Anda di halaman 1dari 12

Fungsi manjemen kesehatan

1. Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuanorganisasi
sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk pencapaiannya.

2. Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan menajemen untukmenghimpun semua


sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi danmemanfaatkannya secara efisien untuk
mencapai tujuan organisasi.

3. 3. Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating) atau fungsipenggerakan


pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka mampubekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan ketrampilan yangtelah dimiliki, dan dukungan
sumber daya yang tersedia.

4. 4. Controlling (monitoring) atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah prosesuntuk


mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerjayang sudah
disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan

Dalam bidang kesehatan dikenal adanya paling sedikit dua jenis manajemen, yaitu:1.

1. Manajemen Pasien/Klien, yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-keputusan


dalammenghadapi masalah kesehatan (penyakit dan lain-lain) yang diderita oleh
seseorang,sekelompok orang, atau masyarakat. Tujuannya adalah agar pasien/klien tersebut
dapatterhindar atau terbebas dari masalah kesehatan, dengan memanfaatkan sumberdaya yang
ada.Dalam hal ini manajer atau pengambil keputusannya adalah setiap petugas kesehatan
yangmelayani pasien/klien (disebut petugas fungsional

dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan lain-lain), baik yang bertugas di Puskesmas dan jaringannya
maupun yang bertugas di Rumah Sakitdan sarana-sarana kesehatan lain.2.

2. Manajemen Unit/Organisasi Kesehatan, yaitu rangkaian proses pengambilan keputusan-keputusan


dalam menghadapi masalah yang menghambat atau potensial menghambat kinerjaunit/organisasi
kesehatan. Misalnya masalah tingginya absensi karyawan, masalah kurangnyadana/anggaran,
masalah tidak terawatnya peralatan, masalah tingginya kebocoran pendapatan,dan lain-lain.
Tujuannya adalah agar unit/organisasi terhindar atau terbebas dari masalah,dengan memanfaatkan
sumberdaya yang ada. Dalam hal ini manajer atau pengambilkeputusannya adalah para pimpinan
unit/organisasi kesehatan

Menteri Kesehatan dan pejabat terasnya, Kepala Dinas Kesehatan dan staf intinya, Direksi Rumah
Sakit, KepalaPuskesmas, dan lain-lain

Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi Puskesmas yang akan melakukan penilaian akreditasi ulang
atau Re akreditasi diantaranya adalah :

1. Penilaian akreditasi dilaksanakan paling lambat 1 bulan sebelum masa berlaku sertifikat
habis. Jauh hari sebaiknya segera mempersiapkan untuk penilaian re akreditasi karena
penilaian akreditasi ulang paling lambat 1 bulan sebelum masa berlaku sertifikat habis.
Persiapan lebih dini akan lebih bagus. Setelah penilaian Akreditasi Puskesmas yang pertama
harapannya Puskesmas tidak tertidur, sehingga untuk menghadapi akreditasi ulang atau re
akreditasi Puskesmas sudah mempunyai persiapan yang lebih baik lagi daripada persiapan
pada saat akreditasi sebelumnya.
2. Rekomendasi yang diberikan oleh surveyor pada survey sebelumnya sudah
ditindaklanjuti seluruhnya. Memastikan rekomendasi yang diberikan surveyor pada saat
penilaian akreditasi yang pertama telah ditindaklanjuti semuanya oleh Puskesmas.

Semua dokumen regulasi yang disusun sudah memenuhi persyaratan tata naskah.
Memastikan dokumen regulasi internal yang ada di Puskesmas seragam seluruh Puskesmas dan
sesuai dengan tata naskah. Puskesmas diberi kebebasan apakah sesuai dengan persyaratan tata
naskah yang berada di buku pedoman penyusunan dokumen akreditasi ataukah sesuai tata naskah
pemerintah daerah setempat.

Semua dokumen regulasi minimal sudah direview satu kali dan jika diperlukan dilakukan
revisi sesuai dengan kebutuhan dan perubahan peraturan perundangan (jika ada). Puskesmas
pernah melakukan review dokumen regulasi internal minimal satu kali dalam 3 tahun terakhir dan
jika memang diperlukan revisi sesuai kebutuhan ataupun perubahan peraturan perundangan maka
dilakukan revisi. Seandainya dokumen regulasi internal tersebut masih relevan dan belum perlu
direvisi maka dokumen tersebut tidak perlu di revisi akan tetapi tetap dilakukan kegiatan review.

Telusur akan difokuskan pada implementasi setahun terakhir (tidak menutup kemungkinan
meluas telusur tahun-tahun sebelumnya). Telusur akan difokuskan pada implementasi setahun
terakhir atau tahun ketiga. Seandainya Puskesmas penilaian Akreditasi Puskesmas pada tahun
2015, maka untuk re akreditasi difokuskan pada implementasi di tahun 2017. Namun tidak
menutup kemungkinan juga untuk melihat telusur di tahun sebelumnya.

Proses pengajuan sama dengan proses pengajuan survei yang pertama.Tidak ada perbedaan
proses pengajuan survey yang pertama dan survey ulang akreditasi Puskesmas.

Puskesmas

berperan dalam menyelenggarakan: 1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat

pertama dan b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah

kerjanya.

Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan

masyarakat esensial dan pengembangan. Yang dimaksud upaya kesehatan

masyarakat esensial meliputi:

1. pelayanan promosi kesehatan;

2. pelayanan kesehatan lingkungan;

3. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

4. pelayanan gizi; dan

5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

6. surveilans dan sentinel SKDR

Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut wajib diselenggarakan oleh setiap


Puskesmas untuk mendukung standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang

kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya

kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif

dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan

prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya

yang tersedia di masing-masing Puskesmas.

Sementara itu, upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama meliputi:

a. rawat jalan;

b. pelayanan gawat darurat;

c. pelayanan satu hari (one day care);

d. home care; dan/atau

e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan, Puskesmas

juga menyelenggarakan upaya penunjang meliputi:

• manajemen Puskesmas;

• pelayanan kefarmasian;

• pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan

• pelayanan laboratorium.

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung oleh

jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan

pelayanan Puskesmas terdiri atas Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan

bidan desa. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatanterdiri atas klinik, rumah sakit,

apotek, laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun sumber

pendanaan puskesmas meliputi: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD); b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); c. sumber-sumber

lain yang sah dan tidak mengikat. Sistem informasi Puskesmas paling sedikit

mencakup: a. pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya; b.

survei lapangan; c. laporan lintas sektor terkait; dan d. laporan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

Pengertian Penilaian Kinerja Puskemas

Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil

kerja / prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas


sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian

kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan

verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan

manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah

mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan

hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat

menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian

kinerjanya.Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat

melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga

urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara

lebih mendalam dan terfokus.

b. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas

Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam

mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.

Tujuan Khusus

1. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu

kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

2. Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan

urutan peringkat kategori kelompok puskesmas.

3. Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan

dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan

kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.

Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :

1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan

dibandingkan dengan target yang harus dicapai.

2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari

penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah

kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas

(out put dan out come)

3. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat

urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan

datang berdasarkan prioritasnya.


4. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung

kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas.

c. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas

Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan

pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap

kegiatan upaya kesehatan wajib puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat

kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan

tiga fungsi puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan

masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan

visi Indonesia Sehat.

d. Pelaksanaan Penilaian

a. Di tingkat Puskesmas

1. Dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka mawas diri mengukur

keberhasilan kinerjanya

2. Kepala puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk melakukan

kompilasi hasil pencapaian (out put dan out come)

3. Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan data

pencapaian, dengan memperhitungkan cakupan hasil (out-put) kegiatan

dan mutu bila hal tersebut memungkinkan

4. Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung jawab kegiatan

melakukan analisis masalah,identifikasi kendala atau hambatan, mencari

penyebab dan latar belakangnya, mengenali factor-faktor pendukung dan

penghambat.

5. Bersama-sama tim kecil Puskesmas menyusun rencana pemecahannya

dengan mempertimbangkan kecenderungan timbulnya masalah (ancaman)

ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang) dengan metoda analisis

sederhana maupun analisa kecenderungan dengan menggunakan data yang

ada

6. Hasil perhitungan, analisa data dan usulan rencana pemecahannya

dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota

b. Di tingkat kabupaten/kota

1. Menerima rujukan/ konsultasi Puskesmas dalam melakukan perhitungan

hasil kegiatan, menganalisa data dan membuat pemecahan masalah.


2. Memantau dan melakukan pembinaan sepanjang tahun pelaksanaan

kegiatan Puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah

3. Melakukan verifikasi hasil perhitungan akhir kegiatan Puskesmas dan

bersama dengan Puskesmas menghitung dan menetapkan kelompok

peringkat kinerja puskesmas.

4. Melakukan verifikasi analisa data dan pemecahan masalah yang telah

dibuat Puskesmas dan membuat rencana usulan kegiatan berdasarkan

kesepakatan bersama dengan puskesmas

5. Mengirim umpan balik ke puskesmas dalam bentuk penetapan kelompok

puskesmas, evaluasi hasil kinerja puskesmas dan rencana usulan kegiatan

puskesmas.

6. Penetapan target dan dukungan sumber daya masing-masing puskesmas

berdasarkan evaluasi hasil kinerja puskesmas dan rencana usulan kegiatan

tahun depan.

Teknis pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data.

Contoh: pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan

puskesmas tahun 2011 ( Januari s.d Desember 2011 ) dengan variabel dan sub

variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2011.

2. Pengolahan Data.

3. Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan

sebagaimana berikut di bawah ini :

Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan.

Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a) Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %

b) Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %

c) Kelompok III (kinerja kurang):Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %

Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi empat

kelompok :

a) Manajemen Operasional Puskesmas

b) Manajemen alat dan obat


c) Manajemen keuangan

d) Manajemen ketenagaan

Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan

masing-masing kelompok manajemen.

Cara Penilaian :

Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan

dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai. Hasil nilai skala di masukkan ke

dalam kolom nilai akhir tiap variable Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai

variabel dalam manajemen merupakan nilai akhir manajemen Hasil rata-rata

dikelompokkan menjadi:

a) Baik : Nilai rata – rata > 8,5

b) Cukup : Nilai 5,5 – 8,4

c) Kurang : Nilai < 5

Penilaian mutu pelayanan

Cara Penilaian :

Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan

dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai. Hasil nilai skala di masukkan ke

dalam kolom nilai akhir tiap variable Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu

komponen merupakan nilai akhir mutu. Nilai mutu dikelompokkan menjadi :

a) Baik : Nilai rata – rata > 8,5

b) Cukup : Nilai 5,5 – 8,4

c) Kurang : Nilai < 5,

Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama

Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai

dengan pencapaian:

a) Kelompok 1: Kelompok puskesmas dengan tingkat kinerja baik

b) Kelompok 2: Kelompok puskesmas dengan tingkat kinerja cukup

c) Kelompok 3: Kelompok puskesmas dngan tingkat kinerja kurang

F.LANGKAH - LANGKAH KEGIATAN UKGS

Langkah kegiatan UKGS:

1. Pengelola program membuat kerangka acuan


2. Pengelola program mengajukan kerangka acuan pada kepala puskesmas untuk disetujui. Jika
kerangka acuan disetujui, kepala puskesmas mendeposisikan kepala TU membuat surat tugas.

3. Pengelola program menyusun materi yang akan disampaikan

4. Pengelola program membuat dan menyebarkan surat undangan

5. Petugas melakukan kegiatan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut serta
melakukan demonstrasi cara menggosok gigi yang baik dan benar

6. Petugas dan siswa/i melakukan kegiatan sikat gigi bersama

7. Petugas melakukan pemeriksaan gigi dan mulut peserta didik

8. Petugas menyusun dan melakukan pelaporan hasil kegiatan

PRINSIP PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN

1. METODE HANLON

Meode yang memberikan cara untuk membandingkan berbagai masalah kesehatan dengan yang

relative, tidak absolut/mutlak, memiliki kerangka, sebisa mungkin sama/sederajat, dan objektif.

Metode ini juga bisa disebut sebagai Sistem Dasar Penilaian Prioritas (BPRS).

Metode ini memiliki 3 tujuan utama:

Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengindentifikasi faktor-faktor eksplisit

yang harus diperhatikan dalam menentukan prioritas.

Untuk mengorganisasi factor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki bobot relative

satu sama lain

Memungkinkan factor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan dinilai

secara individual.

2. DIAGRAM FISHBONE

Penggunaan:

Melakukan identifikasi penyebab masalah

Mengkategorikan berbagai sebab potensial suatu masalah dengan cara yang sistematik

Mencari akar penyebab masalah

Menjelaskan hubungan sebab-akibat suatu masalah

Pedoman pelaksanaan:

Identifikasi semua penyebab yang relevan berdasarkan fakta dan data

Karakteristik yang diamati benar-benar nyata berdasarkan fakta, dapat diukur atau

diupayakan dapat diukur

Dalam diagram tulang ikan, factor-faktor yang terkendali sedapat mungkin seimbang

peranan atau bobotnya


Factor penyebab yang ditemukan adalah yang mungkin dapat diperbaiki, bukan yang

tidak mungkin dapat diperbaiki atau diselesaikan

Dalam menyelesaikan fakta dimulai pada tulang yang kecil.

Perlu dicatat masukan yang diperoleh selama pertemuan dalam pembuatan diagram

tulang ikan

Fishbone diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat. Dimana dalam menerapkan

diagram ini mengandung langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyiapkan sesi sebab-akibat

2. Mengidentifikasi akibat

3. Mengidentifikasi berbagai kategori

4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran

5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama

6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin

Kelebihan diagram tulang ikan:

Lebih terstruktur

Mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara yang sistematik

Mengajarkan pada tim dan individu mengenai proses serta prosedur yang berlaku atau yang

baru

Kekurangan diagram tulang ikan:

Tulang ikan belum menggambarkan sebab yang sebenarnya (paling mungkin) harus didukung

data

3. POHON MASALAH

Kekurangan pohon masalah:

membutuhkan waktu yang banyakdan jika msalah semakin kompleks akan lebih sulit dalam

menentukan penyebab masalah

Proses pelakasanaan pohon masalah:

Membuat kerangka pohon masalah

Menentukan masalah yang akan dianalisis

Menuliskan masalah dan menempatkan dalam kotak paling atas pada diagram

Mengidentifikasi penyebab dari masalah yang telah ditentukan melalui FGD atau

Brainstorming

Dengan cara yang sama dengan langkah 4, dilakukan analisis penyebab masalah sampai tidak

terjawab pertanyaan, atas apa yang menjadi penyebab tersebut melalui proses FGD maupun
Brainstorming

Memilih masalah inti:

a. Sebelum melakukan analisa masalah,pastikan orang yang terlibat dengan suatau

permasalahan terlibat dalam perumusan masalah

b. Tulis rumusan singkat dari masalah inti pada kartu apa yang dianggap sebagai titik pusat dari

masalah yang ada sekarang

c. Masalah inti kemudian dipilih oleh seluruh anggota kelompok dengan menyepakati satu

“maslah paling inti’. Masalah inti tidak harus berarti maslah paling penting karena ia hanya

berfungsi sebagai titik awal dari pembuatan pohon masalah.

d. Masalah-masalah yang mencakup hubungan sebab-akibat yang menyeluruh dlam wilayah,

cocok menjadi masalah inti

e. Jika kelompok tidak dapat menyetujui maslah inti, pilihlah secara tantaive satu masalah dan

lanjutkan bekerja.

Membuat pohon masalah:

a. Setelah mentapkan maslah inti, letakkan kartu di dinding atau papan tulis

b. Telitilah masalah-masalah lainnya dan kondisi negative yang merupakan penyebab langsung

dari masalah inti tersebut.

c. Tamabahkan penyebab dari setiap masalah dan bekerjalah terus ke bawah, sehingga

membentuk sebuah pohon (pohon masalah)

d. Dengan cara yang sama, tempatkan efek langsung dan penting dari masalah inti diatasnya

e. Efek selanjutnya dapat ditambahkan pada setiap kartu sebelum menyelasaikan bagian atas

dari pohon

f. Pada umumnya, terdapat beberapa sebab-akibat permasalah

g. Tunjukkan semua hubungan seba-akibat yang utama dan penting dengan tanda panah

h. Sambil menyelesaikan pohon masalah, periksa diagram secara keseluruhan dan periksa

penggunaan kata yang tepat, hubungan sebab-akibat yang tepat, dan kelengkapannya.

Langkah-langkah ini pada akhirnya memunculkan satu gambar yang lengkap dan terinci

dengan akar yang diwakili oleh penyebab masalah, dan akibat dari maslah tersebut.

4. BRAINSTORMING (CURAH PENDAPAT)

Suatu teknik yang efektif untuk membantu melakukan identifikasi maslah, menentukan penyebab

masalah dan mencari cara pemecahan masalah, merupakan metoda yang digunakan untuk meggali
ide

atau pemikiran yang baru secara efektif melibatkan seluruh kelompok.


Kelebihan metoda brainstorming:

Mendapatkan masalah, penyebab masalah dan cara pemecahan masalah dengan cepat

Merupakan data primer karena sumber data dapat langsung diperoleh

Dapat digunakan bila tidak punya data sekunder

Menghasilkan ide atau pemikiran baru yang kreatif dan inovatif dengan cepat

Kekurangan:

Tidak dapat digunakan pada sampel atau peserta yang besar dan ada resiko terjadinya

subyektifitas yang sangat besar bila tidak ditunjang dengan data-data yang ada.

Manfaat:

Dapat digunakan secara efektif untuk memperoleh ide untuk menentukan masalah,

identifikasi masalah, prioritas masalah serta mengajukan alternative pemecahan masalah

Untuk memperoleh ide atau pemikiran baru dari sekelompok orang dalam waktu singkat

dengan menggunakan 2 kemampuan (kreatif dan intuitif)

Memberikan kesempatan pada semua angota kelompok untuk memberikan konstribusi dan

keterlibatan dalam memecahkan masalah.

5. METODE DELPH

Metode delphy adalah cara mendapatkan informasi, membuat keputusan, menetukan indicator,

parameter, dll. yang reliable dengan mengeksplorasi ide dan informasi dari orang-orang yang ahli

dibidangnya, yaitu dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh ekspertis atau praktisi yang

kompeten di bidang yang akan diteliti, kemudian hasil kuisioner direview oleh piahak fasilitator

atau peniliti untuk dibuat summary, dikelompokkan, diklasifikasikan dan kemudian dikembalikan

pada ekspertis dan praktisi yang sama untuk direview, direvisi, dan begitu seterusnya dalam

beberapa tahap yang berulang.

Delph technique yaitu penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok

orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus.

Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah

pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.

Langkah-langkah metode delphy:

Tentukan periode waktu

Tentukan jumlah putaran pengambilan pendapat

Tentukan apa saja yang akan didefine

Tentukan ahlinya

Tentukan input apa yang akan diharapkan dari mereka


Review literature oleh para ahli tersebut (kriteria dan tujuan)

Pelaksanaan sesi diskusi dan feedback iterative bersama ekspertif

Perumusan hasil dari sesi diskusi dengan pengelompokan, pengkategorian, ataupun

pemeringkatan

Menyepakati hasil diskusi dan feedback.

6. DELBECH TECHNIQUE

Pada metode ini penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang

yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk

meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta.

Ada beberapa bentuk organisasi yang ada meliputi :

1. Organisasi fungsional

suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang
mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian
khusus.

2. Organisasi fungsional dan garis

bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian
dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat
fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.

3. Organisasi komite

bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh
sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajement.

4. Organisasi garis dan staff

uatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical. Manajer
ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya
sebagai penasehat.

5. Organisasi matrix

organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis yang
mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi
satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.

d. Departementasi

Departementasi pada prinsipnya adalah suatu bentuk pembagian kerja, hanya saja bentuk pembagian
kerja ini sudah diperkembangkan sedemikian rupa sehingga pembgian kerja ini lebih didasarkan pada
pengelompokkan tugas bukan berdasarkan orang perorang. Macam- macam bentuk departementasi
yaitu:

Anda mungkin juga menyukai