TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
B. Landasan Teori
1. Pengertian Pemukiman
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di
luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun
perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan ( Undang – undang no 1 tahun
2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman )
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan perumahan dan
rumah tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan
No.829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :.
a. Bahan bangunan
1) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan
yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain :
a. Debu total kurang dari 150 μg/m2,
b. Asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam,
c. Plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan.
2) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
Berkembangnya mikroorganisme patogen.
b. Komponen dan penataan ruangan
1) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.
2) Dinding rumah memiliki ventilasi, kamar mandi dan kamar
cuci kedap air dan
mudah dibersihkan.
3) Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan.
4) Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir.
5) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.
6) Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
c. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak
langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan
minimal 60 lux dan
tidak menyilaukan mata.
d. Kualitas udara
1) Suhu udara nyaman antara 18–30oC.
2) Kelembaban udara 40–70%.
3) Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam.
4) Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni.
5) Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam.
6) Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.
e. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10%
luas lantai.
f. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di
dalam rumah.
g. Penyediaan air
1) Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas
minimal 60
liter/orang/hari;
2) Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air
bersih dan/atau air
minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 32 tahun
2017 dan Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 492/MENKES/PER/IV tahun
2010.
h. Sarana penyimpanan makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
g. Pembuangan Limbah :
1) Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber
air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.
2) Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak
menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah
j. Kepadatan hunian :
Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari
2 orang
tidur.
2. Pengertian Rumah
Menurut Depkes RI ( 2012) Rumah harus memenuhi syarat dan
ketentuan teknis untuk melindungi penghuni rumah dari berbagai
ancaman bahaya dan gangguan kesehatan, sehingga derajat
kesehatan yang optimal dapat dicapai oleh penghuninya. dengan
pengertian bahwa rumah sehat merupakan rumah yang memenuhi
kriteria minimal : akses air minum, akses jamban sehat, lantai,
ventilasi, dan pencahayaan. yang memenuhi persyaratan dan
melindungi penghuni rumah dari berbagai ancaman bahaya dan
gangguan kesehatan, sehingga derajat kesehatan yang optimal
dapat dicapai oleh penghuninya.
Menurut Siti Hani dan Cok dewi (2011) Beberapa persyaratan
rumah sehat antara lain memenuhi kebutuhan fisiologis,
memenuhi kebutuhan psikologis, mencegah penularan penyakit,
mencegah terjadinya kecelakaan.
1) Memenuhi kebutuhan Fisiologis.
1. Pencahayaan
Cahaya mempunyai sifat dapat membunuh bakteri telah diketahui
sejak lama. Selain itu sinar UV dari cahaya matahari sering
dimanfaatkan untuk pengobatan rachitis.
Cahaya cukup untuk penerangan ruang di dalam rumah
merupakan kebutuhan kesehatan manusia. Penerangan ini dapat
diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam.
a. Pencahayaan Alam.
Diperoleh dengan masuknya sinar matahari kedalam ruangan
melalui jendela celah – celah dan bagian – bagian bangunan yang
terbuka sinar ini sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon
– pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Cahaya matahari ini
berguna selain penerangan juga dapat mengurangi kelembapan
ruang, mengusir nyamuk, membunuh kuman – kuman penyebab
penyakit tertentu seperti TBC, influenza, penyakit mata dan lain
– lain.
b. Pencahayaan Buatan
Cahaya buatan yang baik tidak akan menganggu atau
menurunkan produktivitas kerja. Perkembangan cahaya buatan
dimulai dari cahaya obor dari kayu cemara,lampu minyak tanah,
lilin,lampu gas sampai pada lampu listrik.
2. Ventilasi ( Penghawaan )
Hawa segar diperlukan dalam rumah untuk menganggu udara
ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk
menjaga temperatur dan kelembapan udara dalam ruangan.
Sebaiknya temeparatur udara dalam ruangan harus lebih rendah
paling sedikit 4°C dari temperatur udara luas daerah tropis.
Umumnya temperatur kamar 22°C - 30°C sudah cukup besar.
Pergantian udara bersih untuk orang dewasa adalah 33
m³/orang/jam, kelembapan udara berkisar 60% optimum.
6. Bahan bangunan
1. Lantai
Lantai yang baik biasanya menggunakan keramik,ubin,semen.
2. Dinding
Biasa nya menggunakan tembok berbahan batu bata / batako atau
menggunakan papan kayu.
3. Langit – langit
Umumnya menggunakan genteng.
a. Harus dapat menahan debudan kotoran yang jatuh dari atap
b. Harus menutup rata kerangka atap kuda – kuda penyangga denga
konstruksi bebas tikus.
4. Tersedia tempat pembuangan air hujan, air kotor, air sampah
5. Terdapat halaman rumah.
2) Syarat Psikis
Syarat diantaranya yakni :
a. Tercipta rasa aman
b. Anak perempuan dan laki – laki diatas 10 tahun memiliki kamar
terpisah
c. Ada jaminan kesehatan bagi anggota keluarga di tempat tinggal
tersebut.
3) Syarat jauh dari kecelakaan
a. Terdapat pengamanan dan pencegahan terjadinya kecelakaan
b. Bahan dan konstruksi kuat.
c. Alat pembakaran > 5 cm dari dinding.
d. Alat listrik > 5 cm dari lantai.
e. Adanya alat pemadam kebakaran, terutama yang menggunakan
gas.
a. Penyebab TB Paru
Tuberkulosis paru disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Kuman tersebut mempunyai ukuran 0,5-4 mikron x
0,3-0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak
bengkok, bergranular atau tidak mempunyai selubung, tetapi
mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid (terutama
asam mikolat) terutama dalam keadaan kering dan dingin . (Rini,
2013)
b. Klasifikasi TB Paru
Penyakit TB Paru dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
1) Tuberkulosis paru BTA positif
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS
hasilnya BTA positif.
b. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto
toraks dada menunjukkan gambaran tuberkulosis.
c. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan
biakan kuman TB positif.
d. 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3
spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya
hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT.
2) Tuberkulosis paru BTA negatif
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA
positif. Kriteria
diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi:
a. Minimal 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negative
b. Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberculosis
c. Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non
OAT.
d. Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi
pengobatan
2) TB Ekstra Paru
dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya,
yaitu:
1. TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe,
pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang
belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
2. TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis, milier,
perikarditis peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral,
TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan
alat kelamin.