A. Deskripsi Prosedur ini bertujuan untuk memastikan diterapkannya kegiatan pertologan
pertama pada kecelakaan oleh petugas P3K dan penyediaan Kotak P3K ditempat kerja. B. Referensi 1. Undang-undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja 2. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No. Per- 15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan 3. PP No. 50 tahun 2012 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. C. Prosedur/Langkah Identifikasi peralatan dan petugas P3K kerja 1. Ahli K3 atau bagian K3 melakukan identfikasi kebutuhan penyediaan kotak P3K sesuai dengan resiko yang ada di tempat kerja menggunakan formulir identifikasi isi kotak. 2. Ahli K3 bertanggung jawab dalam pengelolaan terhadap isi kotak P3K seperti penyediaan isi kotak P3K, inspeksi kelengkapan kotak P3K, serta penggantian kotak P3K yg sudah terpakai. 3. Tenaga kerja bertanggung jawab dalam melaporkan penggunaan isi kotak P3K. 4. Ahli K3 mengusulkan karyawan untuk menjadi petugas P3K 5. Petugas P3K yang ditunjuk ini kemudian diberi pelatihan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sebagai petugas P3K. Pelatihan ini dapat dilakukan oleh dokter perusahaan atau dokter hiperkes. 6. Petugas P3K bertanggung jawab untuk memberikan tindakan P3k jika dibutuhkan. Penanganan korban 1. Jika seorang pekerja mengalami kecelakaan dengan sendirinya aka petugas P3K harus segera bertindak. 2. Periksalah badannya, janganlah merasa cukup dengan melihat luka- luka yang terlihat saja. Perhatikan apakah ada tulang-tulang yang patah, terbakar dan tanda-tanda shock lainnya. Carilah asal mula pendarahan, kalau perlu menggunting ataupun merobekkan pakaian pada tempat itu. 3. Memindahkan korban bila dianggap perlu sekalidan lakukanlah dengan hati-hati sekali. Pekerjaan/pertolongan yang sembrono dapat memberatkan korban misalnya pada patah tulang tertutup, ujung tulang dapat menembus kulit. 4. Bertindak tegas tetapi jangan terburu-buru, selalu berpedoman pada petunjuk-petunjuk yang telah ditentukan. Lakukan segala sesuatu untuk menyelamatkan jiwa korban tanpa berlebih-lebihan. 5. Segera memanggil dokter dan terangkan apa kecelakaannya, dimana korban berada dan apa saja yang telah dikerjakan. Inspeksi kotak P3k: 1. Tiap kotak P3K yang ada harus diperhatikan dalam kondsi terisi sesuai standar yang ada. Inspeksi kondisi dan kelengkapan isi kotak P3K ini dilakukan melalui inspeksi K3 bulanan. 2. Tiap kotak P3K akan dilengkapi formulir Daftar isi kotak P3K. 3. Jika kotak P3K ada salah satu item yang udah abis maka laporkan kepada pihak administrasi untuk mendapatkan gantinya. DAFTAR ISI KOTAK P3K Lokasi : Hari/tanggal Inspkesi : Tanggal inspeksi selanjutnya : No. ISI JUMLAH SATUAN KETERANGAN 1. Kasa steril terbungkus 2. Perban (lebar 5cm) 3. Perban (lebar 10 cm) 4. Plester (lebar 1,25 cm) 5. Plester cepat 6. Kapas 7. Kain segitiga/mitella 8. Gunting 9. Peniti 10. Sarung tangan sekali pakai 11. Masker 12. Lampu senter 13. Gelas untuk cuci mata 14. Betadin 15. Alkohol 70% 16. Aquades (100ml lar.saline) 17. Buku catatan daftar isi kotak 18. Pinset PROSEDUR/PERATURAN PENCEGAHAN KECELAKAAN LALU LINTAS
Prosedur berlalu lintas dengan kendaraan roda 2 dan roda 4 :
1. Sebelum menggunakan motor/mobil, periksalah kembali kondisi motor/mobil mulai dari mesin, spion, ban motor, rem, rating, bensin, lampu, dll. 2. Setelah itu, siapkan peralatan keselamatan berkendara sepeda motor seperti : helm, sarung tangan, masker, kacamata, dll dan untuk mobil gunakan safety belt ataupun jika perlu didalam mobil terdapat Apar untuk antisipasi terjadi kebakaran dini. 3. Siapkan surat-surat kendaraan seperti STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), dan juga SIM (Surat Ijin Mengemudi). 4. Ingatlah selalu mematuhi aturan lalu lintas seperti traffic light (lampu lalu lintas), marka jalan, juga kecepatan berkendara max 80Km/jam. 5. Selalu melihat arah kanan dan arah kiri jika berada di persimpangan serta selalu kurangi kecepatan. PROSEDUR PENGELOLAHAN LB3
A. Deskripsi Memberikanpedomanpelaksanaanpenangananlimbah B3 agar
tidakmencemariLingkunganHidupdanKeselamatanKesehatanKerja, denganmengacukepada UU danperaturan yang berlaku B. Referensi 1. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentangKeselamatandanKesehatanKerja. 2. Undang-Undang No.32tahun 2009tentangPerlindungan dan PengelolaanLingkunganHidup. 3. PP RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3 4. PeraturanPemerintahNomor 18 Tahun 1999 TentangPengelolaanLB3. 5. PeraturanPemerintahNomor 85 Tahun 1999 TentangPerubahanAtasPeraturanPemerintahNomor 18 Tahun 1999 TentangPengelolaanLB3 6. PerMen LH Nomor14 Tahun 2013 Tentang Simbol dan Label LB3 7. PerMen LH Nomor 30 Tahun 2009 TatacaraPerizinanLB3olehPemda C. Prosedur Persyaratan umum tempat LB3 : 1. Merupakandaerahbebasbanjirdenganjarak minimum antaralokasidenganfasilitasumumadalah 50 meter.. 2. Tempatpenyimpanan LB3 haruskedap air danharusdibuatBakpenampunganapabilaterjadikebocoran. 3. Tempatpenyimpananharusdiidentifikasi (diberi symbol danlebel) danmemilikiperlengkapanpemadamapi yang memadai. 4. Memilikitempatbongkarmuat LB3 yang memadaidenganlantai yang kedap air. Persyaratan Penyimpanan LB3 : 1. Karakteristikkemasanharussesuaidengankarakteristik LB3 yang akandisimpan, bisaberupa drum plastic & drum logam. 2. Penyimpanankemasan/drum harusdibuatdengan system blok, sehinggadapatdilakukanpemeriksaanmenyeluruhterhadapsetiapkemasandanap abilaterjadikebocoranataukerusakankemasan/drum dapatsegeraditangani. 3. Lebarantarablokharusmemenuhipersyaratanperuntukannya, sehinggadapatdilewatikendaraanpengangkut (forklift) atau minimal 60 cm agar dapatdilewatisaatdilakukanpemeriksaan. 4. Apabilapenumpukankemasanharusdilakukanmakaharusdiperhatikankestabilan tumpukankemasan. Jikakemasanberupa drum logammakatumpukankemasanmaksimum 3 lapis dengantiap lapis dialasipalet (setiappaletmengalasi 4 drum) 5. Setiap drum harusdiberilebeldan symbol sesuaikarakteristiklimbah LB3 PROSEDUR PELAPORAN INSIDEN A. Deskripsi B. Referensi Permen Tenaga kerja RI No. Per-03/MEN/1998 tata cara pelaporan dan pemeriksaan tenaga kerja. C. Prosedur 1. Apabila terjadi kecelakaan disuatu unit kerja, maka karyawan yang mengetahui kejadian tersebut memberikan pertolongan pertama pada korban (P3K) bila diperlukan. 2. Karyawan lainnya yang mengetahui kejadian segera menghubungi pimpinan untuk memberitahukan perihal terjadinya kecelakaan dan petugas yang pada saat itu ada, untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya, membawa korban ke unit gawat darurat rumah sakit, bila diperlukan. 3. Melaporkan kejadian kecelakaan yang sesuai secara singkat dengan menyebutkan lokasi kejadian serta peristiwa terjadinya dengan jelas 4. Atasan korban melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada pengawas K3 (dengan menggunakan formulir laporan kecelakaan dalam waktu tidak lebih dari 24 jam) 5. Dokter rumah sakit yang menangani korban (bila diperlukan) mengisi formulir laporan kecelakaan dengan menyebutkan keadaan korban dan mengirimkannya ke pengawas K3 Perusahaan. 6. Petugas K3 dan atasan korban meneliti sebab-sebab kecelakaan dan menentukan langkah-langkah pencegahan agar kecelakaan yang serupa tidak terulang lagi dikemudian hari. 7. Setelah penderita sembuh dan tidak lagi dirawat di rumah sakit, dokter rumah sakit yang menangani (bila diperlukan) mengirimkan laporan sembuh dengan menjelaskan tentang prosentase cacat dari korban ataupun lainnya kepada pengawas K3 dan bagian personalia untuk penyelesaian korban 8. Bila korban meninggal dunia, maka dokter rumah sakit yang menangani mengeluarkan surat keterangan kematian dan mengirimkan ke bagian personalian segera menyelesaikan segala urusan administrasi korban tersebut serta memberitahukan kepada pihak keluarga korban. 9. Bila kecelakaan menimpa seorang karyawan diluar kawasan maupun lingkungan perusahaan, maka karyawan lain atau pihak keluarga yang mengetahui kejadian itu segera memberitahu hal tersebut kepada pihak perusahaan.