Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (Harga Diri Rendah)


A. Definisi
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan,
serta pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep
diri belum muncul saat bayi, tetapi mulai berkembang secara bertahap.
Bayi mampu mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain
serta mempunyai pengalaman dalam berhubungan dengan orang lain.
Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu,
hubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan dunia di luar dirinya
(Yusuf dkk., 2015).
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan
menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu akan merasa harga
dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan. Sebaliknya, individu
akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan,
tidak dicintai, atau tidak diterima lingkungan. Harga diri dibentuk sejak
kecil dari adanya penerimaan dan perhatian (Yusuf dkk., 2015).
Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai
dirinya atau kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan
menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak
bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. harga diri rendah
dikarenakan penilaian internal maupun penilaian eksternal yang
negatif. Penilaian internal merupakan penilaian dari individu itu sendiri,
sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar diri
individu (seperti orang tua, teman saudara dan lingkungan) yang
sangat mempengaruhi penilaian terhadap dirinya (Nurhalimah, 2016).
B. Tanda dan Gejala
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
(Budi Anna Keliat, 2009)
C. Klasifikasi
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak
orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang
sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif
membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau
harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional
Harga diri rendah situsional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba,
misalnya harus dioperasi, kecelakaan,dicerai suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja. Pada klien yang dirawat dapat
terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan.
Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang
tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai (Makhripah D & Iskandar, 2012).
2. Kronik
Harga diri rendah kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah
berlangsung lama,yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien mempunyai
cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat
ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien
gangguan jiwa (Makhripah D & Iskandar, 2012).

D. Rentang Respon

Adaptif Maldaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancauan Depersonalisasi


diri positif rendah identitas
Aktualisasi diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku
individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih
efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan
intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat
dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladaptif.
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang
apa yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga
dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini
akan menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi individu yang
sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri
dan/ atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak
mampu, rasa bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri,
keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta menarik diri dari
realitas.
Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak – kanak ke dalam
kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral,
sifat kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif,
perasaan hampa. Perasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat
ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk empati terhadap orang lain.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis
dimana klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar
dirinya (Stuart & Sundeen, 2008). Individu mengalami kesulitan untuk
membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri
merasa tidak nyata dan asing baginya.

E. Mekanisme Koping
1. Pertahanan jangka pendek
a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari
krisis, seperti kerja keras, nonton, dan lain-lain.
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti
sementara, seperti ikut kegiatan sosial, politik, agama, dan lain-
lain.
c. Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri,
seperti kompetisi pencapaian akademik.
d. Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat
masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan,
seperti penyalahgunaan obat. (Yusuf dkk., 2015).
2. Pertahanan jangka panjang
a. Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang
penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi,
dan potensi diri individu.
b. Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh
nilai-nilai harapan masyarakat. (Yusuf dkk., 2015).
3. Mekanisme pertahanan ego
a. Fantasi
b. Disosiasi
c. Isolasi
d. Proyeksi
e. Displacement
f. Marah/amuk pada diri sendiri. (Yusuf dkk., 2015).

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor Predisposisi
1. Biologis
Faktor keturunan seperti adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa. Selain itu adanya riwayat penyakit
kronis atau trauma kepala merupakan merupakan salah satu
faktor penyebab gangguan jiwa.
2. Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri
rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
penolakan dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang
tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang mempunyai tanggung
jawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada
orang lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan
jiwa. Selain itu klien dengan harga diri rendah memiliki penilaian
yang negatif terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis
identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis.
3. Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri
rendah adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap
klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang rendah serta
adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh
kembang anak. (Stuarat dan Laraia 2008 dalam Nurhalimah,
2016).

B. Faktor Presipitasi
1. Trauma.
2. Ketegangan peran.
3. Transisi peran perkembangan.
4. Transisi peran situasi.
5. Transisi peran sehat-sakit

III. Pohon Masalah dan Masalah Keperawatan


A. Pohon masalah

Risiko isolasi sosial :


menarik diri (effect)

Harga diri rendah kronis


(core problem)

Koping individu tidak


B. Masalah Keperawatan efektif (cause)
Pengkajian harga dirii rendah dilakukan dengan cara wawancara
dan observasi pada pasiendan keluarga(pelaku rawat).Tanda dan
gejala harga diri rendah dapat ditemukan melalui wawancara dengan
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana penilaian Anda tentang diri sendiri?
2. Coba ceritakan apakah penilaian Anda terhadap diri sendiri
mempengaruhi hubungan Anda dengan orang lain?
3. Apa yang menjadi harapan Anda?
4. Apa saja harapan yang telah Anda capai?
5. Apa saja harapan yang belum berhasil Anda capai?
6. Apa upaya yang Anda lakukan untuk mencapai harapan yang
belum terpenuhi?
Ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu
tanda dan gejala harga diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga
diri rendah didapatkan dari data subyektif dan obyektif, seperti tertera
dibawah ini
Data Subjektif :
1. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penolakan terhadap kemampuan diri
5. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi
Data Objektif :
1. Penurunan produktivitas
2. Tidak berani menatap lawan bicara
3. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4. Bicara lambat dengan nada suara lemah
5. Bimbang, perilaku yang non asertif
6. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna

IV. Diagnosis Keperawatan


Harga diri rendah
V. Rencana Tindakan Keperawatan
Pasien Keluarga

SP I SP I

- Mengidentifikasi kemampuan dan - Mendiskusikan masalah yang dirasakan


aspek positif yang dimiliki klien keluarga dalam merawat klien
- Membantu klien menilai kemampuan - Menjelaskan pengertian HDR, tanda dan
klien yang masih dapat digunakan gejala serta proses terjadinya HDR
- Membantu klien memilih kegiatan yang - Menjelaskan cara merawat klien dengan
akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien HDR
- Melatih klien sesuai dengan
kemampuan yang dipilih
- Memberikan pujian yang wajar SP II
terhadap keberhasian klien
- Melatih keluarga mempraktekkan cara
- Menganjurkanklien memasukkan dalam
merawat klien dengan HDR
jadwal kegiatan harian

SP III
SP II
- Melatih keluarga melakukan cara merawat
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
langsung kepada klien dengan HDR
klien
- Melatih kemampuan kedua
- Menganjurkan klien memasukkan SP IV
dalam jadwal kegiatan harian
- Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
- Menjelskan follow up klien setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, Makhripah & Iskandar 2012, Asuhan Keperawatan Jiwa, PT


Refika Utama, Bandung.
Nurhalimah 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Kesehatan Jiwa,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Yusuf, Fitriyasari, Nihayati 2015, Buku Ajar Keperawatan : Kesehatan Jiwa,
Salemba Medika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai