Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “Manusia dan Peradaban”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah IlmuSosial & Budaya Dasar
(ISBD). Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi rekan-rekan satu
kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Mataram, Maret 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan
dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara
biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan
secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya.
Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada
manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia,
manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia
dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Selain
itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang
dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam surat At-Tiin: 4
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk

yang sebaik-baiknya”.

Kepada manusia diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-


macam ilmu pengetahuan dan kepandaian; sehingga dapat berkreasi (berdaya cipta) dan
sanggup menguasai alam dan binatang. Awal interaksi sosial manusia, manusia haruslah
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya agar manusia dapat mengalami pembelajaran
mengenai ruang lingkup sekelilingnya, sehingga menyebabkan manusia mempunyai rasa
ingin tahu dan mereka pun harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan
ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut dapat digunakan dalam kehidupannya yaitu untuk
memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik, dan mana yang merupakan hak dan mana
yang merupakan kewajiban. Sehingga terbentuklah norma-norma dalam masyarakat. Apabila
manusia memahami dengan baik ilmu pengetahuan tersebut maka norma-norma akan
berjalan dengan harmonis dan seimbang.

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut manusia haruslah mendapatkan


pendidikan yang layak. Pendidikan sendiri pada masing-masing negara mempunyai
sistemnya masing-masing, faktor yang menyebabkan perbedaan itu, salah satunya disebabkan
karena kebudayaan pada negara itu sendiri. Pendidikan yang merupakan hasil kebudayaan
haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu
pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang
dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa
pada umumnya.

Dengan demikian karena hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kualitas manusia pada
suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula
pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan
adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa dan kebudayaan juga merupakan hasil interaksi
manusia yang merupakan perwujudan dari karya manusia.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan Peradaban?

1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Makalah ini untuk mengetahui sejarah terciptanya manusia.
Dan dalam manusia itu tidak akan pernah mampu untuk hidup sendiri yakni manusia
termasuk kedalam makhluk sosial karena manusia akan membaur dengan manusia lainnya
dalam sebuah kelompok masyarakat, segala sesuatunya manusia pasti memerlukan bantuan
dari orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Manusia
A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara
mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia
sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.

B. Pengertian Manusia Menurut Para Ahli


Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:

ü ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana”.

ü UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau
badan fisik.

ü SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan
lebar.

ü KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak
dinyatakan.

ü I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan
karsa.
C. Unsur-unsur yang membangun Manusia
Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur
yang membangun manusia.
1. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a. Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati
ruang dan waktu.
b. Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
c. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi
pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie,
1992 hal: 62-84).

2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:


a. Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id
merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual
menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus
di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui
mimpi atau khayalan.
b. Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id
dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas
dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
c. Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia
lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan
kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan,
1991; hal 205-206).

D. Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna,
melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan
akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar
dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka.
Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat
manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain,
berinteraksi dan saling berbagi.

2.2. Peradaban
A. Pengertian Peradaban
Istilah peradaban dalambahasa inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering
dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadapperkembangan kebudayaan.
Definisi peradaban menurut Koentjaraningrat menyatakan bahwa peradaban
merupakan bagian dari unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya
kesenian, ilmupengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis,
organisasikenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota
yang maju dan kompleks.

B. Wujud Peradaban
Dalam penjelasan Rohiman Notowidagdo menjelaskan bahwa terjadinya
disharmoniantara Barat dan Timur disebabkan pikiran Barat tentang Timur yang penuh
dengan bayangannegatif dan prasangka, akibatnya alam pikiran Barat dan Timur tidak pernah
bertemu. Dalam pikiran Timur, Barat digambarkan sebagai materialisme, kapitalisme,
rasionalisme, dinamisme, saintisme, positivisme, dan sekularisme. Sebaliknya, Barat
membayangkan Timursebagai kemiskinan, kebodohan, ststis, fatalis, dan kontemplatif. Tentu
saja gambaran yang demikian menimbulkan sikap berlawanan yang akhirnya mewujudkan
permusuhan (konflik), disharmoni,persaingan, dan perang.
Perbedaan presepsi tersebut dapat dirasakan ada peradabannya. Karena Peradaban
hanya menekankan pada unsur tertentu, mungkin unsur akal (tingkat berfikir) mungkin unsur
nurani (perasaan). Peradaban menurut Konsep Barat lebih mengutamakan unsur akal (tingkat
berfikir), sedangkan peradaban menurut konsep Timur lebih mengutamakan unsur nurani
(perasaan, estetis).Dengan demikian di kalangan orang Barat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi lebih dulu unggul dibandingkan dengan orang timur. Dikalangan orang Timur, hati
nurani (perasaan) lebih diutamakan dari pada akal (ratio). Benar menurut akal, belum tentu
baik dan belum tentu sesuai dengan hati nurani.

C. Hakikat Peradaban
Koentjaraningrat (1990) menjelaskan bahwa dalam Istilah kebudayaan ada pula istilah
peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang
biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan
indah. Kebudayaan sendiri berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur,
mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Prof. Dr.
Nurcholis Madjid ( Islam Dan Pluralism ) menggunakan istilah civilization (peradaban)
merupakan prinsip – prinsip yang di buat bersama oleh mansyarakat, dan menjadi hukum
yang di tunduki secara bersama pula.
1. Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan unsur
kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat
sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang
mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
2. Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial manusia,
kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling),
merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi
negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik
dengan sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan
organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK
dan pemerintahannya.
Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur
budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat
pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Tinggi
rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor: Pendidikan, Kemajuan
teknologi dan, Ilmu pengetahuan.

D. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab


Manusia sebagai makhluk beraberdab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi
untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada
manusia. Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan
karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang mampu
melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal).
Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi harkat, martabat, serta potensi
kemanusiaan yang tinggi. Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari
asal kata cociety civilis. istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil,
masyarakat warga, atau masyarakat madani.

E. Evolusi Budaya Dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya


Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal
pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi
untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada
tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi
tantangan tadi. Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia
dalam menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya
mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia menaklukkan
alam. Manusia menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi
tantangan alam. Manusia menciptakan kebudayaan.
Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda,
bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk
mengantisipasi tantangan tadi.
Pandangan sebagian ahli materialisme memandang bahwa evolusi kebudayaan hadir
karena ketundukan manusia terhadap pola produksi dan alat – alat produksi atau secara
umum pengendalian sifat hewani manusia dan jasmani manusia untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi, sementara pandangan lainya seperti yang di kemukakan oleh murtadha muntahhari
( 2002 ) dalam bukunya yang berjudul Manusia Dan Alam Semesta. Bahwa sifat hewani dan
sifat manusiawi manusia telah menjadi satu kesatuan yang berevolusi yang menjadikan
manusia sebagai organism yang memiliki tindakan dan kecendurungan. Selanjutnya manusia
marupakan manusia yang memiliki pengetahuan dan beragama dengan istilah lain memiliki
kebutuhan spiritual, sehingga dalam perkembanganya budaya manusia akan berevolusi
ketingkat dimana pembebasan manusia dari ketundukannya terhadap alat – alat produksi dan
perekonomianya tadi menjadi masyarakat yang terus memenuhi kebutuhan ideology dan
agamanya atas dasar tuntutan sifat manusiawinya tadi. Itulah titik evolusi kebudayaan
manusia di masa depanya menurut murtadha muntahhari.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang didirikan
oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan,
seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari
hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, sphinx) yang terkait
dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh
lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan
dan teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat.
Mengacu pada pandangan Nurcholish Madjid wujud peradaban dalam masyarakat social
budaya telah di contohkan oleh masyarakat madina pada masa Nabi SAW dengan tercipnya
masyarakat egaliter dimana antara kemajemukan masyarakat yang ada di madinah telah
melahirkan saling menghormati dan tidak membedakan manusia berdasarkan ras dan warna
kulitnya, hal lain yang menjadi ciri khas kehidupan social budaya yang merefleksikan wujud
masyarakat ber peradaban pada masa itu dimana tingkat partisipatis dan kebersamaan yang
tinggi serta terciptanya demokrasi atas dasar musyawarah bersama. ( Budy Munawar Racman
2011: 183 - 184 )
Dari paparan di atas merefleksikan peradaban dalam ruang lingkup sosial budaya
masyarakat. Selanjutnya, bidang sosial budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah
peradaban manusia itu sendiri. Bidang sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem
kepercayaan, tulisan perhubungan, dan organisasi sosial yang dibentuk kala itu.
Kemabli ke evolusi budaya dalam tinjauan historis. gelombang pertama sebagai tahap
peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok
tanam. ( revolusi agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan
mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri)
gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan
computer atau alat komunikasi digital.

F. Dinamika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia


Menurut nurcholis madjid dalam risalah singkatnya yang di tuangkan dalam Nilai –
nilai dasar perjuangan, menerangkan bahwa manusia di ciptakan sebagai mahluk tertinggi
dengan di bekali kemampuan spiritual ( iman ), dan kemampuan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan menusia menyangkut alam dan manusia, sehingga tugas manusia ialah
bagaimana menciptakan sejarah. Selanjutnya nurcholis manjdid mengatakan bahwa alam
memiliki perubahan dan perkembangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan dan
perkembangan inilah yang memungkinkan terciptanya evolusi dan dari sejarah yang di
ciptakan oleh manusia meninggalkan kebudayaan dan nilai – nilai maupun tradisi yang ada di
masyarakat tersebut.

Gelombang ketiga yang di tandai dengan revormasi dalam bidang komunikasi


melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global village (kampung
global). Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi informasi.
Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20 tahun mendatang.
Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi
itu sendiri. Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah
proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia
mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat
dalam teknologi transportasi dan informasi komunikasi. Berikut ini beberapa ciri yang
menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:

Ø Hilir mudiknya papal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan


antarmanusia diseluruh dunia.
Ø Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan Internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakkan massa semacam turisme,memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya
yang berbeda.
Ø Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internacional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasioanal, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization
(WTO).

H. Ketenangan, Kenyamanan, Ketentraman dan Kedamaian sebagai Makna Hakiki


Manusia Beradab
Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dalam hidupnya selalu bergaul dan
berkumpul serta hidup bersama – sama dengan manusia lainnya dalam satu tempat dan waktu
tertentu yang disebut masyarakat. Dalam masyarakat manusia saling mengadakan hubungan
dan kerjasa (interaksi) antara yang satu dengan yang lain. Itulah sebabnya filosofis terkenal
Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Kehidupan bersama atau berkelompok dari manusia itu, mempunyai beberapa tujuan
tertentu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, menghindarkan diri dari marah bahaya,
dan melanjutkan keturunan.
Untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidupnya tersebut, manusia harus
mengadakan hubungan dan kerjasama (interaksi) dengan manusia lain. Tanpa mengadakan
interaksi dengan manusia yang laintidak mungkin kebutuhan –kebutuhan tersebut dapat
terpenuhi, baik kebutuhan primer dan juga kebutuhan sekunder.
Sebagai diketahui bahwa manusia disamping sebagai makhluk sosial juga makhluk
individu, dimana dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan sendiri tanpa menghiraukan
kepentingan orang lain. Manusia harus ada keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum. Jika tidak maka dapat menimbulkan kekacauan, pertentangan diantara
sesama manusia sehingga keteraturan, ketetraman tidak akan terwujud.
Agar hal tersebut tidak terjadi, maka diperlukan pedoman – pedoman hidup tentang
bagaimana seorang berbuat terhadap orang lain atau bagaimana manusia harus bertingkah
laku dalam masyarakat. Pedoman - pedoman hidup yang dimaksud seperti
aturan – aturan, norma – norma adat – istiadat, ogeran dan wejanga atau nilai-nilai kehidupan
yang ada di masyarakat. Jika manusia telah dapat menciptakan hal –hal tersebut, maka
sesungguhnya manusia telah dapat memahami arti atau makna hakiki sebagai manusia
beradab.
I. Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk
dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan
dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia,termasuk di dalamnya bangsa
Indonesia.
Arus informasi berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia
makin terbuka luas. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh
sistem – sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah
menjadi pengarah hidup manusia.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi
sempit, ruang, dan waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas– batas negara
sering menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari kedua usaha atau
kewajiban ini menurut Indra Siswarini adalah masyarakat modern yang tipikal Indonesia,
masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi
juga tangguh dalam menghadapi kemerosotan mutu lingkungan hidup.
Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak punya norma
atau heteronmy atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal – hal
yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal masyarakat.Selain itu juga terjadinya
diorientasi atau alienasi.
Kemajuaan bidang teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai
sebuah perkembangan peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi
kehidupan manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang ada
didalamnya, dapat memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan secara
baik, tetapi sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan menimbulkan dampak negatif.
Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan
problematika bagi adab dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang berkembang, dengan
cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya lapangan pekerjaan yang cukup justru akan
menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu membangunan bangsa
agar tetap eksis di tengah – tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin
kuat, adalah dengan meningkat peran lembaga pendidikan untuk terus mengali ilmu
pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui
pelestarian nilai – nilai dan moral bangsa Indonesia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peradaban merupakan organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun


(semacam urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas
produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang
membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Manusia sebagai
makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak
dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manusia.

Pengeruh besar kemajuan jaman dan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
proses evolusi kebudayaan manusia yang sudah sampai pada taraf kompleksitasnya.
peradaban manusia mengalami dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu
menuju pada kemajuan, apalagi di era global dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian
pesatnya. Merujuk pada pendapat Alvin Tofler di atas, sekarang manusia berada pada era
peradaban informasi. Kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi menghasilkan
globalisasi, di samping kemajuan dalam sarana transportasi. Di era global, hubungan
antarmanusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja, tetapi sudah antarnegara
(transnasional). Dengan demikian, orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara
lain, serta berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.

B. Saran

Melalui makalah ini penyusun menghimbau pentingnya menghormati dan menghargai


setiap perbedaan yang dimiliki sehingga tercipta apa yang namanya egaliter, selalu
menciptakan kebersamaan sehingga tercipta masyarakat yang berperan aktif dalam rangka
terwujudnya kesejahteraan bersama, serta megedepankan sikap musyawarah secara objektif
dalam mengambil keputusan bersama. Sehingga apa yang dicita – citakan untuk mewujudkan
masyarakat madani ( civil society ) atau masyarakat berperadaban dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Abdulkadir. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. PT Citra Aditya Bakti : Bandung.

Murtadha Muntahhari. 2002. Manusia, Dan Alam Semesta. Lentera Basritama : Jakarta.

Budhy munawar ranchman. 2011. Membaca Nurcholish Madjid Islam Dan Pluralisme.
Democracy project : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai