Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelasaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Dalam makalah ini banyak hal akan disampaikan kepada pembaca mengenai
“Ejaan dan Tanda Baca”. Kami menyadari jika penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya dosen
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar,

Penulis
DAFTAR ISI
BAB

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Penyampaian pesan, perasaan ataupun ide hanya akan efektif jika menggunakan
bahasa. Salah satu penyampaian pesan, perasaan ataupun ide itu dilakukan
dengan menulisnya. Terkadang bahasa yang diungkapkan dalam bentuk tulisan
menjadi tidak efektif yang penyebabnya antara lain kesalahan ejaan ataupun tanda
baca.
Tanda baca dan ejaan menjadi penting karena penggunaan yang tidak sesuai
akan mengubah makna bahasa yang akan diungkapkan. Secara teknis ejaan
merupakan penulisan huruf, dan pemakaian tanda baca.
Sedangkan tanda baca itu sendiri dimaksudkan agar bahasa tulis menjadi
mudah untuk dipahami, sehingga pesan yang diungkapkan dapat dipahami sama.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian ejaan
2. Fungsi ejaan
3. Perkembangan ejaan
4. Pengertian tanda baca
5. Fungsi tanda baca
6. Jenis tanda baca

C. TUJUAN
Mengatahui dan memahami ejaan dan tanda baca besetra fungsi fungsinya
dan mengetahui bagaimana perkembangan ejaan yang mengalami perubahan dari
EYD menjadi PUEBI.

D. MANFAAT
 Mengetahui pengertian ejaan dan tanda baca
 Memahami fungsi-fungsi ejaan dan tanda baca
 Mengetahui perkembangan ejaan
BAB II

EJAAN DAN TANDA BACA

I. PENGERTIAN EJAAN
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi
ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan
dan penggambungan dalam suatu bahasa), secara teknis yakni dimaksud dengan
ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca.

II. FUNGSI EJAAN


Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang menyangkut
pembakuan tata bahasa maupun kosa kata dan peristilahan, ejaan memiliki fungsi
yang cukup penting. Oleh karena itu pembakuan ejaan perlu di beri prioritas terlebih
dahulu. Dalam hubungan itu, ejaan antara lain berfungsi sebagai :
1. Landasan pembakuan tata bahasa
2. Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Apabila pembakuan ejaan telah di laksanakan, maka pembakuan aspek
kebahasaan yang lain pun dapat di tunjang dengan keberhasilan itu, terutama jika
segenap pemakai bahasa yang bersangkutan telah menaati segala ketentuan
yanag terdapat di dalam buku pedoman.
Secara praktis ejaan memiliki fungsi untuk membantu pemahaman pembaca
di dalam mencerna informasi yang di sampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi
praktis itu dapat di pahami jika segala ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah
di terapkan dengan baik.

III. PERKEMBANGAN EJAAN

 Ejaan Van Ophuijsen


Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa melayu dengan huruf latin,yang
disebut ejaan Van ophuijsen.merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku Nawawi
gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taibsoetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol
dalam ejaan Van Ophuijsen yaitu:

 Huruf ‘’j’’ untuk menuliskan kata-kata ‘’jang, pajang, sajang’’


 Huruf ‘’oe’’ untuk menuliskan kata-kata ‘’goeroe, Itoe, Oemoer’’
 Tanda diakritik seperti koma ain dan trerna,untuk menuliskan kata-kata ma’
moer,’ akal, ta’, pa’, dan dinamai’.

 Ejaan Soewandi

Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan


ejaan Van Ophuijsen, ejaan ini dikena oleh masyarakat dengan julukan ejaan republik.
hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu, yaitu:

Huruf oe diganti dengan u seperti pada guru, itu, umur

Bunyi hamzah dengan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti kepada kata-kata tak, pak,
maklum dan rakjat.

Kata ulang bisa ditulis dengan angka-2, seperti anak2, ber-jalan2 dan ke-barat2-an

Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutnya, seperti kata depan di, pada, dirumah, dikebun, disamakan, dengan
imbuhan di-pada ditulis dan di karang.

 Ejaan Republik

Ejaan Republik (edjaan republik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa


Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan
nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini
mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak
tahun 1901.
Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:

 huruf 'oe' menjadi 'u', seperti pada goeroe → guru.


 bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (') ditulis
dengan 'k', seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
 kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.
 awalan 'di-' dan kata depan 'di' kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Kata depan 'di' pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan
dengan imbuhan 'di-' pada dibeli, dimakan.

 Ejaan Melindo

Kongres bahasa Indonesia II Medan(1959) siding perutusan Indonesia dan


melayu(Slametmulyana-syeh Nasir bin Ismail,ketua)menghasilkan konsep ejaan
bersama yang kemudian dikenal dengan ejaan Melindo(melayu –indonesia).
Perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan
itu.

 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Pada tanggal 16 Agustus 1972 melalui pidato Kenegaraannya Presiden Republik


Indonesia Meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Peresmian ejaan baru itu berdasarkan keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul
Pedoman Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian
ejaan itu. Selain itu, juga direalisasikan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Istilah.

Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia pengembangan Bahasa Indonesia,


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusanya tanggal 12
Oktober 1972,No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku pedoman umum
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan
yang lebih luas. setelah itu, Meneri pendidikan dan kebudayaan dengan surat
keputusannya No. 0196/1975 memberlakukan pedoman umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan dan pedoman umum pembentukan istilah.

Pada tahun 1987 kedua pedoman terseut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan
surat putusan menteri pendidikan kebudayaan No. 0543a/1987, tanggal 9
September1987. Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan bahasa
Indonesia yang disempurnakan,yaitu:

1. Perubahan huruf

Ejaan Soewandi

Dj : djalan, djauh

J : pajung, laju

Nj : njonja,bunji

Sj : isjarat, masjarakat

Ejaan yang Disempurnakan

J : jalan, jauh

y : paying, layu

ny : nyonya, bunyi

sy : syarat, masyarakat.

2. Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan

Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing diresmikan pemakainnya.

f : maaf, fakir

v : valuta, universitas

z : zeni, lezat

3. Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai.

a:b = p:q

Sinar-X
4. Penelusari di- atau ke- sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan
dibedakan, yakni di-atau ke- sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.

IV. PENGERTIANN TANDA BACA

Tanda baca yaitu simbo dalam bahasa, simbol bahasa tersebut mempunyai
beberapa bentuk dengan fungsi masing-masing. Suatu kalimat tidak lengkap jika tidak
ada tanda bacanya.

Definisi lain dari tanda baca adalah simbol yang tidak berkaitan dengan fenom (suara)
atau kata dan frasa di sebuah bahasa, tetapi mempunyai peranan dalam menunjukkan
struktur organisasi suatu tulisan, serta intonasi dan jeda yang bisa diamati sewaktu
pembacaan. Aturan tanda baca tidak sama antar bahasa, lokasi, waktu dan terus
mengalami perkembangan. Terdapat aspek tanda baca yakni suatu gaya khusus yang
karenanya bergantung terhadap pilihan penulis.

V. Fungsi Tanda Baca

Suatu tanda baca tentu memiliki kegunaan atau fungsi yang dijelaskan berikut ini:

 Untuk mengatur jeda ketika seseorang membaca suatu kalimat.


 Untuk mengatur intonasi dalam pembacaan suatu kalimat.
 Untuk memberi penegasan kalimat (seperti kalimat tanya, kalimat perintah dan lain
sebagainya)
 Untuk menggambarkan struktur kata atau kalimat yang ada dalam sebuah tulisan.
 Untuk menunjukkan tata kata yang ada di dalam suatu tulisan.

VI. Jenis-Jenis dan Contoh Penggunaan Tanda Baca

Dibawah ini adalah beberapa jenis tanda baca serta penggunaanya, yaitu:

Tanda Titik (.)

Tanda titik mempunyai fungsi sesuai dengan letak tanda titik tersebut berada, pemakaian
tanda titik (.) antara lain adalah:

 Di akhir kalimat atau tulisan yang berupa bukan suatu seruan atau pernyataan.
 Di belakang angka atau hurug yang ada dalam bagan, daftar dan juga ikhtisar.
 Sebagai pemisah angka pada jam, menit dan detik yang menjelaskan waktu.
 Di daftar pustaka, letak tanda titik ini berada pada nama penulis dan judul tulisan
yang berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
 Sebagai pemisah bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh Penggunaan Tanda Baca Titik

 Kakaknya seorang Tentara.


 Reni tiba pukul 13.05 (13 lewat 5 menit)

Tanda titik dipakai pada akhir judul kerangka karangan , judul tabel dan lain sebagainya;
sebagai pemisah bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menjelaskan jumlah; serta
di akhir alamat pengirim dan tanggal surat serta nama dan alamat penerima surat.

Tanda Koma (,)

Tanda baca koma memiliki aturan yaitu sebagai berikut:

 Menjadi pemisah kaliat setara dengan kalimat setara setelahnya.


 Dipakai diantara unsur dalam perincian atau pembilangan
 Menjadi pemisah anak kalimat dari induk kalimat, jika anak kalimat mendahului
induk kalimatnya.
 Dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang ada pada
awal kalimat. Dan juga didalamnya “oleh karena itu”, “jadi”, , “lagi pula, “meskipun
begitu”, “akan tetapi”, dan lain sebagainya.
 Menjadi kata pemisah seperti “o”, “ya”, “wah” “aduh” dan lain sebagainya dari kata
lain yang terdapat pada kalimat.
 Menjadi pemisah petikan langsung dari bagian lain dari kalimat
 Dipakai antara nama dan alamat; bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal dan
nama tempat dan wilayah atau negara yang ditulis secara urut.
 Dipakai untuk menjelaskan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
penulisan daftar pustaka.
 Dipaka antara nama orang dan gelar akademik yang menempel untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga serta marga.
 Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh Penggunaan Tanda Baca, antara lain:

 Ayah membeli sepeda, buku dan tas.


 Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

Tanda Titik Koma (;)

Tanda titik koma digunakan pada kalimat antara lain yakni:

 Menjadi pemisah di bagian kalimat yang sejenis dan setara.


 Menjadi pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara dalam
kalimat majemuk.

Contoh Penggunaan Tanda Baca Titik Koma (;) antara lain:


 Sudah terlanjur datang; Andi belum ada dirumah.
 Nimas mencuci sepeda; Nila mencuci piring; Nindi mengepel lantai.

Tanda Titik Dua (:)

Pemakaian tanda titik dua pada suatu kalimat antara lain:

 Dipakai untuk setelah kata atau ungkatap yang membutuhkan pemerian.


 Dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, diantara surat dan ayat dalam kitab
suci, di antara juudl dan anak judul sebuah karangan, dan juga nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan.
 Dipakai dalam teks drama setelah kata yang menggambarkan pelaku dalam
percakapan.
 Dipakai diakhir pernyataan lengkap apabila diikuti rangkaian atau pemerian.

Contoh Penggunaan Tanda Baca Titik Dua, antara lain:

 Nama: Andre Setiadi


 Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

Tanda Hubung (-)

Pemakaian tanda hubung dalam tulisan antara lain yakni:

 Dipakai untuk menjadi penghubung suku kata dasar atau kata yang memiliki
himbuan yang terpisah oleh pergantian baris.
 Dipakai untuk menyambungkan unsur kata ulang.
 Dipakai unutk menghubungkan hurud dari kata yang dieja satu-satu dan bagian
tanggal
 Dipakai untuk merangkai satu kata dengan kata selanjutnya atau sebelumnya
yang diawali dengan huruf kapital, kata atau huruf dengan angka dan angka
dengan kata/huruf.
 Dipakai merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Contoh Penggunaan Tanda Hubung dalam tulisan, antara lain:

 24-03-18
 Besok kita akan pergi jalan-jalan ke desa.
 Mimim menjadi peringkat ke-2 di kelasnya.

