1. Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuanorganisasi
sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk pencapaiannya.
Dalam bidang kesehatan dikenal adanya paling sedikit dua jenis manajemen, yaitu:1.
dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan lain-lain), baik yang bertugas di Puskesmas dan jaringannya
maupun yang bertugas di Rumah Sakitdan sarana-sarana kesehatan lain.2.
Menteri Kesehatan dan pejabat terasnya, Kepala Dinas Kesehatan dan staf intinya, Direksi Rumah
Sakit, KepalaPuskesmas, dan lain-lain
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi Puskesmas yang akan melakukan penilaian akreditasi ulang
atau Re akreditasi diantaranya adalah :
1. Penilaian akreditasi dilaksanakan paling lambat 1 bulan sebelum masa berlaku sertifikat
habis. Jauh hari sebaiknya segera mempersiapkan untuk penilaian re akreditasi karena
penilaian akreditasi ulang paling lambat 1 bulan sebelum masa berlaku sertifikat habis.
Persiapan lebih dini akan lebih bagus. Setelah penilaian Akreditasi Puskesmas yang pertama
harapannya Puskesmas tidak tertidur, sehingga untuk menghadapi akreditasi ulang atau re
akreditasi Puskesmas sudah mempunyai persiapan yang lebih baik lagi daripada persiapan
pada saat akreditasi sebelumnya.
2. Rekomendasi yang diberikan oleh surveyor pada survey sebelumnya sudah
ditindaklanjuti seluruhnya. Memastikan rekomendasi yang diberikan surveyor pada saat
penilaian akreditasi yang pertama telah ditindaklanjuti semuanya oleh Puskesmas.
Semua dokumen regulasi yang disusun sudah memenuhi persyaratan tata naskah.
Memastikan dokumen regulasi internal yang ada di Puskesmas seragam seluruh Puskesmas dan
sesuai dengan tata naskah. Puskesmas diberi kebebasan apakah sesuai dengan persyaratan tata
naskah yang berada di buku pedoman penyusunan dokumen akreditasi ataukah sesuai tata naskah
pemerintah daerah setempat.
Semua dokumen regulasi minimal sudah direview satu kali dan jika diperlukan dilakukan
revisi sesuai dengan kebutuhan dan perubahan peraturan perundangan (jika ada). Puskesmas
pernah melakukan review dokumen regulasi internal minimal satu kali dalam 3 tahun terakhir dan
jika memang diperlukan revisi sesuai kebutuhan ataupun perubahan peraturan perundangan maka
dilakukan revisi. Seandainya dokumen regulasi internal tersebut masih relevan dan belum perlu
direvisi maka dokumen tersebut tidak perlu di revisi akan tetapi tetap dilakukan kegiatan review.
Telusur akan difokuskan pada implementasi setahun terakhir (tidak menutup kemungkinan
meluas telusur tahun-tahun sebelumnya). Telusur akan difokuskan pada implementasi setahun
terakhir atau tahun ketiga. Seandainya Puskesmas penilaian Akreditasi Puskesmas pada tahun
2015, maka untuk re akreditasi difokuskan pada implementasi di tahun 2017. Namun tidak
menutup kemungkinan juga untuk melihat telusur di tahun sebelumnya.
Proses pengajuan sama dengan proses pengajuan survei yang pertama.Tidak ada perbedaan
proses pengajuan survey yang pertama dan survey ulang akreditasi Puskesmas.
Puskesmas
kerjanya.
prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
a. rawat jalan;
• manajemen Puskesmas;
• pelayanan kefarmasian;
• pelayanan laboratorium.
bidan desa. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatanterdiri atas klinik, rumah sakit,
lain yang sah dan tidak mengikat. Sistem informasi Puskesmas paling sedikit
survei lapangan; c. laporan lintas sektor terkait; dan d. laporan jejaring fasilitas
Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil
verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan
manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah
urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan
masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan
d. Pelaksanaan Penilaian
a. Di tingkat Puskesmas
keberhasilan kinerjanya
penghambat.
ada
b. Di tingkat kabupaten/kota
puskesmas.
tahun depan.
1. Pengumpulan Data.
puskesmas tahun 2011 ( Januari s.d Desember 2011 ) dengan variabel dan sub
variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2011.
2. Pengolahan Data.
Nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan.
kelompok :
d) Manajemen ketenagaan
Cara Penilaian :
dalam kolom nilai akhir tiap variable Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai
dikelompokkan menjadi:
Cara Penilaian :
dalam kolom nilai akhir tiap variable Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu
dengan pencapaian:
5. Petugas melakukan kegiatan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut serta
melakukan demonstrasi cara menggosok gigi yang baik dan benar
1. METODE HANLON
Meode yang memberikan cara untuk membandingkan berbagai masalah kesehatan dengan yang
relative, tidak absolut/mutlak, memiliki kerangka, sebisa mungkin sama/sederajat, dan objektif.
Metode ini juga bisa disebut sebagai Sistem Dasar Penilaian Prioritas (BPRS).
Memungkinkan factor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan dinilai
secara individual.
2. DIAGRAM FISHBONE
Penggunaan:
Mengkategorikan berbagai sebab potensial suatu masalah dengan cara yang sistematik
Pedoman pelaksanaan:
Karakteristik yang diamati benar-benar nyata berdasarkan fakta, dapat diukur atau
Dalam diagram tulang ikan, factor-faktor yang terkendali sedapat mungkin seimbang
Perlu dicatat masukan yang diperoleh selama pertemuan dalam pembuatan diagram
tulang ikan
Fishbone diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat. Dimana dalam menerapkan
2. Mengidentifikasi akibat
Lebih terstruktur
Mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara yang sistematik
Mengajarkan pada tim dan individu mengenai proses serta prosedur yang berlaku atau yang
baru
Tulang ikan belum menggambarkan sebab yang sebenarnya (paling mungkin) harus didukung
data
3. POHON MASALAH
membutuhkan waktu yang banyakdan jika msalah semakin kompleks akan lebih sulit dalam
Menuliskan masalah dan menempatkan dalam kotak paling atas pada diagram
Mengidentifikasi penyebab dari masalah yang telah ditentukan melalui FGD atau
Brainstorming
Dengan cara yang sama dengan langkah 4, dilakukan analisis penyebab masalah sampai tidak
terjawab pertanyaan, atas apa yang menjadi penyebab tersebut melalui proses FGD maupun
Brainstorming
b. Tulis rumusan singkat dari masalah inti pada kartu apa yang dianggap sebagai titik pusat dari
c. Masalah inti kemudian dipilih oleh seluruh anggota kelompok dengan menyepakati satu
“maslah paling inti’. Masalah inti tidak harus berarti maslah paling penting karena ia hanya
e. Jika kelompok tidak dapat menyetujui maslah inti, pilihlah secara tantaive satu masalah dan
lanjutkan bekerja.
a. Setelah mentapkan maslah inti, letakkan kartu di dinding atau papan tulis
b. Telitilah masalah-masalah lainnya dan kondisi negative yang merupakan penyebab langsung
c. Tamabahkan penyebab dari setiap masalah dan bekerjalah terus ke bawah, sehingga
d. Dengan cara yang sama, tempatkan efek langsung dan penting dari masalah inti diatasnya
e. Efek selanjutnya dapat ditambahkan pada setiap kartu sebelum menyelasaikan bagian atas
dari pohon
g. Tunjukkan semua hubungan seba-akibat yang utama dan penting dengan tanda panah
h. Sambil menyelesaikan pohon masalah, periksa diagram secara keseluruhan dan periksa
penggunaan kata yang tepat, hubungan sebab-akibat yang tepat, dan kelengkapannya.
Langkah-langkah ini pada akhirnya memunculkan satu gambar yang lengkap dan terinci
dengan akar yang diwakili oleh penyebab masalah, dan akibat dari maslah tersebut.
Suatu teknik yang efektif untuk membantu melakukan identifikasi maslah, menentukan penyebab
masalah dan mencari cara pemecahan masalah, merupakan metoda yang digunakan untuk meggali
ide
Mendapatkan masalah, penyebab masalah dan cara pemecahan masalah dengan cepat
Menghasilkan ide atau pemikiran baru yang kreatif dan inovatif dengan cepat
Kekurangan:
Tidak dapat digunakan pada sampel atau peserta yang besar dan ada resiko terjadinya
subyektifitas yang sangat besar bila tidak ditunjang dengan data-data yang ada.
Manfaat:
Dapat digunakan secara efektif untuk memperoleh ide untuk menentukan masalah,
Untuk memperoleh ide atau pemikiran baru dari sekelompok orang dalam waktu singkat
Memberikan kesempatan pada semua angota kelompok untuk memberikan konstribusi dan
5. METODE DELPH
Metode delphy adalah cara mendapatkan informasi, membuat keputusan, menetukan indicator,
parameter, dll. yang reliable dengan mengeksplorasi ide dan informasi dari orang-orang yang ahli
dibidangnya, yaitu dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh ekspertis atau praktisi yang
kompeten di bidang yang akan diteliti, kemudian hasil kuisioner direview oleh piahak fasilitator
atau peniliti untuk dibuat summary, dikelompokkan, diklasifikasikan dan kemudian dikembalikan
pada ekspertis dan praktisi yang sama untuk direview, direvisi, dan begitu seterusnya dalam
Delph technique yaitu penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok
orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus.
Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah
pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
Tentukan ahlinya
pemeringkatan
6. DELBECH TECHNIQUE
Pada metode ini penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang
yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
1. Organisasi fungsional
suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang
mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian
khusus.
bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian
dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat
fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
3. Organisasi komite
bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh
sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajement.
uatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical. Manajer
ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya
sebagai penasehat.
5. Organisasi matrix
organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis yang
mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi
satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
d. Departementasi
Departementasi pada prinsipnya adalah suatu bentuk pembagian kerja, hanya saja bentuk pembagian
kerja ini sudah diperkembangkan sedemikian rupa sehingga pembgian kerja ini lebih didasarkan pada
pengelompokkan tugas bukan berdasarkan orang perorang. Macam- macam bentuk departementasi
yaitu: