TAHUN 2022
TENTANG
PUNGUTAN DESA
TAHUN ANGGARAN 2022
DESA : KERSAGALIH
KECAMATAN : JATIWARAS
KABUPATEN : TASIKMALAYA
TAHUN : 2022
PERATURAN DESA KERSAGALIH NOMOR : 02 TAHUN 2021 TENTANG PUNGUTAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KERSAGALIH, Menimbang :
a. bahwa dalam rangka menunjang kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan meningkatkan
Pendapatan Asli Desa dipandang perlu mengadakan Pungutan Desa; b. bahwa sebagaimana ketentuan
Pasal 69 ayat (4) dalam Undang – undang 6 Tahun 2014 Tentang Desa, disebutkan “rancangan
peraturan desa tentang anggaran dan pendapatan belanja desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi
harus mendapatkan evaluasi bupati/walikota sebelum ditetapkan menjadi peraturan desa”, maka segala
pungutan yang dilakukan Desa, harus memiliki Peraturan Desa c. bahwa untuk melaksanakan
ketentuan pasal 15 ayat (6) Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 17 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa; yang berbunyi bahwa segala pungutan desa ditetapkan dalam peraturan
desa; d. bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf
b, maka perlu menetapkan Peraturan Desa Kersagalih tentang Pungutan Desa. Mengingat : 1. Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan ; 2. Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Dana Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864); 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 53); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 116); 8.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158); 9. Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159); 10. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 47
Tahun 2018 tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala
Desa. 11. Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
(Berita Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2019 Nomor 17); 12. Peraturan Desa Kersagalih Nomor
3 Tahun 2019 Tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa (Lembaran Desa Tahun 2019 Nomor 3). 13. Peraturan Desa Kersagalih Nomor 2 Tahun
2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kersagalih Tahun 2020 - 2025
(Lembaran Desa Tahun2020 Nomor 2 ). Dengan Kesepakatan Bersama BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA KERSAGALIH dan KEPALA DESA KERSAGALIH
MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PUNGUTAN DESA Bab 1
Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah Kabupaten
adalah Kabupaten Banyuwangi 2. Bupati adalah Bupati Banyuwangi 3. Camat adalah Organisasi
Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat Kecamatan Kersagalih 4. Desa adalah
Desa Kersagalih Kecamatan Kersagalih Kabupaten Banyuwangi. 5. Pemerintah Desa adalah Kepala
Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 6. Kepala Desa adalah
Kepala wilayah di Desa Kersagalih 7. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. 8. Perangkat Desa terdiri
atas Sekretariat Desa, Pelaksanaan Kewilayahan, dan Pelaksana Teknis 9. Musyawarah Desa atau yang
disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa,
dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati
hal yang bersifat strategis. 10. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainnya untuk sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. 11. Peraturan Desa atau yang
disingkat Perdes adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah desa bersama BPD; 12. Kewenangan
Desa adalah kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan berdasarkan hak asalusul,
kewenangan lokal berskala desa, kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah kabupaten, pemerintah
daerah provinsi atau pemerintah daerah serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah,
pemerintah daerah provinsi atau pemerintah kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. 13. Kewenangan desa adalah kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan di
bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul dan adat istiadat desa. 14. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat. 15. Kewenangan lokal berskala desa adalah kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa atau mampu dan
efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena perkembangan desa dan prakarsa masyarakat
desa. 16. Pengelolaan sumber pendapatan desa adalah kegiatan dan tindakan terhadap kekayaan desa
yang meliputi perencanaan penentuan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan,
inventarisasi, pengembangan, pengendalian, pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan, perubahan
status hukum dan penatausahaan. 17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut
APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. 18. Aset desa adalah barang milik
yang berasal dari kekayaan asli milik desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDesa) atau perolehan hak lainnya yang sah. 19. Pengelolaan aset desa adalah
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan,
pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan, penilaian, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian aset desa. 20. Pemanfaatan adalah pendayagunaan aset desa secara tidak
langsung dipergunakan dalam angka penyelenggaraan tugas pemerintahan desa dan tidak mengubah
status kepemilikan 21. Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih 22. Sewa adalah pemanfaatan aset desa oleh
pihak lain dalam jagka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai. 23. Pinjam pakai adalah
pemanfatan aset desa antara pemerintah desa dengan pemerintah desa lain serta lembaga
kemasyarakatan desa di desa setempat dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan. 24.
Kerjasama pemanfaatan adalah pemanfaatan aset desa oleh pihak lain dalam jangka waku tertentu
dalam rangka meningkatkan pendapatan desa 25. Bangun Guna Serah adalah pemanfaatan barang
milik desa berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu. 26. Bangun Serah Guna adalah pemanfaatan barang
milik desa berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada pemerintahan desa untuk
didayagunakan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati. 27. Tanah desa adalah tanah yang
dikuasai dan atau dimiliki oleh Pemerintah Desa sebagai salah satu sumber pendapatan asli desa
dan/atau untuk kepentingan sosial. 28. Pungutan Desa adalah segala pungutan baik berupa uang
maupun barang oleh pemerintahan desa terhadap masyarakat, berdasarkan pertimbangan kemampuan
sosial ekonomi masyarakat dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan yang ditetapkan dengan peraturan desa. 29. Swadaya masyarakat adalah
kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan usaha
kearah pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok
masyarakat itu. 30. Partisipasi dan gotong royong adalah keikutsertaan dalam kerjasama yang spontan
dan sudah melembaga serta mengandung unsur-unsur timbal balik yang bersifat sukarela antara warga
desa dan atau warga desa dengan pemerintahan desa untuk memenuhi kebutuhan yang insidentil
maupun berkelangsungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama baik meteriil maupun
spiritual. 31. Retribusi Desa yaitu pungutan atas jasa pelayanan yang diberikan pemerintah desa
kepada pengguna/penerima manfaat aset desa dimaksud. Bab 2 Jenis , Objek dan Besaran Pungutan
Pasal 2 (1) Pemerintah Desa Kersagalih berwenang untuk melakukan pungutan (2) Jenis Pungutan
yang dapat dilakukan sebagaimana ayat (1) yaitu : a) Pungutan yang masuk dalam APBDes
Kersagalih. b) Pungutan yang tidak masuk dalam APBDes Kersagalih. Pasal 3 (1) Pungutan
sebagaimana pada pasal 2 diberlakukan pada: a) Objek yang merupakan kewenangan desa b)
Masyarakat Desa c) dan /atau pihak lainnya (2) Pungutan sebagaimana pada ayat (1) huruf “a” adalah
Pungutan yang diberlakukan terhadap objek yang merupakan kewenangan desa berupa Aset Desa,
Pasar Desa, Tanah Kas Desa dan objek lainnya yang dikuasai oleh Pemerintah Desa Kersagalih (3)
Pungutan terhadap masyarakat Desa sebagaimana ayat (1) huruf “b” wajib disertai dengan Proposal,
yang diketahui oleh Kepala Desa Kersagalih dibuktikan Tanda Tangan, Cap dan/atau Stempel
Pemerintah Desa Kersagalih (4) Pungutan sebagaimana pada ayat (1) huruf “c” adalah pungutan yang
dilakukan kepada selain Masyarakat dan Objek yang merupakan kewenangan Desa (5) Lembaga
Kemasyarakatan Desa atau dengan sebutan lainnya yang mempunyai Surat Keputusan Pendirian
dan/atau Penetapan dari Kepala Desa Kersagalih dapat melakukan pungutan kepada anggota
masyarakat dilingkungannya setelah mendapatkan Ijin dan/atau rekomendasi tertulis dari Kepala Desa
Kersagalih. Pasal 4 (1) Sumber penerimaan Negara, Provinsi dan Daerah yang berada di desa baik
pajak maupun retribusi yang sudah dipungut oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah
Daerah tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh Pemerintah Desa. (2) Segala Pungutan yang
bukan kewenangan Pemerintah Desa selain dijelaskan ayat (1) diatas Tidak diperkenankan Dipungut
oleh Desa dan mengadakan adanya tambahan pungutan. (3) Pemerintah Desa dilarang menambah atau
memungut pada objek yang sama yang dikelola oleh BUMDes. Pasal 5 1) Pemerintah Desa tidak
diperkenankan untuk melakukan pungutan terhadap jasa administrasi, yaitu : a) Surat Rekomendasi b)
Surat Pengantar c) Surat Keterangan usaha kecil dan menengah, Kependudukan, Status ekonomi,
Status Sosial dan budaya. 2) Pemerintah Desa diperkenankan untuk melakukan pungutan terhadap jasa
administrasi, yaitu: a) Terhadap persaksian atas perbuatan hukum dalam peralihan dan perolehan hak
atas harta benda terhadap seseorang maupun badan. b) Terhadap Kepemilikan, peralihan hak,
penebangan dan pengangkutan atas kayu dari kebun milik rakyat. c) Pengurusan Ijin Rekomendasi
penambangan Galian C menggunakan alat dan/atau mesin berat/Traktor. Pasal 6 Besaran Pungutan
yang dilakukan Pemerintah Desa disesuaikan dengan harga yang wajar dan tidak berlebihan. Bab 3
Mekanisme Pungutan Pasal 7 (1) Pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa, dapat dibayar
secara Tunai atau melalui Transfer Bank. (2) Pungutan yang dibayar Tunai sebagaimana dijelaskan
ayat (1) diatas, yang menerima dan melakukan tanda tangan bukti Penerimaan adalah Kepala Desa dan
Perangkat Desa (3) Pungutan yang dibayar melalui Transfer Bank sebagaimana dijelaskan ayat (1)
diatas, adalah Pembayaran pungutan melalui Transfer ke Rekening Desa Kersagalih (4) Dalam hal
Pembayaran dilakukan dengan Transfer Bank sebagaimana ayat (3), maka wajib dibuktikan dengan
bukti transfer (5) Bukti transfer pada ayat (4) dapat dilakukan secara elektronik, dan wajib dicetak oleh
Pemerintah Desa sebagai bukti Transfer ke Rekening Desa Pasal 8 (1) Kepala Desa wajib
menandatangani bukti dan menerima hasil pungutan sebagaimana pasal 6 ayat (2), apabila pungutan
diberikan kepada Pemerintah Desa (2) Dalam hal Kepala desa berhalangan untuk melakukan ayat (1)
diatas, maka dapat diwakilkan Perangkat Desa, dengan bukti perintah dari Kepala Desa Kersagalih (3)
Bukti perintah pada ayat (2) dapat secara Administrasi atau Pesan Elektronik (4) Perangkat Desa yang
melakukan dan menerima Pungutan sebagaimana ayat (2), wajib memberitahukan kepada yang
membayar pungutan Bab 4 Pengelolaan hasil Pungutan dan Sanksi Pasal 9 (1) Hasil Pungutan yang
dilakukan oleh Pemerintah Desa , diserahkan dan wajib dicatat oleh Perangkat Desa Kepala Urusan
Keuangan sebagai Pendapatan Asli Desa (2) Pungutan yang sudah dicatat sebagaimana ayat (1) dapat
dipergunakan pada Tahun Anggaran berjalan (3) Untuk Belanja dari sumber pendapatan sebagaimana
ayat (1) sesuai dengan yang terdapat di Pendapatan dan Belanja Desa Pasal 10 (1) Apabila terdapat
bukti yang cukup, Kepala Desa dan salah – satu perangkat desa yang ditugaskan untuk menerima dan
melakukan pungutan sebagaimana pasal 7, namun tidak menyerahkanya kepada Kepala Urusan
Keuangan untuk dilakukan sebagaimana pada pasal 8 ayat (1), maka Perangkat Desa Tersebut wajib
mengganti hasil pungutan dengan Penghasilan Tetap atau Pendapatan Lainya yang sah (2) Jika Kepala
Desa dan Perangkat Desa tidak melakukan apa yang disampaikan ayat (1) maka akan dituntut sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku Bab 5 Ketentuan Peralihan Pasal 11 Untuk
Jenis Pungutan, Besaran Pungutan, mekanisme Pungutan, dan Hasil Pungutan diatur kembali lebih
detail dengan Peraturan Kepala Desa Kersagalih. Pasal 12 Dalam hal setiap pasal yang terdapat di
Peraturan Desa ini bertentangan dengan Peraturan lebih tinggi, maka peraturan tersebut dinyatakan
tidak berlaku dengan sendirinya dan batal demi hukum Bab 6 Penutup Pasal 13 Peraturan Desa
Kersagalih ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa.
Ditetapkan di : Desa Kersagalih Pada tanggal : 19 Juli 2021 Pj.KEPALA DESA KERSAGALIH TTD
TANTO SULISTRIYONO Diundangkan di : Desa Kersagalih Pada tanggal : 19 Juli 2021
SEKRETARIS DESA KERSAGALIH TTD YAKUP HARIYANTO LEMBARAN DESA
KERSAGALIH TAHUN 2021 NOMOR 2
KEPALA DESA
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa …………….. Tahun Anggaran 2021
adalah sebagai berikut :
Pasal 2
Uraian lebih lanjut Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
Pasal 3
Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 memuat:
APB Desa;
Daftar Penyertaan Modal; (jika ada)
Daftar Dana Cadangan; (jika ada)
Daftar kegiatan yang belum dilaksanakan di tahun anggaran sebelumnya.
Pasal 4
Kepala Desa menetapkan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa sebagai landasan operasional pelaksanaan APB
Desa.
Pasal 5
Pemerintah Desa dapat melaksanakan kegiatan untuk penanggulangan bencana,
keadaan darurat, dan mendesak.
Pendanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan
anggaran jenis belanja tidak terduga.
Pemerintah Desa dapat melakukan kegiatan penanggulangan bencana, keadaan
darurat, dan mendesak yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya
diusulkan dalam rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa.
Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria:
bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah Desa dan tidak
dapat diprediksi sebelumnya;
tidak diharapkan terjadi secara berulang;
berada diluar kendali dan pengaruh pemerintah Desa;
memiliki dampak yang signifikan terhadap anggaran dalam rangka pemulihan
yang disebabkan oleh kejadian luar biasa dan/atau permasalahan sosisal; dan
berskala lokal desa.
Pasal 6
Dalam hal terjadi:
penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun berjalan
keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar obyek belanja;
dan
kegiatan yang belum dilaksanakan tahun sebelumnya dan menyebabkan SiLPA
akan dilaksanakan dalam tahun berjalan
Pasal 7
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
.................................
LEMBARAN DESA ....................... TAHUN ……. NOMOR ………