………….. …………………………… 7. ………………

82
DAFTAR HADIR
Hari : ………………………
Tanggal : ………………………
Jam : ………………………
Tempat : ………………………
Acara : ………………………

NO NAMA UNSUR TANDA TANGAN


26. …………….
27. …………….
28. …………….
29. …………….
30. …………….
31. …………….
32. …………….
33. …………….
34. …………….
35. …………….
36. …………….
37. …………….
38. …………….
39. …………….
40. …………….
41. …………….
42. …………….
43. …………….
44. …………….
45. …………….
46. …………….
47. …………….
48. …………….

PIMPINAN RAPAT

…………….

83
T. CONTOH FORMAT RKAP BUMDES

LOGO

BUM Desa ………………..


DESA ……………..

Rencana Kerja Strategis Perusahaan (RENSRA)


Tahun ……………..

Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN. ........................................................................... 1


1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan
RKAP.................................................................................... 2
1.2. Gambaran Umum ................................................................ 3

BAB II. SASARAN USAHA ………................................................................ 4


2. Visi Perusahaan ................................................................... 5
2.2. Misi Perusahaan .................................................................. 6
2.3. Sasaran Perusahaan tahun 20...., ........................................ 7
2.4. Asumsi dan parameter RKAP tahun 20…..., ......................... 8

BAB III. STRATEGI USAHA TAHUN 2014 ............................................... 9


3. Strategi Korporasi Perusahaan ........................................10
3.2. Strategi Bisnis Perusahaan ..................................................11
3.3. Strategi Fungsional Perusahaan .......................................... 22

BAB IV. KEBIJAKAN MANAJEMEN .......................................................... 24

BAB V. PROGRAM KEGIATAN TAHUN 2014 ............................................ 26


4.1 Peningkatan Pemasaran dan Penjualan .............................. 26
4.2 Peningkatan Produksi dan KualitasProduk.......................... 27

BAB VI. RESTRUKTURISASI PINJAMAN RDI............................................29


5.1 Korespondensi.......................................................................29
5.2 Status Pinjaman RDI Tahun 2013......................................... 31

BAB VII PROYEKSI KEUANGAN................................................................32


6.1 Konsolidasi...........................................................................32
6.2 Holding................................................................................ 54
6.3. unit ....................................................................................56
6.4 unit ....................................................................................58

BAB VIII KESIMPULAN ............................................................................80

84
U. CONTOH FORMAT BUKU RENCANA KEGIATAN BUMDES

BUKU RENCANA KEGIATAN BUM DESA

JADWAL RENCANA KEGIATAN BUM DESA


Uraian
NO BULAN Penanggung jawab
kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

85
V. SISTEMATIKA PELAPORAN BUMDES

SISTEMATIKA PELAPORAN BUMDES

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN
(Latar Belakang Dasar Hukum Tujuan)
BAB. II GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUMDes
(Profil BUMDes, Kegiatan BUMDes)
BAB. III TINJAUAN ASPEK KEGIATAN BUMDes
A. Deskripsi Data/Informasi
B. Analis
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat
BAB. IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
LAMPIRAN
A. Keadaan Keuangan Bulanan (Neraca/Laba Rugi) Bumdes
Bulan/Triwulan/Tahun Yang Dilaporkan
B. Dokumentasi Kegiatan
C. Rekap Data transaksi keuangan BUMDes
D. Poto copy Buku Kas terakhir
E. Poto copy Buku Tabungan BUMDes
F. Dll.

BUPATI KUNINGAN

ACEP PURNAMA

86

Anda mungkin juga menyukai