Tanda Pisah (–)

Pemakain tanda pisah, antara lain yakni

 Sebagai pembatas penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan di


luar bangun kalimat
 Untuk memberi penegasan terdapatnya keterangan aposisi atau keterangan yang
lain menjadikan kalimat lebih jelas
 Dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti “sampai dengan” atau
“sampai ke”

Contoh Penggunaan Tanda Pisah antara lain:

 Doni bekerja di kantor itu mulai Januari 2016 – Maret 2017

Tanda Elipsis (…)

Pemakaian tanda elipsis yakni dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus dan
untuk memberikan petunjuk bahwa dalam suatu kalimat atau naskah terdapat bagian
yang dihilangkan.

Contoh Penggunaan Tanda Elipsis yakni:

 Aku ingin….liburan, bagaimana kalau kita berangkat minggu ini.


 ….kemudian dia akan pulang ke rumahnya.

Tanda Tanya (?)

Pemakaian tanda tangan adalah diakhir suatu kalimat tanya dan dalam kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya.

Contoh Penggunaan Tanda Tanya adalah:

 Ia dilahiran di tahun 2000 (?). Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
 Apakah jurusanmu?

Tanda Seru (!)

Pemakaiann tanda seru adalah pada akhir kalimat perintah, diakhir ungkapan atau
pernyataan yang memberi gambaran kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban
maupun rasa emosi yang kuat.

Contoh Penggunaan Tanda Seru antara lain:

 Hebat!
 Semangat!
 Segera selesaikan tugasmu!
 Diam!

Tanda Kurung ((…))


Pemakaian tanda kurung yakni untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan;
untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan integral pokok pembicaraan;
untuk mengapit angka atau huru yang merinci suatu urutan keterangan; dan juga
mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

Contoh Penggunaan Tanda Kurung yakni:

 Dilaksanakan sesuai dengan GBHN (Garis Besar Haluan Negara)


 Tabel itu (tabel 2.1) menjelaskan tentang perbedaan antara hewan karnivora,
herbivora dan omnivora.

Tanda Kurung Siku ([…])

Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.
Umumnya tanda ini dipakai untuk menyatakan bahwa terdapat kesalahan dalam naskah
asli; dan juga mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang telah bertanda kurung.

Contoh Penggunaan Tanda Kurung Siku yakni:

 Perbedaan kedua proses ini (persamaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat


halaman 30-35]) perlu diceritakan kembali di sini.
 Permaisuri itu me[l]hat raja dibunuh.

Tanda Petik (“…”)

Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang bersumber dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tertulis lainnya; mengapit judul syair, karangan, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat, dan juga mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.

Contoh Penggunaan Tanda Petik antara lain:

Dia dikenal dengan julukan “si pahit lidah”

“aku tidak mengenai dia”, kata Indri.

Tanda Petik Tunggal (‘…’)

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan dan
juga mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau uangkapan asing.

Contoh Penggunaan Tanda Petik Tunggal antara lain:

 ‘tok,tok,tok’ pintunya sudah diketuk tapi tidak ada orang yang membuka.
 Beautiful berarti ‘cantik’
Tanda Garis Miring (/)

Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada kalimat dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim dan juga sebagai pengganti kata atau
dan tiap.

Contoh Penggunaan Tanda Garis Miring antara lain:

 Motor itu melaju kecepatan 100 Km/jam


 No. 17/PK/2018 Jalan Merdeka III/10 Masa Bakti 2018/2019 Tahun Ajaran
2018/2019.

Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Secara umum, tanda penyingkat dipakai untuk menggambarkan penghilangan bagian


kata atau bagian angka tahun.

Contoh Penggunaan Tanda Penyingkat antara lain:

 UUD ’45 (’45 menunjukkan tahun 1945)


 Walau ke ujung dunia kau ‘kan ku cari (‘kan menunjukkan kata akan)
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai