Anda di halaman 1dari 13

Lembaran Desa Songgon Tahun 2021 No 2

Desa Songgon Tanggal 19 Juli 2021

PERATURAN DESA SONGGON

NOMOR : 02 TAHUN 2021

TENTANG

PUNGUTAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SONGGON,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang kegiatan


penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan
meningkatkan Pendapatan Asli Desa dipandang
perlu mengadakan Pungutan Desa;
b. bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 69 ayat (4)
dalam Undang – undang 6 Tahun 2014 Tentang
Desa, disebutkan “rancangan peraturan desa tentang
anggaran dan pendapatan belanja desa, pungutan,
tata ruang, dan organisasi harus mendapatkan
evaluasi bupati/walikota sebelum ditetapkan
menjadi peraturan desa”, maka segala pungutan
yang dilakukan Desa, harus memiliki Peraturan Desa
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 15 ayat
(6) Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 17 Tahun
2019 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;
yang berbunyi bahwa segala pungutan desa
ditetapkan dalam peraturan desa;
d. bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
maka perlu menetapkan Peraturan Desa Songgon
tentang Pungutan Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan ;
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014
tentang Desa tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6321);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber
Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber
Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Dana
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5864);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis
Peraturan Di Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2091;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 53);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 116);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia


Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 158);
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib
dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 159);
10. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 47 Tahun 2018
tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.
11. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 17 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019 Nomor 17);
12. Peraturan Desa Songgon Nomor 3 Tahun 2019
Tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
(Lembaran Desa Tahun 2019 Nomor 3).
13. Peraturan Desa Songgon Nomor 2 Tahun 2020
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa Songgon Tahun 2020 - 2025 (Lembaran Desa
Tahun2020 Nomor 2 ).

Dengan Kesepakatan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SONGGON

dan

KEPALA DESA SONGGON


MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PUNGUTAN DESA

Bab 1
Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Kabupaten adalah Kabupaten Banyuwangi
2. Bupati adalah Bupati Banyuwangi
3. Camat adalah Organisasi Perangkat Daerah yang
mempunyai wilayah kerja di tingkat Kecamatan
Songgon
4. Desa adalah Desa Songgon Kecamatan Songgon
Kabupaten Banyuwangi.
5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
6. Kepala Desa adalah Kepala wilayah di Desa Songgon
7. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut
BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
8. Perangkat Desa terdiri atas Sekretariat Desa,
Pelaksanaan Kewilayahan, dan Pelaksana Teknis
9. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
10. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut
BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset,
jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
11. Peraturan Desa atau yang disingkat Perdes adalah
peraturan yang dibuat oleh pemerintah desa bersama
BPD;
12. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki
desa meliputi kewenangan berdasarkan hak asal-
usul, kewenangan lokal berskala desa, kewenangan
yang ditugaskan oleh pemerintah kabupaten,
pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah
serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh
pemerintah, pemerintah daerah provinsi atau
pemerintah kabupaten sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
13. Kewenangan desa adalah kewenangan yang dimiliki
desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul dan adat istiadat desa.
14. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak
yang merupakan warisan yang masih hidup dan
prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai
dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
15. Kewenangan lokal berskala desa adalah kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa
atau mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau
yang muncul karena perkembangan desa dan
prakarsa masyarakat desa.
16. Pengelolaan sumber pendapatan desa adalah
kegiatan dan tindakan terhadap kekayaan desa yang
meliputi perencanaan penentuan kebutuhan,
penganggaran, pengadaan, penyimpanan,
inventarisasi, pengembangan, pengendalian,
pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan,
perubahan status hukum dan penatausahaan.
17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang
selanjutnya disebut APBDesa adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
18. Aset desa adalah barang milik yang berasal dari
kekayaan asli milik desa, dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) atau perolehan hak lainnya yang sah.
19. Pengelolaan aset desa adalah rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan,
penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pelaporan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian aset desa.
20. Pemanfaatan adalah pendayagunaan aset desa secara
tidak langsung dipergunakan dalam angka
penyelenggaraan tugas pemerintahan desa dan tidak
mengubah status kepemilikan
21. Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih
22. Sewa adalah pemanfaatan aset desa oleh pihak lain
dalam jagka waktu tertentu dan menerima imbalan
uang tunai.
23. Pinjam pakai adalah pemanfatan aset desa antara
pemerintah desa dengan pemerintah desa lain serta
lembaga kemasyarakatan desa di desa setempat
dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima
imbalan.
24. Kerjasama pemanfaatan adalah pemanfaatan aset
desa oleh pihak lain dalam jangka waku tertentu
dalam rangka meningkatkan pendapatan desa
25. Bangun Guna Serah adalah pemanfaatan barang
milik desa berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali
tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
26. Bangun Serah Guna adalah pemanfaatan barang
milik desa berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya
diserahkan kepada pemerintahan desa untuk
didayagunakan dalam jangka waktu tertentu yang
disepakati.
27. Tanah desa adalah tanah yang dikuasai dan atau
dimiliki oleh Pemerintah Desa sebagai salah satu
sumber pendapatan asli desa dan/atau untuk
kepentingan sosial.
28. Pungutan Desa adalah segala pungutan baik berupa
uang maupun barang oleh pemerintahan desa
terhadap masyarakat, berdasarkan pertimbangan
kemampuan sosial ekonomi masyarakat dalam
rangka meningkatkan penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
yang ditetapkan dengan peraturan desa.
29. Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari suatu
kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif
sendiri mengadakan usaha kearah pemenuhan
kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang
yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu.
30. Partisipasi dan gotong royong adalah keikutsertaan
dalam kerjasama yang spontan dan sudah
melembaga serta mengandung unsur-unsur timbal
balik yang bersifat sukarela antara warga desa dan
atau warga desa dengan pemerintahan desa untuk
memenuhi kebutuhan yang insidentil maupun
berkelangsungan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan bersama baik meteriil maupun
spiritual.
31. Retribusi Desa yaitu pungutan atas jasa pelayanan
yang diberikan pemerintah desa kepada
pengguna/penerima manfaat aset desa dimaksud.

Bab 2
Jenis , Objek dan Besaran Pungutan
Pasal 2

(1) Pemerintah Desa Songgon berwenang untuk


melakukan pungutan
(2) Jenis Pungutan yang dapat dilakukan sebagaimana
ayat (1) yaitu :
a) Pungutan yang masuk dalam APBDes Songgon.
b) Pungutan yang tidak masuk dalam APBDes
Songgon.

Pasal 3

(1) Pungutan sebagaimana pada pasal 2 diberlakukan


pada:
a) Objek yang merupakan kewenangan desa
b) Masyarakat Desa
c) dan /atau pihak lainnya
(2) Pungutan sebagaimana pada ayat (1) huruf “a”
adalah Pungutan yang diberlakukan terhadap objek
yang merupakan kewenangan desa berupa Aset Desa,
Pasar Desa, Tanah Kas Desa dan objek lainnya yang
dikuasai oleh Pemerintah Desa Songgon
(3) Pungutan terhadap masyarakat Desa sebagaimana
ayat (1) huruf “b” wajib disertai dengan Proposal,
yang diketahui oleh Kepala Desa Songgon dibuktikan
Tanda Tangan, Cap dan/atau Stempel Pemerintah
Desa Songgon
(4) Pungutan sebagaimana pada ayat (1) huruf “c”
adalah pungutan yang dilakukan kepada selain
Masyarakat dan Objek yang merupakan kewenangan
Desa
(5) Lembaga Kemasyarakatan Desa atau dengan sebutan
lainnya yang mempunyai Surat Keputusan Pendirian
dan/atau Penetapan dari Kepala Desa Songgon dapat
melakukan pungutan kepada anggota masyarakat
dilingkungannya setelah mendapatkan Ijin dan/atau
rekomendasi tertulis dari Kepala Desa Songgon.

Pasal 4

(1) Sumber penerimaan Negara, Provinsi dan Daerah


yang berada di desa baik pajak maupun retribusi
yang sudah dipungut oleh Pemerintah, Pemerintah
Provinsi atau Pemerintah Daerah tidak dibenarkan
adanya pungutan tambahan oleh Pemerintah Desa.
(2) Segala Pungutan yang bukan kewenangan
Pemerintah Desa selain dijelaskan ayat (1) diatas
Tidak diperkenankan Dipungut oleh Desa dan
mengadakan adanya tambahan pungutan.
(3) Pemerintah Desa dilarang menambah atau
memungut pada objek yang sama yang dikelola oleh
BUMDes.
Pasal 5

1) Pemerintah Desa tidak diperkenankan untuk


melakukan pungutan terhadap jasa administrasi,
yaitu :
a) Surat Rekomendasi
b) Surat Pengantar
c) Surat Keterangan usaha kecil dan menengah,
Kependudukan, Status ekonomi, Status Sosial
dan budaya.
2) Pemerintah Desa diperkenankan untuk melakukan
pungutan terhadap jasa administrasi, yaitu:
a) Terhadap persaksian atas perbuatan hukum
dalam peralihan dan perolehan hak atas harta
benda terhadap seseorang maupun badan.
b) Terhadap Kepemilikan, peralihan hak,
penebangan dan pengangkutan atas kayu dari
kebun milik rakyat.
c) Pengurusan Ijin Rekomendasi penambangan
Galian C menggunakan alat dan/atau mesin
berat/Traktor.

Pasal 6

Besaran Pungutan yang dilakukan Pemerintah Desa


disesuaikan dengan harga yang wajar dan tidak
berlebihan.

Bab 3
Mekanisme Pungutan
Pasal 7

(1) Pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa,


dapat dibayar secara Tunai atau melalui Transfer
Bank.
(2) Pungutan yang dibayar Tunai sebagaimana
dijelaskan ayat (1) diatas, yang menerima dan
melakukan tanda tangan bukti Penerimaan adalah
Kepala Desa dan Perangkat Desa
(3) Pungutan yang dibayar melalui Transfer Bank
sebagaimana dijelaskan ayat (1) diatas, adalah
Pembayaran pungutan melalui Transfer ke Rekening
Desa Songgon
(4) Dalam hal Pembayaran dilakukan dengan Transfer
Bank sebagaimana ayat (3), maka wajib dibuktikan
dengan bukti transfer
(5) Bukti transfer pada ayat (4) dapat dilakukan secara
elektronik, dan wajib dicetak oleh Pemerintah Desa
sebagai bukti Transfer ke Rekening Desa

Pasal 8

(1) Kepala Desa wajib menandatangani bukti dan


menerima hasil pungutan sebagaimana pasal 6 ayat
(2), apabila pungutan diberikan kepada Pemerintah
Desa
(2) Dalam hal Kepala desa berhalangan untuk
melakukan ayat (1) diatas, maka dapat diwakilkan
Perangkat Desa, dengan bukti perintah dari Kepala
Desa Songgon
(3) Bukti perintah pada ayat (2) dapat secara
Administrasi atau Pesan Elektronik
(4) Perangkat Desa yang melakukan dan menerima
Pungutan sebagaimana ayat (2), wajib
memberitahukan kepada yang membayar pungutan
Bab 4
Pengelolaan hasil Pungutan dan Sanksi
Pasal 9

(1) Hasil Pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah


Desa , diserahkan dan wajib dicatat oleh Perangkat
Desa Kepala Urusan Keuangan sebagai Pendapatan
Asli Desa
(2) Pungutan yang sudah dicatat sebagaimana ayat (1)
dapat dipergunakan pada Tahun Anggaran berjalan
(3) Untuk Belanja dari sumber pendapatan sebagaimana
ayat (1) sesuai dengan yang terdapat di Pendapatan
dan Belanja Desa

Pasal 10

(1) Apabila terdapat bukti yang cukup, Kepala Desa dan


salah – satu perangkat desa yang ditugaskan untuk
menerima dan melakukan pungutan sebagaimana
pasal 7, namun tidak menyerahkanya kepada Kepala
Urusan Keuangan untuk dilakukan sebagaimana
pada pasal 8 ayat (1), maka Perangkat Desa Tersebut
wajib mengganti hasil pungutan dengan Penghasilan
Tetap atau Pendapatan Lainya yang sah
(2) Jika Kepala Desa dan Perangkat Desa tidak
melakukan apa yang disampaikan ayat (1) maka
akan dituntut sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku

Bab 5
Ketentuan Peralihan
Pasal 11

Untuk Jenis Pungutan, Besaran Pungutan, mekanisme


Pungutan, dan Hasil Pungutan diatur kembali lebih
detail dengan Peraturan Kepala Desa Songgon.

Pasal 12

Dalam hal setiap pasal yang terdapat di Peraturan Desa


ini bertentangan dengan Peraturan lebih tinggi, maka
peraturan tersebut dinyatakan tidak berlaku dengan
sendirinya dan batal demi hukum

Bab 6
Penutup
Pasal 13

Peraturan Desa Songgon ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Desa.

Ditetapkan di : Desa Songgon

Pada tanggal : 19 Juli 2021

Pj.KEPALA DESA SONGGON

TTD

TANTO SULISTRIYONO

Diundangkan di : Desa Songgon

Pada tanggal : 19 Juli 2021

SEKRETARIS DESA SONGGON

TTD

YAKUP HARIYANTO

LEMBARAN DESA SONGGON TAHUN 2021 NOMOR 2


Penyampaian Rancangan Perdes Tentang Pungutan Desa Songgon

Anda mungkin juga menyukai