Anda di halaman 1dari 8

DRAFT

KEPALA DESA SIRNAJAYA


KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERATURAN DESA SIRNAJAYA


NOMOR ........ TAHUN 2019

TENTANG

PUNGUTAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SIRNAJAYA

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 23 Peraturan Menteri


Desa Daerah Tertinggal Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa Desa berwenang
melakukan pungutan atas jasa usaha seperti pemandian umum,
wisata desa, pasar Desa, tambatan perahu, karamba ikan,
pelelangan ikan, dan lain-lain sesuai kewenangan desa.
b. bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 12 ayat 1 huruf c
Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 76 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa Swadaya, partisipasi dan gotong
royong adalah penerimaan yang berasal dari sumbangan
masyarakat Desa.
c. bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 12 ayat 1 huruf d
Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 76 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa Lain-lain pendapatan asli Desa
adalah hasil Pungutan Desa
d. bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 10 ayat 1 Peraturan
Bupati Bandung Barat Nomor 17 Tahun 2019 tentang Daftar
Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa Di Kabupaten Bandung Barat Desa dapat
melakukan pungutan dalam rangka peningkatan pendapatan
asli Desa sesuai dengan Kewenangan Desa sepanjang tidak
bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan.
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, b, c, dan d perlu menetapkan Peraturan Desa
tentang Pungutan Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran


Negara Republik lndonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5495);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
BelanjaNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694)
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2094);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul Dan
Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Tata Tertib Dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 159);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1037);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang
Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 89 );
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 611 );
12. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 76 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2018 Nomor 79)
13. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 77 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Tahun 2019 (Berita Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun
2018 Nomor 80);
14. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 17 Tahun 2019 tentang
Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Bersekala Desa di Kabupaten Bandung Barat
(Berita Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 Nomor
17);
15. Peraturan Desa Sirnajaya Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Rencana Jangka Menengah Desa Sirnajaya Tahun 2018-2014
(Lembaran Desa Sirnajaya Tahun 2019 Nomor 05).
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SIRNAJAYA
dan
KEPALA DESA SIRNAJAYA

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA SIRNAJAYA TENTANG PUNGUTAN


DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud:

1. Daerah Kabupaten adalah Daerah Kabupaten Bandung Barat


2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati dan Perangkat Daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Bandung Barat.
4. Camat adalah Camat di Kabupaten Bandung Barat
5. Desa adalah Desa dan Desa Adat, selanjutnya disebut Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
8. Kepala Desa adalah Kepala Desa Sirnajaya.
9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
10. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa.
11. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
12. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
atau perolehan hak lainnya yang sah.
13. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban Keuangan Desa.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut dengan
APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa, yang
dibahas dan disepakati bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
15. Penerimaan Desa adalah uang yang masuk ke Rekening Kas Desa.
16. Pengeluaran Desa adalah uang yang keluar dari Rekening Kas Desa.
17. Pendapatan adalah semua Penerimaan Desa dalam 1 (satu) tahun
anggaran yang menjadi hak Desa dan tidak perlu dikembalikan oleh Desa.
18. Hasil usaha Desa adalah bagi hasil BUM Desa.
19. Hasil aset adalah hasil dari pengelolaan tanah kas Desa, tambatan perahu,
pasar Desa, tempat pemandian umum, jaringan irigasi, dan hasil aset
lainnyasesuai dengan kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan
kewenangan lokal berskala Desa
20. Swadaya, partisipasi dan gotong royong adalah penerimaan yang berasal
dari sumbangan masyarakat Desa.
21. Pungutan Desa adalah salah satu sumber pendapatan asli desa yang jenis
penentuannya sesuai dengan kewenangan desa serta tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang diatur dan
disahkan dengan peraturan desa.
22. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
23. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan kebijakan, program,
kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan
prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
24. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan
Desa untuk menyepakati halyang bersifat strategis.

BAB II
PUNGUTAN DESA
Pasal 2

1) Desa dilarang melakukan pungutan atas jasa layanan administrasi yang


diberikan kepada masyarakat Desa.
2) Jasa layanan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. surat pengantar;
b. surat rekomendasi; dan
c. surat keterangan.
3) Desa berwenang melakukan pungutan atas jasa usaha seperti pemandian
umum, wisata desa, pasar Desa, tambatan perahu, karamba ikan, pelelangan
ikan, dan lain-lain sesuai Kewenangan Desa.
4) Desa dapat mengembangkan dan memperoleh bagi hasil dari usaha bersama
antara pemerintah Desa dengan masyarakat Desa.

Jenis Pungutan Desa


Pasal 3

Jenis-Jenis pungutan Desa meliputi:


a. Retribusi Desa
b. biaya pemeliharaan/perawatan atas penggunaan sarana prasarana desa
c. Pungutan atas jasa/manpaat yang diberikan desa kepada masyarakat
dan/atau pihak ketiga
d. Pungutan atas sewa aset desa
e. Pungutan Swadaya/Partisipasi/dan Gotong Royong Desa dalam Kegiatan
Desa.
f. Dan pungutan lainnya sesuai dengan kewenangan desa serta tidak
bertentangan dengan undang-undang.

Pasal 4

Pungutan retribusi Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 point (a) antara lain :

a. Parkir Motor di Objek Wisata Desa dan/Tempat Pertunjukan di Desa


b. Retribusi penggunaan sarana dan prasarana Desa
c. Bongkar Muat Kendaraan Roda 4 atau lebih di Desa
d. Ticket masuk wisata Desa
e. Portal Jalan Desa
f. Retribusi penggunaan Air Bersih Desa
g. Dst............
Pasal 5

Pungutan biaya pemeliharaan/perawatan atas penggunaan sarana prasarana desa


sebagaimana dimaksud Pasal 2 point (c) antara lain :

1. Penggunaan Gedung Serba Guna Desa untuk kegiatan :


(i) latihan/pertandingan olah raga.
(ii) Latihan/pagekaran kesenian.
(iii) Rapat/Seminar/Workshop.
(iv) Pesta (Hajatan, Khitanan, Ulangtahun dll); dan
(v) Pemanfaatan lainnya
(vi) Dst.........

2. Pemeliharaan/Perawatan peralatan Desa :


(i) Penggunaan Sound System
(ii) Penggunaan Genset
(iii) Mesin Rumput
(iv) Chain Shaw (Gergaji Mesin)
(v) Alat Poging
(vi) Penggunan peralatan Desa lainnya
(vii) Pengunaan Mobil Desa
(viii) Dst....................

Pasal 6

Pungutan atas jasa/manpaat yang diberikan desa sebagaimana dimaksud Pasal 2


point (d) meliputi :

a. Ijin reklame di jalan poros desa


b. ijin keramaian dan jasa pengamanannya.
c. Kesaksian atas sewa menyewa
d. Kesaksian gadai tanah/rumah/barang berharga
e. Kesaksian jual beli rumah/tanah
f. Pembuatan surat pernyataan tanah dan biaya ukur
g. Ijin bangunan/perumahan
h. Ijin usaha; dan
i. Dst................................

Pasal 7

Pungutan Pungutan Swadaya/Partisipasi/dan Gotong Royong Desa dalam Kegiatan


Desa sebagaimana dimaksud Pasal 2 point (e) meliputi :
a. Pungutan Swadaya/Partisipasi/dan Gotong Royong dalam Kegiatan PHBN
b. Pungutan Swadaya/Partisipasi/dan Gotong Royong dalam Kegiatan PHBI
c. Pungutan Swadaya/Partisipasi/dan Gotong Royong dalam Kegiatan Ulang
Tahun/Milangkala Desa
d. Pungutan Swadaya/Partisipasi/dan Gotong Royong dalam Kegiatan
Pembangunan; dan
e. Pungutan Swadaya/Partisipasi/dan Gotong Royong dalam Kegiatan Sosial
Kemasyarakatan lainnya.
f. Dst.........................

Pasal 8

Ketentuan mengenai besaran pungutan desa sesuai jenis-jenis pungutan Desa


penjabaran atau rinciannya dapat diatur kembali dalam Peraturan Kepala Desa.
BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN PUNGUTAN
Pasal 9

(1) Koordinasi pelaksanaan pungutan Desa dilakukan oleh Sekretaris Desa


(2) Kepala Desa dapat menetapkan perangkat desa yang ditetapkan sebagai petugas
pelaksana pungutan desa sesuai dengan jenis pungutan Desa dengan Keputusan
Kepala Desa.

BAB IV
WAJIB PUNGUT
Pasal 10

(1) Wajib pungutan Desa adalah setiap orang atau/badan/lembaga yang diwajibkan
untuk membayar pungutan Desa karena telah memperoleh pelayanan dari
pemerintah Desa dan/atau setiap orang atau/badan/lembaga yang terkena
beban sewa atas penggunaan asset/sarana prasarana Desa.
(2) Pembayaran pungutan atas sewa oleh badan/lembaga dilakukan oleh pimpinan
badan/lembaga yang bersangkutan atau pihak yang diberi kuasa untuk
melaksanakan pembayaran.

BAB V
PENGURANGAN PEMBEBASAN PUNGUTAN
Pasal 11

(1) Kepala Desa melalui petugas pemungut dapat memberikan pengurangan atau
pembebasan pungutan desa kepada warga masyarakat desa yang tergolong
kurang mampu.
(2) Pemberian pengurangan atau pembebasan pungutan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan seuai permohonan dan keterangan yang
bersangkutan.
(3) Besaran nilai pengurangan pungutan ditentukan berdasarkan pertimbangan
sosial, ekonomi dan keberpihakan pada warga miskin.

BAB VI
PENGELOLAAN PUNGUTAN

Pasal 12

(1) Seluruh hasil penerimaan pungutan desa dicatat dalam buku kas Desa dan
disetor ke rekening Desa dan dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APB Desa)
(2) Pemanfaatan hasil pungutan desa dipergunakan untuk melaksanakan
pembangunan desa di bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pelaksanaan
Pembangunan, Pembinaan Kemasyarakatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

BAB VII
MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGAWASAN
Pasal 13

(1) Pertanggungjawaban pengawasan pendapatan Desa yang berasal dari pungutan


Desa disampaikan Kepala Desa Kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) dalam Laporan Keterangan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LKPPD)
(2) Pengawasan atas pelaksanaan pungutan desa dilaksanakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa.
BAB VIII
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 14

(1) Dalam hal terjadi peristiwa diluar dugaan (force Major) yang berdampak pada
timbulnya permasalahan dan kerawanan sosial, Kepala Desa dapat memberikan
persetujuan atas pelaksanaan pungutan yang bersifat temporer setelah
dikonsultasikan dengan BPD.
(2) Peristiwa diluar dugaan (Force Major) sebagaimana dimaksud didalam ayat (1)
adalah banjir, wabah penyakit, longsor, paceklik, kebakaran dan kejadian
lainnya.
(3) Besaran pungutan yang bersifat temporer tidak ditentukan
(4) Pelaksana pungutan yang bersifat temporer ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 15

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.


Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Sirnajaya.

Ditetapkan di Desa Sirnajaya


pada tanggal....................2019

KEPALA DESA SIRNAJAYA

..................................

Diundangkan di Desa Sirnajaya


pada tanggal......................2019
SEKRETARIS DESA SIRNAJAYA

..........................

LEMBARAN DESA SIRNAJAYA TAHUN 2019 NOMOR..........

Anda mungkin juga menyukai