Anda di halaman 1dari 10

Volume 1 - Nomor 2, Juli 2019, (80-89)

ISSN 2622-7908, e-ISSN 2622-7916


Available online at http://ejournal.unmus.ac.id/index.php/mathematics

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS DISCOVERY


LEARNING UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF

PRESTHIA WULANDARI
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Musamus
wulanthia@gmail.com

NURHAYATI
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Musamus
nurhayati_fkip@unmus.ac.id

MURNI SIANTURI
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Musamus
murni@unmus.ac.id
Received: 4th April 2019; Revised: 15th April 2019; Accepted: 3rd July 2019

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja siswa berbasis discovery
learning di kelas VIII SMP Negeri 4 Kurik dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam
pembelajaran matematika untuk materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Instrumen
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah soal pre-tes dan post-test, angket, observasi dan dokumentasi. Jenis
penelitian menggunakan penelitian pengembangan, desain penelitian menggunakan model Analysis, Design,
Development, Implementation, Evaluation (ADDIE), subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIIIA SMP
Negeri 4 Kurik. Objek penelitian adalah lembar kerja siswa dengan pokok bahasan sistem persamaan linear
dua variabel. Metode penelitian pengembangan, mencakup desain penelitian, tempat penelitian, subjek, sumber
data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data menggunakan tabulasi data untuk
mengetahui peningkatan sesudah dan sebelum menggunakan lembar kerja siswa. Hasil penelitian dan kesimpulan
diperoleh tingkat berpikir kreatif matematis siswa kelas VIIIA SMP N 4 Kurik setelah diujicobakan lembar kerja
siswa ini sebesar 92,19% dengan tingkat berpikir kreatif dalam aspek kelancaran 90,63%, aspek keluwesan
95,83%, aspek keaslian sebesar 92,71%, dan aspek keterincian 89,58%. Hal ini menunjukkan bahwa lembar kerja
siswa ini efektif digunakan dalam kegiatan belajar mengajar .
Kata kunci: Lembar Kerja Siswa, Discovery Learning, Berpikir Kreatif.

DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET BASED ON DISCOVERY


LEARNING TO IMPROVE CREATIVE THINKING
Abstract: This study aims to develop discovery learning student worksheets in class VIII of SMP Negeri
4 Kurik and to improve the ability to think creatively in mathematics learning for material in Two Variable Linear
Equation Systems (SPLDV). The instrument of data collection in this study is a matter of pre- test and post-test,
questionnaire, observation and documentation. This type of research uses development

80
research, research design using the model of Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation
(ADDIE), the subject of research is VIIIA grade students of SMP 4 Kurik. The object of the research is student
worksheets with the subject matter of two-variable linear equation systems. Development research methods,
including research design, research sites, subjects, data sources, data collection techniques, research instruments
and data analysis techniques using tabulation data to determine the increase after and before using student
worksheets. The results of the study and conclusions obtained the level of mathematical creative thinking of
class VIIIA students of SMP N 4 Kurik after being tested on this student worksheet of 92.19% with a level of
creative thinking in the aspect of fluency of 90.63%, aspects of flexibility 95.83%, aspects of authenticity of 92 ,
71%, and detail aspects 89.58%. This shows that this student worksheet is effectively used in teaching and learning
activities.
Keywords: Student Worksheets, Discovery Learning, Creative Thinking.

How to Cite: Wulandari, P., Nurhayati & Sianturi, M. (2019). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis
Discovery Learning untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif. Musamus Journal of Mathematics Education, 1(2),
80-89.
dituntut banyak mengerjakan latihan soal,
PENDAHULUAN
sehingga diharapkan prestasi belajar
Menyusun perangkat pembelajaran menjadi meningkat.
yang sesuai dengan kebutuhan siswa LKS yang disusun akan menuntun
sangat perlu diperhatikan. Perangkat siswa menemukan konsep materi yang
pembelajaran ini tentu mempertimbangkan sedang dibahas, kalimat yang digunakan
model pembelajaran, teknik mengajar, dan lebih sederhana, sehingga diharapkan
pengembangan lembar kegiatan siswa dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa di
yang mudah pahami oleh siswa (Sianturi, SMP Negeri 4 Kurik. Hal ini sesuai dengan
Chiang, & Hurit, 2018) penelitian yang dilakukan Ahmad Rifai
Model pembelajaran discovery (2015) mempunyai hasil validasi produk
learning memberikan pembelajaran bagi pengembangan bahan ajar untuk aspek
siswa untuk dapat memahami suatu penyajian, aspek bahasa, aspek kepraktisan
permasalahan, merumuskan masalah dan aspek materi berturut-turut mendapat
tersebut secara sistematis, kemudian rerata skor 42,5 (52). 37 (52),
menemukan penyelesaian atau menguji 16,5 (20), dan 39,25 (48). Keefektifan bahan
jawaban sementara atas suatu ajar ditinjau dari ketuntasan hasil post-test
masalah/pertanyaan, sehingga pada tahap sebesar 81,48%. Respon positif ditunjukkan
akhir dapat menarik kesimpulan dan siswa terhadap bahan ajar dengan 32 siswa
menjelaskan secara lisan maupun tulisan menyatakan bahan ajar sangat baik dan
(Dimyati & Mujiono, 2014). 18 siswa menyatakan bahan ajar baik.
Berdasarkan wawancara dengan guru Hasil poster menunjukkan
mata pelajaran matematika kelas VIII SMP 4 siswa termasuk sangat kreatif, 27 siswa
Negeri 4 Kurik, diketahui bahwa kreatif, 12 tidak kreatif, 7 siswa sangat tidak
penggunaan LKS pada kegiatan belajar kreatif. Berdasarkan data yang telah
mengajar masih kurang, terutama LKS dihimpun dapat disimpulkan bahwa bahan
berbasis discovery learning. Guru lebih ajar layak, efektif, mendapat respon
cenderung menggunakan LKS yang telah positif, dan mampu menunjukkan
disediakan oleh sekolah, sehingga kreativitas siswa.
pemberian latihan soal kurang maksimal. Berdasarkan uraian tersebut maka
Pada proses pembelajaran di sekolah peneliti mengambil judul penelitian yaitu
khususnya pelajaran matematika siswa “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa

81
(LKS) Matematika Sistem Persamaan ∑
̅
Linear Dua Variabel (SPLDV) Berbasis
Discovery Learning untuk Meningkatkan Keterangan:
Berpikir Kreatif pada Siswa Kelas VIII X = rata-rata skor
n
SMP Negeri 4 Kurik”. x = jumlah perolehan skor tiap aspek
i

n = banyak pernyataan tiap aspek


METODE PENELITIAN
M = banyaknya validator
Penelitian ini merupakan jenis Mengkonversi skor rerata setiap
penelitian pengembangan atau Research aspek penilaian menjadi nilai kualitatif
and Development. Pada penelitian berdasarkan kriteria penilaian skala 5 yang
pengembangan ini yang dikembangkan disajikan dalam tabel 1.
adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
pada materi sistem persamaan linear dua Tabel 1. Pedoman Konversi Skala Lima
variabel (SPLDV) untuk kelas VIII SMP Rentang Skor Kategori
dengan model discovery learning. LKS ( ̅ + 1,8 sbi) < ̅ Sangat Valid
yang dikembangkan sebanyak 2 LKS pada (̅ + 0,6 sbi) < ̅≤ ( ̅ + 1,8 Valid
sbi)
materi SPLDV.
(̅ – 0,6 sbi) < ̅ ≤ ( ̅ + 0,6 Cukup Valid
Subjek dalam penelitian ini adalah sbi)
siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Kurik, (̅ – 1,8 sbi) < ̅≤ ( ̅ – 0,6 Kurang Valid
Merauke tahun ajaran 2018/2019. Banyak sbi)
̅≤ ( ̅ – 1,8 sbi) Sangat Kurang
siswa dalam kelas tersebut adalah 24 Valid
orang. Objek penelitian ini adalah LKS Sumber: (Widyoko, 2011: 238)
materi SPLDV dengan menggunakan
model discovery learning untuk siswa Keterangan:
kelas VIII semester ganjil. ̅= Skor rata-rata
Instrumen dalam penelitian ini ̅= rerata skor ideal
adalah soal pre-test/post-test, lembar = (skor maksimal – skor minimal)
penilaian LKS untuk validator I, validator sbi = simpangan baku ideal
II, dan siswa. Tujuan instrumen adalah
= (skor maksimal – skor minimal)
menganalisis aspek kevalidan, kepraktisan,
dan keefektifan berpikir kreatif siswa. Data untuk menganalisis kepraktisan
diperoleh dari angket respon siswa dan
Kevalidan dari perangkat
lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran yang dikembangkan
pembelajaran dengan langkah-langkah
diperoleh berdasarkan hasil analisis data
sebagai berikut.
lembar penilaian perangkat pembelajaran.
Tabulasi data hasil angket respon
Data yang diperoleh dari validator
siswa dengan cara mengelompokkan butir
ditabulasi dengan mengelompokkan butir-
pernyataan sesuai dengan aspek yang
butir pernyataan sesuai dengan aspek-
diamati. Pedoman penskoran yang
aspek yang diamati.
digunakan adalah skala likert1 - 5
Menghitung rata-rata skor tiap aspek
ditunjukkan pada Tabel 2 di halaman
dan keseluruhan dengan menggunakan
berikut.
rumus:

82
Tabel 2. Pedoman Penskoran Angket Menghitung persentase menggunakan
Respon Siswa rumus berikut.
Kategori Pernyataan Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2 Mengkonversi skor persentase yang
Netral (N) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4 diperoleh dari lembar observasi
Sangat Tidak Setuju 1 5 keterlaksanaan pembelajaran menjadi nilai
(STS) kualitatif berdasarkan kriteria penilaian
Sumber: (Sugiyono, 2013: 93) skala 5 yang disajikan pada tabel 4
(Sudjana, 2012: 118).
Rata-rata skor dihitung
menggunakan rumus: Tabel 4. Pedoman Kriteria Kepraktisan

̅ Keterlaksanaan Pembelajaran
Persentase Kategori
Keterangan: Keterlaksanaan
̅= rata-rata skor k ≥ 90% Sangat Praktis
n
80% ≤ k < 90% Praktis
i
x = jumlah perolehan skor tiap aspek 70% ≤ k < 80% Cukup Praktis
60% ≤ k < 70% Kurang Praktis
n = banyak pernyataan tiap aspek k < 60% Sangat Kurang
M = banyaknya validator Praktis
Sumber: (Sudjana, 2012: 118)
Skor rata-rata penilaian diubah Data yang dianalisis untuk melihat
menjadi nilai kualitatif berdasarkan aspek keefektifan adalah hasil tes
kategori penilaian skala lima dengan acuan kemampuan berpikir kreatif matematis
pengubahan skor seperti yang tercantum siswa dengan langkah-langkah sebagai
pada tabel 3 sehingga diperoleh pedoman berikut: (1) Menentukan skor tiap
kriteria kepraktisan perangkat indikator pada butir soal yang diperoleh
pembelajaran yang telah dikembangkan masing-masing siswa sesuai dengan kunci
sebagai berikut. jawaban dan penskoran tes kemampuan
berpikir kreatif matematis. (2) Menghitung
Tabel 3. Pedoman Kriteria Kepraktisan nilai siswa dan menentukan ketuntasan
Interval Skor Kriteria
̅> 4,2 tiap siswa berdasarkan KKM yang telah
Sangat Praktis
3,4 > ̅ > 4,2 Praktis ditetapkan sekolah yaitu 71. (3) Menghitung
2,6 > ̅ > 3,4 Cukup Praktis rata-rata persentase tiap indikator
1,8 > ̅ > 2,6 Kurang Praktis kemampuan berpikir kreatif matematis
̅≤ 1,8 Sangat Kurang Praktis dengan rumus:
Sumber: (Widyoko, 2011, 238)

Data hasil lembar observasi (4) Mengkategorikan hasil persentase


keterlaksanaan pembelajaran dianalisis ketuntasan siswa berdasarkan kriteria
dengan langkah-langkah berikut. penilaian kecakapan akademik yang
Tabulasi data skor dengan disajikan pada tabel 5 berikut:
memberikan skor 1 untuk jawaban “YA”
dan skor 0 untuk jawaban “TIDAK”.

83
Tabel 5. Pedoman Kategori Penilaian validitas sangat valid. Hal ini berarti
Kecakapan Akademik pengembangan LKS dengan menerapkan
Rentang Persentase Kriteria aktivitas dalam discovery learning
Ketuntasan memenuhi kriteria kesesuaian isi, didaktik,
x > 80 Sangat Efektif
60 < x ≤ 80 Efektif konstruksi, dan teknis.
40 < x ≤ 60 Cukup Efektif Penilaian kevalidan LKS selain
20 < x ≤ 40 Kurang Efektif ditinjau dari penilaian LKS secara umum
x ≤ 20 Sangat Kurang Efektif
juga dilihat dari tampilan/kegrafikaan
Sumber: (Widyoko, 2011: 238)
LKS. Penilaian kegrafikan LKS dilakukan
Keterangan: oleh validator terhadap aspek ukuran LKS,
x = persentase ketuntasan klasikal desain cover LKS, dan desain LKS. Hasil
penilaian terhadap kegrafikaan LKS dapat
dilihat dalam tabel berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penilaian kevalidan perangkat Tabel 7. Hasil Angket Penilaian
pembelajaran matematika dilakukan oleh Kegrafikaan LKS oleh Validator II
No. Aspek Jumlah Rata Klasifi
validator. Penilaian Skor -rata kasi
Penilaian kevalidan LKS dilakukan Validator
oleh validator terhadap aspek kesesuaian II
1. Ukuran 9 4,5 Sangat
isi/materi, didaktik, konstruksi, dan teknis. LKS Valid
Hasil penilaian dapat dilihat dalam tabel 2. Desain 27 4,33 Sangat
berikut: Kulit Valid
LKS
(Cover)
Tabel 6. Hasil Angket Penilaian LKS oleh 3. Desain Isi 53 4,42 Sangat
Validator I LKS Valid
Total 89 4,42 Sangat
No. Aspek Jumlah Rata- Klasifikasi Valid
Penilaian Skor rata
Validator
I Rata-rata skor dari validator II
1. Didaktik 18 3,6 Sangat adalah 4,42. Berdasarkan tabel kriteria
Valid
2. Konstruksi 30 4,29 Sangat penilaian menunjukkan bahwa LKS
Valid memiliki validitas valid. Hal ini berarti
3. Teknis 8 4 Sangat
pengembangan LKS dengan menerapkan
Valid
4. Kualitas 48 4,36 Sangat aktivitas dalam discovery learning
Materi Valid memenuhi kegrafikaan berupa aspek
5. Kesesuaian 20 4 Sangat
LKS Valid
ukuran LKS, desain cover LKS, dan desain
dengan LKS. Sedangkan untuk hasil angket
aktivitas penilaian guru diperoleh sebesar 3,93 yang
dalam
discovery dapat dilihat pada tabel berikut.
learning
Total 124 4,05 Sangat Tabel 8. Hasil Angket Penilaian Guru
Valid
No. Aspek Jumlah Rata- Klasifikasi
Rata-rata skor dari validator I adalah yang Skor rata
4,05. Berdasarkan tabel kriteria penilaian dinilai Validator
menunjukkan bahwa LKS memiliki III

84
1. RPP 27 3,86 Sangat 1. Pertemuan 94,44 % Sangat
Valid pertama Praktis
2. LKS 28 4 Sangat 2. Pertemuan 88,89 % Praktis
Valid kedua
Total 55 3,93 Sangat
Valid Berdasarkan hasil tabel di atas dapat
diketahui bahwa keterlaksanaan dan
Penilaian kualitas kepraktisan dapat
pengelolaan pembelajaran sudah berjalan
dilihat dari dua sumber, yaitu: angket
dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
respon siswa dan lembar observasi.
Pengelolaan pembelajaran memuat
Tabulasi data angket respon siswa dan
keterlaksanaan aktivitas discovery learning
angket respon guru dapat dilihat pada
dan proses berpikir kreatif. Maka dari itu,
lampiran. Hasil penilaian dapat dilihat
produk peneliti dikatakan praktis dengan
dalam paparan berikut:
rata-rata persentase 91,67% dengan kriteria
Hasil perhitungan angket respon
Sangat Praktis.
siswa menunjukkan bahwa:
Kefektifan perangkat pembelajaran
Tabel 9. Hasil Angket Respon Siswa yang dikembangkan diukur berdasarkan
Aspek yang No. Rata- Kategori hasil tes kemampuan berpikir kreatif
dinilai Butir rata matematis. Hasil tes kemampuan berpikir
Kompetensi 4, 11 4,29 Sangat
Kognitif Praktis
kreatif matematis dapat dilihat di lampiran.
Kompetensi 2, 12, 3,60 Praktis Penilaian untuk setiap aspek kemampuan
Afektif 13 berpikir kreatif matematis dan ketuntasan
Kompetensi 5, 8, 18 3,68 Praktis
Psikomotorik klasikal ditunjukkan pada lampiran dan
Percaya Diri 3, 9, 3,36 Cukup secara singkat dijelaskan pada tabel
14, 15 Praktis berikut.
Instropeksi 1, 6, 3,62 Praktis
19,20
Objektifitas 7, 10, 3,38 Cukup Tabel 11. Persentase Tiap Aspek
16, 17 Praktis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Kesimpulan 3,66 Praktis Aspek
Rata-rata skor aktual siswa adalah Kemampuan
Post-
3,66. Berdasarkan kriteria kepraktisan Berpikir Pre-Test Kategori
Test
Kreatif
angket respon siswa, menunjukkan bahwa Matematis
perangkat pembelajaran berupa LKS ini Kelancaran 52,08% 90,63% Sangat
memiliki nilai praktis. Efektif
Keluwesan 0% 95,83% Sangat
Pembelajaran berlangsung sebanyak Efektif
2 kali. Pada setiap pertemuan dilakukan Originality 21,88% 92,71% Sangat
Efektif
observasi pembelajaran. Observasi ini
Keterincian 23,96% 89,58% Sangat
dilaksanakan untuk mengetahui Efektif
kepraktisan perangkat pembelajaran yang Rata-rata 19,58% 92,19% Sangat
Efektif
dikembangkan. Hasil perhitungan lembar
observasi secara ringkas terdapat pada Tabel 12. Hasil Analisis Tes Kemampuan
tabel berikut: Berpikir Kreatif Matematis
Hasil Pre- Post- Persentase Persentase
Tabel 10. Hasil Observasi Pembelajaran Tes Test Test Pre-Test Post-Test

No. Pertemuan Persentase Kriteria

85
Siswa 0 20 0% 83% sekolah tersebut. Analisis karakteristik
Tuntas
Siswa 24 4 100% 17%
siswa dilakukan untuk mengidentifikasi
Tidak karakter dan kemampuan siswa yang akan
Tuntas diteliti. Dari hasil analisis karakteristik
Jumlah 24 24 100% 100%
siswa diperoleh kemampuan siswa
berbeda-beda. Analisis kurikulum
Skor persentase post-test
digunakan untuk mengidentifikasi
kemampuan berpikir kreatif matematis
kurikulum yang diterapkan dan sebagai
siswa kelas VIIIA adalah 92,19% maka
acuan untuk membuat perangkat
termasuk pada kategori sangat efektif dan
pembelajaran yang sesuai dengan
persentase ketuntasan klasikal adalah 83%
kompetensi inti dan kompetensi dasar pada
maka hasil tes kemampuan berpikir kreatif
Permendikbud No. 24 Tahun 2016.
matematis siswa memenuhi kategori
Tahap kedua adalah tahap desain
sangat efektif. Hasil tersebut menunjukkan
atau rancangan awal. Tahap desain
bahwa perangkat pembelajaran yang
dilakukan dengan merancang dan memilih
dikembangkan efektif ditinjau dari
perangkat pembelajaran berupa LKS, serta
kemampuan berpikir kreatif matematis.
merancang instrumen penelitian yang
Berdasarkan hasil rincian dan
terdiri dari lembar penilaian perangkat
deskripsi dari hasil penelitian yang telah
pembelajaran, tes kemampuan berpikir
diuraikan di atas, diperoleh perangkat
kreatif matematis, angket respon siswa,
pembelajaran berupa LKS berbasis
dan lembar observasi keterlaksanaan
discovery learning untuk meningkatkan
pembelajaran (Arikunto, 2013). RPP yang
kemampuan berpikir kreatif matematis.
dirancang adalah RPP berbasis discovery
Perangkat pembelajaran dikembangkan
learning yaitu yang memuat fase
dengan model penelitian dan
stimulation, problem statement, data
pengembangan ADDIE (Analyze, Design,
collection, data processing, verification,
Development, Implementation, Evaluation)
generalization (Hosnan, 2014). Rancangan
(Amri, 2013). Pengembangan perangkat
LKS berbasis discovery learning juga
pembelajaran diuji dengan uji kevalidan,
disesuaikan dengan langkah-langkah
kepraktisan, dan keefektifan.
discovery learning. Pada LKS disajikan
Tahap pertama model
permasalahan discovery learning dan
pengembangan ADDIE adalah tahap
kolom jawaban untuk menuliskan
analisis. Tahap analisis dibagi menjadi
jawaban. Permasalahan-permasalahan
analisis kebutuhan, analisis karakteristik
pada LKS menstimulus siswa untuk
siswa, dan analisis kurikulum. Analisis
melatih kemampuan berpikir kreatif
kebutuhan dilakukan untuk
matematis karena memberikan kesempatan
mengidentifikasi ketersediaan perangkat
kepada siswa untuk menyebutkan contoh-
pembelajaran yang telah ada sebelumnya.
contoh (fluency), mencari banyak cara
Dari hasil wawancara guru diperoleh
(flexibility) menghasilkan jawaban dari
bahwa perangkat pembelajaran yang telah
pemikirannya sendiri (originality) dan
ada sebelumnya. Dari hasil wawancara
mengerjakan masalah secara urut
guru diperoleh bahwa perangkat
(elaboration). Rancangan instrumen
pembelajaran yang akan dikembangkan
penelitian dibagi menjadi instrumen
belum ada dan belum pernah diterapkan di

86
kevalidan, kepraktisan, dan instrumen diperoleh hasil dengan tingkat ketuntasan
keefektifan (Benny, 2011). sebesar 0% dan rata-rata kemampuan
Tahap ketiga adalah tahap berpikir kreatif matematis siswa sebesar
pengembangan produk yaitu dengan 19,58%. Dari hasil perhitungan nilai
menyelesaikan rancangan perangkat lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran dan instrumen penelitian pembelajaran diperoleh rata-rata skor
yang selanjutnya divalidasi terlebih dahulu sebesar 91,67 % dengan kriteria sangat
oleh validator sebelum diujicobakan. Saran praktis. Hasil yang diperoleh dari angket
dan masukan hasil validasi dari validator respon siswa adalah memiliki skor rata-
dan guru menjadi bahan revisi untuk rata 3,66 dari skor rata-rata maksimal 5,00
perbaikan perangkat pembelajaran yang yang memenuhi kriteria praktis. Hasil
dikembangkan. post-test yang diperoleh yaitu persentase
Tahap keempat adalah tahap ketuntasan sebesar 83% dengan kriteria
implementasi atau tahap uji coba yaitu sangat efektif dan persentase kemampuan
ujicoba perangkat pembelajaran di kelas berpikir kreatif matematis siswa sebesar
VIIIA SMP N 4 Kurik pada tanggal 17 92,19% yang menurut pedoman kriteria
September 2018 sampai tanggal 25 keefektifan aspek berpikir kreatif
September 2017 sebanyak 2 kali matematis memenuhi kriteria kreatif.
pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat
pre-test kemampuan berpikir kreatif disimpulkan bahwa perangkat
matematis dan pertemuan terakhir pembelajaran berupa LKS materi sistem
dilakukan post-test kemampuan berpikir persamaan linear dua variabel melalui
kreatif matematis dan pengisian angket pembelajaran berbasis discovery learning
respon siswa. untuk meningkatkan kemampuan berpikir
Tahap kelima adalah tahap evaluasi kreatif matematis siswa SMP kelas VIII
yaitu tahap akhir untuk melakukan yang dikembangkan memiliki kualitas
perhitungan terhadap perangkat valid, praktis, dan efektif.
pembelajaran yang dikembangkan. Aspek
yang dinilai adalah kevalidan, kepraktisan PENUTUP
dan keefektifan. Aspek kevalidan
diperoleh dari hasil penilaian perangkat Simpulan
pembelajaran validator dan guru
matematika. Aspek kepraktisan diperoleh Berdasarkan hasil penelitian dan
dari angket respon siswa dan lembar pembahasan, simpulan dan saran yang dapat
observasi keterlaksanaan pembelajaran dan diambil adalah sebagai berikut. Penelitian
aspek keefektifan diperoleh dari tes pengembangan ini menghasilkan perangkat
kemampuan berpikir kreatif matematis. pembelajaran berupa LKS berbasis
Berdasarkan penilaian dari validator discovery learning pada materi sistem
yaitu oleh validator dan guru matematika persamaan linear dua variabel. Penelitian
diperoleh skor rata-rata untuk LKS adalah ini dilakukan dengan mengacu model
4,13 dari skor rata-rata maksimal 5,00 pengembangan ADDIE, yaitu Analysis
dengan kriteria sangat valid. Dilakukan (Analisis), Design (Perancangan),
pre-test untuk mengetahui kemampuan Development (Pengembangan),
berpikir kreatif matematis awal siswa dan Implementation

87
(Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). berdasarkan aspek keefektifan ditinjau dari
Pada tahap analisis, dilakukan analisis kemampuan berpikir kreatif matematis
kebutuhan, analisis karakteristik siswa, dan siswa memenuhi kriteria sangat efektif
analisis kurikulum. Pada tahap ditunjukkan dari peningkatan ketuntasan
perancangan, dirancang perangkat siswa pada post-test yaitu 92,19% jika
pembelajaran berupa LKS berbasis dibandingkan dengan persentase
discovery learning, serta dirancang ketuntasan siswa pada pre-test yaitu
instrumen untuk mengukur kualitas 19,58%.
perangkat pembelajaran, berupa lembar
penilaian LKS untuk mengukur kevalidan, Saran
angket respon siswa terhadap kepraktisan
Saran yang dapat diberikan
perangkat pembelajaran, dan tes
berdasarkan penelitian yang telah
kemampuan berpikir kreatif matematis.
dilakukan adalah sebagai berikut.
Pada tahap pengembangan,
Perangkat pembelajaran pada materi
dikembangkan perangkat pembelajaran
sistem persamaan linear dua variabel
oleh ahli dan guru matematika. Setelah itu,
(SPLDV) berbasis discovery learning yang
dilakukan revisi I sehingga diperoleh
telah dikembangkan diharapkan dapat
perangkat pembelajaran yang siap untuk
digunakan sebagai instrumen dalam
diimplementasikan. Pada tahap
mengimplementasikan kegiatan belajar
implementasi, dilakukan ujicoba perangkat
mengajar. Pengembangan perangkat
pembelajaran di kelas VIIIA SMP N 4
pembelajaran pada materi pembelajaran
Kurik, Merauke, mulai 17 September 2018
dan pendekatan yang lain dapat dilakukan
– 25 September 2018. Pada tahap evaluasi,
sesuai dengan prosedur yang ada.
dilakukan revisi II perangkat pembelajaran
berdasarkan masukan validator, guru, dan
siswa selama penggunaan LKS dalam DAFTAR PUSTAKA
proses pembelajaran. Tahap revisi II ini
Akanmu. (2013). Guided-Discovery
menghasilkan perangkat pembelajaran
Learning Strategy and Senior
berbasis discovery learning pada materi School Students Performance in
sistem persamaan linear dua variabel Mathematiics in Ejigbo, Nigeria.
(SPLDV). Journal of Education and Practice,
Kualitas perangkat pembelajaran 4(12).
berupa LKS berdasarkan aspek kevalidan Amri, S. (2013). Pengembangan dan
memenuhi kriteria valid dengan rata-rata Model Pembelajaran dalam
skor 4,13 dan memiliki kualifikasi sangat Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi
valid dengan skor maksimal 5,00, Pustaka Publisher.
sedangkan kualitas LKS berdasarkan aspek Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian
kepraktisan memenuhi kriteria praktis Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
dengan rata-rata angket respon siswa Pustaka Pelajar.
adalah 3,66 dengan kualifikasi praktis dan Benny, A. P. (2011). Model Desain Sistem
rata-rata angket lembar observasi Pembelajaran. Jakarta: PT Dian
keterlaksanaan pembelajaran adalah Rakyat.
91,67% dengan kualifikasi sangat praktis. Celikler. (2012). The Effect of the use of
Kualitas perangkat pembelajaran worksheets about Aqueous Solution

88
Reactions on pre-service
Elementary Science Teacher's
Academic Success. Turkey:
Procedia-Social and Behavioral
Sciences 46.
Deporter, B. (2011). Quantum Learning
Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Terjemahan
Alwiyah Abdurrahman. Bandung:
Kaifa.
Dikmenjur. (2013). Pengertian Bahan
Ajar. Dipetik May 10, 2016, dari
http://www.dikmenum.go.id.
Dimyati, & Mujiono. (2014). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Elice, D. (2012). Pengembangan Desain
Bahan Ajar Ketrampilan
Aritmatika Menggunakan Media
Simpoa untuk Guru Sekolah Dasar.
Tesis. Bandar Lampung: FKIP
Unila PPSJ Teknologi Pendidikan.
Sianturi, M., Chiang, C. L. & Hurit, A. A.
(2018). Impact of a Place-Based
Education Curriculum on
Indigenous Teacher and Students.
International Journal of
Instruction, 11(1), 311-328.
Sudjana, N., & Rivai, A. (2016). Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D .
Bandung: Alfabeta.

89

Anda mungkin juga menyukai