Anda di halaman 1dari 3

1.

Hasil Pengamatan
No Analit yang Diamati Absorbansi Konsentrasi (U/L)
1 Serum 0,004 36,7

2. Pembahasan

Pada praktikum ini yaitu mengenai pemeriksaan Kreatinin Kinase-Myocardial Band.


Pengukuran kadar kreatine kinase-Myocardial Band (CK-MB) dalam serum merupakan prosedur
yang relative sederhana dilakukan dilaboratorium, dan sering digunakan sebagai indicator yang
peka untuk mengetahui adanya gangguan fungsi jantung. Pada praktikum kali ini, dilakukan
pemeriksaan fungsi jantung yaitu pemeriksaan kadar CK-MB yang masing-masing
menggunakan sampel serum yang disperiksa secara fotometrik menggunakan fotometer dengan
prinsip reaksi enzimatis.

Dalam pemeriksaan kretine kinasi-myocardial band yang perlu diperhatikan pada saat
pengambilan darah untuk sampel CK-MB adalah menghindari terjadinya hemolysis pada eritrosit
kemudian dilakukan sentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm guna memperoleh
serum yang akan digunakan sebagai sampel pemeriksaan. Sampel serum dipipet dan dimasukan
kedalam tabung reaksi secara hati-hati dengan menggunakan mikropipet 40 µl yang telah
dipasang yellow tip pada ujung mikropipet. Kemudian sampel ditambahkan dengan reagen
enzim (mengandung pereaksi buffer imidazole, glukosa, MG-asetat, EDTA, natrium azida) yang
dicampur dengan 3 ml larutan buffer (yang mengandung ADP, AMP, diadenodine pentafosfat,
NADP, kreatine fosfat, G6P-DH, N-acetylcystein) sebanyak 1000 µl yang berfungsi agar
terbentuk zat 6-phospho-D-glucono-lactone dari glucose-6-P dan NADP dengan bantuan enzim
glukosa 6-phospat-dehidrogenase menghasilkan glikonate-6-P. Setelah itu , diinkubasi selama 2
menit agar reagen yang telah dicampurkan betul-betul stabil dan homogen pada suhu 37ºC, suhu
pemeriksaan harus konstan selama tes dilakukan agar tidak mengganggu stabilitas reagen dan
alat yang akan digunakan.

Pemeriksaan kadar CK-MB dilakukan dengan menggunakan alat fotometer. Prinsip dari
fotometer adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang
gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya. Kebanyakan photometers
mendeteksi cahaya dengan photoresistors, dioda atau photomultipliers. Untuk menganalisis
cahaya, fotometer bisa mengukur cahaya setelah melalui filter atau melalui monokromator
penentuan ditentukan panjang gelombang atau untuk analisis terhadap distribusi spektrum
cahaya.

Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan CK-MB yaitu dengan pasien inisial J memiliki
kadar CK-MB yaitu 36,7 U/L, hasil tersebut termasuk kedalam kadar yang cukup tinggi karena
dengan kadar CK-MB normalnya yaitu kurang dari 24 U/L. Peningkatan CK-MB merupakan
penanda cedera otot yang paling spesifik pada infark miokardium. Kadar yang tinggi dari CK-
MB merupakan indikasi adanya kerusakan otot jantung. Oleh karena itu CK-MB juga
menunjukan cedera, rhabdomyolisis, infark myocardiak, distrofi otot, myositis, miokarditis,
hipertermia ganas, dan neuroleptic syndrome ganas.

Kadar CKMB dapat meningkat diluar kerusakan miokardium, peningkatan kadar CKMB
dapat terjadi pada kondisi hipotiroidisme dan peningkatan kadar CK total terjadi pada 50%
kasus. Myoglobin merupakan oxygen-binding protein yang ditemukan dalam jantung dan
striated muscle. Peningkatan konsentrasinya yang cepat merupakan penanda AMI yang dini.
Kadar myoglobin serum merupakan indikator dini AMI, terutama apabila dikombinasikan
dengan troponin atau CK-MB. Peningkatan kadar CK-MB juga bisa terjadi karena adanya faktor
kesalahan dalam praktikum, yaitu menggunakan alat yang terkontaminasi dengan zat lain
sehingga reaksi yang terjadi tidak sempurna, cara pemipetan sampel dan reagen yang tidak teliti
sehingga kadar dalam sampel yang diserap tidak sesuai.
Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pasien dengan inisial J memiliki nilai kadar CK-MB yang cukup
tinggi. Kadar CK-MB yang tinggi biasanya digunakan sebagai penanda adanya kerusakan di
jantung, tetapi belum pasti karena tingginya kadar CK-MB juga bisa terjadi karena faktor lain.

Anda mungkin juga menyukai