Anda di halaman 1dari 26

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

‘PERIOPERATIF (RANGE OF MOTION, NYERI DAN KECEMASAN)”

Disusun Oleh :
Kelompok

1. Dian Islamiati 1120019091


2. Khalimatus Jahro 1120019029
3. Nuur Ayu Widyaningsih 1120019092
4. Ni’matul Khoirot 1120019019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penyuluhan ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing


klinik dan pembimbing akademik pada :

Hari :
Tanggal :

Surabaya,

Mengesahkan,
Kepala Ruangan Pembimbing Klinik

NPP. NPP.

Pembimbing Akademik

NPP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“RANGE OF MOTION (ROM)”

Pokok Bahasan : Range Of Motion (Rom)

Sasaran : Keluarga Pasien

Hari/Tanggal : 17 Januari 2020

Waktu : 09.00 WIB - Selesai

Tempat : Ruang OK Bedah Sentral RSAL dr. Ramelan Surabaya

A. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilakukan proses penyuluhankesehatan selama kurang lebih
30 menit, diharapkan pasien dan keluarga di Ruang OK Bedah Sentral
RSAL dr. Ramelan Surabaya dapat memahami tentang Range Of Motion
(Rom).
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
di Ruang OK Bedah Sentral RSAL dr. Ramelan Surabaya diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan tentang ROM
2. Menjelaskan tentang jenis ROM
3. Menjelaskan tentang tujuan ROM
4. Menjelaskan manfaat ROM
5. Menjelaskan tentang prosedur tindakan ROM
C. Materi (Uraian Terlampir)
1. Pengertian ROM
2. Jenis ROM
3. Tujuan ROM
4. Manfaat ROM
5. Prosedur tindakan ROM
D. Media
PowerPoint (PPT)

E. Metode
Ceramah dan diskusi
F. Pengorganisasian Penyuluhan
1. Fasilitator : Ni’matul Khoirot
2. Moderator : Dian Islamiati
3. Observer : Khalimatus Jahro
4. Dokumentasi : Nuur Ayu Widyaningsih
G. Tahapan Pelaksanaan
No. Uraian Kegiatan Metode Media Waktu
1. Pendahuluan : - 3 Menit
a. Salam Pembuka a. Menjawab Salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menyampaikan topik
dan tujuan
2. Pelaksanaan : PPT 20 Menit
1. Penyampaian Materi
Menjelaskan tentang :
a. Pengertian Range
Of Motion Mendengarkan
(Rom). dengan penuh
b. Jenis Range Of perhatian
Motion (Rom).
c. Tujuan Range Of
Motion (Rom).
d. Manfaat Range
Of Motion
(Rom).
e. Prosedur
Tindakan Range
Of Motion
(Rom).
2. Tanya Jawab a. Bertanya - 10 Menit
a. Memberikan b. Menjawab
kesempatan
kepada klien
untuk bertanya
b. Memberikan
kesempatan
kepada pemateri
untuk menjawab
3. Evaluasi Menyampaikan Ceramah 5 Menit
klien mampu pendapat dan
menyimpulkan dan Diskusi
memberikan pendapat
tentang pembahasan
tentang :
a. Pengertian Range
Of Motion
(Rom).
b. Jenis Range Of
Motion (Rom).
c. Tujuan Range Of
Motion (Rom).
d. Manfaat Range
Of Motion
(Rom).
e. Prosedur
Tindakan Range
Of Motion
(Rom).
3. Penutup a. Mendengarkan 2 Menit
a. Menyimpulkan b. Menjawab
b. Salam Penutup

H. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyaji
: Moderator
: Observer
: Fasilitator

: Peserta Penyuluhan

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Persiapan media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan. Yaitu: Power Point.
b) Persiapan materi
Materi disiapkan dalam bentuk Power Point dengan ringkas,
menarik, lengkap, dan mudah di mengerti oleh sasaran penyuluhan
c) Persiapan peserta
Penyuluhan mengenai halusinasi diberikan kepada pasien di Ruang
OK Bedah Sentral RSAL dr. Ramelan Surabaya. Proses
penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
d) Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan
e) Selama penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran
f) Kehadiran peserta di harapkan 60% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
2. Evaluasi Hasil
a) Evaluasi struktur
Pengorganisasian dari penyaji
b) Evaluasi proses
Peserta mampu mengikuti penyuluhan dengan baik dan antusias
c) Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah di sampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan
yang akan diberikan oleh penyuluh.
MATERI PENYULUHAN

“RANGE OF MOTION (ROM)”

A. Pengertian
Range of Motion (ROM) merupakan prosedur dan usaha untuk
memenuhi kebutuhan fisik terutama aktivitas gerak (mobilisasi) untuk pasien
dengan keterbatasan gerak pasca tindakan operasi.
B. Jenis Latihan ROM
1. ROM pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan pasien
dengan bantuan perawat pada tiap-tiap gerakan. Indikasi ltihn pasif adalah
pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan
mobilisasitidak mampu melakukan beberapa atau semua latiha rentang
gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau paisen dengan
paralisis ekstermitas total
2. ROM aktif
Latihan ROM aktif adalah perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri
sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih
kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-
ototnya secara aktif.
C. Manfaat ROM
Manfaat dilakukannya range of motion adalah untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas. Aktivitas pada anggota gerak akan memperlancar sirkulai
dan perfusi jaringan. Selain itu, koordinasi persyarafan akan menjadi lebih
optimal. Sedangkan, manfaat dilakukannya range of motion pada pasien
dengan gangguan mobilitas adalah untuk mencegah disuse atrofi syndrome
pada otot dengan gangguan mobilitas fisik. ROM dapat merangsang sistem
syaraf, meningkatkan perfusi jarigan sekaligus merehabilitasi sistem
muskuloskletal yang mengalami gangguan.

D. Tujuan
1. Merangsang sirkulasi darah
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Memelihara dan mempertahankan kekuatan otot
4. Memelihara mobilitas persendian
5. Menstimulasi persendian
6. Mencegah kontraktur sendi
E. Indikasi dilakukan ROM
1. Pasien tirah baring lama
2. Pasien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran
3. Pasien post operasi yang kesdarannya belum pulih
F. Prosedur tindakan ROM
1. Leher, spina, serfikal
a) Fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada
b) Ekstensi : mengembalikan kepala ke posisi tegak
c) Hiperekstensi: menekuk kepala kebelakang sejauh mungkin
d) Rotasi: memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler
ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
e) Fleksi lateral: memiringkan kepala sejauh mungkin kearah setiap
bahu
2. Bahu
a) Fleksi: menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke
posisi di atas kepala
b) Ekstensi: mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh
c) Hiperekstensi: menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap
lurus
d) Abduksi: menurunkan lengan ke posisi samping di atas kepala
dengan telapak tangan jauh dari kepala
e) Adduksi: menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh
sejauh mungkin
f) Rotasi dalam: dengan siku pleksi, memutar bahu dengan
menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke
belakang
g) Rotasi luar: dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai ibu
jari ke atas dan samping kepala
h) Sirkumduksi: menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh,
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
3. Siku
a) Fleksi: menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke
depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu
b) Ekstensi: meluruskan siku dengan menurunkan tangan
4. Lengan bawah
a) Supinasi: memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan mnghadap ke atas
b) Pronasi: memutar lengan bawah sehingga telapak tangan
menghadap ke bawah
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
5. Pergelangan tangan
a) Felksi: menggerakkan telapaktangan ke sisi bagian dalam lengan
bawah
b) Ekstensi: menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan
bawah berada dalam arah yang sama
c) Hiperekstensi: membawa permukaan tangan dorsal ke belakang
sejauh mungkin
d) Abduksi: menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari
e) Adduksi: menekuk pergelangan tangan miring ke aah lima jari
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak kali
6. Jari-jari tangan
a) Fleksi: membuat genggaman
b) Ekstensi: meluruskan jari-jari tangan
c) Hiperekstensi: menggerakkan jari-jari tangan ke belakang sejauh
mungkin
d) Abduksi: merenggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang
lain
e) Adduksi: merapatkan kembali jari-jari tangan
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
7. Ibu jari
a) Fleksi: mnggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan
b) Ekstensi: menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan
c) Abduksi: menjauhkan ibu jari ke sanping
d) Adduksi: menggerakkan ibu jari ke depan tangan
e) Oposisi: menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
8. Pinggul
a) Fleksi: menggerakkan tungkai k depan dan atas
b) Ekstensi: menggerakkan kembali ke samping tungkai yang lain
c) Hiperekstensi: menggerakkan tungkai ke belakang tubuh
d) Abduksi: menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh
e) Adduksi: menggerakkan tungkai kembali ke posisi media dan
melebihi jika mungkin
f) Rotasi dalam: memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain
g) Rotasi luar: memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain
h) Sirkumduksi: menggerakkan tungkai melingkar
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
9. Lutut
a) Fleksi: menggerakkan tumit ke arah belakang paha
b) Ekstensi: mengembalikan tungkai ke lantai
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
10. Mata kaki
a) Dorsifleksi: menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
atas
b) Flantarfleksi: menggerakkan kaki sehingga jari-jari menekuk ke
bawah
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
11. Kaki
a) Inversi: memutar telapak kaki ke samping dalam
b) Eversi: memutar telapak kaki ke samping luar
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
12. Jari-jari kaki
a) Fleksi: menekukkan jari-jari kaki ke bawah
b) Ekstensi: meluruskan jari-jari kaki
c) Abduksi: menggerakkan jari-jari kaki satu dengan yang lain
d) Adduksi: merapatkan kembali bersama-sama
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2010. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta:
EGC.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


