Anda di halaman 1dari 26

“KAJIAN PRODUKSI PUPUK KALSIUM-MAGNESIUM-FOSFAT

DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KERANG HIJAU DAN ASAM


FOSFAT”

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun oleh :
Intan Shafira Widyananda (17031010010)
Elda Prian Budi (17031010011)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2020
Kajian Produksi Pupuk Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan Bahan
Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN

“KAJIAN PRODUKSI PUPUK KALSIUM-MAGNESIUM-FOSFAT


DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KERANG HIJAU DAN ASAM
FOSFAT”

Disusun Oleh :
INTAN SHAFIRA WIDYANANDA 17031010010
ELDA PRIAN BUDI 17031010011

Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh


Dosen Pembimbing

Ir. Ketut Sumada, MS


NIP. 19620118 198803 1 001

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik ii
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan Bahan
Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
membersamai penyusun dalam setiap fase penyusunan sehingga dapat menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul KAJIAN PRODUKSI PUPUK KALSIUM-
MAGNESIUM-FOSFAT DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KERANG
HIJAU DAN ASAM FOSFAT sebagai salah satu syarat kelulusan.
Penyusun ingin berbagi rasa syukur dengan berterimakasih kepada orang –
orang yang membersamai kami dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
1. Ir. Ketut Sumada, MS selaku dosen pembimbing penelitian yang penulis
lakukan
2. Dr. Ir. Sintha Soraya Santi, MT selaku Koordinator Program Studi Teknik
Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Dr. Ir. Srie Muljani, MT selaku dosen penguji dalam penelitian ini
4. Ir. L. Urip Widodo, MT selaku dosen penguji dalam penelitian ini
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan pada penyusunan proposal ini. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata, penyusun
mohon maaf kepada semua pihak apabila dalam penyusunan laporan penelitian ini
masih banyak kekurangan.

Surabaya, 6 Januari 2020

Penyusun

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik iii
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan Bahan
Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
I.2 Tujuan................................................................................................. 2
I.3 Manfaat............................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
II.1 Secara Umum .................................................................................... 3
II.1.1 Pengertian Pupuk ........................................................................... 3
II.1.2 Klasifikasi Pupuk ........................................................................... 3
II.1.3 Unsur-Unsur Pupuk ....................................................................... 5
II.1.4 Jenis-Jenis Pupuk Fosfat ................................................................ 8
II.1.5 Produksi dan Konsumsi Pupuk Fosfat di Indonesia ...................... 9
II.1.6 Proses Pembuatan Pupuk Fosfat Secara Umum ............................ 10
II.1.7 Cangkang Kerang Hijau……….....................................................11
II.1.8 Granulasi ........................................................................................ 11
II.1.9 Bahan Perekat ................................................................................ 12
II.2 Landasan Teori.................................................................................. 13
II.2.1 Proses Pembuatan Pupuk Fosfat .................................................... 14
II.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan Pupuk Fosfat Granul......15
II.2.1 Reaksi Pembuatan Pupuk dari Cangkang Kerang Hijau ................ 15
II.3 Hipotesa.............................................................................................16
BAB III. RENCANA PENELITIAN ..................................................................... 17
III.1 Bahan Yang Digunakan ................................................................... 17
III.2 Peralatan Yang Digunakan .............................................................. 17
III.3 Rangkaian Alat ................................................................................ 17
III.4 Variabel Yang Dikerjakan ............................................................... 18

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik iv
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan Bahan
Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

III.5 Cara Kerja ........................................................................................ 18


III.6 Diagram Alir .................................................................................... 19
III.7 Analisis ............................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 21

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik v
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan Bahan
Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan penduduk yang besar.
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk akan berakibat pada
meningkatnya kebutuhan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan
usaha untuk meningkatkan hasil pertanian, salah satunya adalah dengan
pemupukan. Keterbatasan kalsium dan fosfor merupakan salah satu kendala utama
dalam peningkatan produksi pertanian. Bahan baku utama yang biasa digunakan
dalam pembuatan pupuk kalsium dan fosfor adalah berasal dari batuan fosfat.
Suplai kalsium dan fosfor dari tambang akan mencapai puncaknya pada 2033, dan
mineral itu akan sulit diperoleh karena merupakan sumber daya alam yang tidak
renewable sehingga harganya akan kian mahal kedepannya.
Oleh karena itu dibutuhkan bahan pengganti pembuatan pupuk dari bahan
yang dapat diperbarui dan ketersediaannya melimpah di alam, salah satunya adalah
cangkang kerang hijau. Surabaya merupakan salah satu daerah penghasil kerang
hijau terbesar. Setiap harinya ada sekitar satu truk limbah cangkang kerang hijau
yang dibuang di pesisir pantai Surabaya. Kurangnya pengelolaan terhadap limbah
tersebut menimbulkan beberapa masalah seperti pendangkalan pantai yang
mengganggu aktivitas nelayan, hingga masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh
bau busuk dan menyengat. Menurut penelitian Liemawan tahun 2015, menyatakan
bahwa cangkang kerang hijau mengandung 95,69% CaCO3 dan 3,08% MgO.
Kalsium merupakan elemen yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Sedangkan magnesium merupakan aktivator yang berperan dalam transportasi
energi. Tingginya kandungan kalsium dan magnesium pada cangkang kerang hijau
dapat menghasilkan produk pupuk yang baik bagi tanaman jika dipadukan dengan
asam fosfat.
Maka dari itu, cangkang kerang hijau yang dipadukan dengan penambahan
asam fosfat dapat dianggap sebagai bahan baku yang cocok untuk membuat pupuk
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

kalsium magnesium fosfat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Budi tahun
2009, disimpulkan bahwa kadar P2O5 produk pupuk fosfat yang dihasilkan
sebanding dengan konsentrasi asam fosfat yang ditambahkan pada proses acidulasi.
Model penyemprotan asam fosfat yang paling bagus adalah model penyemprotan
satu lubang dan letak penyemprotan cairan pada bagian ujung pan granulator.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pangestu tahun 2019, disebutkan bahwa
waktu optimum granulasi untuk bahan dengan berat 1 kg adalah 20 menit. Proses
pembuatan pupuk granul kalsium magnesium fosfat diawali dengan mencuci,
mengeringkan dan menghaluskan cangkang kerang hijau hingga menjadi tepung,
kemudian dilakukan granulasi dengan ditambahkan larutan asam fosfat dan bahan
perekat. Granul kemudian dikeringkan dengan oven dan dilakukan analisa.

I.2. Tujuan Penelitian


1. Untuk mendapatkan pupuk fosfat yang mengandung tiga komponen, yaitu
kalsium-magnesium-fosfat.
2. Untuk mempelajari proses granulasi pada pembuatan pupuk fosfat.
3. Untuk mempelajari pengaruh suhu pengeringan terhadap kualitas pupuk
fosfat dan bentuk kristalnya.

I.3. Manfaat Penelitian


1. Memberikan informasi mengenai pembuatan pupuk fosfat dengan
menggunakan bahan cangkang kerang hijau.
2. Meningkatkan produksi pupuk di Indonesia.
3. Meningkatkan nilai ekonomi cangkang kerang hijau.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 16
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 TEORI UMUM


II.1.1 Pengertian Pupuk
Pupuk dalam arti luas mencakup semua bahan yang ditambahkan ke tanah
untuk memberikan unsur tertentu yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Untuk
meningkatkan dan menjaga produktivitas persediaan pangan, maka diperlukan
unsur hara yang cukup terkandung di dalam pupuk. Pupuk di bedakan menurut
bahan organik tanah tediri dari pupuk alam atau pupuk organik dan pupuk buatan
atau pupuk anorganik. Berdasarkan zat-zat makanan yang dikandung dibedakan
menjadi pupuk yang mengandung zat N, pupuk yang mengandung zat P, pupuk
yang mengandung zat K (Santi, 2010).

II.1.2 Klasifikasi Pupuk


II.1.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Sumber Terjadinya
a.) Pupuk alam
Pupuk alam merupakan pupuk yang terjadi secara alami tanpa rekayasa dari
manusia atau melalui proses industri atau pabrik. Banyak yang menyebut bahwa
pupuk alam adalah pupuk organik, hal ini karena pada umumnya pupuk alam
terdiri dari senyawa organik, meskipun sebenarnya tidak semua pupuk alam
terdiri dari senyawa organik. Beberapa contoh pupuk alam adalah pupuk
kandang, sampah tanaman pertanian yang membusuk dan kayu lapuk.
b.) Pupuk buatan
Pupuk buatan merupakan pupuk yang sengaja dibuat di pabrik dengan
kandungan unsur hara tertentu. Pada umumnya kandungan haranya lebih
tinggi, mudah larut dan mudah diserap oleh akar tanaman.
II.1.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Senyawa Kimianya
a.) Pupuk organik
Pupuk organik merupakan pupuk dengan senyawa organik hasil pelapukan
bahan-bahan organik dan biasanya memilki kandungan hara yang rendah. Pupuk

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 17
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

ini juga dapat membantu mempertahankan keadaan fisik pupuk yang baik bila
dicampurkan dengan pupuk lain sehingga mempermudah penyebarannya.
b.) Pupuk anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang mempunyai senyawa kimia
anorganik. Contoh dari pupuk anorganik ini misalnya pupuk ZA, (NH4)2SO4.
II.1.2.3. Berdasarkan Kandungan Hara
a.) Pupuk Tunggal
Pupuk tunggal merupakan pupuk yang hanya mengandung satu unsur pupuk.
Unsur pupuk tersebut adalah Nitrogen, Fosfor, dan Kalium.
b.) Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung unsur pupuk lebih dari satu.
Bila mengandung dua unsur saja, disebut pupuk majemuk tidak lengkap, dan
bila mengandung ketiga unsur pupuk (N, P dan K) disebut pupuk majemuk
lengkap.
II.1.2.4 Berdasarkan Reaksinya
Pupuk yang apabila dalam aplikasinya dapat menurunkan pH disebut pupuk
asam, bila dapat menaikkan pH disebut pupuk basa atau alkali, dan ada juga yang
disebut pupuk netral (pH netral).
II.1.2.5 Berdasarkan Fase atau Bentuk
a) Pupuk Padat
Bentuk pupuk padat berdasarkan ukurannya dapat berbentuk serbuk, kristal,
butiran atau granular, pelet, dan tablet. Pupuk padat dapat digunakan melalui
tanah atau daun, jika pupuk tersebut mudah larut dalam air, maka pemberiannya
dapat dilakukan melalui daun. Contohnya adalah pupuk urea.
b) Pupuk Cair
Formulasi pupuk dalam bentuk cairan yang digunakan secara langsung maupun
diperlukan pengenceran. Contoh: Bayfolon (pupuk daun) dan Hunega Liquid
(Distan, 2017).

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 18
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

II.1.3 Unsur - Unsur Pupuk


II.1.3.1 Unsur Hara Makro
Unsur Hara Makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan
dalam jumlah yang relatif besar. Daftarnya adalah sebagai berikut :
1. Nitrogen (N)
Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam
pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Tanah yang kekurangan
nitrogen akan menyebabkan tanaman tumbuh kurus dan pertumbuhannya
terhambat, daun-daun akan mudah mengering dan buah yang dihasilkan akan
kerdil. Namun tanah yang kelebihan unsur nitrogen juga akan berdampah pada
pertumbuhan tanaman yaitu tanaman menjadi besar tetapi rentan terhadap serangan
penyakit.
2. Kalium (K)
Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti
fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka
menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel.
Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur.
Tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan
memperlihatkan gejala-gejala seperti daun keriting dan timbul bercak merah
kecoklatan, buah yang dihasilkan kecil dengan kualitas tidak bagus dan mudah
busuk.
3. Belerang atau Sulfur (S)
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam
amino sistin, dan membantu pembentukan zat hijau daun. Selain diperoleh dari
pupuk kandang, unsur hara ini juga dapat didapat dari penambahan pupuk ZA,
pupuk daun, dan pupuk multi-micro yang mengandung 5,3% sulfur. Jika tanaman
kekurangan sulfur, maka daun-daunnya akan mengalami klorosis.
4. Karbon (C)
Unsur karbon yang digunakan oleh tanaman berasal dari CO2 yang ada di
udara. Karbon berfungsi untuk membentuk lemak, karbohidrat, dan protein yang
bermanfaat bagi tanaman. Selain itu juga berfungsi membentuk selulosa pada

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 19
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

dinding sel tanaman. Unsur karbon juga dapat memberi rasa dan aroma wangi pada
air yang terdapat dalam buah serta membentuk warna daun dan bunga (Parnata,
2010).
5. Kalsium (Ca)
Kalsium memiliki efek positif pada sifat-sifat tanah. Kalsium adalah salah
satu zat yang membentuk bagian atau organ dari setiap sel tanaman. Tanpa kalsium
yang memadai, dinding sel akan runtuh dan tanaman tidak akan tumbuh tegak.
Kalsium merupakan elemen yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan
pengembangan buah. Kalsium memainkan peran penting dalam ketahanan tanaman
terhadap penyakit berdasarkan perlindungan enzim disintegrasi dinding sel yang
disekresikan oleh patogen. Unsur kalsium terlibat dalam pembentukan lesitin, yaitu
suatu fosfolipid yang penting dalam membran sel dan permeabilitas membran. Juga
bertindak dalam pembelahan sel mitosis di pertumbuhan meristem dan penyerapan
nitrat (Ibrahim, 2015).
6. Magnesium (Mg)
Kebutuhan unsur magnesium yang dibutuhkan oleh tanaman agar dapat
tumbuh secara optimal adalah 1,5 - 3,5 gram per kg bagian tanaman. Kekurangan
magnesium bagi tanaman ditandai terhambatnya pertumbuhan tanaman, percepatan
penuaan, dan berkurangnya produktivitas dan kualitas di bidang pertanian,
hortikultura, dan kehutanan. Konsekuensi ini menunjukkan bahwa karakteristik
kimia dan fisik tanah termasuk di dalamnya faktor terpenting dalam ketersediaan
Mg2+ oleh tanaman (Guo, 2015).
7. Fosfor atau Phosphor (P)
Fosfor adalah makronutrien paling penting kedua yang diperlukan oleh
tanaman, di samping nitrogen. Sebagian besar tanah memiliki jumlah fosfor yang
besar, tetapi sebagian besar terikat pada konstituen tanah. Tanah dengan fosfor total
rendah dapat ditambah dengan pupuk fosfat. Sekitar 75-90% dari pupuk fosfat
kimia yang ditambahkan diendapkan oleh kompleks metalcation dan dengan cepat
menjadi tetap di tanah dan memiliki dampak jangka panjang pada lingkungan dalam
hal eutrofikasi, penipisan kesuburan tanah, dan jejak karbon (Kalayu, 2019).

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 20
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

III.1.3.2 Unsur Hara Mikro


Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit.
Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang
keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan.
1. Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan
diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam
sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron dapat diperoleh dari pupuk
kandang, borax, asam borate, dan pupuk mikro. Gejala kekurangan boron pada
tanaman adalah ditandai dengan ruas tanaman memendek dan batang tanaman
keropos.
2. Tembaga (Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim.
Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis, pembentuk klorofil,
dan berperan dalam fungsi reproduksi. Biasanya unsur tembaga (Cu) disuplai dari
pupuk daun. Kekurangan unsur tembaga mengakibatkan tanaman tumbuh tidak
sempurna dan sering terjadi kegagalan dalam membentuk bunga atau buah.
3. Seng atau Zinc (Zn)
Zinc atau seng berperan dalam aktivator enzim , pembentukan klorofil dan
membantu proses fotosintesis, dan membantu pembentukan asam indoleasetik.
Kekurangan unsur zinc ditandai dengan pertumbuhan lambat, jarak antar buku
pendek, daun kerdil, mengkerut, atau menggulung di satu sisi lalu disusul dengan
kerontokan. Bakal buah menguning, terbuka, dan akhirnya gugur.
4. Besi atau Ferro (Fe)
Besi berperan dalam proses pembentukan protein, sebagai katalisator
pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses
fotosintetis dan respirasi, sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur hara
ini diperoleh dari pupuk kandang dan pupuk kimia. Kekurangan unsur besi (Fe)
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran, dan pucuk
tanaman mati.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 21
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

5. Molibdenum (Mo)
Molibdenum berfungsi untuk penyerapan nitrogen, pengikatan nitrogen,
asimilasi nitrogen, dan secara tidak langsung berperan dalam pembentukan asam
amino dalam tanaman.
6. Mangan (Mn)
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu
berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi
metabolisme nitrogen dan fotosintes.
7. Khlor (Cl)
Khlor dibutuhkan dalam proses fotosintesis, terutama berkaitan dengan
pengaturan tekanan osmotik dalam sel tanaman. Kekurangan unsur khlor sangat
jarang terjadi karena unsur ini banyak tersedia di dalam tanah. Gejala kekurangan
unsur khlor adalah munculnya bercak kuning di permukaan daun dan daun menjadi
layu (Parnata, 2010)

II.1.4 Jenis – Jenis Pupuk Fosfat


1. Enkel Superphosphate (ES)
Pupuk ES juga biasa disebut sebagai pupuk single superphosphate. Pupuk
ini dibuat dengan menggunakan bahan baku batuan fosfat dan diasamkan dengan
asam sulfat untuk mengubah senyawa fosfat yang ada di batuan fosfat. Pupuk ini
mengandung 18% - 24% P2O5. Pupuk ini juga mengandung gips yang cukup tinggi.
2. Double Superphosphate
Pupuk jenis double superphosphate berbeda dengan pupuk single
superphosphate karena tidak mengandung gips. Pada pupuk DS mengandung P2O5
sebesar 36% - 38%. Pembuatan pupuk ini menggunakan asam fosfat untuk
meningkatkan kadar P2O5.
3. Triple Superphosphate
Sifat umum dari pupuk triple superphosphate (TSP) ini sama dengan pupuk
double superphosphate. Kadar P2O5 pada pupuk TSP adalah sekitar 44% - 46%
walaupun secara teoritis dapat mencapai 56% (Rosmarkam, 2002).

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 22
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

II.1.5 Produksi dan Konsumsi Pupuk Fosfat di Indonesia


Tabel II.1 Produksi Berbagai Jenis Pupuk di Indonesia
2019
Fertilizer 2015 2016 2017 2018 (Jan -
Production Juni)
Ton/Tahun Ton/Tahun Ton/Tahun Ton/Tahun Ton/Tahun
1. Urea 6.917.37 6.462.93 6.838.06 7.444.69 3.709.24
2.Fosfat /
281.57 464.98 480.13 450.57 254.59
SP-36
3. ZA/AS 694.57 755.33 798.78 589.34 346.22
4. NPK 3.001.08 2.764.68 3.282.95 3.159.96 1.492.15
5. ZK
7.84 10.68 15.18 16.47 6.84
(K2SO4)
6.
748.77 596.70 868.87 835.93 321.62
Organik

Tabel II.2 Konsumsi Pupuk Fosfat di Indonesia


Konsumsi 2019
2015 2016 2017 2018 (Jan -
Ton/Tahun
Juni)
Agricultural 825.142 859.766 851.744 853.511 474.611
Estate Crops 3.992 5.668 8.221 8.103 600
Total
Agricultural + 829.134 865.434 859.965 861.614 475.211
Estate Crops
Industry - - 305 93 46
Total
829.134 865.434 860.270 861.707 475.257
Domestic
(APPI, 2019)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 23
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

II.1.6 Proses Pembuatan Pupuk Fosfat Secara Umum


Tahap pertama yang dilakukan dalam pembuatan pupuk fosfat dari batuan
fosfat dengan metode acidulasi adalah adalah penyiapan bahan baku tepung fosfat
yang telah dipisahkan dari impuritas dengan diayak dan penyiapan asam fosfat yang
telah diencerkan dengan konsentrasi tertentu. Tahap kedua adalah proses granulasi.
Tepung fosfat sebanyak 0,5 kg dimasukkan ke dalam pan granulator sebagai
umpan. Setelah dihubungkan arus listrik, pan granulator akan berputar berlawanan
arah jarum jam dengan kecepatan putaran 10 rpm. Tepung fosfat akan membentuk
granul dengan adanya penambahan larutan asam fosfat melalui sprayer dengan laju
alir 43 ml/menit. Setelah operasi granulasi selesai, hasilnya diambil dan
dikeringkan. Produk yang sudah kering dianalisis distribusi diameter granul dengan
menggunakan ayakan (ukuran 2 – 4 mm) dan kadar fosfat (P2O5) dengan instrumen
AAS (Budi, 2009).

II.1.7 Cangkang Kerang Hijau


Kerang Hijau (Perna Viridis) dikenal sebagai green mussels adalah binatang
lunak (moluska) yang hidup di laut, bercangkang dua dan berwarna hijau. Kerang
hijau merupakan organisme yang termasuk kelas Pelecypoda, kelas ini selalu
mempunyai cangkang katup sepasang maka disebut sebagai Bivalvia. Hewan ini
disebut juga pelecys yang artinya kapak kecil dan podos yang artinya kaki.
Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih seperti mata kapak. Hewan kelas ini pun
berinsang berlapis-lapis sering disebut Lamelli Branchiata. Kerang hijau memiliki
anatomi dengan panjang tubuh antara 6,5 – 8,5 cm dan diameter sekitar 1,5 cm. Ciri
khas kerang hijau terletak pada warna cangkangnya yang menimbulkan gradasi
warna gelap ke gradasi warna cerah kehijauan. Kerang ini tidak memiliki kepala
(termasuk otak), organ yang terdapat dalam kerang adalah ginjal, jantung, mulut,
dan anus.
Masyarakat selama ini hanya memanfaatkan daging kerang saja yang dinilai
mempunyai nilai ekonomis dengan cara direbus dan dikupas kemudian langsung
dipasarkan. Banyak cangkang kerang hijau yang menumpuk sebagai sampah
dihalaman rumah warga bahkan sampai pinggir pantai karena tidak dimanfaatkan.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 24
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

Selain bau busuk bercampur amis, bibir pantai yang berubah bentuk menjadi tempat
pembuangan sampah yang penuh lalat. Cangkang kerang yang tidak termanfaatkan
ini menimbulkan serangkaian masalah lain terutama kebersihan lingkungan yang
terganggu sehingga menyebabkan kesehatan masyarakat terganggu. Lebih
parahnya setiap terkena hempasan ombak, kulit-kulit kerang itu ikut terhanyut dan
terapung-apung memenuhi bibir pantai, sehingga sangat menyulitkan bagi nelayan
untuk menambatkan atau merapatkan perahunya ke daratan (Fitriah, 2018).
Tabel II.3 Senyawa Yang Terkandung Pada Cangkang Kerang Hijau
Senyawa Kadar (%)
CaCO3 96,69
SiO2 0,22
Fe2O3 1,00
MgO 3,08
Al2O3 0,01
(Liemawan, 2015)

II.1.8 Granulasi
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme
pengikatan tertentu (Nugrahani, 2012). Ada beberapa metode granulasi yang umum
dilakukan, yaitu :
1). Metode granulasi basah
Zat padat dicampurkan terlebih dahulu, lalu dibasahi dengan larutan bahan
pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul,
dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40°C-50°C. Setelah kering
diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan.
2). Metode granulasi kering
Metode granulasi kering dilakukan tanpa menggunakan bahan pengikat
basah. Pembuatan granul dilakukan secara mekanis menggunakan alat mesin,
dimana massa dikempa dengan tekanan besar menjadi slug (bongkahan kompak)
atau dengan alat roller compaction dimana massa yang dikempa dengan tekanan
besar menjadi lempengan-lempengan (Reiza, 2010).

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 25
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

II.1.9 Bahan Perekat


Seperti namanya, perekat berfungsi untuk merekatkan pupuk agar bisa
terbentuk granul. Beberapa bahan organik memiliki sifat lengket, sehingga tidak
memerlukan bahan perekat dalam proses pembuatan granul. Tapi umumnya bahan
organik tidak bisa merekatkan dirinya sendiri, sehingga diperlukan adanya bahan
perekat. Banyak sekali bahan yang dapat digunakan sebagai perekat. Pemilihan
bahan perekat tergantung pada biaya dan ketersediaan bahan. Bahan perekat
seharusnya memiliki harga yang murah dan ketersediaannya banyak. Perekat
ditambahkan dengan jumlah sedikit, yaitu maksimal 10%. Selain untuk
merekatkan, perekat juga memberi sifat keras pada granul. Secara umum, semakin
banyak perekat yang diberikan, maka granul akan semakin keras. Granul sebaiknya
bersifat cukup keras agar tidak cepat rusak saat dikemas dan didistribusikan, tetapi
juga cukup lunak atau cepat terurai ketika berada di dalam tanah. Mengatur tingkat
kekerasan granul dapat dilakukan dengan variasi jumlah perekat yang diberikan.
Beberapa bahan yang bisa digunakan sebagai bahan perekat antara lain :
a. Bahan organik : molasses dan tepung tapioka
b. Bahan mineral : bentonit, kaoline, kalsium untuk semen, dan gypsum
c. Tanah liat
(Isroi, 2009)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 26
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

II.2 Landasan Teori


II.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Pembuatan Pupuk Fosfat Granul
1. Konsentrasi asam fosfat
Menurut Budi, 2009 menyebutkan bahwa semakin besar konsentrasi asam
fosfat (H3PO4) yang disemprotkan maka kadar P2O5 pada pupuk fosfat yang
dihasilkan akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil kadar asam fosfat
(H3PO4) yang ditambahkan maka kadar P2O5 pada pupuk fosfat yang
dihasilkan akan semakin rendah.
2. Penambahan tepung cangkang kerang hijau
Semakin besar jumlah cangkang kerang hijau yang ditambahkan maka kadar
kalsium akan semakin tinggi.
3. Jumlah bahan perekat
Menurut Isroi, 2009 menyebutkan bahwa perekat ditambahkan pada
pembuatan pupuk granul tidak boleh melebihi dari 10%. Selain merekatkan,
zat perekat juga berfungsi untuk memberikan sifat keras pada granul. Semakin
banyak perekat yang ditambahkan maka pupuk akan semakin sulit terurai
dalam tanah. Semakin sedikit jumlah perekat yang ditambahkan maka pupuk
granul yang dihasilkan akan mudah hancur dan cepat rusak ketika dikemas.
4. Suhu pemanasan granul
Pemanasan disini berfungsi untuk mengurangi kadar air, memperkuat struktur
agar tidak cepat rusak, dan meningkatkan laju reaksi.

II.2.2 Reaksi Pembuatan Pupuk dari Cangkang Kerang Hijau


a) Reaksi Kalsium Karbonat dengan Asam Fosfat

3CaCO3(s) + 2H3PO4(aq) Ca3(PO4)2(s) + 3H2O(l) + 3CO2(g)

(Kalsium Karbonat) (Asam Fosfat) (Trikalsium Fosfat) (Air) (Karbon Dioksida)


b) Reaksi Magnesium Oksida dengan Asam Fosfat

3MgO(s) + 2H3PO4(aq) Mg3(PO4)2(s) + 3H2O(l)

(Magnesium Oksida) (Asam Fosfat) (Trimagnesium Fosfat) (Air)

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 27
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

II.2.3 Syarat Mutu Pupuk Fosfat Alam Untuk Pertanian

Persyaratan
No Uraian Satuan Mutu Mutu Mutu Mutu
A B C D
Kadar unsur hara
fosfor
sebagai P2O5
1 min. min. min.
Total %b/b min. 28 24 14 10
Larut dalam asam min. min.
sitrat %b/b min. 7 min. 6 3,5 2,5
maks. maks. maks. maks.
2 Kadar air %b/b 5 5 5 5
Cemaran logam
maks. maks. maks. maks.
Cadmium (Cd) ppm 100 100 100 100
maks. maks. maks. maks.
3 Timbal (Pb) ppm 500 500 500 500
maks. maks. maks. maks.
Raksa (Hg) ppm 10 10 10 10
maks. maks. maks. maks.
Arsen (As) ppm 100 100 100 100

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 28
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

II.3 Hipotesa
Cangkang kerang hijau yang disemprot dengan larutan asam fosfat dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kalsium magnesium fosfat karena
cangkang kerang hijau mengandung kadar kalsium dan megnesium yang cukup
tinggi.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 29
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

BAB III
RENCANA PENELITIAN

III.1. Bahan yang digunakan


1. Cangkang kerang hijau
2. Asam fosfat
3. Air
4. Tepung tapioka
III.2. Alat yang digunakan
1. Grinding
2. Screen 100 mesh
3. Ember
4. Neraca analitik
5. Labu ukur
6. Granulator
7. Oven
8. Gelas ukur
9. Semprotan
III.3 Rangkaian Alat

Keterangan :
1. Pan granulator
2. Motor penggerak

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 30
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Granul Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan
Bahan Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

III.4 Variabel yang Dikerjakan


III.4.1 Kondisi yang ditetapkan
1. Jumlah bahan baku untuk tiap sampel sebanyak 1 kg
2. Volume larutan asam fosfat tiap sampel sebanyak 50% dari bahan baku
3. Jumlah tepung tapioka tiap sampel 100 gram
4. Waktu proses granulasi selama 20 menit
5. Waktu pengeringan setelah digranulasi yaitu selama 3 jam
6. Kemiringan granulator 55o
7. Kecepatan granulator 29 rpm
III.4.2 Variabel yang dijalankan
1. Konsentrasi H3PO4: 20% ; 30% ; 40% ; 50% ; 60%
2. Suhu reaksi: 50oC ; 100oC ; 150oC ; 200oC ; 250oC
III.5. Cara kerja
III.5.1. Persiapan Bahan Baku
1. Cangkang kerang hijau dicuci untuk menghilangkan kotoran
2. Dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya
3. Cangkang kerang hijau dihaluskan kemudian diayak sebesar 100 mesh
III.5.2. Prosedur
1. Pencampuran tepung cangkang kerang hijau dan tepung tapioka
2. Campuran tepung cangkang kerang hijau dan tepung tapioka dimasukkan
pan granulator
3. Granulator dijalankan dan tepung dibasahi (disemprot) dengan larutan asam
fosfat sesuai variabel yang ditentukan
4. Dipanaskan dengan menggunakan variasi suhu yang ditentukan
5. Dilakukan analisa SEM, FTIR, dan XRF

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 31
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan Bahan
Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

III.6. Diagram Alir Pembuatan Pupuk Kalsium-Magnesium-Fosfat


Cangkang kerang hijau

H2O Pencucian

Panas Pengeringan

Grinding

Screening

Tepung cangkang kerang hijau Analisa XRF

Tepung
Pencampuran
tapioka

H3PO4 Granulasi

Panas Pemanasan

Produk pupuk granul Analisa produk pupuk granul

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 32
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan Bahan
Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

III.7 Analisa
1. Komposisi kimia dalam pupuk
Pada penelitian ini, untuk mengetahui komposisi kimia dalam produk pupuk
yang dihasilkan dilakukan dengan analisa XRF.
2. Gugus fungsi
Fourier Transformed Infrared (FTIR) merupakan salah satu alat atau
instrument yang dapat digunakan untuk mendeteksi gugus fungsi,
mengidentifikasi senyawa dan menganalisis campuran dari sampel yang
dianalisis tanpa merusak sampel.
3. Bentuk kristal
SEM atau Scanning Electron Microscopy adalah salah satu jenis mikroskop
elektron yang menggunakan berkas elektron untuk menginterpretasi
morfologi permukaan suatu benda.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 33
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan Bahan
Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

DAFTAR PUSTAKA

APPI 2019, Statistic APPI, www.appi.or.id/?statistics, diakses pada tanggal 24


Desember 2019.
Budi, F & Purbasari, A 2009, ‘Pembuatan Pupuk Fosfat Dari Batuan Fosfat Alam
Secara Acidulasi’, Jurnal Teknik, vol. 30, no. 2, hh. 93-96.
Distan 2017, Jenis-Jenis Pupuk dan Aplikasinya, http://distan.jabarprov.go.id/
distan/blog/detail/2917-jenis-jenis-pupuk-dan-aplikasinya, diakses pada
tanggal 24 Desember 2019.
Fitriah, E, Maryuningsih, Y, dan Roviati, E 2018, ‘Semiotika Pemanfaatan Daging
dan Cangkang Kerang Hijau (Perna Viridis) Sebagai Bahan Olahan Pangan
Tinggi Kalsium’, Jurnal University Research Collaquium, vol. 7, no. 1, hh.
413.
Guo, W, Nazim, H, Liang, Z & Yang, D 2015, ‘Magnesium Deficiency in
Plants:An Urgent Problem’, The Crop Journal, vol.4, no. 1, hh. 84.
Ibrahim, M & Habbasha, E 2015, ‘Calcium: Physiological Function, Deficiency
and Absorption’, International Journal of ChemTech Research, vol. 8, no.
12, hh. 196-197.
Isroi 2009, Pupuk Organik Granul, Isroi Wordpress, Yogyakarta.
Kalayu, G 2019, ‘Fosfat Solubilizing Microorganisms: Promising Approach as
Biofertilizers’, International Journal of Agronomy.
Liemawan, A, Tavio, & Raka, I 2015, ‘Pemanfaatan Limbah Kerang Hijau (Perna
Viridis L.) sebagai Bahan Campuran Kadar Optimum Agregat Halus pada
mBeton Mix Design dengan Metode Substitusi’, Jurnal Teknik ITS, vol. 4,
no. 1, hh.131.
Nugrahani, I., Rahmat, H., & Djajadisastra, J 2012, ‘Karakterisik Granul Dan
Tablet Propranolol Hidroklorida Dengan Metode Granulasi Peleburan’
Majalah Ilmu Kefarmasian, vol. 2, no. 2, hh.100.
Reiza, Z 2010, Perbandingan Penggunaan Metode Granulasi Basah dan Granulasi
Kering Terhadap Stabilitas Zat Aktif Tablet Parasetamol, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 34
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kajian Produksi Pupuk Kalsium-Magnesium-Fosfat Dengan Bahan
Baku Cangkang Kerang Hijau Dan Asam Fosfat

Rosmarkam, A 2002, Ilmu Kesuburan Tanah, Kanisiu, Yogyakarta.


Pangestu, D & Chania, M 2019, ‘Kajian Granulasi Pupuk Kalsium Sulfat (CaSO4)
Dari Limbah Bleaching Earth Dengan Penambahan NaHPO4’, Laporan
Hasil Penelitian Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Parnata, A 2010, ‘Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik’, PT.
AgroMedia Pustaka, Jakarta Selatan.
Santi, S.S 2010, ‘Kajian Pemanfaatan Limbah Nilam Untuk Pupuk Cair Organik
Dengan Proses Fermentasi, Jurnal Teknik Kimia, vol. 4, no. 2, hh. 337.

Program Studi S-1 Teknik Kimia


Fakultas Teknik 35
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai