PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
WYLMA DWILESTARI
043-315-15-1-065
Segala puji penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia yang telah diberikan, sehingga proposal yang berjudul “Hubungan Self-
maksud dan tujuan diajukannya proposal penelitian skripsi ini adalah untuk
Pasien Diabetes Mellitus Type II. Hal ini patut dipelajari karena pasien diabetes
Proposal penelitian skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
1. Bapak Ns. Diwa Agus Sudrajat, S.Kep.,M.Kep., selaku ketua STIkep PPNI
Jawa Barat.
2. Ibu Wini Hadiyani,S.Kep.,M.Kep., selaku ketua program studi sarjana
proposal ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIkep PPNI Jawa
Barat yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat
Penulis merasa bahwa dalam pembuatan usulan proposal ini masih terdapat
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi
perkembangan penulisan yang lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga
Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan
bantuan. Semoga amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
pahala dari Allah SWT. Demikian proposal skripsi ini penulis buat, semoga
Bandung,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meningkat, seperti data yang di dapat dari Riskesdas 2018 yaitu jika
55-64 tahun dan 65-74 tahun. Kemudian untuk daerah domisili lebih
untuk memesan makanan siap saji tanpa harus repot memasak makanan
sendiri di rumah. DM di Indonesia berjumlah 8,4 juta dan di perkirakan
saraf (neuropati diabetic) dan pada mulut yaitu seperti gangguan neuropati
pada pasien yang mengalami DM. Hal ini tidak selalu berbanding lurus
dengan plak dan kalkulus karena periodontitis juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan antara lain kondisi gigi yang berjejal, metabolik, genetik, dan
menurut Green dan Vermillion) tergolong dalam kriteria baik. (Sari, 2017).
mulut pada pasien diabetes mellitus, maka perlu ada upaya pencegahan
Dengan demikian kebersihan mulut yang baik tetap perlu dibangun sejak
pencegahan terjadinya masalah gigi dan mulut yang paling tepat, terutama
pada pasien diabetes mellitus yang memiliki resiko lebih tinggi terjadinya
masalah gigi dan mulut. Cara yang dapat di lakukan sendiri untuk menjaga
kebersihan mulut yaitu sikat gigi, kumur dengan antiseptic, dental floss
gigi dan mulut dapat menggunakan metode berupa indeks yang disebut
memiliki skor OHI-S (Oral Helth Index Simplified) yang lebih tinggi
menujukan rata-rata skor oral hygiene pada pasien diabetes melitus tipe 1
adalah 2,06 dan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yaitu 2,23 sedangkan
pada pasien non-diabetes yaitu 0,66. Rata-rata skor periodontal pada
pasien diabetes mellitus tipe 1 yaitu 2,72 dan pasien diabetes mellitus tipe
2 yaitu 2,69, sedangkan pada pasien non-diabetes yaitu 0,77. Oral higiene
pasien diabetes mellitus kategori sedang di jumpai sebayak 64% dan non-
diabetes kategori baik 98%. Kondisi oral hygiene yang lebih buruk pada
diabetes mellitus lebih tinggi yaitu 58%, sedangkan pada pasien non-
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimana gambaran oral health pada pasien Diabetes
Mellitus?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umun
gigi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik penderita diabetes melitus di RS.TK
II DUSTIRA CIMAHI.
DUSTIRA CIMAHI.
D. Manfaat Penelitian
oral health pada pasien diabetes mellitus agar dapat melakukan upaya
dan gigi.
2. Manfaat akademis
b. Bagi keilmuan.
lain dari diabetes mellitus pada mulut dan gigi selain periodontitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
pancreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak
kerusakan serius pada banyak system tubuh, khususya syaraf dan pembuluh
yaitu:
akibat kerusakan dari sel beta pankreas. Gejala yang menonjol adalah
sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering haus,
sebagian besar penderita DM tipe ini berat badannya normal atau kurus.
Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
DM ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik,
kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi fungsi
glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, dan 75%
kurang lebih 90 hingga 95% (Smeltzer & Bare, 1996). Pada DM tipe 2
insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin (Smeltzer & Bare,
mekanisme autoimun. Pada tipe ini, faktor genetik lebih berperan sebagai
kontribusi pada risiko, dan masing- masing juga dipengaruhi oleh lingkungan
Gangguan sekresi insulin pada Sel Beta akibat defek masih bersifat samar
sel beta pada diabetes tipe 2 dilaporkan berkaitan dengan pengendapan amiloid
di islet. Amilin sebagai komponen utama amiloid secara normal dihasilkan oleh
sel beta pankreas dan disekresikan bersama insulin. Resistensi insulin berakibat
yang mengelilingi sel beta mungkin menyebabkan sel beta agak refrakter
dalam menerima sinyal glukosa. Amiloid juga bersifat toksik bagi sel beta,
obesitas merupakan suatu jaringan endokrin yang aktif berdialog dengan otot
dan hati. Efek adiposit melalui zat perantara molekul factor nekrosis tumor
(TNF), asam lemak, leptin, dan resistin. TNF disintesis di adiposit dan
mengalami ekpresi yang berlebihan dalam lemak orang yang kegemukan. TNF
pascareceptor (Robin, Cotran, & Kumar, 2007). Pada kegemukan kadar asam
lemak bebas lebih tinggi dari pada normal, dan asam lemak ini meningkatkan
hipotalamus. Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan maka masa
bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka massa jaringan
makanan. Pada sebagian besar orang obesitas, mekanisme ini tidak berjalan
walaupun kadar leptin didalam darah tinggi dan disebut sebagai resistensi
leptin.
untuk memecah gula darah untuk disimpan di otot dan sel adipose. Dalam
waktu yang sama ketidakmampuan hati menyimpan gula darah dari makanan
setelah makan menjadi glikogen dalam hati. Akibatnya gula dalam darah
dalam mentolerir produksi gula pada saat tidak makan (puasa), sehingga gula
4. Komplikasi
Ada tiga komplikasi akut pada DM yang penting dan berhubungan dengan
adalah hipoglikemia yang disebabkan oleh reaksi insulin, dimana kadar gula
darah turun dibawah 50–60 mg/dl (2,7-3,3 mmol/L) (Smeltzer & Bare, 1996;
Soemardji, 2009). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau
preparat oral yang berlebihan. Hipoglikemia bisa terjadi dari ringan (gejala:
gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak (Smeltzer & Bare,
1996). Terdapat tiga gambaran klinis yang penting pada diabetes ketoasidosis,
yaitu: dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis. Tanda dan gejala yang bisa
kehilangan cairan dan elektrolit (Smeltzer & Bare, 1996; Soewondo, 2006)
pembuluh darah, semua ukuran pembuluh terkena, dari aorta hingga ateriol
terkecil dan kapiler. Kerusakan yang terjadi berupa percepatan aterosklerosis
Komplikasi lain dari diabetes mellitus yaitu pada mulut dan gigi, pengaruh
diabetes mellitus pada gigi dan mulut (Wilkins, 2009) Manifestasi utama dalam
cepat dapat terjadi akibat diabetes mellitus berat yang tidak dirawat, tapi kini
ini memiliki tingkat DMFT yang lebih tinggi walaupun sudah menggunakan
diet bebas gula, serta lebih banyak kehilangan gigi yang terjadi bila
peningkatan AGE pada plasma dan jaringan. Sekresi dan sintesis sitokin yang
yang terbentuk dapat terjadi pada protein, lipid dan asam nukleat. Pembentukan
AGE pada protein, menyebabkan rantai silang antara polipeptida kolagen dan
density lipoprotein (LDL) terjadi pada pembuluh darah besar dan deposit
kolesterol di intima.
dan fungsi membran basalis berinteraksi dengan RAGE pada endotel sehingga
1. Definisi
mengkonsumsi nutrisi yang baik, tidur tujuh sampai delapan jam setiap
diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan
tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian yang tidak
kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan
ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi ladang subur bagi bakteri untuk
salah satu tandanya adalah Poliuria, dimana penderita banyak buang air kecil
saliva berkurang dan mulut terasa kering, sehingga disarankan pada penderita
untuk mengkonsumsi buah yang asam sehingga dapat merangsang kelenjar air
tulang). Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah
sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh
untuk memerangi infeksi, Sedangkan periodontitis adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat dikarenakan
membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak, dan lama
masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya, dan penyakit
hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan tulang di sekitar gigi,
terjadi penumpukan sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi dan
Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun penyakit ini
Penderita Diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan lidah
disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam
rasa pada mulutnya. Biasanya, penderita diabetes juga dapat mengalami mati
5. Oral thrush
memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan
lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok, risiko terjadinya infeksi jamur
jauh lebih besar. Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut
yang disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut.
Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi
terjadinya dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada
sebagai substrat kariogenik. Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari 4
faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes Melitus
telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat
pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan
karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
observasi pada waktu yang sama. Variabel yang diukur, yaitu mengenai gambaran
DUSTIRA CIMAHI. Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret-April
2020.
ini. Berdasarkan pada pembahasan teori dalam bab sebelumnya, di ketahui bahwa
Variabel penelitian ini yaitu pada pasien diabetes mellitus di ruang pangrango RS
Variable penelitian adalah sesuatu yang di gunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang di miliki atau di dapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa satu variable, yaitu
0 = tidak pernah
1 = sangat
jarang
2 = kadang-
kadang
3 = sering
4 =sangat sering
5 = selalu
E. Populasi dan sampel
1. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua pasien yang di rawat di ruang pangrango.
2. Sampel
a) Kriteria inklusi :
b) Kriteria eksklusi :
maupun mental.
Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan teknik
F. Instrument penelitian
Likert, yaitu selalu dilakukan (0) = tidak pernah, (1) = sangat jarang, (2) =
kadang-kadang, (3) = sering, (4) =sangat sering, (5) = selalu. Pada kuesioner
ini memiliki jumlah scor baik (57-60), sedang (51-56), buruk (≤50).
G. Pengumpulan data
H. Analisa Data
1) Analisa Data
a. Editing
b. Coding
analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data. Disini peneliti
akan membuat kode 1 untuk tanda gejala, 2 untuk diagnosa dan 3 untuk
adalah microsoft excel. Selain itu dalam proses ini dituntut ketelitian
I. Jadwal Penelitian
Bimbingan proposal
Ujian proposal
Prosedur
pengambilan data
Ujian skripsi