PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi individu, keluarga dan
2014).
Menurut data dari WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang yang
1
mengalami skizofrenia serta 47,5 juta orang mengalami dimensia (penurunan
daya ingat dan cara berfikir. Data Riskesdas (2013), menunjukkan prevalensi
dan kecemasan untuk usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 14 juta orang
jiwa berat seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak
ketika seseorang lahir di dunia melainkan suatu rangkaian proses yang terus
2012).
diberikan oleh semua perawat dalam semua jenjang pendidikan (Keliat dan
dibutuhkan oleh pasien dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif, terapi
interpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga. Melalui terapi kognitif
individu diajarkan atau dilatih untuk mengontrol pikiran, gagasan, ide dengan
cara melatih klien untuk mengubah cara berfikir dan memandang sesuatu
2
pada saat pasien mengalami kekecewaan, sehingga pasien lebih baik dalam
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan umum
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo
Magelang
2. Tujuan khusus
Konsep Diri : Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo
Magelang
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo
Magelang
Konsep Diri : Harga Diri Rendah di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif dari diri sendiri yang
tidak berani menatap lawan bicara, berbicara lambat dan nada suara
tentang dirinya. Harga diri rendah menolak dirinya sendiri, merasa tidak
2011).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sendiri sesuai
4
2. Etiologi
Dalam tinjauan life span history klien, penyebab harga diri rendah
adalah karena pada masa lalu sering disalahkan, tidak pernah dikasih
a. Faktor Predisposisi
b. Faktor Presipitasi
5
3. Manifestasi Klinis
Menurut Sutejo (2019), tanda dan gejala harga iri rendah, yaitu :
penggunaan zat
e. Menunda keputusan
6
i. Merusak diri : harga diri rendah menyongkong klien untuk
mengakhiri hidup
tentang diri mereka sendiri, dunia, dan masa depan. Ketika harga diri
7
mereka dalam menanggapi sesuatu peristiwa (kehilangan dan
6. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Keterangan :
diterima.
8
kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang
harmonis.
7. Pohon Masalah
Koping individu
Penyebab
tidak efktif
8. Penatalaksanaan
yaitu :
a. Psikofarma
9
cholpromazine HCL, thorodizone HCL, haloperidol. Obat yang
cukup 3x24 jam. Setelah itu klien biasanya diberikan obat per
b. Psikoterapi
10
kepada pasien yang tidak mempan dengan terapi neurolipitikal oral
atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule per detik.
2) Sakit kepala
3) Nyeri otot
5) Apnea
6) Cardiac Arrythmia
7) Gigi patah
11
B. Asuhan Keperawatan
1. Fokus Pengkajian
a. Konsep diri
saya?
c) Apakah ada bagian dari tubuh anda yang ingin anda ubah?
12
5) Identitas diri (self identity)
b. Faktor predisposisi
tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial
berubah.
c. Faktor presipitasi
diharapkan.
13
d) Peran berlebihan : adalah kurang sumber yang adekuat
perawatan.
d. Status mental
Status mental dari harga diri rendah menurut Muhith (2015), yaitu :
bukan penyakit.
14
e. Mekanisme koping
menerus.
15
2. Intervensi Harga Diri Rendah
a. Tujuan umum
a) Kriteria hasil
b) Intervensi
c) Rasional
16
a) Kriteria hasil
b) Intervensi
klien
negatif
c) Rasional
aktivitas
a) Kriteria hasil
17
b) Intervensi
c) Rasional
a) Kriteria hasil
b) Intervensi
kondisi klien
18
c) Rasional
a) Kriteria hasil
kemampuannya.
b) Intervensi
c) Rasional
19
6) TUK VI : klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang
ada di keluarga
a) Kriteria hasil
keluarga
b) Intervensi
dirawat
c) Rasional
rumah
klien di rumah
1. SP Pasien (P)
20
2) Bantu klien memilih kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
saat ini
sehari
berikan pujian
21
d. Strategi Pelaksanaan (SP IV)
2. SP Keluarga (K)
a. SP 1K
merawat pasien
b. SP 2K
22
2) Melatih keluarga mempraktekkan bagaimana cara merawat pada
pasien
c. SP 3K
3. Narasi SP 1P
a. Fase orientasi
sampai jam 2 siang nanti. Nama Tn/Ny siapa? Tn/Ny lebih senang
yaa”
“coba bisa ibu ceritakan apa yang ibu keluhkan sehingga ibu dibawa
ke RSJ?”
b. Fase kerja
23
“wahh bagus sekali itu Ny/Tn ada 7 kegiatan yang disukai. Dari 7
kegiatan ini yang mana yang masih dapat dilakukan di rumah sakit?
Yaa bagus sekali ada 4 kegiatan yang bisa dilakukan di rumah sakit”
“nah sekarang coba Tn/Ny pilih kegiatan apa yang cocok untuk
“wahh Tn/Ny sudah bisa menyapu lantai dengan baik sekali dan
bersih”
c. Fase terminasi
menyapu lantai?”
kali sehari Tn/Ny menyapu lantai? Baiklah 2 kali sehari yaa, pagi
Tn/Ny masih ingat kagiatan apa yang bisa dilakukan dirumah selain
latihan merapikan tempat tidur ya. Tn/Ny bisanya jam berapa? Jam 9
24