=> Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses penelitian diantaranya dalam
menentukan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, pengumpulan data serta analisa
data.
-Tujuan studi dalam penelitian dapat berupa: (1) studi eksplorasi (penjajakan) yang
dimaksudkan untuk memahami permasalahan yang relatif belum banyak diteliti, (2) studi
deskriptif, yaitu untuk menjelaskan karakteristik masalah yang bermanfaat untuk pemecahan
masalah, dan (3) pengujian hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta
empiris.
-Tipe hubungan antar variabel dapat berupa: (1) hubungan korelasional, yaitu asosiasi antara
beberapa variabel indenpenden dengan variabel dependennya, (2) hubungan sebab-akibat, yang
menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.
-Lingkungan (setting) penelitian dapat berupa lingkungan alamiah yang bukan buatan peneliti
atau lingkungan artificial yang sengaja dibuat oleh peneliti.
-Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis, antara lain meliputi: individual,
kelompok, organisasional, perusahaan, industri atau Negara.
-Studi satu tahap merupakan tipe penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus dalam satu
tahap. Jika data penelitian dikumpulkan melalui beberapa tahap titik waktu, maka studi tersebut
dinamakan dengan studi Jangka Panjang. Studi cross sectional merupakan tipe penelitian yang
menganalisis perbandingan data antar subyek dalam periode waktu tertentu, sedang studi time
series menganalisis perbandingan data beberapa periode waktu dari subyek penelitian tertentu.
-Construct dalam penelitian dapat diukur dengan menggunakan Empat tipe skala pengukuran,
yaitu: (1) skala nominal, yang menyatakan kategori, (2) skala ordinal, yang menyatakan kategori
dan peringkat, (3) skala interval yang menyatakan kategori peringkat, dan jarak, (4) skala rasio,
yang mengukur: kategori, peringkat, jarak dan perbandingan.
Sumber : Dari Materi BAB 5 Desain Penelitian yang diberikan
2. Sebutkan dan Jelaskan variable penelitian dan bagaimana peranaan nya dalam sebuah
penelitian
=> 1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
1) Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai,
2) Variabel Interval: variabel jarak.
3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali).
2. Variabel Kualitatif
adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh :
kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
5. Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel
independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri.
Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
7. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Sumber : https://brainly.co.id/tugas/673126
Hipotesis harus bisa menerangkan hubungan fakta-fakta dan dapat dikaitkan dengan teknik
pengujian
Secara umum, berdasarkan pendapat ahli tersebut, hipotesis yang baik harus menyatakan
hubungan antar variabel, sesuai dengan fakta dan ilmu pengetahuan, harus masuk akal dan dapat
diuji.
Sumber : http://konsultasiskripsi.com/2017/10/29/ciri-ciri-hipotesis-penelitian-yang-baik-
skripsi-dan-tesis/
6. Jelasakan pengertian Kelebihan, Kelemahan, dan contoh skala pengukuran berikut ini :
1. Nominal
2. Ordinal
3. Interval
4. Ratio
=>
1.Skala nominal
merupakan skala pengukuran paling sederhana atau tingkatannya paling rendah di dalam
suatu penelitian. Pada skala nominal ini, peneliti akan mengelompokkan objek, baik individu
atau pun kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan label atau kode
tertentu.Kemudian, angka yang diberikan kepada objek hanya memiliki arti sebagai label atau
pembeda saja dan bukan untuk menunjukkan adanya tingkatan.
Contoh skala nominal:
yang paling umum digunakan yaitu variabel jenis kelamin. Jenis kelamin akan dibedakan
menjadi Laki-laki dan Perempuan. Dalam hal ini, hasil pengukuran tidak memiliki tingkatan
tertentu. Artinya laki-laki tidak lebih tinggi daripada perempuan, atau sebaliknya.
2.Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan peringkat antar
tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan juga tidak harus sama. Di dalam skala ordinal,
objek atau kategorinya disusun berdasarkan urutan tingkatannya, dari tingkat terendah ke tingkat
tertinggi atau sebaliknya,
Contoh Skala Ordinal:
contoh pada variabel sikap seseorang terhadap suatu pernyataan, sikap tersebut berupa sangat
setuju, setuju, biasa saja, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Pada variabel sikap ini dari sangat setuju ke sangat tidak setuju menunjukkan kategori
dan memiliki tingkatan. Di dalam sebuah penelitian, kategori tersebut bisa disimbolkan dengan
angka, misal angka 5 untuk sangat setuju, angka 4 untuk setuju, angka 3 untuk biasa saja, angka
2 untuk tidak setuju, dan angka 1 untuk sangat tidak setuju.
3. Skala Interval
Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas skala ordinal dan nominal. Besar interval
atau jarak satu data dengan data yang lainnya memiliki bobot nilai yang sama. Besar interval ini
bisa saja di tambah atau dikurang.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari skala interval:
4.Skala rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa
dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan.
Contoh Skala Rasio:
misal tinggi badan Agung adalah 190 cm sedangkan tinggi badan Vatinson adalah 95 cm. Pada
situasi ini dapat dikatakan bahwa jarak tinggi badan Vatinson dengan Agung adalah 95 cm. Bisa
juga dikatakan bahwa tinggi badan Agung 2 kali tinggi badan Vatinson.
Sumber : https://ekspektasia.com/skala-pengukuran/
7. Tuliskan secara singkat dan jelaskan tugas proposal (Bab1,2,& 3)
Judul : PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010 – 2012
Bab 1
Kegiatan bisnis sekarang ini tidak hanya dituntut dalam mencari keuntungan atau laba semata
tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial di masyarakat. Tanggung jawab sosial
perusahaan sering dikenal dengan sebutan CSR. Menurut Wahyudi & Azheri (2008:36), “CSR
merupakan komitmen perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya didasarkan atas keputusan
untuk mengambil kebijakan dan tindakan dengan memperhatikan para stakeholder dan
lingkungan dimana perusahaan melakukan aktivitasnya yang berlandaskan pada ketentuan
hukum yang berlaku”. Kewajiban perusahaan melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial di
atur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007 yang diberlakukan
pada 16 Agustus Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 13 No. 1 Agustus 2014|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 2 2007.Pasal 66 ayat 2c Undang-Undang Perseroan
Terbatas No.40 tahun 2007 juga dinyatakan bahwa semua perusahaan wajib untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan (Untung, 2008).
Berdasarkan hal tersebut maka perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya harus sesuai dengan
hukum yang berlaku, yaitu salah satunya siap untuk melaksanakan CSR. Melakukan kegiatan
CSR selain memberikan manfaat kepada stakeholders juga diharapkan mampu memberikan
keuntungan tersendiri bagi perusahaan yang dapat dilihat melalui profitabilitas perusahaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan
menggunakan sumbersumber yang dimiliki perusahaan seperti aktiva, modal, atau penjualan
perusahaan (Sudana, 2011).