“NYERI”
Pokok Bahasan : Nyeri

Sasaran : Keluarga Pasien

Hari/Tanggal : 17 Januari 2020

Waktu : 09.00 WIB - Selesai

Tempat : Ruang OK Bedah Sentral RSAL dr. Ramelan Surabaya

A. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilakukan proses penyuluhankesehatan selama kurang lebih
30 menit, diharapkan pasien dan keluarga di Ruang OK Bedah Sentral
RSAL dr. Ramelan Surabaya dapat memahami tentang manajemen nyeri
pada luka post operasi.
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
di Ruang OK Bedah Sentral RSAL dr. Ramelan Surabaya diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian nyeri
2. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
3. Meyebutkan cara-cara untuk mengatasi nyeri pada luka post operasi
C. Materi (Uraian Terlampir)
1. Pengertian nyeri
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
3. Cara-cara untuk mengatasai nyeri pada luka post operasi

D. Media
PowerPoint (PPT)
E. Metode
Ceramah dan diskusi

F. Pengorganisasian Penyuluhan
1. Fasilitator : Ni’matul Khoirot
2. Moderator : Dian Islamiati
3. Observer : Khalimatus Jahro
4. Dokumentasi : Nuur Ayu Widyaningsih
G. Tahapan Pelaksanaan
No. Uraian Kegiatan Metode Media Waktu
1. Pendahuluan : - 3 Menit
a. Salam Pembuka a. Menjawab Salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menyampaikan topik
dan tujuan
2. Pelaksanaan : PPT 20 Menit
1. Penyampaian Materi
Menjelaskan tentang :
a. Pengertian nyeri
b. Faktor-faktor Mendengarkan
yang dengan penuh
mempengaruhi perhatian
nyeri
c. Cara-cara untuk
mengatasi nyeri
pada luka post
operasi
2. Tanya Jawab a. Bertanya - 10 Menit
a. Memberikan b. Menjawab
kesempatan
kepada klien
untuk bertanya
b. Memberikan
kesempatan
kepada pemateri
untuk menjawab
3. Evaluasi Menyampaikan Ceramah 5 Menit
klien mampu pendapat dan
menyimpulkan dan Diskusi
memberikan pendapat
tentang pembahasan
tentang :
a. Pengertian nyeri
b. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
nyeri
c. Cara-cara untuk
mengatasi nyeri
pada luka post
operasi
3. Penutup c. Mendengarkan 2 Menit
c. Menyimpulkan d. Menjawab
d. Salam Penutup

H. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyaji
: Moderator
: Observer
: Fasilitator

: Peserta Penyuluhan

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Persiapan media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan. Yaitu: Power Point.
b) Persiapan materi
Materi disiapkan dalam bentuk Power Point dengan ringkas,
menarik, lengkap, dan mudah di mengerti oleh sasaran penyuluhan

c) Persiapan peserta
Penyuluhan mengenai halusinasi diberikan kepada pasien di Ruang
OK Bedah Sentral RSAL dr. Ramelan Surabaya. Proses
penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
d) Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan
e) Selama penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran
f) Kehadiran peserta di harapkan 60% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
2. Evaluasi Hasil
a) Evaluasi struktur
Pengorganisasian dari penyaji
b) Evaluasi proses
Peserta mampu mengikuti penyuluhan dengan baik dan antusias
c) Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah di sampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan
yang akan diberikan oleh penyuluh.
MATERI PENYULUHAN

“NYERI”

A. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak
dan diikuti oleh reaski fisik, fisiologis dan emosional (Alimul, 2015).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri
Berikut merupakan faktr-faktor yang mempengaruhi nyeri (Santoso,
2016).
1. Usia
Usia merupakan variable yang penting yang mempengaruhi nyeri
khusunya anak-anak dan lansia. Pada kognitif tidak mampu mengingat
penjelasan tentang nyeri sebagai pengalaman yang dapat terjadi di
berbagai situasi. Nyeri bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang
tidak dapat dihindari, karena lansia telah hidup lebih lama mereka
kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kondisi patologis yang dapat
menyertai nyeri.
2. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam berespon terhadap nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah menjadi
subjek penelitian yang melibatkan pria dan wanita. Akan tetapi toleransi
terhadap nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan merupakan hal
yang unik pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis kelamin
3. Makna Nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi
pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.individu
akan mempresepsikan nyeri dengan cara bebeda-beda, apabila nyeri
tersebut memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan dan tantangan.
4. Cemas
Cemas seringkali meningkatka persepsi nyeri, tetapi nyeri juga
dapat menimbulkan perasaan cemas. Individu yang sehat secara emosional
biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri sedag hingga berat daripada
individu yang memiliki status emosional yang kurang stabil. Klien yang
mengalami cedera atau menderita penyakit kritis, seringkali mengalami
kesulitan mengontrol lingkungan dan perawatan diri dapat menimbulkan
tingkat cemas yang tinggi. Nyeri yang tidak kunjung hilang seringkali
menyebabkan psikosis dan gangguan kepribadian.
5. Pengalaman sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu
tersebut akan menerima nyeri dengan ebih muda pada masa yang akan
datang. Apabila seorang klien tidak pernah mengalami nyeri maka persepsi
pertama nyeri dapat mengganggu koping terhadap nyeri.
C. Cara-cara Mengatasi Nyeri pada Luka Post Operasi
Berikut cara-cara mengatasi nyeri pada luka post operasi (Dharma,
2015).
1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri
a Ketidakpercayaan
Pernyataan perawat akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat
mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal,
mendengarkan demgan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri
pasien dan mengatakan kepada pasien bahwa perawat mengkaji rasa
nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyeri.
b Kesalahpahaman
Mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya akan
mengurangi nyeri dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang
dialami bersifat individual dan hanya pasien yang tahu secara pasti
tentang nyerinya.
c Ketakutan
Memberikan nformasi yang tepat dengan mengurangi ketakutan
pasien dengan menganjurkan untuk mengekspresika bagaimana
meraka menangani nyeri.
d Kelelahan
Kelelahan dapat memperberatnyeri. Untuk mengatasinya, kembangka
pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup.
e Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik
seperti:
1) Teknik latihan pengalihan: menonton televise, bebincang-bincang
dengan orang lain, mendengarkan musik.
2) Teknik relaksasi: menganjurkan pasien untuk menarik napas.
3) Stimulasi kulit: menggosok secara halus pada daerah nyeri,
menggosok punggung, menggunakan air hangat dan air dingin,
memijat.
4) Pemberian analgetik, yang dilakukan mengganggu atau
memblock transmisi stimulasi agar terjadi perbahan persepsi
dengan cara mengurangu kortikal terhadap nyeri.
f Terapi relaksasi yang bisa diterapkan
1) Teknik nafas dalam guna mengurangi atau mengontrol rasanyeri
yang dirasa datang tiba-tiba.
2) Terapi pengalihan nyeri dengan cara mengalihkan fokus bukan
pada rasa nyeri, melainkan pada fokus yang lain seperti
berbincang-bincang, menonton televise, mendengarkan musikatau
hal lain sehingga dapat mengalihkan perhatian dari nyeri.
3) Teknik pemijatan atau pengurutan secara haus pada bagian yang
dirasa nyeri, dengan cara mengurut secara melingkar di sekitar
area luka yang dirasa nyeri dengan sentuhan lembut.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul A. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Santoso, K. 2016. Manajemen Nyeri. Yogyakarta: Publisher


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“ANSIETAS”

Pokok Bahasan : Ansietas

Sasaran : Keluarga Pasien

Hari/Tanggal : 17 Januari 2020

Waktu : 09.00 WIB - Selesai


Tempat : Ruang OK Bedah Sentral RSAL dr. Ramelan Surabaya

A. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilakukan proses penyuluhankesehatan selama kurang lebih
30 menit, diharapkan pasien dan keluarga di Ruang OK Bedah Sentral
RSAL dr. Ramelan Surabaya dapat memahami tentang Perawatan Pre
Operasi-Ansietas.
B. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga
di Ruang OK Bedah Sentral RSAL dr. Ramelan Surabaya diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian ansietas
2. Mengetahui Tanda dan Gejala Ansietas
3. Menjelaskan Tingkat Ansietas
4. Mengetahui Cara mengatasi Cemas Pre Operasi
C. Materi (Uraian Terlampir)
1. Pengertian ansietas
2. Tanda dan Gejala Ansietas
3. Tingkat Ansietas
4. Cara Mengatasi Cemas Pre Operasi
D. Media
PowerPoint (PPT)
E. Metode
Ceramah dan diskusi

F. Pengorganisasian Penyuluhan
1. Fasilitator : Ni’matul Khoirot
2. Moderator : Dian Islamiati
3. Observer : Khalimatus Jahro
4. Dokumentasi : Nuur Ayu Widyaningsih
G. Tahapan Pelaksanaan
No. Uraian Kegiatan Metode Media Waktu
1. Pendahuluan : - 3 Menit
a. Salam Pembuka a. Menjawab Salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menyampaikan topik
dan tujuan
2. Pelaksanaan : PPT 20 Menit
1. Penyampaian Materi
Menjelaskan tentang :
a. Pengertian
ansietas Mendengarkan
b. Tanda dan gejala dengan penuh
ansietas perhatian
c. Tingkat Ansietas
d. Cara Mengatasi
Cemas Pre
Operasi
2. Tanya Jawab a. Bertanya - 10 Menit
a. Memberikan b. Menjawab
kesempatan
kepada klien
untuk bertanya
b. Memberikan
kesempatan
kepada pemateri
untuk menjawab
3. Evaluasi Menyampaikan Ceramah 5 Menit
klien mampu pendapat dan
menyimpulkan dan Diskusi
memberikan pendapat
tentang pembahasan
tentang :
a. Pengertian
ansietas
b. Tanda dan gejala
ansietas
c. Tingkat Ansietas
d. Cara Mengatasi
Cemas Pre
Operasi

3. Penutup a. Mendengarkan 2 Menit


a. Menyimpulkan b. Menjawab
b. Salam Penutup

H. Setting Tempat
Keterangan :

: Penyaji
: Moderator
: Observer
: Fasilitator

: Peserta Penyuluhan

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Persiapan media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan. Yaitu: Power Point.
b) Persiapan materi
Materi disiapkan dalam bentuk Power Point dengan ringkas,
menarik, lengkap, dan mudah di mengerti oleh sasaran penyuluhan
c) Persiapan peserta
Penyuluhan mengenai halusinasi diberikan kepada pasien di Ruang
OK Bedah Sentral RSAL dr. Ramelan Surabaya. Proses
penyuluhan dapat berjalan dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
d) Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan
e) Selama penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran
f) Kehadiran peserta di harapkan 60% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
2. Evaluasi Hasil
a) Evaluasi struktur
Pengorganisasian dari penyaji
b) Evaluasi proses
Peserta mampu mengikuti penyuluhan dengan baik dan antusias
c) Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah di sampaikan
dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan
yang akan diberikan oleh penyuluh.
MATERI PENYULUHAN

“ANSIETAS”

A. Pengertian Ansietas
Ansietas atau Kecemasan adalah suatu perasaan subjektif yang dialami
seseorang berupa respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan
keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik
karena adanya pengalaman baru, termasuk pada pasien yang akan mengalami
tindakan invasif seperti pembedahan.
B. Tanda dan Gejala Ansietas
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, sakit
kepala
C. Tingkatan Ansietas
1. Ansietas ringan
Perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu
memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri.
2. Ansietas sedang
Perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-benar
berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi.
3. Ansietas berat,
Ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress.

4. Panik,
Individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena
hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun
dengan perintah.
D. Cara Mengatasi Ansietas sebelum Operasi
1. Tehnik Relaksasi : Tarik Nafas Dalam
Caranya adalah dengan menghirup udara dalam-dalam melalui
hidung lalu menahannya 3 detik kemudian mengeluarkannya melalui
mulut. Aktivitas ini otomatis membuat Anda lebih santai dan mencegah
dan mengurangi serangan rasa cemas
2. Tehnik Distraksi : Membaca Majalah, Mendengarkan Musik
Tehnik ini dilakukan untuk mengalihkan rasa cemas yang terjadi.
3. Berdo’a
`Dengan Berdo’a kita bisa menyerahkan semua kecemasan kita
kepadaNya. Percayalah semuanya akan baik-baik saja karena ada Tuhan
yang selalu menjaga kita.

DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D., 2009, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

Nurjannah, I., 2014, Pedoman Penanganan Kecemasan Proses Keperawatan dan


Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Yogyakarta : Penerbit MocoMedia

Suliswati, dkk., 2012, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan, Jakarta : EGC.


Videbeck, S.J., 2010, Buku Ajar Keperawatan Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai